Nandrolone atau yang dikenal dengan nama 19 – Nortestosteron, adalah androgen and anabolic steroid (AAS) yang digunakan dalam bentuk ester digunakan dalam pengobatan Anemia, Cachexia Osteoporosis, dan Kanker Payudara. Nandrolone dikonsumsi dengan cara melalui suntikan ke otot atau lemak[1].
Daftar isi
Berikut ini info mengenai Nandrolone, mulai dari indikasi, kelas, kategori, bentuk, peringatan dan lainnya[2]:
Indikasi | Anemia dan Kanker Payudara |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa dan Anak – anak |
Kelas | Androgen, Steroid Anabolik, dan Progestogen |
Bentuk | Injeksi Intramuskuler |
Kontraindikasi | Hipersensitifitas dan Kehamilan |
Peringatan | Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi Nandrolone jika Anda berada dalam kondisi berikut: → Pasien dengan atau memiliki riwayat Kanker Payudara → Pasien dengan atau memiliki riwayat Kanker Payudara dengan kalsium tinggi → Pasien yang mengalami penyakit pada ginjal. |
Kategori Obat pada Masa Kehamilan dan Menyusui | Kategori X: Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin dan dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan. Obat ini memiliki efek negatif yang nyata dibandingkan manfaatnya pada ibu hamil. |
Tinjauan Nandrolone atau yang dikenal dengan nama 19 - Nortestosteron, adalah obat dalam bentuk ester yang digunakan dalam pengobatan Anemia, Cachexia Osteoporosis, dan Kanker Payudara.
Berikut manfaat penggunaan obat Nandrolone pada pasien dengan penyakit Anemia dan Kanker Payudara[3]:
Dosis diberikan sesuai dengan laporan berdasarkan tanggapan tubuh terhadap obat. Berikut informasi tentang dosis penggunaan Nandrolone untuk Dewasa dan juga Anak – anak[4]
⇔ Kanker Payudara Injeksi Intramuskuler → Dosis: 50 hingga 100 mg dengan injeksi intramuskuler seminggu satu kali. |
⇔ Anemia Berhubungan dengan Gagal Ginjal Kronis Injeksi Intramuskuler 2 hingga 13 Tahun → Dosis: 25 hingga 50 mg dengan injeksi intramuskuler setiap 3 hingga 4 minggu. 13 Tahun ke atas → Dosis Wanita: 50 hingga 100 mg dengan injeksi intramuskuler seminggu satu kali. → Dosis Pria: 100 hingga 200 mg dengan injeksi intramuskuler seminggu satu kali. |
Penggunaan Nandrolone secara berkala dapat menimbulkan efek samping ringan, berat, dan kronis sesuai dengan keadaan pasien. Berikut efek samping penggunaan Nandrolone dan informasi efek samping untuk Tenaga Medis Ahli[5]:
Efek samping ringan
Efek samping berat
Efek samping kronis
Berikut info efek samping untuk Tenaga Medis Ahli[6]:
Berikut ini informasi untuk memahami lebih rinci mengenai Nandrolone, seperti overdosis, penyimpanan, cara kerja, interaksi dan lainnya[7]:
Penyimpanan | Injeksi Intramuskuler → Simpan pada suhu diantara 15°C – 30°C (59°F to 86°F) → Jangan simpan di dalam pendingin → Lindungi dari cahaya dan kelembaban |
Cara kerja | Deskripsi: Nandrolone adalah steroid anabolik. Nandralone meningkatkan proses pembangunan jaringan dan anabolisme protein. Dengan begitu, merangsang produksi erythropoeitin, menyebabkan peningkatan volume hemoglobin dan RBC. Onset: 3-6 bln. Durasi: Hingga 30 hari. Farmakokinetik: Penyerapan: 77% (IM). Metabolisme: Hati. Ekskresi: Melalui urin. |
Interaksi dengan obat lain | → Anisindione, kombinasi penggunaan Anisindione dan Nandrolone sangat tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan perdarahan yang parah. → Brentuximab Vedotin, kombinasi obat penggunaan Nandrolone dan Brentuximab Vedotin dapat mengurangi efektivitas obat dan juga meningkatkan tingkat kerusakan pada bagian liver. → Calaspargase pegol, penggunaan obat Calaspargase pegol ketika mengonsumsi Nandrolone dapat mengurangi efektivitas obat Nandrolone. → Glimepiride, penggunaan Glimepiride atau insulin apapun guna mengobati diabetes saat pasien mengonsumsi Nandrolone bisa mengakibatkan risiko Hypoglycemia dan tekanan gula rendah. → Liotrix, penggunaan Liotrix dengan Nandrolone dapat merubah nafsu makan, perubahan pada berat badan, kelelahan, dan Insomnia. |
Interaksi dengan makanan | Makanan dengan Kolesterol tinggi |
Interaksi dengan penyakit | → Pria, Karsinoma → Retensi cairan → Hiperkalsemia pada kanker payudara → Hiperlipoproteinemia → Penyakit hati → Polisitemia → Diabetes → Hiperkalsemia → Tes fungsi tiroid |
Overdosis | Tidak ada laporan mengenai overdosis penggunaan obat Nandrolone. |
Pengaruh pada Hasil Lab | Tidak ada laporan tentang pengaruh penggunaan obat Nandrolone pada hasil lab. |
Apa yang harus di hindari selama penggunaan obat Nandrolone?
Pasien pengguna obat Nandrolone dengan penyakit Anemia dan Kanker Payudara harus menghindar makanan dengan kolesterol tinggi dan kehamilan[3].
Apakah obat Nandrolone aman di konsumsi oleh ibu dalam masa kehamilan dan menyusui?
Penggunaan obat Nandrolone tidak dianjurkan untuk ibu dalam masa kehamilan dan menyusui. Obat Nandrolone adalah obat dengan Kategori X: Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin dan dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan. Obat ini memiliki efek negatif yang nyata dibandingkan manfaatnya pada ibu hamil.
Apakah efek samping penggunaan obat Nandrolone?
Penggunaan obat Nandrolone dapat menimbulkan efek samping. Berikut efek samping yang dapat timbul dalam penggunaan Nandrolone[4,5]:
– Panas dingin
– Batuk
– Diare
– Kehilangan selera makan
– Luka atau lecet dingin yang menyakitkan di bibir, hidung, mata, atau alat kelamin
– Kulit pecah – pecah
– Untuk wanita, tidak terjadi menstruasi.
– Untuk wanita, suara memberat, tumbuh rambut pada wajah, atau perubahan masa menstruasi.
– Lebih tertarik pada seks.
– Untuk pria, ereksi (penis keras) itu sering terjadi atau yang berlangsung lama.
Berikut Brand Merek Dagang obat Nandrolone[2,4]:
Nandrolone |
Nandrolone Decanoate |
Deca – Duraboline |
1) Anonim. Diakses 2020. PubChem. Nandrolone
2) Anonim. Diakses 2020. Drugbank. Nandrolone
3) Anonim. Diakses 2020. WebMD. Nandrolone
4) Anonim. Diakses 2020. Mims.com. Nandrolone
5) Anonim. Diakses 2020. RXList. Nandrolone
6) Anonim. Diakses 2020. Drugs.com. Nandrolone
7) Anonim. Diakses 2020. ScienceDirect. Nandrolone