Daftar isi
Swiss chard merupakan tanaman yang sering kali digunakan sebagai sayuran dan merupakan masih satu keluarga dengan kale dan bayam yaitu pada jenis Amaranthaceae.
Meskipun namanya swiss chard, tanaman ini bukan berasal dari Swiss namun tumbuh kembangnya berawal di Eropa Utara. Swiss chard memiliki nama latin Beta Vulgaris.
Selain nama swiss chard, tanaman ini juga memiliki beberapa nama lain, seperti silverbeet, perpetual spinach atau marigold. Swiss chard banyak digunakan dalam menu diet [1].
Meskipun swiss chard tidak begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun swiss chard memiliki karakteristik fisik yang mudah dikenali, salah satunya adalah daunnya yang berwarna hijau mengkilap.
Selain mengkilap, daun swiss chard juga berukuran besar, bergelombang dan juga memiliki tekstur yang sangat renyah. Pada bagian batang, swiss chard memiliki batang yang berwarna putih.
Kemudian, batang swiss chard dapat tumbuh dengan panjang 35 cm dan lebar 25 cm. Swiss chard memiliki rasa yang sedikit pahit dan segar [1].
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis chard yang sering kali dibudidayakan oleh para petani untuk dikonsumsi, yaitu chard pelangi, chard rubi dan chard swiss.
Berikut ini macam-macam jenis chard :
Rainbow chard merupakan salah satu dari jenis chard, namun sebenarnya rainbow chard adalah campuran dari swiss chard, rubi chard dan chard kuning.
Rainbow chard bahkan sangat menarik untuk dijadikan hiasan karena dalam satu tanaman terdapat berbagai warna yang berbeda dari batang dan daun [2]
Seperti namanya yaitu ruby yang berarti merah. Ruby chard memiliki ciri yang sangat mencolok, yaitu batang pada ruby chard berwarna merah menyala.
Bahkan tulang-tulang daun pada ruby chard pun berwarna merah yang menyebabkan warna yang kontras antara daun yang hijau dengan tulang daun dengan warna merah menyala [3]
Swiss chard merupakan jenis yang paling umum dan paling sering ditemui dari chard. Swiss chard memiliki ciri batang yang berwarna putih dan daun yang berwarna hijau mengkilap.
Swiss Chard sering diolah menjadi makanan diet dan batang nya seringkali diolah seperti asparagus.
Berikut ini kandungan gizi pada 100 gram swiss chard mentah :
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Chard, swiss, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 19 | Kalori Dari Lemak: | 1.7 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.2 g | 0.31 % | |
Lemak Jenuh | 0 g | 0.15 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 213 mg | 8.88 % | |
Total Karbohidrat | 3.7 g | 1.25 % | |
Serat | 1.6 g | 6.4 % | |
Gula | 1.1 g | ||
Protein | 1.8 g | 3.6 % | |
Vitamin A | 122.32 % | Vitamin c | 50 % |
Kalsium | 5.1 % | Zat besi | 10 % |
Src : Chard, swiss, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Vitamin K | 830.1 mcg | 1038 % | |
Vitamin A | 6116 IU | 122 % | |
Vitamin C | 30 mg | 50 % | |
Magnesium | 81 mg | 20 % | |
Mangan | 0.4 mg | 18 % | |
Kalium | 379 mg | 11 % | |
Vitamin E (Alpha Tokoferol) | 1.9 mg | 9 % | |
Besi | 1.8 mg | 10 % | |
Sodium | 213 mg | 9 % | |
Tembaga | 0.2 mg | 9 % | |
Src : Chard, swiss, mentah |
Kandungan zat besi pada swiss chard bermanfaat bagi tubuh dalam memproduksi sel darah merah dan dapat mencegah terjadinya penyakit anemia.
Selain itu, swiss chard juga memiliki kandungan antioksidan di dalamnya, yaitu selenium yang berguna sebagai penetral racun yang terdapat di dalam tubuh.
Swiss chard merupakan salah satu jenis sayurang yang termasuk ke dalam “super food”. Hal ini dikarenakan, swiss chard memiliki berbagai macam kandungan senyawa di dalamnya.
Salah satu kandungan senyawa yang paling banyak pada swiss chard adalah antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki peranan dalam melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit berbahaya.
Kemudian, swiss chard juga memiliki kandungan kalium yang sangat tinggi di dalamnya yang berfungsi menjaga organ kardiovaskular tetap sehat [1]
Perlu diketahui bahwa swiss chard memiliki 13 jenis antioksidan yang berupa berbagai macam polifenol di dalamnya.
Swiss chard yang merupakan makanan “super food” tentu saja memiliki berbagai macam kandungan gizi yang dapat memberikan manfaat baik untuk kesehatan tubuh.
Berikut ini beberapa Manfaat yang di dapat ketika mengonsumsi swiss chard :
Swiss chard diketahui memiliki manfaat yang baik bagi jantung dikarenakan memiliki senyawa yang dinamakan kaempferol. Kaempferol merupakan senyawa antioksidan yang memiliki sifat kardioprotektif atau pelindung jantung.
Selain itu, swiss chard juga memiliki kandungan kalium dan juga fosfor yang dapat membantu kaempferol dalam menjaga kesehatan jantung. Dimana kalium berfungsi sebagai pencegah terjadinya penyumbatan darah pada arteri.
Sedangkan fosfor memiliki fungsi untuk menstabilkan detak jantung dengan cara merelaksasi bagian otot yang mengatur detak jantung [1].
Kaempferol merupakan antioksidan yang berjenis flavonoid, yaitu senyawa yang memberikan zat warna pada tanaman.
Swiss chard terbukti dapat mencegah timbulnya diabetes di dalam tubuh dikarenakan swiss chard memiliki senyawa yang dapat mencegah kadar gula di dalam tubuh meningkat, senyawa tersebut adalah asam syringic
Asam syringic merupakan senyawa antioksidan di dalam swiss chard yang diketahui mampu menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara merangsang tubuh untuk mengurangi produksi enzim alfa-glukosidase.
Akibat dari pengurangan enzim alfa-glukosidase ini, kadar gula di dalam darah akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan enzim alfa-glukosidase berperan sebagai pemecah karbohidrat menjadi gula di dalam tubuh [1,3]
Swiss chard diketahui memiliki kandungan gizi yang dapat berperan sebagai anti inflamasi atau anti peradangan. Salah satu senyawa yang berperan dalam hal ini adalah fosfor.
Senyawa fosfor merupakan zat yang dapat merelaksasi otot-otot yang mengalami ketegangan dan rasa nyeri. Selain itu, swiss chard juga memiliki kandungan antioksidan yang sebagai anti inflamasi, seperti betaxantin yang terdapat pada batang swiss chard.
Histamine betaxantine, alanine-betaxantin dan tyramine-betaxantin merupakan beberapa jenis zat betaxantin yang terdapat pada batang swiss chard.
Senyawa betaxantin akan menghambat pengantaran pesan untuk pembentukan mekanisme inflamasi yang dilakukan oleh molekul guna menyembuhkan inflamasi pada bagian tubuh [6]
Salah satu sebab swiss chard disebut sebagai makanan “super food”, yaitu kandungan vitamin A di dalamnya yang sangat besar dan sangat baik bagi mata.
Vitamin A sangat baik menjaga dan meningkatkan kinerja mata terutama dalam menyampaikan pesan kepada otak. Vitamin A berguna dalam mengubah cahaya yang di dapat oleh mata menjadi impuls-impuls listrik yang disalurkan ke otak.
Selain itu, swiss chard juga memiliki jenis antioksidan yang berguna bagi mata dan merupakan jenis antioksidan terbanyak yang dimiliki oleh swiss chard, yaitu lutein dan zeaxanthin.
Lutein merupakan zat yang berguna melindungi mata dari kerusakan yang diakibatkan oleh cahaya matahari. Sedangkan, zeaxanthin yang bekerja sama dengan lutein dapat menjaga sel-sel mata yang diakibatkan oleh radikal bebas [7]
Salah satu kandungan gizi tertinggi yang dimiliki oleh swiss chard adalah vitamin K. Vitamin K merupakan senyawa yang memiliki peranan yang sangat komplek di dalam tubuh, salah satu peranannya adalah menjaga kesehatan tulang.
Vitamin K dalam menjaga kesehatan tulang berperan untuk menjaga senyawa kalsium dan osteocalcin tetap berada di tulang. Jika senyawa kalsium dan osteocalcin banyak yang meninggalkan tulang hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis.
Selain itu, vitamin K merupakan zat pengantar kalsium kepada tulang, jika kekurangan vitamin K dapat membuat kalsium mengendap pada bagian pembuluh darah dan menyebabkan penyakit arterosklerosis [8].
Swiss chard yang merupakan makanan “super food” dan memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kesehatan bukan berarti tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi tubuh.
Berikut ini beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh swiss chard :
Salah satu ciri-ciri dari sayuran yang berwana hijau pekat yaitu kandungan asam oksalatnya yang begitu tinggi. Asam oksalat merupakan senyawa alami yang terdapat di dalam tubuh setiap mahluk hidup.
Asam oksalat pada dasaranya baik bagi tubuh, namun apabila berlebihan dapat membahayakan. Hal ini dikarenakan asam oksalat dapat berikatan dengan kalsium dan vitamin K sehingga membentuk senyawa tak larut dan tak dapat dicerna.
Senyawa tak larut dan tak dapat dicerna ini akan mengendap pada organ ginjal dan dapat menimbulkan penyakit batu ginjal [9]
Asam oksalat selain dapat menyebabkan batu ginjal juga dapat menyebabkan terjadinya anti gizi di dalam tubuh. Maksud dari anti gizi adalah tubuh tidak dapat menggunakan gizi dengan maksimal dikarenakan kandungan gizi yang ada sudah berikatan dengan senyawa lain.
Senyawa asam oksalat merupakan senyawa yang dapat berikan dengan beberapa senyawa lain, seperti kalsium, vitamin K, seng, mangan, dan magnesium.
Akibat berikatan dengan asam oksalat senyawa-senyawa tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh sehingga menyebabkan tubuh kekurangan gizi [9]
Swiss chard yang dibudidayakan memiliki risiko terhadap kandungan pestisida. Hal ini dikarenakan para petani yang menggunakan pestisida untuk membasmi hama pada swiss chard tidak menyadari tertinggalnya residu pestisida semasa panen.
Residu pestisida akan tertinggal pada bagian permukaan daun swiss chard dan akan terbawa pada masa panen. Apabila residu pestisida sampai terkonsumsi oleh konsumen dapat menimbulkan beberapa penyakit berbahaya, salah satunya penyakit sirosis hati.
Untuk mengurangi risiko residu pestisida pada swiss chard akan lebih baik daun swiss chard di rendam menggunakan air garam terlebih dahulu untuk menetralkan residu pestisida pada swiss chard.
Setelah itu, bilas bersih swiss chard menggunakan air mengalir agar lebih bersih lagi [10]
Swiss chard merupakan salah satu jenis sayuran dedaunan yang cepat mengalami layu atau sangat cepat kehilangan kesegarannya apabila tidak disimpan dengan benar.
Maka dari itu, diperlukan cara penyimpanan swiss chard yang benar agar bertahan lebih lama. Berikut ini tips menyimpan swiss chard dengan benar:
Swiss chard yang disimpan dengan metode tersebut dapat bertahan sekitar 1-2 minggu lamanya. Namun, yang terbaik dari swiss chard adalah memasaknya secara langsung, karena dalam masa penyimpanan swiss chard dapat mengalami berkurangnya gizi [2,5]
Swiss chard merupakan sayuran dedaunan hijau yang disebut sebagai makanan “super food” karena mengandung gizi yang sangat tinggi di dalamnya.
Oleh karena itu, swiss chard harus diolah secara tepat agar bisa mendapatkan kandungan gizi yang maksimal dan dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh [1]
Berikut ini beberapa tips dalam mengonsumsi swiss chard :
Salad Swiss Chard
Swiss chard dapat dijadikan salad sebagai ganti dari penggunaan selada pada salad. Mengonsumsi swiss chard yang masih mentah baik bagi kesehatan dan kandungan gizi yang didapatkan lebih banyak.
Sup Swiss Chard Bening
Swiss chard merupakan tanaman dengan daun hijau dan batang berwarna putih yang dapat diolah menjadi berbagai macam masakan yang nikmat dan juga bergizi.
1. Ljubica Ivanović, Ivana Milašević, Ana Topalović, Dijana Ðurović, Boban Mugoša. Nutritional and phytochemical content of Swiss chard from Montenegro, under different fertilization and irrigation treatments. British Food Journal; 2018.
2. M. M. Maboko, C. P. Du Plooy, M. A. Sithole, and A. Mbave. Swiss Chard (Beta vulgaris L.) Water Use Efficiency and Yield under Organic and Inorganic Mulch Application. Vol. 19: 1345-1354. Journal of Agricultural Science and Technology; 2017
3. M. K. Bozokalfa, Bu lent Yag˘mur, Tansel Kaygısız As¸c¸ıog˘ul and Dursun Es. Diversity in nutritional composition of Swiss
chard (Beta vulgaris subsp. L. var. cicla) accessions revealed by multivariate analysis. 9(4); 557–566. Plant Genetic Resources; 2011
4. A. Topalović, M. Knežević, S. Trifunović, M. Novaković, M. Pešić. Effects of soil properties and fertilization on quality and
biological activity of Swiss chard. 83(6), 374–381. European Journal of Horticultural Science; 2018
5. M. M. Maboko and C. P. Du Plooy. Effect of plant spacing and harvesting frequency on the yield of Swiss chard cultivars (Beta vulgaris L.) in a closed hydroponic system. Vol. 8(10), pp. 936-942. African journal of agricultural research; 2013
6. Mona S Calvo and Jaime Uribarri. Public health impact of dietary phosphorus excess on bone and cardiovascular health in the general population. 98:6–15. American Journal of Clinical Nutrition; 2013.
7. Mohd Fairulnizal Md Noh, Rathi Devi Nair Gunasegavan, Suraiami Mustar. Vitamin A in Health and Disease. 84460. Intech Open; 2019.
8. James J DiNicolantonio, Jaikrit Bhutani, James H O’Keefe. The health benefits of vitamin K. 2. Open Heart; 2015
9. Susan R Marengo, Andrea MP Romani. Oxalate in renal stone disease: The terminal metabolite that just won't go away. vol 4 no 7. Nature Clinical Practice Nephrology; 2015.
10. Waziha Farhan, A. M. Abd El-Aty, Md. Musfiqur Rahman, Ji Hoon Jeong. Analytical approach, dissipation pattern, and risk assessment of pesticide residue in green leafy vegetables: A comprehensive review. Biomedical Chromatography; 2017.