Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Warna urin adalah salah satu hal yang perlu kita perhatikan sehari hari, meskipun seringkali terlewatkan dalam keseharian. Hal ini cukup penting dan sederhana untuk menilai kondisi umum tubuh kita. Apabila
Warna standar urine disebut sebagai “urochrome” oleh dokter. Urine secara alami mengandung pigmen kuning. Bila kita cukup minum, urine akan berwarna kuning terang, mendekati jernih.
Bila mulai dehidrasi, urine akan berubah warna menjadi kuning gelap atau bahkan coklat muda. Berbagai pigmen dalam makanan atau obat yang dikonsumsi juga bisa mempengaruhi warna urine karena terbawa ke saluran pencernaan.
Kadang-kadang, warna urine bisa menjadi penanda timbulnya kondisi kesehatan yang harus diperhatikan.
Kebanyakan orang merasa kurang nyaman membahas soal urine, padahal “air seni” ini bisa menjelaskan banyak hal tentang kondisi tubuh kita.
Aroma, konsistensi dan warna urine bisa menjadi indikator tentang gaya hidup dan kesehatan, mulai dari apa yang sudah kita makan dan minum hingga penyakit yang mungkin kita tidak tahu ada dalam tubuh kita. [1, 2, 3, 4]
Urine terdiri dari air (setidaknya 95%) dan sisanya adalah campuran dari urea, chloride, sodium, potassium, creatinine dan ion lainnya yang telah larut, serta juga berbagai zat-zat organik dan non-organik. [4]
Tergantung dari apa yang dimakan, atau obat yang dikonsumsi, serta berapa banyak air yang diminum, warna urine bisa berubah-ubah. Berikut adalah penjelasannya:
1. Jernih atau transparan
Urine yang tidak berwarna menandakan bahwa Anda minum air lebih banyak dari asupan harian yang disarankan, atau over-hydrated. Meskipun minum air putih bagus untuk kesehatan, tapi jika terlalu banyak maka bisa mengambil elektrolit dari tubuh yang akan menyebabkan ketidakseimbangan kimia dalam darah. [4]
Bila urine jernih ini hanya terjadi sesekali, maka tidak perlu khawatir. Namun, bila terus menerus jernih, maka itu tandanya Anda harus mengurangi asupan air putih agar garam yang penting bagi tubuh tidak terlarut.
2. Kuning cerah hingga kuning gelap
Ini adalah spektrum warna urine yang umum. Semakin banyak air yang dikonsumsi, semakin encer pula pigmen urochrome yang secara alami ada dalam urine ini. Urochrome dihasilkan dari hemoglobin yang diurai oleh tubuh. Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen di dalam sel darah merah.
Warna urine dalam spektrum ini termasuk: [1, 2, 3, 4]
3. Merah atau merah muda
Urine bisa berwarna merah atau merah muda jika Anda makan buah yang warna alaminya mengandung pigmen ungu atau magenta, seperti:
Namun, meskipun warna merah atau merah muda pada urine bisa disebabkan oleh makanan, ada juga beberapa faktor penyebab lain. Beberapa kondisi kesehatan bisa menyebabkan darah masuk ke urine, yang dikenal dengan istilah medis hematuria, termasuk: [3, 4]
Bila memang darah bercampur dalam urine, segera hubungi dokter untuk memastikan penyebabnya.
4. Oranye atau jingga
Jika urine berwarna seperti soda rasa jeruk, maka bisa disebabkan oleh konsumsi vitamin B2 dosis tinggi, obat infeksi saluran kencing (phenazopyridine), antibiotik isoniazid untuk mengobati TBC, atau obat anti-inflamasi sulfasalazine. [2, 3, 4]
Jika dibarengi dengan tinja yang berwarna pucat, maka bisa menjadi tanda bahwa cairan empedu masuk ke dalam aliran darah akibat gangguan saluran empedu atau liver. Penyakit kuning yang terjadi pada orang dewasa juga bisa menyebabkan urine berwarna oranye.
Selain itu, konsumsi wortel atau atau jus wortel dalam jumlah banyak atau makanan yang mengandung pewarna juga bisa membuat urine berwarna seperti ini.
5. Biru atau hijau
Warna urine yang seperti ini jarang terjadi, namun bisa disebabkan oleh pewarna makanan atau pigmen yang terdapat dalam asparagus. Bisa juga akibat pewarna yang digunakan pada tes medis untuk memeriksa kondisi ginjal atau kandung kemih atau obat-obatan tertentu.
Infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa juga bisa menyebabkan urine berubah warna menjadi biru, hijau, bahkan ungu. Urine biru bisa disebabkan oleh kelainan metabolisme turunan yang dikenal sebagai familial hypercalcemia. Kelainan ini ditandai oleh tidak sempurnanya penguraian tryptophan dalam usus. [3, 4]
Jika warna urine tidak berubah dalam beberapa waktu, bahkan setelah tidak lagi mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang sekiranya mempengaruhi warna urine, segera hubungi dokter.
6. Coklat gelap atau kehitaman
Pada kebanyakan kasus, urine yang berwarna coklat gelap menandakan dehidrasi. Warna ini juga bisa terjadi akibat efek samping dari obat-obatan tertentu atau karena makanan.
Yang harus diperhatikan, warna urine gelap seperti ini bisa menandakan adanya penyakit dalam tubuh, termasuk: [2, 3, 4]
7. Keruh, putih susu, atau berbusa
Urine yang keruh bisa menjadi tanda adanya infeksi saluran kencing. Kondisi ini juga bisa timbul sebagai gejala beberapa penyakit kronis dan gangguan ginjal. Pada beberapa kasus, urine yang keruh juga tanda tubuh anda kekurangan cairan.
Bila urine keruh dibarengi dengan adanya busa atau buih, maka disebut pneumaturia. Ini adalah gejala gangguan kesehatan yang serius, termasuk Crohn’s disease atau diverticulitis. [3, 4]
Sebab lainnya adalah terlalu banyak mengonsumsi daging merah atau sedang menjalankan diet keto yang terdiri dari lemak tinggi namun rendah karbohidrat.
Apapun penyebabnya, kondisi urine yang seperti ini harus diperiksakan ke dokter.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, berubahnya warna urine dari kuning pucat ke warna-warna lain bisa disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari makanan, obat, hingga gangguan kesehatan yang serius.
Beberapa dari penyebab ini bisa dihindari untuk menjaga warna urine tetap normal, namun beberapa yang lainnya ada diluar kendali kita. Bagaimanapun, menjaga kesehatan kandung kemih tetap harus dilakukan. Berikut cara-cara yang bisa dicoba: [5]
1. Kathryn Watson, Gerhard Whitworth, RN. Is Blue Urine Normal? Urine Colors Explained. Healthline; 2020.
2. Minesh Khatri, MD. The Truth About Urine. WebMD; 2020.
3. Jessica Harness, D.O. What Does Urine Color Say About Your Health? Denver Urolgy Associates; 2019.
4. Scott LaFee. 10 Colors That Suggest Urine Trouble. UC San Diego Health; 2014.
5. The National Institute on Aging. 13 Tips to Keep Your Bladder Healthy. The National Institutes of Health; 2017.