9 Tanda Tubuh Kelebihan Kafein

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Overdosis atau kelebihan kafein merupakan hal yang jarang terjadi. Namun konsumsi kafein juga dapat memberikan risiko. Konsumsi kopi terlalu banyak dapat menyebabkan gelisah, agitasi, gangguan tidur, dan

Kafein menjadi salah satu asupan wajib bagi sejumlah orang sebagai penambah energi dan semangat.

Namun bagi para pecinta kafein, efek adiktif dari kafein sendiri mampu menyebabkan seseorang justru mengonsumsinya secara berlebihan [1].

Padahal, segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan tidak baik bagi tubuh dan berikut ini merupakan deretan tanda tubuh kelebihan kafein yang perlu diwaspadai.

1. Sakit Kepala

Kafein sendiri tidak menjadi penyebab langsung timbulnya sakit kepala, namun ketika seseorang telah terbiasa mengonsumsi kafein secara rutin, maka tubuh otomatis akan bereaksi bila sekali saja melewatkan asupan kafein [2].

Pembuluh darah dapat membesar sewaktu tidak mengonsumsi kafein dan hal ini kemudian menjadi pemicu utama kepala terasa nyeri [2].

Sakit kepala ini dapat menjadi tanda bahwa selama ini tubuh telah menerima terlalu banyak kafein dan bahkan menandakan bahwa tubuh sudah kecanduan terhadap kafein [2].

2. Kelelahan

Meminum kopi, teh, dan minuman berenergi memang kaya kafein dan mampu meningkatkan energi dalam tubuh.

Namun saat efek kafein sudah tidak ada pada sistem tubuh, hal ini akan mengakibatkan tubuh kehilangan energi cukup banyak sehingga kelelahan dapat terjadi [3].

Hal ini telah dibuktikan melalui sebuah review dari 41 hasil studi yang menunjukkan bahwa para partisipan pengonsumsi minuman energi berkafein hanya mengalami peningkatan tenaga dan suasana hati beberapa jam saja [3].

Setelahnya, partisipan mengalami kelelahan yang lebih dari biasanya ketika efek kafein telah meninggalkan tubuh [3].

3. Insomnia

Insomnia atau sulit tidur menjadi salah satu tanda tubuh mengalami kelebihan kafein karena kafein memberi efek terjaga lebih lama pada pengonsumsinya walaupun tak semua pengonsumsi kafein akan mengalami hal ini [4,5].

Asupan kafein terlalu tinggi telah terbukti membuat pengonsumsinya menjadi lebih lama untuk tertidur, hal ini terutama lebih berisiko pada orang-orang usia lanjut [4,5].

4. Kecemasan

Cemas dan gelisah merupakan kondisi yang menandakan kafein dalam tubuh terlalu tinggi karena kafein meningkatkan kewaspadaan seseorang [6].

Di dalam otak terdapat senyawa bernama adenosine yang mampu memberi sinyal bahwa tubuh kita lelah [6].

Namun dengan meminum kafein, efek adenosine tersebut akan dihambat sehingga pelepasan adrenaline menjadi lebih banyak juga di saat yang sama [6].

Tak hanya membuat pengonsumsi betah terjaga dan lebih bersemangat, kafein juga membuat lebih waspada, terutama bila dalam sehari asupan kafein mencapai 1.000 mg [7].

Karena tingkat kecemasan meningkat, maka kadar stres pun ikut bertambah dalam hal ini [6,7].

5. Sering Buang Air Kecil

Kadar kafein dalam tubuh yang berlebihan mampu memberi efek sering buang air kecil pada pengonsumsinya [8,9,10].

Risiko seperti ini jauh lebih tinggi pada orang-orang dewasa yang lebih tua, terutama penderita inkontinensia urine dan kandung kemih yang terlalu aktif [8,9,10].

Hal ini terbukti dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 12 partisipannya dengan rentang usia berbeda, muda hingga paruh paya dengan kondisi kandung kemih terlalu aktif memiliki frekuensi buang air kecil lebih tinggi usai mengasup kafein 2 mg per pon berat badan [9].

Bahkan orang-orang yang kondisi kemihnya dalam keadaan sehat sekalipun akan lebih sering buang air kecil.

6. Detak Jantung Lebih Cepat

Tanda lainnya jika kafein sudah berlebihan di dalam tubuh adalah detak jantung yang lebih cepat dari seharusnya.

Perubahan detak jantung terjadi umumnya pada orang-orang usia muda yang sering mengonsumsi minuman berenergi [11].

Tanpa disadari, sebenarnya ada banyak produk minuman benergi dengan dosis kafein yang sangat tinggi sehingga pada akhirnya memicu fibrilasi atrium [11].

Tanda ini pun terdeteksi pada seorang wanita yang mengonsumsi bubuk dan tablet kafein dosis tinggi untuk bunuh diri [12].

Selain detak jantungnya yang begitu cepat, wanita ini mengalami gagal ginjal dan serangkaian gangguan kesehatan lain yang sangat parah [12].

Hanya saja, detak jantung lebih cepat tidak selalu terjadi pada semua orang dengan kondisi kelebihan kafein.

7. Tekanan Darah Tinggi

Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah terjadi pada tubuh pengonsumsi kafein yang berlebihan karena kafein memberi stimulasi pada sistem saraf [13,14].

Oleh sebab itu, penderita hipertensi sangat dianjurkan membatasi atau justru menghindari asupan kafein [15,16].

Karena pada orang-orang yang sehat sekalipun, asupan kafein tinggi mampu meningkatkan tekanan darah, terutama ketika sedang berolahraga [15,16].

Bila tidak segera dikontrol, tekanan darah tinggi ini lama-kelamaan mampu menjadi faktor risiko penyakit stroke hingga penyakit jantung [13,14].

8. Masalah Otot

Tubuh kelebihan akfein juga dapat ditandai dengan adanya kerusakan pada otot, terutama jika asupan kafein berlebih dilakukan jangka panjang.

Rhabdomyolysis merupakan sebutan untuk kondisi masalah otot ini, yakni kerusakan sejumlah besar sel-sel otot dalam waktu yang pendek [17].

Meski mengerikan, kondisi ini sangat langka terjadi [17].

Masalah pada otot dapat pula timbul dalam waktu yang singkat usai mengonsumsi banyak kafein, terutama pada orang-orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap kafein [17].

Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi yang tidak terbiasa atau tidak pernah mengonsumsi kafein, hindari asupan berlebih terutama sekali minum.

9. Masalah Pencernaan

Kafein mengandung efek laksatif yang menjadi pemicu pelepasan gastrin, yakni hormon yang bertugas mempercepat aktivitas usus [18,19,20].

Hal ini menjadi alasan mengapa sebagian besar orang yang mengonsumsi kopi di pagi hari kemudian menjadi lebih mudah buang air besar [18,19,20].

Bahkan pada beberapa orang lainnya, kelebihan kafein mampu menjadi penyebab diare [20].

Namun jika masalah pencernaan kerap terjadi berulang usai mengonsumsi kafein, pastikan untuk membatasi konsumsi kafein atau menghindarinya.

Agar tanda-tanda tubuh kelebihan kafein tersebut tidak mudah terjadi, kafein perlu dikonsumsi sewajarnya, yakni 2,4 mg/kg (berat badan) setiap hari untuk orang dewasa [21].

Dosis kafein 400 mg per hari masih tergolong aman, namun tentunya hal ini disesuaikan kembali dengan kondisi tubuh masing-masing orang [21].

1. Sally Satel. Is caffeine addictive?--a review of the literature. The American Journal of Drug and Alcohol Abuse; 2006.
2. E G Couturier, D M Laman, M A van Duijn, & H van Duijn. Influence of caffeine and caffeine withdrawal on headache and cerebral blood flow velocities. Cephalalgia; 1997.
3. Waguih William Ishak, MD, FAPA, Chio Ugochukwu, MD, Kara Bagot, MD, David Khalili, MS, & Christine Zaky, MD. Energy Drinks. Innovations in Clinical Neuroscience; 2012.
4. Emily J Watson, Alison M Coates, Mark Kohler & Siobhan Banks. Caffeine Consumption and Sleep Quality in Australian Adults. Nutrients; 2016.
5. Ian Clark & Hans Peter Landolt. Coffee, caffeine, and sleep: A systematic review of epidemiological studies and randomized controlled trials. Sleep Medicine Reviews; 2017.
6. Sergi Ferré. An update on the mechanisms of the psychostimulant effects of caffeine. Journal of Neurochemistry; 2008.
7. A Smith. Effects of caffeine on human behavior. Food and Chemical Toxicology; 2002.
8. Kirill V Kosilov, Sergay A Loparev, Marina A Ivanovskaya & Liliya V Kosilova. Caffeine as a Probable Factor for Increased Risk of OAB Development in Elderly People. Current Urology; 2016.
9. Supatra Lohsiriwat, Muthita Hirunsai, & Bansithi Chaiyaprasithi. Effect of caffeine on bladder function in patients with overactive bladder symptoms. Urology Annals; 2011.
10. Ying H. Jura, MD, Mary K. Townsend, ScD, Gary C. Curhan, MD, ScD, Neil M. Resnick, MD, & Francine Grodstein, ScD. Caffeine intake and risk of stress, urgency, and mixed urinary incontinence. HHS Public Access; 2012.
11. Anna Vittoria Mattioli, Sonia Pennella, Alberto Farinetti, & Antonio Manenti. Energy Drinks and atrial fibrillation in young adults. Clinical Nutrition; 2018.
12. Larissa K Laskowski, Jonathan A Henesch, Lewis S Nelson, Robert S Hoffman, & Silas W Smith. Start me up! Recurrent ventricular tachydysrhythmias following intentional concentrated caffeine ingestion. Clinical Toxicology; 2015.
13. Niels P Riksen, Gerard A Rongen, & Paul Smits. Acute and long-term cardiovascular effects of coffee: implications for coronary heart disease. Pharmacology & Therapeutics; 2009.
14. Sachin A Shah, Anthony E Dargush, Vicki Potts, Michael Lee, Brittany M Millard-Hasting, Bradley Williams, & Carolyn S Lacey. Effects of Single and Multiple Energy Shots on Blood Pressure and Electrocardiographic Parameters. The American Journal of Cardiology; 2016.
15. B H Sung, W R Lovallo, G A Pincomb, & M F Wilson. Effects of caffeine on blood pressure response during exercise in normotensive healthy young men. The American Journal of Cardiology; 1990.
16. B H Sung 1, W R Lovallo, T Whitsett, & M F Wilson. Caffeine elevates blood pressure response to exercise in mild hypertensive men. The American Journal of Hypertension; 1995.
17. Christina Campana, Peter L Griffin, & Erin L Simon. Caffeine overdose resulting in severe rhabdomyolysis and acute renal failure. The American Journal of Emergency Medicine; 2014.
18. P J Boekema, M Samsom, G P van Berge Henegouwen, & A J Smout. Coffee and gastrointestinal function: facts and fiction. A review. Scandinavian Journal of Gastroenterology. Supplement; 1999.
19. S R Brown, P A Cann, & N W Read. Effect of coffee on distal colon function. Gut; 1990.
20. Michael Camilleri, Joseph H. Sellin, & Kim E. Barrett. Pathophysiology, Evaluation, and Management of Chronic Watery Diarrhea. HHS Public Access; 2018.
21. Justin Evans; John R. Richards; & Amanda S. Battisti. Caffeine. National Center for Biotechnology Information; 2020.

Share