Redcurrant (Ribes rubrum) adalah tumbuhan dari famili Grossulariaceae dan merupakan tanaman asli dari daerah Eropa bagian barat [1, 2].
Tanaman redcurrant dibudidayakan sebagai tanaman kebun karena buahnya yang bernilai ekonomis [1].
Buah redcurrant memiliki rasa lebih asam dari blackcurrant [2].
Buah redcurrant diketahui merupakan sumber mineral dan antioksidan alami yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan tubuh [1, 3].
Daftar isi
Redcurrant merupakan tumbuhan semak yang dapat tumbuh dengan ketinggian 1 hingga 2 meter [1, 2].
Buah redcurrant berbentuk bulat dengan diameter 8-12 mm dan tersusun 3-10 buah dalam satu tangkai [1].
Seperti namanya, buah redcurrant berwarna merah ketika matang visit, kecuali jenis cultivar albinonya yang lebih dikenal sebagai white currant [1].
Selain white currant, cultivar redcurrant lain yang terkenal adalah Jonkheer van Tets, Red lake, dan Stanza.
Baik buah maupun daun redcurrant dipercaya memiliki khasiat dalam pengobatan tradisional [1].
Beberapa fakta menarik redcurrant diantaranya adalah [1]:
Konsumsi buah redcurrant banyak diminati karena kandungan fitonutrien dan antioksidan didalamnya [3].
Berikut adalah tabel kandungan gizi dari buah redcurrant 100 gram dengan kebutuhan harian 2000 kalori [1, 4].
Kandungan Gizi | Jumlah | Unit |
kalori | 56 | Kcal |
Karbohidrat | 13,8 | g |
Protein | 1,4 | g |
Lemak Total | 0,2 | g |
Vitamin C | 41 | mg |
Vitamin K | 11 | mcg |
Vitamin B6 | 0,1 | mg |
Folat | 8 | mcg |
Vitamin A | 42 | IU |
Vitamin E | 0,1 | mg |
Mangan | 0,2 | mg |
Kalium | 275 | mg |
Besi | 1 | mg |
Tembaga | 0,1 | mg |
Fosfor | 44 | mg |
Nilai Plus Gizi Redcurrant
Senyawa Fitokimia pada Redcurrant
Buah maupun daun redcurrant telah digunakan secara tradisional dalam pengobatan herbal [1].
Berikut beberapa manfaat dari buah dan daun redcurrant.
Buah redcurrant terbukti memiliki kandungan antosianin dan vitamin C yang berperan dalam aktivitas antiradikal [1, 6].
Dari beberapa sampel cultivar redcurrant yang diteliti, jenis Jonkheer van Tets, White currant, dan Blanka menunjukan aktivitas antiradikal tertinggi [6].
Sifat antiradikal redcurrant berperan dalam mengikat radikal bebas dan berpotensi dapat mencegah berbagai penyakit seperti kardiovaskular dan diabetes melitus [6].
Buah yang tinggi kandungan antosianin seperti redcurrant dapat mencegah penyakit diabetes melitus [6, 7].
Antosianin dalam redcurrant dapat meningkatkan sekresi insulin dalam tubuh sehingga cocok digunakan dalam diet penderita diabetes.
Penelitian Nurses’ Health Study I dan II menunjukan semakin tinggi konsumsi makanan sumber antosianin seperti redcurrant maka resiko terkena penyakit diabetes tipe 2 semakin kecil [7].
Kandungan dalam buah redcurrant memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan kulit [1]
Buah yang tinggi antioksidan seperti redcurrant dapat melindungi kulit dari efek radiasi UVB yang dapat merusak lapisan kulit [8].
Vitamin C dalam buah redcurrant berperan dalam menjaga elastisitas kolagen dalam kulit [15].
Redcurrant juga mengandung vitamin E memiliki fungsi melindungi kulit dari kerusakan seperti sunburn, pigmentasi kulit, hingga kanker kulit, yang disebabkan radiasi sinar UV [9]
Redcurrant mengandung antosianin yang menunjukan aktivitas antioksidan dan berperan dalam menurunkan resiko penyakit kardiovaskular [6, 10].
Beberapa studi epidemiologi menunjukan antosianin dalam buah redcurrant dapat mencegah penggumpalan pada pembuluh darah [10].
Konsumsi redcurrant dalam diet dapat memperlancar sirkulasi darah sehingga resiko terkena stroke, penyakit jantung, dan jantung koroner dapat diperkecil [10].
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah dibawah normal, mayoritas penyebabnya adalah kurangnya asupan zat besi [11].
Redcurrant mengandung mineral besi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin dan pengikatan oksigen [1, 4, 11].
Studi pada 99 lansia selama 12 bulan menunjukan penerapan makanan kaya zat besi seperti redcurrant dapat mengatasi anemia [12].
Mengkonsumsi redcurrant yang mengandung serat larut air dapat membantu mengatasi sembelit [13].
Serat larut air dalam redcurrrant berperan dalam menjaga tekstur feses agar tetap lunak sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Penelitian menunjukan 77% orang pengidap sembelit kronis dapat diredakan dengan menkonsumsi buah yang tinggi kandungan serat seperti redcurrant [13].
Serat dalam redcurrant dapat menjaga keseimbangan jumlah bakteri baik dalam usus dan mencegah berbagai penyakit seperti obesitas [13].
Penelitian pada wanita post menopause menunjukan peningkatan konsumsi buah seperti redcurrant dapat menurunkan resiko obesitas [14].
Penelitian menunjukan konsumsi 100 gram buah tinggi antioksidan per hari dapat menurunkan berat badan sebesar 0,017 kg pada orang obesitas [14].
Skorbut adalah kondisi akibat terlalu lama defisiensi vitamin C [15].
Vitamin C tidak dapat dihasilkan tubuh sehingga pemenuhan kebutuhannya berasal dari asupan diet, contohnya buah redcurrant [15].
Buah redcurrant memiliki kandungan vitamin C cukup tinggi. Vitamin C dalam 100 gram buah redcurrant sebesar 68% dari kebutuhan harian [4].
Kandungan vitamin C dalam redcurrant berperan dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh [16].
Asupan vitamin C dan vitamin B6, folat, B12, E, selenium, seng, tembaga, dan zat besi mendukung efektivitas respon imun [16].
Redcurrant, baik buah maupun daunnya, memiliki kandungan flavonoid yang bersifat diuretik [1, 18].
Konsumsi redcurrant dapat merangsang tubuh untuk mengeluarkan lebih banyak air melalui urine atau keringat, meredakan nyeri dan inflamasi.
Sifat diuretik dalam redcurrant ini dapat membantu mencegah beberapa penyakit seperti preeklamsia dan sistitis.
Kandungan flavonoid dan fenolik dalam daun redcurrant dipercaya dapat membantu meredakan gejala reumatik [1, 18].
Sifat anti-inflamasi dalam redcurrant dapat membantu menghilangkan rasa nyeri dan mempercepat pemulihan reumatik [1].
Redcurrant memiliki kandungan vitamin dan mineral yang cukup lengkap dan sangat baik untuk dikonsumsi [1].
Meskipun demikian, konsumsi secara berlebihan akan menyebabkan efek samping.
Rasa masam redcurrant biasanya kurang disukai, sehingga buah redcurrant lazim diolah menjadi selai atau jelly atau diberi tambahan gula [1]
Padahal sebagian besar kalori dalam buah redcurrant didapatkan dari karbohidrat [4].
Jumlah gula yang cukup banyak ini perlu diperhatikan bagi penderita diabetes atau orang yang sedang diet gula.
Redcurrant memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh, namun beberapa senyawa dalam buah redcurrant mungkin menyebabkan alergi pada beberapa orang.
Studi kasus tahun 2012 melaporkan adanya pasien sensitif serbuk sari yang mengalami syok anafilaksis setelah menkonsumsi redcurrant [17].
Konsultasikan dengan dokter sebelum menkonsumsi redcurrant apabila anda memiliki sensitivitas terhadap serbuk sari atau riwayat alergi makanan tertentu [17].
Daun redcurrant segar memiliki kandungan asam sianida (HCN) yang bersifat racun [1].
Konsumsinya dalam kadar kecil dapat memperlancar pencernaan dan merangsang pernafasan. Namun dalam kadar tinggi, dapat menyebabkan sesak nafas hingga kematian.
Penelitian tentang kadar yang aman dalam menkonsumsi daun redcurrant sebagai teh belum dilakukan.
Sehingga akan lebih baik apabila konsumsi teh daun redcurrant tidak terlalu banyak dan tidak dalam jangka panjang.
Redcurrant memiliki sifat diuretik dan antikoagulan [1]. Penggunaannya bersama obat tertentu mungkin akan menimbulkan efek samping.
Konsultasikan kepada dokter anda apabila sedang menkonsumsi obat yang membuat dehidrasi atau obat pengencer darah.
Serat dalam redcurrant dapat membantu mencegah sembelit, namun dalam beberapa kasus mengurangi asupan serat justru dapat mengatasi sembelit [13].
Orang dengan sindrom iritasi usus besar dianjurkan tidak mengkonsumsi buah dengan serat tinggi seperti redcurrant karena akan memperburuk peradangan [13].
Melihat beberapa manfaat redcurrant, sebaiknya konsultasikan diet serat dengan ahli gizi anda untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Cara penyimpanan buah redcurrant sejak dipanen sangat menentukan kualitas buah.
Berikut beberapa tips dalam menyimpan buah redcurrant [5].
Resep Popular Redcurrant
1. T. K. Lim. Edible Medicinal and Non-Medicinal Plant. Springer; 2012
2. Maulik P. Purohit MD, MPH. 7 Health Benefits of Redcurrant. Dovemed; 2018
3. Sina, C., Ion, T., & Violeta, N. MIneral Composition of Fruit in Black and Red Currant. South Western journal of Horticulture, Biology and Environment; 2015.
4. Anonim. Currant, Red and White, raw Nutrition Facts & Calories. Nutritiondata; 2018
5. N. Heiberg, F. Maage. Currants and Gooseberries. Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition (Second Edition); 2003
6. Baloghova, M., Turianitsa, I., Paulovicsova, B., Pokorna, J. T. Biological Value of Puny Fruits Related to Their Antiradical Activity. Zootehnie şi Biotehnologii; 2007
7. Różańska D, Regulska-Ilow B. The significance of anthocyanins in the prevention and treatment of type 2 diabetes. Adv Clin Exp Med; 2018
8. Khoo HE, Azlan A, Tang ST, Lim SM. Anthocyanidins and anthocyanins: colored pigments as food, pharmaceutical ingredients, and the potential health benefits. Food Nutr Res; 2017.
9. Burke KE, Clive J, Combs GF Jr, Commisso J, Keen CL, Nakamura RM. Effects of topical and oral vitamin E on pigmentation and skin cancer induced by ultraviolet irradiation in Skh:2 hairless mice. Nutr Cancer; 2000.
10. Mazza GJ. Anthocyanins and heart health. Ann Ist Super Sanita; 2007.
11. Abbaspour, N., Hurrell, R., & Kelishadi, R. Review on iron and its importance for human health. Journal of research in medical sciences : the official journal of Isfahan University of Medical Sciences; 2014.
12. Sturtzel, B., Elmadfa, I., Hermann, B., Schippinger, W., & Ohrenberger, G. Effects of an enhanced iron dense foods offering in the daily meals served in geriatric institutions on measures of iron deficiency anemia. BMC geriatrics; 2018
13. Helen, W, RD. Does Fiber Relieve or Cause Constipation? A Critical Look. Healthline; 2016
14. Sharma, S. P., Chung, H. J., Kim, H. J., & Hong, S. T. Paradoxical Effects of Fruit on Obesity. Nutrients; 2016
15. Léger D. Scurvy: reemergence of nutritional deficiencies. Canadian family physician Medecin de famille canadien; 2008
16. Chambial, S., Dwivedi, S., Shukla, K. K., John, P. J., & Sharma, P. Vitamin C in disease prevention and cure: an overview. Indian journal of clinical biochemistry; 2013
17. Tomás M, Alvarez-Perea A, Ledesma A, Baeza ML, de Barrio M. Allergy to red currant: immunoglobulin E-mediated hypersensitivity to lipid transport proteins (Pru p 3). J Investig Allergol Clin Immunol; 2012
18. Ferlemi, A. V., & Lamari, F. N. Berry Leaves: An Alternative Source of Bioactive Natural Products of Nutritional and Medicinal Value. Antioxidants; 2016
19. Khoo, H. E., Azlan, A., Tang, S. T., & Lim, S. M. Anthocyanidins and anthocyanins: colored pigments as food, pharmaceutical ingredients, and the potential health benefits. Food & nutrition research; 2017
20. Saibabu, V., Fatima, Z., Khan, L. A., & Hameed, S. Therapeutic Potential of Dietary Phenolic Acids. Advances in pharmacological sciences; 2015
21. Berman, A. Y., Motechin, R. A., Wiesenfeld, M. Y., & Holz, M. K. The therapeutic potential of resveratrol: a review of clinical trials. NPJ precision oncology; 2017
22. Li, Y., Yao, J., Han, C., Yang, J., Chaudhry, M. T., Wang, S., Liu, H., & Yin, Y. Quercetin, Inflammation and Immunity. Nutrients; 2016
23. Tajik N, Tajik M, Mack I, Enck P. The potential effects of chlorogenic acid, the main phenolic components in coffee, on health: a comprehensive review of the literature. Eur J Nutr; 2017