Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Banyak hal dapat menyebabkan mati rasa pada tangan. Penyebab paling umum (sekaligus paling ringan) adalah karena meletakkan tangan pada posisi yang sama terus menerus, sehingga menyebabkan tekanan pada
Tangan mati rasa adalah suatu kondisi di mana tangan atau jari mengalami kehilangan kemampuan merasa atau kehilangan sensasi merasa [1].
Tangan yang mati rasa umumnya juga akan merasakan beberapa gejala lain seperti kesemutan, terasa seperti terbakar maupun terasa kaku atau lemah pada lengan, tangan atau jari [1].
Tangan yang mati rasa diketahui dapat terjadi pada hanya satu tangan saja, maupun dapat juga terjadi pada kedua tangan [1].
Tangan mati rasa diketahui dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk [2, 3]:
Daftar isi
Tangan mati rasa walaupun hanya kecil kemungkinannya dapat disebabkan oleh kondisi medis yang darurat seperti stroke.
Tangan mati rasa yang merupakan salah satu penanda stroke umumnya juga akan disertai dengan gejala lain seperti [2]:
Tangan mati rasa dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin B-12, kalium dan magnesium.
Jika tangan mati rasa disebabkan oleh kekurangan vitamin B-12 umumnya juga akan disertasi dengan gejala lain seperti [2]:
Tangan mati rasa diketahui dapat terjadi sebagai bentuk efek samping kerusakan saraf (neuropati) akibat konsumsi obat obatan tertentu seperti [2]:
Tangan mati rasa diketahui juga dapat disebabkan oleh diskus serviks yang tergelincir, di mana terjadi sobekan diskus (bantalan tulang belakang) hingga bahan lembut ditengahnya keluar.
Selain dapat menyebabkan tangan mati rasa, diskus yang tergelincir diketahui juga dapat [2]:
Penyakit Raynaud merupakan suatu kondisi di mana pembuluh darah menyempit hingga mencegah cukup darah mencapai tangan dan kaki.
Akibatnya, tangan dapat menjadi mati rasa, kaku, dingin, pucat dan sangat nyeri karena kurangnya aliran darah ke tangan atau kaki.
Di bagian tengah pergelangan tangan manusia, ada lorong sempit yang disebut sebagai Carpal Tunnel. Di dalam Carpal Tunnel ini, bagian tengahnya terdapat saraf median yang berfungsi mengirimkan signal perasaan ke jari jari tangan.
Kegiatan atau aktivitas tangan berulang seperti mengetik atau merakit sesuatu diketahui dapat menyebabkan jaringan disekitar saraf median tersebut membengkak.
Tidak hanya itu, aktivitas berulang tersebut diketahui juga dapat menekan saraf median tersebut sehingga menyebabkan mati rasa yang disertai dengan gejala lain seperti [2]:
Sindrom terowongan kubital merupakan suatu kondisi di mana saraf ulnaris (saraf yang membentang dari leher ke tangan di sisi kelingking) terkompresi atau meregang di bagian dalam siku.
Sindrom terowongan kubital ini diketahui juga dapat menyebabkan tangan menjadi mati rasa dan kesemutan, khususnya pada bagian jari manis dan kelingking.
Seseorang dengan sindrom terowongan kubital ini mungkin juga akan mengalami gejala berupa lengan bawah yang terasa nyeri dan tangan menjadi lemah khususnya ketika menekuk sikunya.
Spondylosis serviks adalah jenis artritis yang memengaruhi diskus di leher akibat kerusakan tulang belakang yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Tulang belakang yang rusak tersebut kemudian dapat menekan saraf di sekitarnya hingga seseorang dapat mengalami mati rasa di tangan, lengan, dan jari.
Tangan mati rasa, khususnya siku bagian dalam diketahui juga dapat disebabkan oleh kondisi yang disebut sebagai Epikondilitis medial.
Epikondilitis medial merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi akibat aktivitas siku berulang yang dilakukan oleh kegiatan bermain golf.
Tangan mati rasa dapat terjadi jika terdapat pembengkakan di sekitar area yang menyebabkan saraf ulnaris. Selain mati rasa, Epikondilitis medial ini dapat menimbulkan gejala berupa [2]:
Kista ganglion merupakan suatu kondisi di mana terdapat kista berisi cairan yang tumbuh di tendon atau sendi pergelangan tangan atau tangan.
Semakin lama kista akan semakin tumbuh dan dapat menekan saraf yang berada di dekatnya. Hal ini kemudian menyebabkan tangan mati rasa, nyeri maupun menjadi lemah.
Diabetes dengan kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan saraf (neuropati diabetik).
Ketika terjadi kerusakan saraf maka bukan tidak mungkin dapat juga menyebabkan gejala berupa tangan, lengan atau kaki mati rasa.
Gangguan tiroid seperti hipotiroidisme (tiroid terlalu sedikit menghasilkan hormon) diketahui dapat mempengaruhi fungsi saraf dalam mengirimkan pesan rasa ke lengan dan kaki.
Kerusakan saraf atau disebut sebagai neuropati perifer ini kemudian dapat menyebabkan tangan atau kaki menjadi mati rasa, terasa lemah dan mengalami kesemutan.
Konsumsi alkohol yang berlebihan diketahui dapat menyebabkan jaringan disekitar tubuh termasuk saraf menjadi rusak. Hal ini disebut juga sebagai neuropati yang berkaitan dengan alkohol.
Jika neuropati terjadi, maka dapat menyebabkan gejala berupa tangan atau kaki yang mati rasa atau kesemutan.
Neuropati yang disebabkan konsumsi alkohol berlebih umumnya juga akan menyebabkan gejala lain berupa [2]:
Tangan mati rasa, kesemutan kelemahan dan kekakuan diketahui juga dapat disebabkan oleh sindrom nyeri myofascial yang telah mengembangkan titik pemicu di area sangat sensitif dan nyeri pada otot.
Selain itu, sindrom ini diketahui juga dapat menyebabkan rasa sakit menyebar ke bagian tubuh lain.
Suatu kondisi yang mirip dengan sindrom kelelahan kronis yang disebut sebagai fibromyalgia diketahui dapat menyebabkan mati rasa pada beberapa bagian seperti [2]:
Hal yang membedakan fibromyalgia dengan sindrom kelelahan kronis yaitu, rasa sakit akibat fibromyalgia ini berpusat pada di berbagai titik nyeri di seluruh tubuh.
Penyakit lyme merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat infeksi dari bakteri yang menginfeksi kutu rusa. Penyakit lyme ini akan menyebabkan munculnya ruam berbentuk mata banteng dengan disertasi gejala flu, demam dan menggigil. Kemudian, akan muncul gejala lain berupa [2]:
Lupus merupakan penyakit autoimun yang dapat menyebabkan peradangan di berbagai organ dan jaringan, termasuk sendi.
Jika peradangan yang diakibatkan oleh penyakit lupus ini sampai menekan dan merusak saraf, maka gejala tangan mati rasa atau kesemutan dapat terjadi.
HIV yang telah mencapai stadium 4 umumnya disebut juga sebagai AIDS, dapat menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak lagi mampu melindungi diri dari infeksi.
HIV AIDS ini dapat menyebabkan rusaknya sel saraf otak dan sumsum tulang belakang, sehingga gejala tangan, lengan atau kaki mati rasa dapat terjadi.
Kaki atau tangan mati rasa dan kesemutan diketahui dapat disebabkan oleh penyakit langka yang disebut sebagai amiloidosis.
Amiloidosis merupakan suatu kondisi di mana protein abnormal (amiloid) mengalami penumpukan di organ tertentu.
Multiple Sclerosis diketahui juga dapat menyebabkan merupakan suatu penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung disekitar serabut saraf hingga menyebabkan kerusakan saraf.
Jika saraf rusak, maka gejala yang paling umumnya muncul yaitu mati rasa pada tangan, lengan, kaki atau bahkan wajah.
Mati rasa ini umumnya hanya terjadi pada satu bagian atau satu sisi tubuh, misal kaki kanan saja, atau tangan kiri saja.
Sindrom outlet toraks merupakan suatu kondisi di mana pembuluh darah atau saraf di leher dan bagian atas dada mengalami tekanan akibat cedera atau gerakan berulang.
Tekanan pada saraf ini kemudian dapat menyebababkan jari mengalami mati rasa dan kesemutan. Selain itu, bahu dan leher juga dapat menjadi terasa nyeri.
Penyakit langka dengan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah yang disebut vaskulitis diketahui dapat menghambat aliran darah ke organ dan jaringan.
Pembengkakan atau peradangan yang terjadi di pembuluh darah di sekitar tangan dapat menyebabkan kerusakan saraf disekitarnya. Akibatnya, tangan mengalami mati rasa dan kelemahan dapat terjadi.
Kondisi Sindrom Guillain-Barré merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus atau bakteri, di mana sistem kekebalan menyerang dan merusak saraf.
Kerusakan saraf menyebabkan mati rasa, kelemahan, dan kesemutan yang dimulai di kaki. Itu menyebar ke lengan, tangan, dan wajah.
Tangan mati rasa atau kesemutan di satu sisi saja diketahui dapat disebabkan oleh serangan jantung.
Mengingat, serangan jantung yang terjadi akibat penyumbatan parah sehingga menghalangi aliran darah utama ke jantung juga dapat menyebabkan nyeri pada pada, dan kesemutan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, termasuk pada lengan atau tangan.
Brachial plexus injury merupakan suatu kondisi di mana terjadi cedera pada jaringan saraf komplek yang membentang dari tulang belakang ke bahu.
Cedera ini kemudian menimbulkan fungsi jaringan yang mengirimkan sinyal antara tulang belakang dengan bahu, lengan dan tangan menjadi terganggu. Akibatnya, tangan dapat mengalami mati rasa.
Jika mengalami mati rasa, baik pada satu sisi maupun pada kedua sisi maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter, khususnya jika mati rasa [1]:
Pengobatan dan penganan dari tangan mati rasa akan sangat bergantung pada penyebab dari tangan mati rasa itu sendiri [1].
Berikut ini merupakan beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk mengobati dan menganani tangan mati rasa [2]:
Untuk mengurangi peradangan yang menyebabkan tangan mati rasa, mungkin dokter akan meresepkan obat over-the-counter, termasuk obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.
Untuk mengurangi risiko saraf tertekan, mungkin dokter akan menyarankan untuk menggunakan alat berupa penjepit atau belat.
Mengingat, penggunaan alat ini dapat menjaga siku atau pergelangan tangan dalam posisi yang baik.
Jika pengobatan menggunakan obat over-the-counter tidak berhasil, maka mungkin dokter akan merekomendasikan untuk memberikan suntikan steroid yang dapat membantu meredakan peradangan.
Operasi juga mungkin dilakukan untuk mengurangi kerusakan saraf yang menyebabkan tangan mati rasa. Adapun prosedur operasi yang mungkin dilakukan dapat berupa [2]:
1. Anonim. Numbness in hands. Mayo Clinic; 2021.
2. Stephanie Watson & William Morrison, M.D. What Causes Numbness in Hands?. Healthline; 2019.
3. Rachel Nall & Stacy Sampson, D.O. 20 causes of numbness in the hands. Medical News Today; 2020.