Daftar isi
Aneurisma aorta adalah suatu kondisi ketika dinding pembuluh darah menggelembung sebagai bentuk pembengkakan karena kelemahan dinding pembuluh darah; pembuluh darah ini bisa pecah sewaktu-waktu [1,2,9,11].
Ketika pembuluh darah pecah, maka kematian dapat terjadi pada penderitanya.
Aneurisma aorta adalah jenis aneurisma dan aneurisma sendiri adalah melebarnya pembuluh nadi secara abnormal yang disebabkan oleh kelemahan dinding pembuluh darah.
Tinjauan Aneurisma aorta adalah jenis aneurisma dengan kondisi di mana dinding pembuluh darah mengalami benjolan atau gelembung sebagai bentuk pembengkakan karena dinding pembuluh darah yang melemah.
Pada tahun 2017, aneurisma otak menjadi penyebab 9.928 kasus kematian di Amerika Serikat [2].
Prevalensi aneurisma aorta adalah 3-4% lebih yang lebih sering terjadi pada orang-orang yang usianya sudah lebih dari 65 tahun [2].
Kematian sebanyak 60% kasus di Amerika Serikat dialami oleh pria yang disebabkan oleh aneurisma otak dan diseksi aorta [10].
Namun untuk di Indonesia, data epidemiologi aneurisma aorta belum tersedia.
Aneurisma aorta adalah salah satu jenis aneurisma, namun sebenarnya aneurisma aorta pun masih terklasifikasi lagi menjadi dua jenis kondisi, yaitu aneurisma aorta abdominal dan aneurisma aorta toraks.
Aneurisma aorta abdominal adalah jenis aneurisma aorta yang paling umum terjadi dan banyak diderita oleh orang [1,2].
Kondisi aneurisma aorta ini merupakan kondisi aorta yang melebar di bagian perut namun secara pelebaran terjadi secara tidak wajar.
Aneurisma jenis ini terjadi tepat di perut bagian bawah dada dan jauh lebih rentan terjadi pada orang-orang usia 65 tahun ke atas.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang-orang kulit putih jauh lebih berisiko mengalami aneurisma aorta abdominal daripada orang-orang kulit hitam.
Secara umum, jenis aneurisma ini disebabkan oleh arteri yang mengeras (aterosklerosis), hanya saja pada beberapa kasus lain cedera maupun infeksi mampu menjadi penyebabnya.
Aneurisma aorta abdominal seringkali tak menunjukkan adanya gejala pada penderitanya dan bila pun ada gejala yang timbul, biasanya penderita akan mengalami rasa nyeri [3,11].
Rasa nyeri ini terjadi khususnya di bagian kaki, bokong, serta paha bagian dalam.
Sementara itu, sensasi nyeri seperti ditusuk adalah gejala lain yang menyertai dan umumnya terjadi pada bagian punggung atau sisi punggung.
Bila sebelumnya aneurisma aorta abdominal terjadi pada perut (tepat di bawah dada), maka aneurisma aorta toraks adalah jenis aneurisma yang terjadi pada bagian dada [1,2,4].
Baik wanita maupun pria keduanya memiliki risiko sama tingginya dalam mengalami aneurisma aorta toraks, terutama seiring bertambahnya usia.
Aneurisma jenis ini umumnya diderita oleh orang-orang yang sebelumnya sudah memiliki kondisi medis tertentu, seperti sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan.
Penyebab aneurisma aorta toraks sendiri umumnya adalah cedera yang terjadi secara tiba-tiba atau hipertensi (tekanan darah tinggi).
Pada aneurisma aorta toraks, beberapa gejala yang utamanya dapat terjadi antara lain adalah nafas pendek (sesak nafas), nyeri tajam pada bagian dada atau punggung bagian atas, serta kesulitan menelan.
Tinjauan Jenis aneurisma aorta ada dua, yaitu aneurisma aorta abdominal (aneurisma yang terjadi pada area perut) dan aneurisma aorta toraks (aneurisma yang terjadi pada area dada).
Penyebab aneurisma aorta dapat dikenali berdasarkan jenisnya karena penyebab aneurisma aorta abdominal dan aneurisma aorta toraks itu berbeda.
Jenis aneurisma aorta abdominal terjadi saat protein pada dinding aorta pecah, padahal tugasnya adalah sebagai penyokong dan penstabil dinding aorta.
Hanya saja, penyebab pasti dari jenis aneurisma aorta ini belum diketahui pasti. Meski begitu, beberapa faktor peningkat risikonya dapat dikenali dan diwaspadai [1,2,3,11].
Selain dari beberapa faktor risiko yang telah disebutkan, perlu dipahami bahwa ada beberapa kondisi kesehatan yang juga dihubungkan dengan terjadinya aneurisma aorta abdominal, yaitu [3] :
Seperti halnya aneurisma aorta abdominal, aneurisma aorta toraks pada dasarnya dapat terjadi karena aterosklerosis.
Dan aterosklerosis tersebut dapat terjadi lebih banyak khususnya pada orang-orang yang berkolesterol tinggi, memiliki hipertensi, merokok, memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan kardiovaskular, serta memiliki masalah obesitas.
Namun tak hanya aterosklerosis, beberapa faktor berikut ini pun dapat menjadi peningkat risiko seseorang mengalami aneurisma aorta toraks [1,2,4].
Tinjauan Aterosklerosis adalah faktor yang umumnya menyebabkan aneurisma aorta, baik abdominal maupun toraks. Namun, faktor usia, faktor genetik, faktor jenis kelamin dan riwayat medis tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami aneurisma aorta.
Gejala aneurisma aorta pun dibagi berdasarkan jenisnya, berikut adalah gejala-gejala aneurisma aorta abdominal dan aneurisma aorta toraks.
Pada umumnya, aneurisma aorta abdominal tidak menunjukkan gejala, namun gejala biasanya timbul setelah terjadi perkembangan aneurisma aorta jenis ini mulai lebih serius.
Timbulnya gejala bermula dari tekanan yang semakin besar pada organ-organ di sekitar pembuluh darah.
Ketidaknyamanan pada perut diikuti rasa nyeri adalah gejala yang umumnya dialami oleh penderita aneurisma aorta abdominal di mana keluhan ini dapat hilang dan kembali atau justru terjadi secara persisten.
Namun selain itu, masih ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai yaitu antara lain [2,3] :
Sama halnya seperti aneurisma aorta abdominal, aneurisma aorta toraks biasanya tidak sampai menimbulkan gejala.
Namun ketika aneurisma berkembang lebih serius, gejala-gejala berikut inilah yang dapat dialami penderita [2,4] :
Tinjauan Nyeri pada area tubuh yang mengalami pembengkakan pembuluh darah (khususnya perut, dada dan punggung) adalah gejala utama dari aneurisma aorta.
Beberapa metode diagnosa berikut adalah yang paling sering digunakan untuk mendeteksi aneurisma aorta [1,6,7,8,11]
Tinjauan Untuk dapat mengetahui jenis aneurisma aorta dan tingkat keparahannya, dokter perlu melakukan beberapa metode diagnosa, seperti ultrasound, CT/MRI scan, hingga USG jantung.
Upaya menangani aneurisma aorta dibagi menjadi dua metode, yaitu secara medis maupun secara mandiri melalui perubahan gaya hidup.
Obat ini diberikan dengan tujuan menurunkan tekanan darah tinggi yang merupakan salah satu penyebab aterosklerosis dan menjadi pemicu aneurisma aorta [1,2,9,11].
Pertumbuhan aneurisma akan terhambat melalui penggunaan obat ini begitu juga risiko pecahnya benjolan atau gelembung di pembuluh darah akan turun.
Jenis obat hipertensi yang dapat digunakan sesuai resep dari dokter adalah ARBs (angiotensin receptor blockers, ACE (angiotensin-converting enzyme) inhibitors, dan beta blockers.
Bagi penderita aneurisma aorta dengan risiko penyakit jantung atau gangguan sistem kardiovaskular lain, maka penggunaan aspirin adalah salah satu cara menanganinya [9].
Kolesterol tinggi adalah pemicu aterosklerosis yang otomatis meningkatkan risiko aneurisma aorta dapat terjadi.
Untuk mengendalikan kadar kolesterol tetap normal dan stabil, maka statin adalah obat yang biasanya direkomendasikan oleh dokter [1,9,11].
Dengan obat golongan ini, perkembangan aneurisma aorta akan dapat dihentikan.
Baik aneurisma aorta abdominal maupun aneurisma aorta toraks tanpa gejala, tidak diperlukan adanya tindakan operasi kecuali ukuran aneurisma sudah cukup besar, yaitu sekitar 2 inci atau lebih dari 5 cm [3,4].
Prosedur operasi juga akan direkomendasikan dokter tergantung dari usia pasien, kesehatan menyeluruh, dan toleransi pasien terhadap prosedur operasi.
Namun untuk pasien yang memang membutuhkan langkah operasi, operasi terbuka atau operasi endovascular [1,2,3,4,5,9,10,11].
Operasi terbuka bertujuan mengangkat benjolan atau gelembung pada aorta lalu menggunakan graft (pembuluh darah baru) sebagai pengganti.
Sementara itu, operasi endovascular adalah tindakan penggunaan kateter dalam pemasangan ring atau stent pada area tempat aneurisma terjadi agar dinding pembuluh aorta lebih kuat.
Aneurisma terjadi rata-rata disebabkan oleh aterosklerosis di mana penyumbatan terjadi di pembuluh darah karena penumpukan plak.
Maka sebagai cara mengatasi aneurisma aorta, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat menangani aterosklerosis yang juga diharapkan berdampak baik bagi kondisi aneurisma aorta [1,2,3,4,9,10,11].
Tinjauan - Penanganan utama aneurisma aorta adalah melalui pemberian obat hipertensi, statin, dan aspirin. - Namun jika memang diperlukan, langkah operasi direkomendasikan dokter bagi kondisi yang sudah lebih serius. - Perubahan gaya hidup seperti tidak merokok lagi, mengelola stres, menjauhi makanan berlemak/berkolesterol tinggi, hingga pengontrolan kadar gula pada penderita diabetes sangat dianjurkan.
Aneurisma aorta yang tidak ditangani segera dapat menimbulkan beberapa kondisi komplikasi, yaitu seperti :
Pada sejumlah kasus aneurisma aorta, pembentukan gumpalan darah terjadi pada aorta yang melebar.
Gangguan aliran darah ini menyebabkan area yang terpengaruh dapat mengalami kerusakan serius jika tidak segera ditangani.
Komplikasi ini mampu menyebabkan perdarahan internal yang berisiko lama untuk berhenti [12].
Penderita akan menyalami nyeri yang tak tertahankan pada perut, dada atau punggung diikuti kelemahan tubuh ekstrem, syok, sakit kepala, palpitasi hingga kehilangan kesadaran sebagai tanda aneurisma pecah.
Kebocoran katup aorta atau regurgitasi aorta termasuk komplikasi aneurisma aorta di mana aorta yang melebar terlalu parah akan membuat katup aorta rusak [14].
Tanda-tanda komplikasi ini adalah penderita akan mengalami detak jantung lebih cepat, aritmia, nyeri pada dada, dispnea, hingga gagal jantung.
Komplikasi lainnya yang berisiko tinggi adalah lapisan aorta yang robek dan hal ini umumnya dialami pada dinding aorta yang lemah sehingga aliran darah justru masuk ke robekan tersebut [5,13].
Hal ini kemudian berakibat pada lapisan-lapisan dinding aorta yang terpisah satu sama lain karena masuknya aliran darah.
Kondisi seperti ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri hebat pada punggung dan dada yang berujung pada kehilangan kesadaran, kerusakan organ, hingga kematian.
Tinjauan Komplikasi paling memungkinkan untuk terjadi pada kondisi aneurisma aorta yang tidak segera diatasi adalah penggumpalan darah, pecahnya pembuluh darah, kebocoran katup aorta hingga diseksi aorta.
Seperti halnya menangani aneurisma aorta, apapun jenis yang diderita, langkah pencegahan utama agar penyakit ini tidak menyerang adalah dengan memiliki gaya hidup yang sehat dan seimbang [.
Tinjauan Pencegahan terbaik agar tidak mengalami aneurisma aorta adalah dengan menjaga tubuh dari aterosklerosis. Dengan demikian, asupan makanan bergizi setiap hari, pengelolaan stres yang positif, olahraga rutin, dan tidak merokok adalah upaya yang tepat.
1) Atul Mathur, Varun Mohan, Deepak Ameta, Bhardwaj Gaurav, & Pradeep Haranahalli. 2016. Journal Translational Internal Medicine. Aortic aneurysm.
2) Anonim. 2019. Centers for Disease Control and Prevention. Aortic Aneurysm.
3) Anonim. Stanford Health Care. Abdominal aortic aneurysm: Overview.
4) Anonim. Stanford Health Care. Thoracic aortic aneurysm: Overview.
5) Raimund Erbel. 2001. Heart British Medical Journal. Diseases of the thoracic aorta.
6) Singh K, Bønaa Kh, Jacobsen Bk, Et Al. 2001. Prevalence Of And Risk Factors For Abdominal Aortic Aneurysms In A Population-Based Study : The Tromsø Study. Am J Epidemiol 2001; 154:236.
7) Boules Tn, Compton Cn, Stanziale Sf, Et Al. 2016. Can Computed Tomography Scan Findings Predict "Impending'' Aneurysm Rupture? Vasc Endovascular Surg 2006; 40:41.
8) Siegel Cl, Cohan Rh, Korobkin M, Et Al. 1994. Abdominal Aortic Aneurysm Morphology: Ct Features In Patients With Ruptured And Nonruptured Aneurysms. Ajr Am J Roentgenol 1994; 163:1123.
9) Anonim. National Heart, Lung and Blood Institute. Aortic Aneurysm.
10) Elaine Tseng, MD, Errol L Bush, MD, Francisco Talavera, PharmD, PhD, Shreekanth V Karwande, MBBS, Mary C Mancini, MD, PhD, MMM, & Benson B Roe, MD. 2019. Medscape. Thoracic Aortic Aneurysm
11) Sourabh Aggarwal, MBBS, Arman Qamar, MBBS, Vishal Sharma, MD, & Alka Sharma, MD. 2011. Experimental & Clinical Cardiology. Abdominal aortic aneurysm: A comprehensive review.
12) American Heart Association. 2015. Your Aorta: The Pulse of Life.
13) Cleveland Clinic medical professional. Cleveland Clinic. Aortic Dissection.
14) Michael A. Chen, MD, PhD, David Zieve, MD, MHA, & Brenda Conaway. 2018. Medline Plus. Aortic regurgitation.