Daftar isi
Pohpohan merupakan tanaman yang secara ilmiah memiliki nama Pilea trinervia L. dan tergolong dalam family Urticaceae [1, 2].
Jika dibandingankan dengan tamanan lain, Pohpohan memang masih terdengar asing bagi sebagian orang.
Namun, karena kandungannya tanaman yang memiliki sinonim nama ilmiah Pilea melastomoides ini mulai mencuri minat dan perhatian dari para peneliti [1].
Di Indonesia sendiri Pohpohan dikenal sebagai salah satu sayuran asli Indonesia yang memiliki daun lembut, wangi dan umumnya dimakan sebagai salad [1, 2].
Oleh karena itu, tanaman Pohpohan ini dinilai potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman komersil [2].
Berikut ini merupakan beberapa fakta tentang Pohohan yang menarik untuk diketahui [1, 2, 3, 4] :
Daun Pohpohan telah teridentifikasi mengandung kelompok senyawa fitokimia seperti, Alkaloid, Polifenat, Tanin, Flavonoid, Monoterpenoid dan Sekuiterpenoid, Steroid, serta Kuinon [5].
Lebih lanjut, diketahui juga bahwa bagian aerial Pohpohan juga mengandung senyawa fitokimia sebagai berikut [11] :
Kandungan Fitokimia | Kandungan Relatif (%) |
1R-alpha-pinene | 12.95 |
Camphene | 1.48 |
Sabinene | 12.66 |
2-beta-pinene | 3.91 |
2(10)pinene | 14.85 |
1-phellandrene | 0.68 |
alpha-terpinene | 1.46 |
beta-phellandrene | 4.86 |
cis-ocimene | 3.54 |
1,3,6-octarienene,3,7 dimethyl | 2.78 |
terpinen-4-ol | 1.52 |
alpha-terpinolene | 1.24 |
6-octenal-3,7dimetil | 1.68 |
3-cyclohexen-1-ol, 4-methyl- 1-methylethy | 1.63 |
6-octen-1-ol,3,7-dimethy | 2.14 |
delta-elemene | 1.75 |
6-octen-1-ol,3,7-dimethyl acetate | 0.61 |
beta-elemene | 2.81 |
Isocaryophyllene | 0.79 |
elixene | 1.51 |
aristolen | 1.11 |
cyclosativene | 3.40 |
alpha-humulene | 0.76 |
epi-bicyclosesquiphelandrene | 0.56 |
germacrene-D | 5.00 |
naphtalene,1,24a,5,8,8ahexahydro4,7- dimethyl-1-(1-methylethyl) | 0.51 |
(+)-epi-bicyclosesquiphellandrene | 0.56 |
o-menth-8-ene | 8.33 |
alpha-gurjunene | 0.85 |
delta-cadinene | 1.53 |
o-menth-8-ene-4-methanol | 1.44 |
germacrene B | 1.44 |
zerumbone | 2.95 |
mintsulfide | 2.04 |
Berdasarakan beberapa kandungan gizi baik berupa senyawa fitokimia, mineral maupun vitamin dalam Pohpohan, kandungan gizi utamanya yaitu senyawa flavonoid.
Mengingat, senyawa flavonoid ini memiliki aktivitas anti kanker (kemopreventif), kardioprotektif dan anti inflamasi yang potensial [9].
Daun Pohpohan telah terbukti mengandung senyawa antioksidan yang sangat bermanfaat untuk tubuh khususnya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh [4].
Selain itu, kandungan antioksidan dari daun Pohpohan ini juga dapat secara efektif melindungi tubuh dari serangan agresor eksternal berupa radikal bebas [4].
Aktivitas antioksidan dari daun Pohpohan ini cukup tinggi yaitu dalam kisaran LC50 (Lethal Concentration 50) sebesar 173 ppm (part per million) [3].
Meskipun demikian, aktivitas antioksidan daun Pohpohan inti diketahui masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Kenikir dengan L50 64 ppm [3].
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang dampaknya luar biasanya hingga mendapat julukan sebagai Mother Of Diseases [5].
Mengingat, jika seseorang telah menderita penyakit diabetes mellitus maka darahnya telah terkontaminasi dengan gula yang jika menyebab keseluruh organ akan mengakibatkan kerusakan pada organ organ tersebut [5].
Untuk itu pencegahan dan penanganan terhadap risiko penyakit diabetes mellitus ini menjadi sangat penting.
Ekstrak etanol dari daun Pohpohan diketahui menunjukkan aktivitas anti diabetes yang efektif menurunkan kadar glukosa darah [5].
Kadar penurunan glukosa darah oleh ekstrak etanol daun Pohpohan maksimal yaitu sekitar 31,19 % [5].
Gel yang dalam formulanya mengandung ekstrak daun Pohpohan diketahui efektif menurunkan diameter luka bakar pada hewan uji coba [6].
Semakin besar konsentrasi atau kadar ekstrak daun Pohpohan maka akan memberikan efek penyembuhan luka bakar yang semakin besar [6].
Sebagaimana gel penyembuh luka komersil seperti bioplacenton yang mengandung ekstrak placenta dan neomycin sulfat, efek penyembuhan luka dari Pohpohan ini tidak terlepas dari senyawa flavonoid dan tanin yang terkandung didalamnya [6].
Senyawa tanin sendiri, telah terbukti memiliki aktivitas antiseptik untuk mencegah terjaadinya infeksi pada luka sehingga dapat juga digunakan sebagai obat luka bakar [6].
Aktivitas antiseptik senyawa tanin ini dapat menyembuhkan luka bakar dengan mempresipitasikan protein [6].
Selain itu, baik tanin maupun flavonoid juga telah terbukti ampuh sebagai anti bakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri pada jaringan hidup [6].
Oleh karena itu, formula gel dari ekstrak daun Pohpohan sangat potensial sebagai antiseptik maupun obat penyembuh luka bakar.
Meskipun demikian, perlu adanya penelitian lanjutan untuk dapat mengetahui dengan jelas potensi tersebut jika diterapkan untuk pengobatan manusia.
Ekstrak etanol dari daun Pohpohan yang mengandung monoterpenoid atau seskuiterpenoid, polifenolat, flavonoid, tanin dan kuinon menunjukkan aktivitas anti bakteri yang efektif melawan Propionibacterium acnes [7].
Propionibacterium acnes sendiri merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan munculnya jerawat pada kulit [7].
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol dari daun Pohpohan dapat digunakan dalam pengobatan jerawat yang potensial dengan daya hambatnya terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.
Secara tradisional tanaman Pohpohan ini telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal untuk menyembuhkan batuk [8].
Daun Pohpohan diketahui mengandung beberapa senyawa fitokimia yang bermanfaat termasuk senyawa flavonoid [5].
Senyawa flavonoid ini telah banyak ditemukan sebagai agen anti kanker yang bersifat kemopreventif dalam pengobatan penyakit kanker [9].
Selain itu, kandungan flavonoid dalam tanaman herbal juga telah banyak terbukti sebagi agen pemberi perlindungan efektif terhadap kardiovaskular (penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah) [9].
Adapun mekanisme perlindungan kardiovaskular tersebut terjadi melalui [9]:
Senyawa flavonoid sebagaimana juga ditemukan terkandung dalam daun Pohpohan telah terbukti berpengaruh pada fungsi sistem kekebalan tubuh dan proses inflamasi [5, 9].
Di mana, beberapa senyawa flavonoid seperti quercetin, apigenin, herperisin dan luteolin menunjukkan aktivitas anti inflamasi yang signfikan [9].
Ekstrak daun Pohpohan diketahui mengandung senyawa fitokimia yaitu flavonoid yang bermanfaat untuk perlindungan kulit dari radiasi UV [5, 9].
Aktivitas perlindungan kulit dari senyawa flavonoid ini mampu memberikan efek photoprotective dengan menghambat oksidasi xantin yang merupakan sumber ROS (Reactive Oxygen Spesies) penyebab stres oksidatif [9].
Ekstrak etil asetat daun Pohpohan diketahui telah terbukti ampuh sebagai anti bakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus [10].
Adapun aktivitas antibakteri dari ekstrak etil asetat daun Pohpohan terhadap Staphylococcus aureus memiliki konsentrasi hambat minimum sebesar 50 % [10].
Selain itu, minyak esensial dari Pohpohan juga telah terbukti mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri sebagai berikut [11] :
Adapun aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri tersebut diduga berasal dari senyawa beta-pinene dan naphtalene yang teridentifikasi dalam minyak esensial Pohpohan [11].
Kandungan senyawa fitokimia berupa senyawa monoterpenoid atau seksuiterpen telah berhasil teridantifikasi terkandung dalam ekstrak daun Pohpohan [7].
Senyawa monoterpenoid atau seskuiterpenoid ini diketahui telah terbukti ampuh sebagai anti jamur yang menghambat pertumbuhan jamur [7].
Aktivitas anti jamur dari senyawa monoterpenoid atau seskuiterpenoid tersebut telah terbukti mampu mengganggu senyawa lipofilik mikroba [7].
Berikut ini merupakan beberapa efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan setelah mengonsumsi Pohpohan [12] :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 2500, 5000 dan 10.000 mg/kg berat badan, Pohpohan tidak menyebabkan kematian dan dikategorikan sebagai non toksik pada hewan [3].
Untuk kualitas terbaik, daun Pohpohan sebaiknya langsung dikonsumsi dalam keadaan segar atau belum melalui masa penyimpanan.
Namun, jika memang harus disimpan maka perlu diperhatikan penyimpanan yang tepat.
Berikut ini merupakan salah satu tips yang dapat digunakan untuk menyimpan Pohpohan agar tidak cepat rusak [4] :
Berikut ini merupakan beberapa tips yang dapat digunakan untuk mengonsumsi Pohpohan [4]:
Daun Pohpohan yang telah dipanen dan dicuci dengan air hingga bersih dapat langsung dijadikan sebagai lalapan maupun salad hijau yang segar.
Ketika menjadi lalapan, daun Pohpohan ini akan lebih nikmat jika dikonsumsi bersama dengan saus dan hidangan yang digoreng.
Selain udang atau tempe, daun Pohpohan ini sangat nikmat jika dikonsumsi bersama dengan selada, kol, mentimun, kemangi, tomat, kacang-kacangan, daging seperti ayam, daging sapi, dan ikan, dan nasi.
Apakah daun Pohpohan aman untuk dikonsumsi?
Sejauh ini belum ditemukan efek samping terhadap konsumsi daun Pohpohan dalam batas wajar [3].
Namun, jika daun Pohpohan dikonsumsi melebihi batas yang dianjurkan kemungkinan dapat menimbulkan risiko terjadinya efek samping berupa diare, maag atau bahkan anemia [12].
Berapa banyak konsumsi daun Pohpohan yang dianjurkan setiap harinya?
Agar dapat memperoleh manfaat dan terhindar dari dampak atau efek negatif dari konsumsi daun Pohpohan maka perlu diperhatikan jumlah konsumsinya.
Mengingat, beberapa efek samping dari konsumsi tanaman seperti Pohpohan ini dapat timbul akibat dari dosis yang berlebihan.
Untuk itu, konsumsi daun Pohpohan ini dianjurkan tidak lebih dari 80 – 100 gram per harinya [12].
1. Yoppi Iskandar & Resmi Mustarichie. Isolation and identification of chemical compounds from ethyl acetate fraction of Pohpohan (Pilea trinervia L.) leaves. Drug Invention Today; 2018.
2. Sopiana, Anas Dinurrohman Susila & Muhamad Syukur. Kemiripan dan Potensi Produksi Aksesi Pohpohan (Pilea trinervia Wight.) dari Beberapa Daerah di Jawa Barat. J. Agron. Indonesia; 2018.
3. Himmi Marsiati, Susi Endrini, Arif Ashari, Fazleen Izzany Abu Bakar, Mohd Fadzelly & Abu Bakar. Acute Toxicity Study And Antioxidant Activities Of Pohpohan Leaves (Pilea trinervia (Roxb.) Wight) and Kenikir (Cosmos caudatus). ICOMHER; 2018.
4. Anonim. Poh Pohan Leaves. SpecialtyProduce; 2020.
5. Nur Rahayuningsih & Shinta Amalia. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Pohpohan (Pilea Trinervia Wight.) Pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada; 2014.
6. Yuliana Setiabudi. Uji aktivitas gel ekstrak daun pohpohan (Pilea trinervia W.) terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi; 2017.
7. Kiki Mulkiya Yuliawati, Endah Rismawati & Undang A. Dasuki. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Selada Air Dan Pohpohan Terhadap Propionibacterium Acnes. Prosiding SNaPP; 2016.
8. Yanieta Arbiastutie, Djoko Marsono, Mae Sri Hartati & Rishadi Purwanto. The potential of understorey plants from Gunung Gede Pangrango National Park (West Java, Indonesia) as cervixs anticancer agents. Biodiversitas; 2017.
9. Duangjai Tungmunnithum, Areeya Thongboonyou, Apinan Pholboon, & Aujana Yangsabai. Flavonoids and Other Phenolic Compounds from Medicinal Plants for Pharmaceutical and Medical Aspects: An Overview. Medicines (Basel); 2018.
10. Abdulloh Khudry, B.Boy Rahardjo Sidharta &, P. Kianto Atmodjo. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pohpohan (Pilea trinervia W.) Terhadap Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus. e-journal uajy; 2014.
11. Diki Prayugo Wibowo & Ria Mariani. Chemical Composition and Antimicrobial Activity of Essential Oil from Aerial Parts of Pohpohan (Pilea Trinervia (Roxb.) Wight). Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences; 2017.
12. Yaqub A. Arisman. 11 Efek Samping Daun POHPOHAN menurut pakar. bang-isman.com; 2018.