Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Mood swing adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan emosi yang berubah dengan cepat dan intens. Orang dengan mood swing dapat mengalami perubahan mood dari gembira menjadi marah bahkan sedih.
Mood swing adalah istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan perubahan mood yang sangat cepat. Istilah ini bisa merujuk pada perubahan mood kecil yang sering dialami sehari-hari hingga perubahan yang signifikan seperti yang tampak pada beberapa gangguan mood seperti depresi atau bipolar.
Orang sering menggambarkan mood swing seperti naik roller coaster, dari perasaan senang dan lega berubah ke rasa marah, jengkel, dan bahkan depresi.
Daftar isi
Orang yang mengalami mood swing biasanya bisa mengenali hal-hal yang bisa memicu perubahan pada suasana hatinya, misalnya stres karena pekerjaan. Tapi, tidak jarang pula mood swing terjadi tanpa alasan yang jelas.
Mood swing bisa juga menjadi salah satu gejala gangguan kesehatan mental yang perlu ditangani.
Berikut adalah beberapa penyebab umum terjadinya mood swing:
Meskipun istilah mood swing digunakan untuk kondisi emosional, tetapi hal ini juga bisa dikaitkan dengan penyakit kronis atau cedera akut yang mempengaruhi otak, misalnya demensia, gegar otak, atau stroke. [1, 4]
Gangguan kesehatan lainnya, terutama yang berhubungan dengan syaraf, juga bisa menyebabkan mood swing, termasuk:
Anak-anak seringkali tampak moody dan bahkan mengamuk (tantrum) saat mereka sedang belajar mengatur emosi mereka. Meskipun hal-hal ini secara umum adalah bagian yang normal dari masa pertumbuhan anak, tetapi mood swing pada anak-anak juga bisa menjadi tanda terjadinya gangguan kesehatan mental, disabilitas belajar, bahkan penyakit fisik.
Salah satu contohnya adalah anak-anak dan remaja dengan ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) bisa mengalami perubahan mood yang akan mempengaruhi pertemanan dan performa mereka di sekolah. [1, 2, 3, 4]
Bila mood swing hanyalah bagian dari masa pertumbuhan, maka biasanya ketika memasuki masa praremaja, naik-turunnya mood sebagian besar disebabkan oleh perubahan hormon.
Perubahan mood ini cenderung mencapai puncak saat masa remaja kemudian secara bertahap menjadi lebih stabil ketika memasuki usia dewasa muda. [1, 3]
Jika seseorang memiliki alergi musiman, maka moodnya bisa juga dipengaruhi oleh waktu ketika gejala-gejala alergi paling sering muncul. Bersin terus menerus, mata dan hidung berair, serta rasa gatal bisa membuat tubuh kelelahan terutama bila alergi juga mempengaruhi kualitas tidur. [1]
Faktor lain yang bisa menyebabkan mood swing adalah perubahan kadar hormon, terutama estrogen. Naik-turunnya hormon adalah hal yang normal dan sudah umum diketahui bisa mempengaruhi mood, misalnya ketika mendekati masa haid (PMS).
Untuk alasan yang sama, mood swing juga adalah hal yang umum terjadi pada kondisi dimana kadar hormon mengalami perubahan, seperti saat hamil dan menopause. [1, 2, 3, 4]
Orang yang memiliki masalah dengan kelenjar tiroidnya, baik itu hipertiroidisme atau hipotiroidisme, juga berisiko mengalami mood swing karena produksi hormon yang tidak seimbang. [3, 4]
Mood swing sangat umum berkaitan dengan depresi, terutama yang tidak diobati. Mood orang yang mengalami depresi bisa berfluktuasi dari jengkel ke sedih hingga marah yang mendadak. [1, 2, 3]
Depresi juga ditandai oleh beberapa gejala lain seperti:
Mood swing adalah gejala utama dari bipolar disorder. Mood swing yang dialami oleh penderita gangguan bipolar bisa berupa gejala mania atau hipomania.
Episode mania pada penderita gangguan bipolar biasanya ditandai oleh:
Sementara episode hipomania ditandai oleh:
Orang yang asupan gizinya kurang atau tidak seimbang lebih berisiko mengalami mood swing karena kadar gula darahnya tidak stabil serta tubuhnya tidak mendapat cukup nutrisi.
Kopi, soda, dan minuman lain yang mengandung kafein bisa memperbaiki mood ketika sedang bekerja dalam tubuh. Hal ini karena kafein merangsang sistem syaraf. Tetapi, bila terlalu sering dikonsumsi, tubuh akan terbiasa dengan efek kafein. Akibatnya, ketika asupan kafein dikurangi, tubuh akan bereaksi dan salah satunya adalah terpicunya mood swing. [1, 4]
Banyak studi menemukan bahwa konsumsi banyak gula bisa mempengaruhi fungsi otak, yang kemudian juga akan mempengaruhi mood. [4]
Mood seseorang juga bisa sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas tidurnya. Orang yang kurang tidur, terutama bila sudah kronis, bisa mengalami perubahan mood yang intens, selain juga gejala-gejala lainnya. [1, 4]
Tubuh kita butuh tidur agar bisa kembali berfungsi dengan baik setelah seharian beraktivitas. Jika tidur kurang berkualitas atau terlalu sedikit, tubuh tidak sepenuhnya di-“charge”, dan akibatnya bisa membuat kita jadi lebih mudah marah, jengkel, dan sulit untuk berkonsentrasi sepanjang hari.
Mood swing atau depresi bisa terjadi karena efek samping obat yang dikonsumsi.
Mood swing adalah efek samping umum dari steroid dosis tinggi. Konsumsi obat semacam ini bisa membuat orang lebih mudah marah dan sulit tidur, yang akan memperburuk suasana hati. [1, 4]
Mood swing bisa menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari, terutama bila mulai mempengaruhi pekerjaan, kegiatan di sekolah, bahkan hubungan dengan orang lain.
Perubahan mood yang sering terjadi dan terasa intens harus dibicarakan dengan dokter karena perlu dicari tahu dengan pasti akar penyebabnya, apakah memang ada gangguan kesehatan baik secara fisik atau mental yang perlu dirawat.
Bila mood swing masih cukup ringan dan hanya terjadi sesekali, maka bisa diatasi sendiri terutama bila disadari faktor pemicunya, misalnya stres, kurang tidur, atau lupa minum kopi.
Untuk mengatasi mood swing ini, beberapa hal bisa dilakukan, misalnya: [1, 3]
1. Amy Morin, LCSW, Nancy Schimelpfening. Causes and Risk Factors of Mood Swings. Very Well Mind; 2020.
2. Melissa Conrad Stöppler, MD. Mood Swings: Symptoms & Signs. Medicine Net.
3. Kimberly Holland, Holly Ernst, PA-C. What Causes Extreme Mood Shifts in Women? Healthline; 2019.
4. Smitha Bhandari, MD. What’s Causing My Mood Swings? Web MD; 2021.