Makanan, Minuman dan Herbal

Petola : Manfaat – Efek Samping dan Tips Penyimpanan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sekilas Tentang Petola

Petola merupakan tanaman yang masih masuk dalam anggota curcubit. Petola memiliki nama latin Luffa cylindrica dan juga memiliki nama-nama tersendiri di tiap daerah seperti blustru bagi orang jawa, hurung jawa bagi orang sumatera, dll.

Petola merupakan tanaman merambat yang membutuhkan media untuk tumbuh mengarah ke atas dan dapat tumbuh hingga 10 m. Buahnya sendiri berbentuk panjang seperti terong dengan diameter 4-9 m. Tekstur buahnya sendiri seperti spon.

Petola

Petola digunakan sebagai media pengepakan, alas sepatu, lapisan kedap suara, spons mandi, spons pembersih perkakas, adsorben untuk menghilangkan logam berat seperti Nikel, Timbal, Krom, dan Tembaga dalam air limbah. Petola juga berfungsi sebagai matriks imobilisasi untuk tanaman, ganggang, bakteri dan ragi [1].

Matriks imobilisasi adalah teknik pelapisan atau penangkapan organisme kecil seperti bakteri dengan senyawa organik atau anorganik, dengan cara pengikatan pada matriks melalui pengikatan kimia atau menahannya secara fisik [15].

Petola yang masih muda sering digunakan sebagai sayur oleh masyarakat sedangkan buah yang sudah masak dan berwarna cokelat sering digunakan sebagai spons alat pencuci piring.

Kandungan Gizi Petola

Berikut ini kandungan nutrisi yang terdapat pada petola menurut United State Department of Agriculture (USDA) [7] :

NamaJumlahUnit
Energi20Kcal
Karbohidrat4.35g
Protein1.20g
Total Lemak0.2g
Kolesterol0mg
Serat0.5g
Folat7µg
Niasin0,400mg
Piridoksin0,043mg
Riboflavin0,060mg
Tiamin0,050mg
Vitamin A410IU
Vitamin C12mg
Sodium3mg
Potassium139mg
Kalsium20mg
Besi0,36mg
Magnesium14mg
Fosfor32mg
Seng0,07mg

Petola memiliki Vitamin C yang cukup banyak yang berfungsi untuk menjaga kekuatan imunitas pada tubuh.

Selain itu petola juga banyak mengandung kalium yang berguna untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah [7].

Kandungan Senyawa Pada Petola

Petola merupakan tanaman yang memiliki kandungan senyawa yang sangat banyak. Salah satunya yang terkenal adalah zat luffein.

Zat luffein merupakan zat yang menimbulkan rasa pahit pada buah. zat luffein terdapat pada bagian buah dan akar petola [1].

Pada bagian biji, petola mempunyai kandungan senyawa yang berupa squalene, spinasterol, curcubitan B dan protein. Kemudian pada bagian bunga petola, terdapat senyawa glutamin, asam aspartat, arginin, lisin dan alanin [1].

Manfaat Kesehatan Pada Petola

Petola memiliki berbagai macam kandungan senyawa dan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh terutama untuk kesehatan.

Petola sering kali digunakan sebagai obat penyembuhan atau pencegahan beberapa penyakit. Berikut ini beberapa macam manfaat petola bagi kesehatan tubuh

  • Sterilisasi Alami

Petola memiliki zat yang bernama saponin tritepetan yang terdapat pada buah petola. Zat saponin memiliki khasiat berupa sterilisasi sperma. Hal ini disebabkan zat saponin dapat menurunkan folikel ovarium. Sehingga tak jarang, buah petola digunakan sebagai alat kontrasepsi alami [1,2].

  • Mempercepat persalinan

Efek oksitosik (merangsang kontraksi uterus) dari petola dicobakan pada tikus oleh Kamatenesi et al (2007). Percobaan in vitro menggunakan rahim tikus menunjukkan bahwa ekstrak daun petola meningkatkan motilitas uterus tikus.

In vitro merupakan percobaan yang dilakukan pada jaringan, sel, dan organ tubuh lainnya yang ditempatkan pada wadah kaca.

Peneliti menyimpulkan bahwa temuan ini mengonfirmasi penggunaan tanaman ini untuk mempercepat proses persalinan, pengeluaran plasenta dan mengontrol pendarahan postpartum secara tradisional di Uganda [2].

  • Menyembuhkan luka

Pengaruh ekstrak kloroform yang di dapat dari seluruh bagian petola yang dikeringkan dan digiling sehingga menghasilkan serbuk.

Serbuk ini kemudian dilakukan teknik maserasi (perendaman) dengan pelarut kloroform sehingga menghasilkan ekstra kloroform. Ekstra kloroform telah diteliti oleh Abirami et al (2011) pada luka di kulit tikus yang disebabkan karena benda tajam.

Terjadi proses penyembuhan luka yang signifikan pada tikus, yaitu berkurangnya area luka dan periode epitelisasi (lama proses penutupan luka) [4].

  • Anti-hiperglikemi

Kemampuan sebagai anti-diabetes dari ekstrak air dan etanol buah Petola diselidiki pada tikus percobaan oleh Balakrishnan N dan Sharma A (2013).

Ekstrak air dan etanol (100 dan 200 mg / kg) mampu mengurangi kadar glukosa darah pada tikus, juga menurunkan kadar LDL, VLDL, trigliserida dan kolesterol, dibandingkan dengan kelompok tikus yang tidak diberikan Petola [2].

  • Anti-kanker

Aktivitas anti-kanker dari ekstrak air panas petola yang di dapat dari rebusan daun atau buah petola sudah diteliti pada sel-sel tumor yang bersirkulasi dan sel-sel induk kanker yang diisolasi dari darah perifer karsinoma hepatoseluler pasien in vitro.

Penelitian ini melibatkan pasien yang mempunyai penyakit karsinoma hepatoseluler, yaitu penyakit kanker hati primer (sel kanker yang berasal dari hati).

Kemudian dilakukan penelitian secara in vitro, yaitu dengan pemisahan sel, jaringan, atau organ lainnya dari lingkungan sebenarnya ke dalam suatu wadah kaca untuk diteliti [16].

Ekstrak air panas petola menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel tumor karsinoma hepatoseluler yang bersirkulasi.

Abdel Salam et al (2019) menyimpulkan bahwa ekstrak air panas dari seluruh tanaman petola dapat mengurangi rasio sel induk kanker dalam darah dan dapat digunakan untuk meminimalisir kekambuhan dan metastasis (penyebaran) pada pasien karsinoma hepatoseluler [3].

  • Anti-bakteri dan anti-jamur

Berdasarkan studi aktivitas anti-bakteri dan anti-jamur dari ekstrak etanol oleh Devi et al (2009), ekstrak etanol buah petola menunjukkan aktivitas anti-bakteri dan anti-jamur terhadap organisme patogen seperti Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidedermis, Micrococcus luteus, Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Pseusomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Aspergillus fumigates, Aspergillus niger dan Candida albicans pada dosis tertentu [5].

Penelitian Dubey et al (2015) membuktikan bahwa ekstrak buah petola mampu menunda timbulnya dan / atau mencegah perkembangan katarak pada kambing [6].

Pemanfaatan petola dalam dunia medis dan kesehatan sangat banyak. Hal ini tak luput dari kandungan gizi dan senyawa yang dimiliki petola. Selain itu petola juga dimanfaatkan sebagai spons.

Efek Samping Petola

Petola walaupun memiliki berbagai macam manfaat, namun jika dikonsumsi berlebihan dan penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai macam efek samping.

Berikut ini beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan petola yang berlebihan dan tidak tepat.

  • Iritasi Kulit

Salah satu manfaat buah petola yang sudah tua adalah digunakan untuk spons mandi. Sebagai spons mandi petola cukup membantu dalam membersihkan bagian kulit kering atau mati.

Namun, penggunaan petola secara berulang ketika mandi tidak disarankan karena akan menyebabkan iritasi kulit.

Petola dapat menyebabkan iritasi pada kulit apabila digunakan terlalu sering. Terlebih lagi kulit mati yang telah terangkat pada spons akan menumpuk dan menyebabkan munculnya bakteri. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan penyakit kulit lainnya [1,8].

  • Gangguan Pada Tubuh

Beberapa orang yang mengonsumsi petola secara berlebihan mengalami beberapa gangguan emosi yang tidak stabil, seperti sakit kepala, cepat marah atau tidak bisa mengontrol emosi, kehilangan konsentrasi dan kehilangan kesadaran.

Walaupun tidak semua orang mengalaminya namun akan lebih baik jika tidak mengkonsumsi petola terlalu sering dengan porsi yang besar [6,8].

Pada dasarnya penggunaan dan konsumsi sesuatu yang berlebihan pada petola akan menimbulkan efek negatif pada kesehatan tubuh.

Resiko Pestisida Pada Petola

Petola seperti tanaman lain pada umumnya, yaitu rentan terhadap hama dan penyakit.

Untuk mengurangi risiko ini para petani menggunakan zat kimia yang bernama pestisida. Namun sangat disayangkan, terkadang para petani terlalu berlebihan dalam memberi pestisida pada petola.

Pestisida yang berlebih ini akan meninggalkan residu pada tanaman petola terutama pada bagian kulitnya.

Residu ini jika terkonsumsi oleh orang dan masuk ke dalam organ pencernaan dapat mengakibatkan penyakit yang fatal, seperti gangguan pada organ hati, kanker dan kerusakan ginjal [10].

Untuk mengurangi resiko ini, Food and Environmental Hygiene Department dari hongkong menyarankan para konsumen petola untuk mengupas terlebih dahulu kulitnya.

Hal ini dikarenakan Kandungan residu pestisida terbanyak ada pada kulit petola menurut CFS ( Centre for Food Safety), Hongkong [11].

Setiap sayuran dan buah selalu meninggalkan residu pestisida. Hal tersebut akan memicu berbagai penyakit kronis apabila tidak dibersihkan dengan baik sebelum dikonsumsi.

Cara Penyimpanan Petola

Penyimpanan petola ditentukan pula oleh peruntukkannya. Petola yang digunakan sebagai bahan makan berbeda cara penyimpanannya dengan petola yang digunakan sebagai spons mandi.

Berikut ini cara penyimpanan petola yang sesuai dengan peruntukkannya :

Petola Untuk Konsumsi

  • Pilihlah petola yang masih muda dan berwarna hijau terang. Kemudian cuci petola hingga bersih.
  • Mencuci petola harus hati-hati untuk menghindari memar dan goresan karena permukaannya sangat lunak. Sebaiknya petola tidak perlu dikupas jika akan disimpan untuk menghindari kerusakan pada teksturnya.
  • Keringkan petola terlebih dahulu untuk menghindari pembusukan.
  • Siapkan wadah plastik dan masukkan petola pada plastik yang kedap udara.
  • Masukkan petola yang telah terbungkus rapi ke dalam kulkas.
  • Petola sensitif terhadap dingin pada suhu <10°C. Gejalanya meliputi perubahan warna kulit, berair, dan cepat membusuk.
  • Petola dapat disimpan hingga 2 minggu pada suhu 10-12°C [13].

Petola Untuk spons

Petola harus ditunggu sampai matang terlebih dahulu. Beberapa metode dapat digunakan untuk menghilangkan lapisan luar dan mendapat serat bagian dalam:

  • Rendam petola dalam bak air sampai lapisan luar melunak.
  • Rebus petola dalam air selama 15 menit, lalu kupas.
  • Bekukan petola selama 2 jam, lalu cairkan dan kupas.
  • Keringkan sepenuhnya dalam oven panas rendah.
  • Masukkan ke microwave dengan daya tinggi selama 10-15 menit, lalu kupas.

Setelah kulit luar yang kering di hilangkan masih terdapat biji kering yang yang ada di dalam, untuk mengeluarkannya guncangkan petola dengan keras atau hentakan dengan keras agar biji yang kering tersebut keluar.

Kemudian, cuci spons dengan hati-hati dalam air sabun dan bilas berulang kali. Jika diinginkan warna yang lebih terang, rendam dalam larutan pemutih ringan (1 bagian pemutih per 10 bagian air), bilas, lalu biarkan kering [14].

Spons petola yang telah dipakai beberapa kali ada baiknya dilakukan pembersihan dengan cara merendamnya pada air hangat agar kotoran dan bakteri pada spon bisa terangkat.

Kemudian dilakukan pembilasan berulang kali. Hal ini dilakukan untuk menjaga spons petola selalu bersih [14].

Cara Konsumsi Petola

Petola banyak dimanfaatkan oleh masyarakat indonesia, baik sebagai pengobatan ataupun dimakan sebagai campuran sayur.

Namun petola, memiliki cara khusus dalam pengolahan yang disesuaikan dengan tujuan penggunaanya agar nilai gizi pada petola tetap terjaga [12]

Berikut ini cara konsumsi petola sesuai dengan peruntukannya :

Mengobati Sakit Pinggang

  • Untuk mengobati sakit pada pinggang dapat menggunakan bagian biji dan akar petola
  • Jika memanfaatkan biji petola, sangrai atau goreng tanpa minyak biji petola sampai bijinya menjadi hangus atau kering.
  • Sedangkan jika memanfaatkan akar petola, bakarlah akar petola dengan alas yang padat hingga hangus
  • Kemudian keduanya sama-sama digiling hingga halus dan hasilnya disimpan di dalam toples
  • Gunakan serbuk biji atau akar petola dicampur dengan air panas secukupnya kemudian endapkan.
  • Setelah Cukup lama di endapkan, minum airnya dan bagian endapannya dioleskan kebagian pinggang yang sakit.

Pengobatan Wasir

  • Pada pengobatan wasir gunakan bagian daun petola
  • Ambil beberapa daun petola kemudian iris-iris menjadi kecil
  • Siap kan air dalam panci kemudian rebus air
  • Setelah itu masukkan irisan daun petola kedalam panci
  • Rebus sekitar 10 menit
  • Setelah itu saring irisan daun petola dan minum air hasil rebusan
  • Lakukan cara ini secara rutin [1].
Cara Konsumsi pada petola memiliki kekhususan tersendiri, hal ini dikarenakan perbedaan tujuan dalam mengkonsumsi petola.

1. Musibau Adewuyi AZEEZ, Olugbenga Solomon BELLO, Adewumi Omobola ADEDEJI. 2013. Journal of Medicinal Plants Studies Vol. 1 Issue 5. Traditional and medicinal uses of Luffa cylindrica : a Review.
2. Ali Esmail Al-Snafi. 2019. IOSR Journal Of Pharmacy Volume 9, Issue 9 Series. I PP. 68-79. Constituents and pharmacology of Luffa cylindrica- A review.
3. Abdel-Salam IM, Awadein NE and Ashour M. 2019. Journal of Ethnopharmacol 229:89-96. Cytotoxicity of Luffa cylindrica (L.) M. Roem. extract against circulating cancer stem cells in hepatocellular carcinoma.
4. Abirami MS, Indhumathy R, Sashikala DG, Satheesh KD, Sudarvoli M and Nandini R. 2011. Pharmacologyonline 3, 281-285. Evaluation of the wound healing and anti-Inflammatory activity of whole plant of Luffa cylindrica (Linn) in rats.
5. Devi GS, Muthu AK, Kumar DS, Rekha S, Indhumathy and Nandhini R. 2009. International Journal of Drug Development and Research1 (1): 105-109. Studies on antibacterial and antifungal activities of the ethanolic extracts of Luffa cylindrica (Linn) fruit.
6. Dubey S, Saha S, Kaithwas G and Saraf SA. 2015. Indian Journal of Pharmacol 47:644-648. Effect of standardized fruit extract of Luffa cylindrica on oxidative stress markers in hydrogen peroxide induced cataract.
7. Anonym. 2018. United State Department of Agriculture. Gourd, raw.
8. Hai Thi Hong Truong. 2017. Journal of Agricultural Science and Technology 10-16. Evaluation of Sponge Gourd (Luffa cylindrical L.) Inbred Lines for Growth Potential and Fruit Quality in Thua Thien Hue Province, Central Vietnam
9. Demir H, Top A, Balkose D and Ulku S. 2008. Journal of Hazardous Materials 153:389-394. Dye adsorption behavior of Luffa cylindrica fibers
10. Shibam Saha, S Behera, Dibakar Bhakta, Anish Das, Abhrajyoti Mandal, Sanjeev Kumar and Anandamoy Mondal. 2017. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry 6(3): 427-430. Pesticidal effect of Luffa cylindrica fruit extract on tilapia fingerlings, Oreochromis mossambicus in captive condition.
11. Walija Fayaz, Imtiaz Ali Khan. 2015. Journal of Entomology and Zoology Studies 3(4): 148-151. Population dynamics of insect pests on Loofah, Luffa cylindrica Mill., (Cucurbitales: Cucurbitaceae), cultivars in Peshawar
12. Innocent Oboh, Emmanuel Aluyor. 2009. African journal of agricultural research Vol. 4 (8), pp. 684-688. Luffa cylindrica - an emerging cash crop
13. United States Department of Agriculture. 2016. Agriculture Handbook Number 66. The Commercial Storage of Fruits, Vegetables, and Florist and Nursery Stocks.
14. Michael N. Dana and B. Rosie Lerner. 2001. Purdue University Cooperative Extension Service West Lafayette, IN. Growing Cucumbers, Melons, Squash, Pumpkins and Gourds
15. Teofil Jesionowski, Jakub Zdarta. 2014. Adsorption 20:801–821. Enzyme immobilization by adsorption: a review
16. Noha E. Ibrahim, Wael M. Aboulthana, Ram Kumar Sahu. 2018. United Kingdom Journal of Pharmaceutical and Biosciences Vol. 6(5), 48-55. Hepatocellular Carcinoma: Causes and Prevention

Share