Makanan, Minuman dan Herbal

Pegagan: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tentang Pegagan

Pegagan adalah tanaman liar yang biasa tumbuh di pinggi jalanan yang bisa dijadikan obat herbal. Masih banyak orang yang belum mengetahui khasiat di balik tanaman ini. Namun, tidak ada salahnya untuk mengenal tanaman ini.

Pegagan memiliki nama ilmiah yaitu Centella asiatica. Penyebaran tanaman ini ada di beberapa negara, seperti India, Amerika Tengah, Afrika Tengah, Pakistan, dan Madagaskar [2,3,4].

Meskipun tanaman ini tidak semua orang tahu akan manfaatnya, namun di negara India, tanaman ini menjadi primadona bagi masyarakat setempat. [2,3,4].

Pegagan (Centella asiatica)

Kandungan Gizi Pegagan

Berikut kandungan gizi pada pegagan (Centela asiatica) dengan takaran per 100 gram [4].

Nama GiziJumlahSatuan
Air87,7gram
Karbohidrat6,7gram
Protein2,4gram
Serat5,4gram
Lemak0,2gram
Fosfor17miligram
Zat Besi14,9miligram
Natrium107,8miligram
Vitamin C48,5miligram
Vitamin B10,09miligram
Vitamin B20,19miligram
Kalsium171miligram
Kalium345miligram
Niasin0,1miligram
Beta-karotene0,2miligram
Energi37kilo kalori

Pegagan atau Centella asiatica memiliki tiga kandungan tertinggi, yaitu karbohidrat, protein, dan serat [4].

Karbohidrat memiliki kemampuan memberikan cadangan makanan di dalam tubuh. Sedangkan, kandungan protein yang dimiliki pegagan berfungsi membentuk sel – sel yang ada di dalam tubuh.

Kemudian, kandungan serat yang ada di dalam pegagan memiliki fungsi melancarkan sistem pencernaan [5,6,7].

Manfaat Pegagan untuk Kesehatan

Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman yang memiliki berbagai manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Berikut beragam manfaat dari pegagan:

  • Mengatur Kadar Glukosa Di dalam Tubuh

Glukosa merupakan salah satu jenis dari beberapa kadar gula seperti fruktosa, sukrosa, dan sebagainya. Kandungan glukosa paling banyak berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat.

Glukosa memiliki banyak peran penting bagi tubuh. Salah satunya adalah menjadi zat yang ikut dalam aliran darah [12].

Pegagan memiliki kandungan Kalium yang cukup tinggi di dalamnya. Dengan adanya kandungan kalium ini, kandungan glukosa di dalam tubuh menjadi lebih teratur [10].

  • Mencegah Rambut Rontok

Rambut rontok terjadi ketika helai – helai rambut tercabut dari kepala karena berbagai penyebab. Rambut rontok biasanya dicegah dengan shampoo, namun tidak sepenuhnya dapat mengurangi rambut rontok.

Dengan ekstrak daun pegagan, rambut rontok bisa diatasi dengan mudah. Karena kandungan flavonoid yang ada di dalam pegagan dapat memperkuat rambut sampai ke akarnya [4].

  • Mengobati Luka

Luka di kulit bisa terjadi karena tergores benda, terjatuh di atas benda kasar, ataupun tertimpa sesuatu.

Akibat dari luka, struktur dan fungsi jaringan kulit akan berubah. Namun ada salah satu tanaman yang memiliki kemampuan mengobatinya, yaitu pegagan (Centella asiatica).

Pegagan merupakan salah satu tanaman herbal yang mampu mengobati luka luar yang tidak terlalu lebar. Dengan mengonsumsi ekstraknya, luka luar dapat terobati dalam kurun waktu beberapa hari.

Untuk membuat ekstraknya tergolong mudah, pegagan bisa diblender dengan air secukupnya dengan perbandingan 1:3 air dengan pegagan [1].

  • Dapat Digunakan Sebagai Toner

Bagi kaum hawa, toner menjadi salah satu rangkaian skincare yang dibutuhkan.

Biasanya toner digunakan untuk membersihkan sisa kotoran diwajah setelah langkah cleansing atau sekedar untuk meringkas pori serta memberikan efek segar pada wajah.

Pegagan memiliki kandungan yang cocok dijadikan skincare. Campuran zat tanin dan minyak esensial yang menyejukkan pada pegagan sangat tepat untuk kandungan toner karena dapat menstimulasi permukaan kulit [4,18].

Senyawa flavonoid yang ada di dalam pegagan juga membantu melindungi kulit serta membantu perawatan kulit agar menjadi lebih sehat [4].

  • Mengurangi Risiko Penyakit Kanker Payudara

Kanker merupakan golongan penyakit yang dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian. Kasus kanker yang ada di Indonesia pada tahun 2018, khususnya kanker payudara mencapai 16,7% dari 348.409 kasus [13].

Pegagan memiliki salah satu senyawa yang dapat mengurangi risiko penyakit kanker payudara yaitu triterpenoid [4].

Senyawa ini sudah umum digunakan dalam bidang medis di negara – negara Asia, seperti Indonesia. Triterpenoid juga memiliki sifat anti-kanker, anti-tumor, dan anti-karsinogenik [14].

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena gangguan metabolisme pada sekresi insulin dan proses sekresi.

Gangguan metabolisme ini dikarenakan tingginya kadar glukosa yang masuk ke dalam tubuh atau sebaliknya, rendahnya glukosa yang masuk ke dalam tubuh [15].

Rendahnya gula darah dapat menyebabkan penyakit diabetes tipe 1. Sedangkan bila kadar gula darah terlalu tinggi, penderita dapat terkena penyakit hyperglicemia atau penyakit gula darah tinggi [15].

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari pegagan memiliki kandungan asiatic acid yang mampu mengurangi kadar glukosa di dalam tubuh [1].

Psoriasis adalah jenis penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya ruam, kulit kering, tebal dan bersisik. Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan pada kekebalan tubuh.

Psoriasis biasanya menyerang kulit, namun pernah terdapat kasus psoriasis menyerang persendian walaupun kasus ini masih sangat jarang terjadi [16].

Pegagan bila dijadikan ekstrak dapat menjadi obat yang tepat untuk mengurangi risiko penyakit ini. Pegagan memiliki senyawa asiaticoside dan madecacosside (Cica) yang mampu mengurangi risiko psoriasis [2].

Scleroderma merupakan gejala yang disebabkan karena adanya gangguan pada jaringan ikat pada kulit. Penyakit ini ditandai dengan kulit yang menebal kemudian mengeras.

Terdapat dua jenis Scleroderma. Pertama adalah scleroderma terlokalisasi yang dapat menyerang di bagian kulit dan juga bisa menyerang bagian tulang serta otot.

Kemudian, yang kedua yaitu scleroderma sistemik. Scleroderma jenis ini dapat menyerang pada organ tubuh [17].

Pegagan memiliki kandungan flavonoid dan triterpenoid yang mampu mengembalikan kesehatan kulit secara bertahap dan mencegah penyakit tersebut [2,4].

  • Mengurangi Risiko Kanker Tenggorokan

Kanker tenggorokan merupakan salah satu penyakit kanker yang berbabahaya dan sudah banyak menelan korban [20].

Pegagan memiliki salah satu senyawa yang dapat mengurang risiko terkena kanker tenggorokan. Senyawa tersebut adalah tanin. Senyawa tanin ini dapat melindungi dari kanker, terutama kanker tenggorokan.

Tanin bekerja dengan cara memberikan kandungan anti-karsinogen ke dalam tubuh yang kemudian mencegah pertumbuhan kanker tenggorokan [21].

  • Meningkatkan Nafsu Makan

Faktor kurangnya nafsu makan bisa sangat beragam, karena adanya sifat terlalu memilih jenis makanan untuk di konsumsi ataupun karena faktor lainnya.

Jika nafsu makan berkurang, maka tubuh akan kekurangan nutrisi dan dapat dengan mudah terserang penyakit.

Pegagan merupakan pilihan yang cocok untuk meningkatkan nafsu makan. Dengan mengonsumsi ekstrak pegagan, senyawa tanin yang ada di dalam pegagan akan bekerja meningkatkan nafsu makan [2,3,4,21]

Efek Samping Pegagan

Meskipun Pegagan memiliki beragam manfaat yang baik bagi tubuh. Namun, dibalik manfaatnya, masih terdapat efek samping yang bisa berbahaya bagi tubuh. Berikut efek samping dari pegagan bila terlalu banyak mengonsumsinya:

  • Terkena Karotenemia

Beta-karoten merupakan senyawa yang baik untuk pertumbuhan kulit, namun bila berlebihan dalam mengonsumsinya, akan dapat terkena penyakit karotenemia [8,9].

Karotenemia merupakan salah satu penyakit kulit yang diakibatkan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang memiliki kadar beta-karoten.

Gejala karotenemia dapat terlihat saat warna kulit mulai berubah menjadi warna kekuningan [9].

  • Meningkatkan Risiko Hyperkalemia

Kalium merupakan salah satu nutrisi yang ada di dalam pegagan yang memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh. Kalium memiliki peran penting sebagai kunci untuk memelihara fungsi – fungsi sel yang ada di dalam tubuh [10].

Namun, kalium bisa berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi terlalu banyak. Pegagan memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi dan bila dikonsumsi berlebihan, tubuh akan terkena penyakit hyperkalemia.

Hyperkalemia merupakan penyakit yang di sebabkan oleh konsumsi makanan yang memiliki kandungan kalium terlalu banyak.

Tanda seseorang saat terkena penyakit ini adalah tubuh cepat dehidrasi, mual, muntah, gangguan bernapas, jantung berdebar, hingga gagal jantung [4,11].

Cara Penyimpanan Pegagan

Tempat ataupun cara penyimpanan merupakan hal terpenting supaya kesegaran tanaman, keutuhan nutrisi, dan senyawa yang ada di dalam pegagan dapat terjaga. Bila cara penyimpanannya salah, maka pegagan tidak akan bertahan lama.

Pegagan merupakan tanaman yang tergolong kecil ukurannya serta tempat hidupnya bukan merupakan tempat pertanian. Tempat penyimpanan yang cocok adalah tempat yang bersuhu 4-12 derajat celsius.

Sebelum direndam, pegagan ada baiknya direndam di dalam air dulu selama 30 menit. Hal ini dilakukan supaya kelembaban pada pegagan bisa terjaga.

Setelah itu, tempatkan pegagan yang masih basah di atas piring dan simpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius. Suhu ini merupakan suhu paling optimal untuk penyimpanan pegagan [19].

Pegagan bila disimpan dengan cara yang benar, maka kebersihan dan kesehatan tanaman ini dapat terjaga lebih lama.

Tips Konsumsi Pegagan

Pegagan memiliki cara konsumsi yang mudah, namun ada batasannya.

  • Dimakan Ekstraknya

Ekstrak pegagan merupakan cara paling mudah dalam mengonsumsinya. Karena nutrisinya langsung bisa di dapat.

Namun takaran konsumsinya pun terbatas pada setiap umur dan sesuai kebutuhan. Jumlah konsumsinya pun beragam, dihitung sesuai berat badan per kilo.

Peneliti menyarankan mengonsumsi pegagan dalam bentuk kapsul yang berisi ekstrak pegagan mentah dengan takaran mulai dari 100mg-400mg. [2,3,4].

Selain sebagai kapsul, ekstrak pegagan mentah juga bisa dikonsumsi dalam bentuk jus ataupun minuman hangat.

Untuk mengonsumsi ekstrak pegagan bentuk kapsul, ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui dosis dan penggunaan yang tepat agar disesuaikan dengan kondisi konsumen atau pasien.
  • Dimakan Langsung

Cara ini tergolong adalah cara yang mudah untuk mengonsumsinya. Masyarakat India sering mengonsumsinya secara mentah.

Untuk mengonsumsinya dengan mentah cukup mudah, tahap pertama yaitu siapkan pegagan, rendam pegagan selama 30 menit lalu cuci hingga bersih, setelah itu pegagan dapat dikonsumsi secara mentah ataupun sebagai lalapan. [19].

Pertanyaan Seputar Pegagan

Apakah mengonsumsi pegagan dapat menyebabkan kulit terasa terbakar?

Tentu tidak, asalkan cara pengolahannya benar pegagan dapat dikonsumsi tanpa perlu takut kulit terbakar. Pegagan memiliki kandungan asiatic acid yang mampu menjaga kulit terjaga metabolismenya [1].

Apakah pegagan dapat menyebabkan kanker?

Pegagan tidak menyebabkan kanker. Justru kandungan senyawa yang ada di alam pegagan merupakan anti-kanker dan anti-oksidan [1,2,3].
Pegagan memiliki beragam nutrisi yang sangat baik bagi tubuh dan memiliki kemampuan melindungi dan mencegah terkena beragam risiko penyakit. Namun dibalik manfaatnya harus diperhatikan cara konsumsi serta pengolahannya supaya terhindar dari efek samping.

1) Ved Prakash, Nishita Jaiswal, and Mrinal Srivastava. 2017. Asian Journal of Pharmateutical and Cinical Research; Vol 10, Issue 10. A Review on Medical Properties of Centella asiatica.
2) Wiesława Bylka, Paulina Znajdek-Awiżeń, Elżbieta Studzińska-Sroka, Aleksandra Dańczak-Pazdrowska and Małgorzata Brzezińska. 2014. PHYTOTHERAPY RESEARCH; 28: 1117–1124. Centella asiatica in Dermatology: An Overview.
3) Wiesława Bylka, Paulina Znajdek-Awiżeń, Elżbieta Studzińska-Sroka, and Małgorzata Brzezińska. 2013. Advances in Dermatology Allergology; 30(1): 46–49. Centella asiatica in cosmetology.
4) Udumalagala Gamage Chandrika and Peramune A.A.S. Prasad Kumara. 2016. Advances in Food and Nutrition Research; Volume 76. Gotu Kola (Centella asiatica): Nutritional Properties and Plausible Health Benefits.
5) Joanne Slavin, Justin Carslon. 2014. Advances in Nutrition 5(6): 760–761. Carbohydrates 1.
6) Marta Lonnie, Emma Hooker, Jeffrey Michael Brunstrom, Bernard M. Corfe, Mark Andrew Green, Anthony Watson, Elizabeth A. Williams, Emma J. Stevenson, Simon Penson, and Alexandra M. Johnstone. 2018. Nutrients 10(3): 360. Protein for life: Review of Optimal Protein Intake, Sustainable Dietary Sources and the Effect on Appetite in Ageing Adults.
7) Devinder Dhingra, Mona Michael, Hradesh Rajput, and R. T. Patil. 2012. Journal of Food Science and Technology 49(3): 255–266. Dietary fibre in foods: a review.
8) Antonio J. Meléndez-Martínez, Carla M. Stinco, and Paula Mapelli-Brahm. 2019. Nutrients; 11(5): 1093. Skin Carotenoids in Public Health and Nutricosmetics: The Emerging Roles and Applications of the UV Radiation-Absorbing Colourless Carotenoids Phytoene and Phytofluene.
9) Yasser Al Nasser and Mohammed Albugeaey. 2019. StatPearls Publishing. Carotenemia.
10) Michael S. Stone, Lisa Martyn, and Connie M. Weaver. 2016. Nutrients; 8(7): 444. Potassium Intake, Bioavailability, Hypertension, and Glucose Control.
11) Leslie V. Simon; Muhammad F. Hashmi; Mitchell W. Farrell. 2020. StatPearls Publishing. Hyperkalemia.
12) J. Michael McMillin. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. Blood Glucose 3rd edition, Chapter 141
13) Anonym. 2018. Globocan. Number of new cases in 2018, both sexes, all ages, Indonesia.
14) Anupam Bishayee, Shamima Ahmed, Nikoleta Brankov, and Marjorie Perloff. 2011. Frontiers in Bioscience; 16: 980–996. Triterpenoids as potential agents for the chemoprevention and therapy of breast cancer.
15) Akram T Kharroubi and Hisham M Darwish. 2015. World Journal of Diabetes 6(6): 850–867. Diabetes mellitus: The epidemic of the century
16) Adriana Rendon and Knut Schäkel. 2016. Internatioal Journal of Molecular Sciences ; 20(6): 1475. Psoriasis Pathogenesis and Treatment.
17) Talel Badri and Anis Hariz. 2020. StatPearls Publishing. Scleroderma (Systemic Sclerosis).
18) Bylka W, Znajdek-Awiżeń P, Studzińska-Sroka E, and Brzezińska M. 2013. Postepy Dermatology Alergiology; 30(1):46-9. Centella asiatica in cosmetology.
19) W. Plengmuankhae and C. Tantitadapitak. 2015. South African Journal of Botany; 196-203. Low temperature and water dehydration increase the levels ofasiaticoside and madecassoside inCentella asiatica(L.) Urban.
20) Ghulam Abbas and Mark Krasna. 2017. Annals of Cardiothoracic Surgery; 6(2): 131–136. Overview of esophageal cancer.
21) Chung KT, Wong TY, Wei CI, Huang YW, and Lin Y. 1998. Critical Reviews of Food Science and Nutrition; 38(6):421-64. Tannins and human health: a review.

Share