Penyakit & Kelainan

Alergi Kafein: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagi kebanyakan orang, kafein aman untuk dikonsumsi namun ada juga yang bereaksi terhadapnya. Alergi kafein merupakan hal yang langka. Biasanya gejala alergi kafein lebih parah bila dibandingkan dengan intoleransi kafein. Gejala alergi akan muncul dalam selang waktu 1 jam sejak konsumsi kafein. [1]

Alergi kafein merupakan alergi yang sama dengan jenis alergi terhadap makanan lainnya. Gejala fisik yang ditimbulkan pun mirip. Akan tetapi, karena alergi kafein tidak terlalu dikenal, Anda mungkin menyamakan gejala yang dirasakan dengan alergi terhadap makanan lain. [2]

Tidak seperti jenis alergi lainnya, gejala alergi kafein pada sistem pernapasan adalah hal yang kurang lazim. Derajat keparahan gejala alergi yang Anda rasakan bergantung pada seberapa cepat gejala tersebut muncul. Pada kasus yang langka, jika gejala cepat muncul dapat terjadi anafilaksis. [3]

Gejala Alergi Kafein

Pada kebanyakan kasus, gejala dilaporkan setelah Anda mengonsumsi kafein bahkan dalam jumlah yang sedikit atau sedang. Konsumsi kafein ini Anda lakukan melalui konsumsi kopi, teh, soda, atau minuman energi. Berikut ini merupakan gejala yang paling umum dirasakan saat mengalami alergi kafein yakni: [4]

  • Masalah pada kulit seperti ruam, jerawat, eksim, gatal
  • Sakit kepala atau migrain
  • Cemas dan serangan panik
  • Tidak dapat berkonsentrasi
  • Pembengkakan pada lidah, kelanjar, dan tenggorokan
  • Jantung berdebar kencang
  • Mudah marah
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Nyeri dada
  • Depresi
  • Kebas pada wajah, tangan, atau kaki
  • Nyeri otot
  • Napas pendek atau sesak di dada
  • Delusi atau halusinasi
  • Gejala mirip flu
  • Masalah pada penglihatan
  • Keringat dingin
  • Pembengkakan pada mata

Penyebab Alergi Kafein

Tubuh orang yang menderita alergi kafein memperlakukan kafein seolah-olah sebagai penyusup. Ketika mereka mengonsumsi kafein maka tubuh menghasilkan antibodi yang disebut sebagai imunoglobulin E (IgE). Antibodi ini menyebabkan sel pada sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin. [1]

Pelepasan ini bertujuan untuk menyapu bersih kafein yang dianggap sebagai zat berbahaya yang disebut sebagai alergen. Hasilnya adalah inflamasi/ peradangan dan dapat berujung pada ruam, gatal, serta pembengkakan. [1]

Sebuah studi pada tahun 2014 mengemukakan bahwa tanggapan tubuh seseorang terhadap kafein yang menyebabkan alergi diperkirakan terkait dengan genetik. Akan tetapi, penyebab jelas tubuh memperlakukan kafein sebagai alergen belum sepenuhnya dimegerti. [1]

Sebuah studi lain mengemukakan reaksi alergi kemungkinan besar dipicu oleh debu yang berasal dari biji kopi sebelum biji kopi dipanggang. Debu ini bertindak sebagai alergen. Studi lebih lanjut yang dilakukan pada 2017 mengemukakan bahwa satu jenis jamur pada biji kopi mungkin menjadi penyebab alergi. [1]

Jamur ini mengeluarkan semacam racun yang disebut sebagai mikotoksin. Sebuah studi yang bersal dari University of Valencia di Spanyol menyatakan kopi sering kali mengandung mikotoksin. Bahkan jumlah kandungan mikotoksin yang terdapat di dalam kopi dekafeinasi lebih tinggi dibandingkan kopi biasa. [3]

Komplikasi Alergi Kafein

Jika Anda mengalami alergi kafein namun terus mengonsumsinya, gejala yang Anda rasakan akan memburuk. Dan bergantung pada derajat keparahan reaksi, Anda mungkin akan mengembangkan gejala anafilaksis yang dapat berujung pada kondisi mengancam nyawa. [2]

Kapan Harus ke Dokter

Anda harus segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat bila gejala yang Anda rasakan berkembang dengan cepat menjadi anafilaksis. Gejala anafilaksis yaitu: [3]

Jika tidak ditangani, anafilaksis dapat berkembang dengan cepat dan berujung pada syok, koma, gagal jantung atau napas, dan kematian. [3]

Pengobatan Alergi Kafein

Jika Anda merasakan alergi setelah mengonsumsi kafein maka konsumsi obat antihistamin yang dapat dibeli bebas di apotek dapat membantu Anda dalam meredakan gatal, pembengkakan, dan ruam. [1]

Pada kasus yang sangat langka, alergi kafein dapat berujung pada syok anafilaksis. Kondisi ini dapat ditangani dengan memberi suntikan epinefrin. Orang yang menderita alergi berat sering kali membawa suntikan epinefrin yang berbentuk seperti pulpen untuk mencegah terjadinya anafilaksis. [1]

Pencegahan Alergi Kafein

Pencegaahan alergi kafein hanya dapat dilakukan dengan cara menghindari konsumsi kafein itu sendiri. Penting untuk Anda untuk selalu membaca label kandungan makanan atau minuman sebelum mengonsumsinya. [2]

Bila Anda sangat bergantung dengan kafein untuk membantu Anda menambah energi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Anda bisa melakukan beberapa upaya agar Anda tetap terjaga dan berenergi yakni: [2,3]

  • Meningkatkan Aktivitas Fisik

Anda bisa meningkatkan aktivitas fisik dengan cara berolahraga selama minimal 150 menit setiap minggunya. Anda bisa melakukan jogging, berjalan kaki, bersepeda, atau ikut kelas olahraga. [2]

  • Tidur yang Cukup

Kuantitas tidur yang kurang dari 7-9 jam selama semalam dapat menimbulkan kelelahan di pagi hari. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas tidur Anda bisa menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. [2]

Beberapa vitamin dapat meningkatkan energi setelah dikonsumsi beberapa waktu. Vitamin-vitamin ini termasuk vitamin B, tirosin, dan rhodiola rosea. [2]

  • Perbanyak Minum Air

Memperbanyak konsumsi air akan mengurangi keinginan Anda untuk meminum minuman berkafein atau sejenis kola. Jika Anda terbiasa mengonsumsi kola maka Anda bisa mengganti minuman tersebut dengan jenis sparkling water. [3]

Makanan yang Harus Dihindari

Makanan dan minuman yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya alergi kafein adalah yang mengandung kafein seperti kopi. Minuman lain seperti teh, cokelat, dan minuman berenergi juga harus dihindari. [1] Bahkan kopi yang telah menjalani proses dekafeinasi tidak sepenuhnya bebas kafein. [2]

Makanan jenis lainnya yang harus dihindari adalah minuman ringan seperti soda atau makanan penutup yang dibekukan. Ada juga beberapa jenis suplemen vitamin dan obat yang dapat dibeli bebas di apotik misalnya obat migrain tertentu harus dihindari karena mengandung kafein. [2]

Anda akan merasakan gejala penarikan kafein ketika Anda berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba. Biasanya gejala penarikan ini akan menghilang setelah seminggu sejak Anda terakhir minum kafein. Gejala penarikan kafein ini dapat berupa: [1]

  • Gemetar
  • Sakit kepala
  • Mudah tersulut emosi
  • Kelelahan

Anda bisa menggantikan teh, kopi, coklat, dengan minuman hangat lainnya seperti: [3]

1. Lana Burgess & Shuvani Sanyal. What is a caffeine allergy? Medical News Today; 2017.
2. Valencia Higuera & Elaine K. Luo. Caffeine Allergy. Healthline; 2018.
3. Daniel More. An Overview of Caffeine Allergy. Very Well Health; 2021.
4. Anonim. Caffeine Allergy: Top 20 Symptoms. Caffeine Informer; 2021.

Share