Adefovir adalah obat yang digunakan untuk mengatasi hepatitis B kronis [1, 2, 3, 4, 5, 6].
Daftar isi
Adefovir termasuk obat anti virus yang digunakan untuk mengatasi infeksi virus hepatitis B. Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan virus [2].
Berikut informasi mengenai adefovir [1, 3]:
Indikasi | Hepatitis B Kronis |
Kategori | Obat Keras (K) |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Antivirus |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | Hipersensitif, laktasi (sedang menyusui). |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi pada dokter sebelum menerima pengobatan adefovir: → Pasien dengan hepatomegali atau faktor lain yang berisiko menimbulkan penyakit hati → Pasien dengan gangguan ginjal → Pasien yang sedang mengandung ⇔ Parameter yang perlu dimonitor: → Marker biokimiawi, virologis dan serologis hepatitis B sebaiknya dimonitor setiap 6 bulan sekali. → Lakukan pengawasan fungsi ginjal setiap 3 buan, fungsi hati selama beberapa bulan setelah penghentian pengobatan. → Tentukan status HIV sebelum memulai pengobatan. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori C: Studi pada hewan menunjukkan efek yang merugikan pada janin. Tidak ada studi terkendali pada manusia atau studi pada manusia dan binatang belum tersedia. Obat sebaiknya diberikan jika manfaat potensialnya lebih besar daripada resiko terhadap janin. |
Obat adefovir merupakan suatu inhibitor nukleosida reverse transkriptase analog dari adenosine. Adefovir digunakan untuk penanganan infeksi virus hepatitis B (HBV) [4].
Hepatitis B ialah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B akut memiliki gejala yang timbul secara cepat pada orang dewasa.
Umumnya, bayi yang lahir dengan infeksi hepatitis B berkembang menjadi kronis. Hepatitis B kronis berkembang secara perlahan dan gejalanya dapat tidak terdeteksi. Hepatitis B dapat menular melalui kontak dengan darah dan cairan tubuh penderita [7].
Obat adefovir digunakan untuk pasien dewasa dengan rincian dosis sebagai berikut [1]:
Oral/Diminum ⇔ Hepatitis B kronis → Diminum 10 mg satu kali sehari ⇔ Pasien dengan Gangguan Ginjal → Pasien hemodialisis: 10 mg setiap 7 hari sekali, setelah dialisis → CrCl 10 – 29 ml/menit : 10 mg per 72 jam → CrCl 30 – 49 ml/menit: 10 mg per 48 jam |
Beberapa efek samping adefovir berikut memerlukan pertolongan medis segera [6]:
Berikut beberapa efek samping adefovir yang membutuhkan pertolongan medis jika berlangsung terus menerus atau dalam jangka waktu lama [6]:
Info Efek Samping Adefovir untuk Tenaga Medis [6]:
Untuk mengetahui penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan, dan overdosis adefovir berikut informasinya[1]:
Penyimpanan | → Simpan pada suhu 25°C. |
Cara Kerja | Deskripsi: Adefovir, suatu nukleotid asiklik analog dari adenosine monofosfat difosforilasi menjadi metabolit aktif adefovir difosfat, yang kemudian menghambat DNA polymerase (reverse transkriptase) virus hepatitis B dengan berkompetesi dengan substrat alami deoksiadenosin trifosfat dan dengan mengakibatkan terminasi rantai DNA setelah penggabungan ke dalam DNA virus, sehingga mengakibatkan penghambatan replikasi virus. Farmakokinetik: → Absorpsi: Absorpsi tertunda ketika diberikan bersama makanan → Bioavaibilitas: 59% → Waktu konsentrasi puncak plasma: ± 0,6-4 jam → Distribusi: Didistribusikan secara meluas ke jaringan tubuh terutama dalam ginjal, hati, dan usus halus. → Volume distribusi: 0,35 – 0,39 l/kg → Pengikatan protein plasma: < 4% → Metabolisme: Adefovir dipivoxil diubah dengan cepat menjadi adefovir melalui hidrolisis diester dan selanjutnya, menjadi metabolit aktif adefovir difosfat melalui forforilasi oleh enzim-enzim seluler → Ekskresi: Melalui urin dengan filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus aktid → Paruh waktu eliminasi: ± 7 jam |
Interaksi dengan obat lain | → Dapat mengurangi efek pengobatan dari tenofovir → Meningkatkan risiko nefrotoksisitas dengan obat nefrotoksis lain (seperti aminoglikosida, ciclosporin, tacrolimus, vancomycin, NSAID tertentu). |
Interaksi dengan makanan | → Absorpsi tertunda ketika diberikan bersama makanan |
Overdosis | ⇔ Gejala: gangguan pencernaan, anoreksia ⇔ Cara Mengatasi: perawatan suportif. Hemodialisis dapat mengeluarkan adevofir dari tubuh. |
Apakah Adefovir aman untuk digunakan anak-anak?
Penggunaan adevofir dianjurkan pada pasien berusia 18-65 tahun. Penggunaan pada pasien di bawah usia 12 tahun tidak dianjurkan[6].
Apa saja yang harus dihindari ketika menerima pengobatan Adefovir?
Hindari berbagi dengan orang lain saat menggunakan peralatan makan dan sikat gigi. Sebaiknya gunakan perlindungan lebih jika melakukan hubungan seksual. Konsultasikan dengan dokter mengenai cara pencegahan penularan penyakit melalui hubungan intim[6].
Apakah aman menggunakan Adefovir pada ibu hamil dan menyusui?
Penggunaan oleh ibu menyusui sifatnya kontraindikasi. Adefovir termasuk kategori kehamilan C, sehingga penggunaan untuk ibu hamil harus berdasarkan pertimbangan medis dokter[1].
Apakah aman untuk mengemudikan kendaraan saat menggunakan Adefovir?
Saat ini belum terdapat studi mengenai pengaruh adefovir terhadap kemampuan mengemudikan kendaraan. Sebaiknya aktivitas mengemudi dihindari karena terdapat risiko timbul efek samping seperti kantuk dan gerak yang tidak terkoordinasi[6].
Berikut beberapa obat dengan kandungan Adefovir[3,5]:
Brand Merek Dagang |
Hepsera |
Advofir |
Adesera |
Biovir |
Infovir |
Pymefovir |
Nafasera |
Preveon |
1. Anonim. Diakses 2020. MIMS. Adevofir.
2. Anonim. Diakses 2020. WebMD. Adevofir Dipivoxil.
3. Anonim. Diakses 2020. Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Hepsera.
4. Anonim. Diakses 2020. PubChem, National Center for Biotechnology Information. National Library of Medicine. Adefovir.
5. Anonim. Diakses 2020. Drugbank ca. Adevofir divoxil.
6. Cerner Multum. 2019. Drugs com. Adefovir.
7. April Kahn. 2018. Healthline. Hepatitis B.