Daftar isi
Sakit kepala thunderclap atau thunderclap headache adalah jenis sakit kepala di mana nyeri di kepala terjadi sangat hebat dan terjadi tiba-tiba seperti disambar petir [1,2,3,4].
Oleh sebab itu, sakit kepala thunderclap dianggap sebagai salah satu nyeri kepala serius, terutama karena nyeri hebatnya dialami bisa berdurasi sampai 60 detik [1,2].
Walau merupakan jenis sakit kepala yang jarang dijumpai, sekali terjadi sakit kepala ini dapat mengancam jiwa penderitanya apabila tak segera ditangani [1,2,3,4].
Tinjauan Sakit kepala thunderclap adalah sebuah kondisi nyeri kepala hebat yang terjadi mendadak yang dapat dirasakan selama kurag lebih 60 detik.
Sakit kepala thunderclap mungkin memiliki kemiripan dengan migrain, namun dari sebagian besar kasus yang terjadi sama sekali berbeda dari migrain [1,3,4].
Migrain dapat menjadi bagian keluhan ketika sakit kepala thunderclap terjadi [1].
Tingkat keparahan keduanya menjadi satu hal pembeda paling menonjol karena sakit kepala thunderclap menimbulkan rasa nyeri paling buruk dan hebat [1].
Tingkat keparahan nyeri thunderclap adalah yang paling parah walau pada sakit kepala jenis ini migrain dapat terjadi.
Untuk mengetahui apakah sakit kepala yang dialami adalah migrain atau thunderclap, penderita perlu menempuh pemeriksaan dan kondisi dapat didiagnosa langsung oleh dokter [3].
Biasanya kondisi pasien didiagnosa sebagai migrain ketika nyeri di kepala tidak sampai mengancam jiwa.
Perdarahan subarachnoid atau perdarahan pada otak dapat menjadi penyebab sakit kepala thunderclap yang dialami tiba-tiba [1,3].
Jika tak ditangani dengan cepat dan tepat, sakit kepala jenis ini dapat berakibat fatal.
Perdarahan subarachnoid sendiri umumnya terjadi karena aneurisma otak yang pecah [1,3].
Namun, sejumlah faktor di bawah ini juga perlu dikenali karena merupakan kondisi-kondisi serius penyebab sakit kepala thunderclap [1,2,3] :
Selain beberapa kondisi tersebut, melakukan sejumlah aktivitas di bawah ini pun mampu menjadi pemicu timbulnya sakit kepala thunderclap [1,3,4] :
Tinjauan Perdarahan subarachnoid diketahui menjadi penyebab timbulnya sakit kepala thunderclap, namun beberapa kondisi lain juga dapat meningkatkan risiko sakit kepala jenis ini. Beberapa aktivitas seperti aktivitas seksual, olahraga, merokok ganja, konsumsi alkohol, mengejan dan penggunaan obat tertentu mampu menjadi pemicu.
Gejala yang ditimbulkan sakit kepala thunderclap tidak tergantung pada penyebabnya.
Beberapa kondisi berikut ini adalah gejala-gejala yang perlu dikenali dan diwaspadai [1,2,3,4,5] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Segera dapatkan bantuan medis ketika sakit kepala hebat mulai dialami di mana rasanya adalah nyeri kepala paling hebat yang pernah terjadi.
Bila keluhan-keluhan lain yang telah disebutkan dan sudah mulai terasa sangat mengganggu, segera ke dokter.
Mintalah tolong orang terdekat untuk mengantar ke rumah sakit apabila tidak dapat menemui dokter sendiri.
Tinjauan Sakit kepala thunderclap menimbulkan rasa nyeri hebat di kepala tiba-tiba yang dapat disertai dengan beberapa keluhan lain seperti mual, muntah, nyeri di sisi kepala manapun, nyeri di area pungung bawah serta leher, kejang, hingga demam.
Ketika sakit kepala hebat menyerang dan mengganggu aktivitas, segera periksakan agar dapat mengetahui jenis penyakit dan penyebabnya.
Berikut ini adalah rangkaian metode diagnosa yang umumnya digunakan untuk memastikan apakah gejala pasien mengarah pada sakit kepala thunderclap.
Tes pemindaian pada bagian kepala dengan metode CT scan sangat penting dilakukan [1,2,4,5,6].
Dari tes pemindaian ini akan dihasilkan gambar kondisi otak pasien untuk mengetahui adanya kelainan di sana [2,4].
Untuk memperjelas gambar kondisi otak, biasanya dokter akan menyuntikkan cairan khusus berbasis yodium lebih dulu ke dalam tubuh pasien.
Selain CT scan, MRI otak juga sangat dibutuhkan sebagai pendukung dokter dalam menegakkan diagnosa [2,4,5].
MRI scan adalah prosedur tes pemindaian dengan menggunakan gelombang radio dan medan magnet dalam menghasilkan gambar kondisi struktur otak.
Pada prosedur pemeriksaan ini, dokter menggunakan mesin MRI untuk proses pemetaan aliran darah di dalam otak [1,5].
Pada prosedur pemeriksaan ini, dokter perlu mengambil sedikit cairan yang mengelilingi tulang belakang dan otak untuk kemudian dianalisa [1,2,4,5,6].
Cairan yang diambil oleh dokter adalah sampel untuk dibawa ke laboratorium dan diperiksa lebih jauh [5].
Cairan ini disebut dengan cairan serebrospinal dan tes laboratorium akan mengetahui apakah pasien mengalami infeksi atau perdarahan di bagian otak [5].
Pemeriksaan penunjang lainnya adalah CT angiogram yang bertujuan untuk mendeteksi apakah pasien mengalami vasospasme [1,5,6].
Tinjauan Metode-metode pemeriksaan yang umumnya diterapkan oleh dokter adalah CT scan, MRI scan, MRA, lumbal pungsi dan CT angiogram.
Pengobatan sakit kepala thunderclap akan disesuaikan dengan faktor yang menyebabkannya.
Sejumlah metode pengobatan yang umumnya diberikan oleh dokter kepada pasien sakit kepala thunderclap antara lain :
Obat beta-blockers umumnya diresepkan bagi penderita hipertensi, namun efektivitasnya dalam mengatasi sakit kepala thunderclap cukup tinggi [1].
Propranolol adalah salah satu obat golongan beta-blockers yang dapat dokter resepkan [1,5].
Hanya saja, obat ini tidak dianjurkan bagi pasien yang memiliki gangguan sistem pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronik [1].
Nimodipine adalah obat golongan calcium channel blockers yang kemungkinan dokter akan resepkan sebagai pereda sakit kepala thunderclap [1,3,7].
Nimopidine mampu memberikan efek penghambat pada neurotransmitter tertentu seperti histamin dan serotonin [1,2].
Obat ini juga diharapkan mampu mencegah kekambuhan sakit kepala thunderclap dan vasospasme [1,7].
Namun sebelum menggunakannya, pastikan berkonsultasi dengan dokter terkait efek samping yang dapat timbul, terutama seperti pusing [1].
Pemberian obat topiramate dan lithium dengan dosis kecil mampu mencegah kekambuhan sakit kepala thunderclap [1].
Bagi pasien sakit kepala thunderclap yang juga memiliki kondisi profilaksis, obat ini aman untuk digunakan [1].
Obat analgesik dan anti-inflamasi merupakan pengobatan sakit kepala thunderclap yang cukup membantu [1,2,5].
Efektivitas paling tinggi adalah indomethacin, sementara untuk profilaksis, etoricoxib sangat dianjurkan [1].
Namun, sederet efek samping dari penggunaan acetaminophen dan obat anti-inflamasi dapat terjadi, seperti mual, muntah, perut kembung, konstipasi, diare, penurunan nafsu makan, dan sakit perut [1].
Adakah obat yang perlu dihindari oleh penderita sakit kepala thunderclap?
Triptan adalah jenis obat yang perlu dihindari oleh penderita sakit kepala thunderclap [1].
Baik itu rizatriptan atau sumatriptan, keduanya mampu meningkatkan risiko terjadinya vasospasme [1].
Tinjauan Penanganan sakit kepala thunderclap umumnya dengan pemberian obat-obatan sesuai dengan gejala yang dialami pasien, seperti beta-blockers, calcium channel blockers, analgesik, obat anti-inflamasi, lithium dan topiramate.
Semakin dini sakit kepala thunderclap terdeteksi dan tertangani, risiko komplikasi semakin rendah dan peluang untuk pulih dengan baik cukup tinggi.
Hanya saja ketika sakit kepala ini terjadi bersamaan dengan kehilangan kesadaran, prognosis dianggap buruk dengan risiko kematian 2-4% [1].
Beberapa hal berikut menjadi alasan mengapa prognosis sakit kepala thunderclap buruk [1] :
Meski demikian, dari rata-rata kasus sakit kepala thunderclap, prognosisnya tergolong baik walau berpotensi terjadi rekuren.
Rekuren atau kekambuhan rentan terjadi dalam waktu sekitar 1 minggu dari usai pengobatan; namun biasanya dijumpai hanya pada 20% kasus [1,8] .
Membutuhkan waktu beberapa bulan untuk pulih dari sakit kepala thunderclap [1].
Ketika kondisi sakit kepala thunderclap tidak segera memperoleh penanganan, sejumlah komplikasi serius berikut dapat dialami penderitanya [1,2,4] :
Tinjauan Sejumlah risiko komplikasi sakit kepala thunderclap yang perlu diwaspadai meliputi diseksi dan perdarahan arteri serebral anterior, sindrom ensefalopati reversibel posterior, sakit kepala migrain, defisiensi neurologis permanen, vasospasme, stupor, stroke, dan kematian.
Karena dapat timbul secara tiba-tiba, pencegahan sakit kepala thunderclap terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mengenali jenis-jenis sakit kepala dan gejalanya dengan baik [1].
Penting untuk mengetahui bahwa sakit kepala thunderclap merupakan jenis sakit kepala dengan nyeri terburuk dan terparah sehingga memerlukan penanganan yang sangat cepat [1].
Ketika terlambat ditangani atau terabaikan, kondisi komplikasi dapat mengancam jiwa penderitanya.
Edukasi mengenai sakit kepala thunderclap dapat melalui pengenalan gejala awal, seperti perubahan pola sakit kepala, klaudikasio rahang, hingga variasi diurnal [1].
Selain itu, menjaga pola hidup tetap sehat dengan diet yang benar dan seimbang, rajin berolahraga, serta selalu aktif setidaknya mampu mengurangi risiko sakit kepala thunderclap [2].
Tinjauan Edukasi mengenai jenis-jenis sakit kepala, termasuk sakit kepala thunderclap serta menjaga pola hidup sehat adalah pencegahan sakit kepala thunderclap yang dapat diterapkan.
1. Sandeep Sekhon; Roopa Sharma; & Marco Cascella. Thunderclap Headache. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Cleveland Clinic medical professional. Thunderclap Headaches. Cleveland Clinic; 2018.
3. Dr. Alaa Abd-Elsayed. Thunderclap Headaches Have a Variety of Causes.
4. Aneesh Singhal, MD. Thunderclap headache: The “worst headache of my life”. Harvard Health Publishing - Harvard Medical School; 2019.
5. Umberto Raucci, Nicoletta Della Vecchia, Chiara Ossella, Maria Chiara Paolino, Maria Pia Villa, Antonino Reale, & Pasquale Parisi. Management of Childhood Headache in the Emergency Department. Review of the Literature. Frontiers in Neurology; 2019.
6. Sean I. Savitz, MD, Emily B. Levitan, ScD, Robert Wears, MD, & Jonathan A. Edlow, MD. Pooled analysis of patients with thunderclap headache evaluated by CT and LP. HHS Public Access; 2010.
7. Elisabeth B Marsh, Wendy C Ziai & Rafael H Llinas. The Need for a Rational Approach to Vasoconstrictive Syndromes: Transcranial Doppler and Calcium Channel Blockade in Reversible Cerebral Vasoconstriction Syndrome. Case Reports in Neurology; 2016.
8. Srijana Zarkou, MD, Esma Dilli, MD, & David W. Dodick, MD. 55-Year-Old Man With Thunderclap Headache. Mayo Clinic Proceedings; 2010.