Daftar isi
Anosmia merupakan sebuah kondisi ketika seseorang mengalami hilangnya fungsi indera penciumannya sehingga tak lagi mampu mencium bau dengan normal [1,2].
Penderitanya akan mengalami pula penurunan hingga kehilangan fungsi indera pengecap atau perasa sehingga tak lagi dapat merasakan makanan secara normal.
Hilangnya fungsi indera penciuman ini dapat menghambat kelangsungan hidup penderitanya karena hal ini umumnya akan berdampak buruk bagi nafsu makannya.
Meski akibat dari anosmia ini cukup fatal, anosmia sendiri pada beberapa kasus bersifat ringan dan sementara [1].
Ada penderita yang mengalaminya dengan mendapatkannya, namun ada pula yang mengalami dari lahir atau bersifat kongenital [1].
Tinjauan Anosmia merupakan kondisi kehilangan kemampuan indera penciuman sehingga tak mampu mencium aroma apapun; ada yang bersifat ringan namun ada pula yang bersifat fatal.
Fungsi dari indera penciuman dapat bekerja dengan baik dan normal ketika sel-sel saraf pembau menerima bau yang memasuki hidung.
Setelah menerimanya, sinyal tersebut dikirim oleh sel-sel saraf pembau ke otak untuk mengolahnya.
Setelah pengolahan, identifikasi bau barulah terjadi.
Namun bila sampai anosmia atau kehilangan kemampuan mencium bau terjadi, maka beberapa faktor di bawah ini dapat menjadi penyebabnya.
1. Gangguan Sistem Saraf dan Otak
Saraf yang berperan utama sebagai pengirim sinyal bau ke otak bisa saja mengalami gangguan apalagi kerusakan.
Bila sampai kerusakan ini terjadi, indera penciuman pasti akan ikut terpengaruh.
Bahkan ketika kerusakan terjadi pada otak, hal yang sama akan terjadi.
Beberapa kerusakan pada sistem saraf dan otak umumnya disebabkan oleh :
2. Covid-19
Menurut beberapa laporan, terdapat kasus di mana setengah jumlah pasien yang terdiagnosa positif Covid-19 rupanya mengalami anosmia.
Laporan dari ENT UK menyatakan bahwa terdapat 2 dari 3 kasus Covid-19 yang mengalami anosmia dan 30% dari kasus Covid-19 di Korea Selatan pasiennya mengalami anosmia [9].
Anosmia yang terjadi pada pasien Covid-19 tersebut diketahui bersifat sementara dan tidak jangka panjang.
Namun demikian, data tersebut belum terverifikasi maupun dipublikasikan sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
3. Penyumbatan Saluran Udara
Kehilangan kemampuan mencium bau-bauan juga dapat terjadi karena adanya sumbatan di saluran pernafasan, dan hal ini dapat disebabkan oleh [1,9] :
4. Iritasi Selaput Lendir Lapisan Hidung
Anosmia dapat pula menjadi salah satu gejala dari beberapa kondisi iritasi dan infeksi sebagai berikut [1,2,9] :
Flu atau influenza adalah kondisi penyakit yang berbeda dari pilek karena penyebab flu adalah virus influenza tipe A, B atau C.
Virus ini bukan penyebab terjadinya pilek walaupun pilek juga disebabkan oleh virus, namun virus yang menyebabkan penyakit pilek biasa (common cold) itu lebih kepada rhinovirus.
Tinjauan Berbagai faktor yang mampu menyebabkan anosmia adalah gangguan sistem saraf dan otak, sumbatan pada saluran nafas, Covid-19, serta iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung.
Anosmia menimbulkan gejala utama berupa kemampuan mencium bau yang tak lagi normal dan cenderung hilang [1].
Salah satu contohnya saja, penderita tidak dapat mencium bau tubuh diri sendiri, wangi parfum yang digunakan, hingga wangi bunga.
Lebih parahnya, penderita anosmia tidak dapat mencium bau-bau menyengat seperti gas bocor atau asap kebakaran.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Segera temui dokter apabila fungsi penciuman tak lagi normal dan hidung tak lagi mampu mencium bau apapun.
Periksakan secepatnya, khususnya jika sama sekali tidak mengalami flu atau pilek namun gejala anosmia ini berlangsung terus-menerus.
Bahkan ketika gejala sakit kepala, tidak dapat bicara dengan jelas hingga kelemahan otot terjadi, jangan ragu mengonsultasikannya segera dengan dokter.
Ketika memeriksakan diri ke dokter, pasien akan diperiksa dengan beberapa metode seperti berikut ini :
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait riwayat gejala pasien selama ini, seperti kapan gejala mulai dirasakan dan apa saja keluhan yang dialami.
Selain itu, dokter juga perlu tahu apakah pasien memiliki riwayat medis tertentu dan jika ada, apa penyakit yang pernah atau selama ini diderita.
Melalui sesi ini, dokter tidak ketinggalan menanyakan apa saja bau yang tak dapat pasien cium.
Lebih jauh lagi, dokter pun akan menanyakan apakah indera pengecapan (perasa) pasien terganggu selama keluhan gejala anosmia terjadi.
Pemeriksaan ini bertujuan memeriksa kondisi bagian dalam hidung untuk mengecek apakah terjadi polip hidung maupun tumor [14].
Segala bentuk peradangan dan pembengkakan hingga keberadaan nanah akan terdeteksi melalui prosedur endoskopi.
Bagian kepala pasien juga perlu diperiksa menggunakan metode rontgen atau sinar-X [1].
Tujuan utama pemeriksaan adalah untuk mengetahui adanya cedera atau kondisi gangguan lainnya yang mungkin bisa memengaruhi otak.
MRI scan merupakan prosedur pemeriksaan yang akan membantu dokter dalam mendeteksi adanya penyakit yang berkaitan dengan otak [1,2].
Melalui pemeriksaan ini, dokter juga menjadi lebih mudah dalam mendeteksi gangguan hidung serta sinusitis pada pasien.
Prosedur diagnosa ini digunakan dokter untuk mengetahui gambaran kondisi otak pasien secara lebih detail [1].
CT scan dapat membantu dokter dalam mendeteksi adanya tulang hidung patah, keberadaan tumor, hingga sinus yang bermasalah.
Tinjauan Pemeriksaan gejala dan riwayat medis diikuti dengan CT scan, Rontgen kepala, endoskopi hidung, serta CT scan dilakukan dokter untuk mendiagnosa pasien anosmia.
Terdapat sejumlah kondisi yang dianggap memiliki kemiripan dengan gejala anosmia sehingga dibutuhkan pemeriksaan untuk mendiagnosa dan memastikan kondisi anosmia.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dianggap dapat menyebabkan kesalahan diagnosa karena memiliki kemiripan dengan anosmia [1,2,3,5,12] :
Jika anosmia merupakan sebuah kondisi ketika indera penciuman benar-benar tidak lagi berfungsi dan kemampuan mencium bau benar-benar hilang, maka hiposmia adalah kondisi fungsi indera penciuman yang menurun.
Penderita masih dapat mencium bebauan namun kemampuan mengenali bau berkurang.
Phantosmia merupakan kondisi yang cenderung berbeda dari anosmia. Halusinasi penciuman adalah istilah yang umumnya digunakan untuk menggambarkan kondisi phantosmia ini.
Bebauan tertentu yang sebenarnya tidak ada dianggap ada dan penderita phantosmia akan mengaku bahwa dirinya telah menciumnya.
Parosmia merupakan kondisi berubahnya persepsi bau pada seseorang atau kesalahan pengenalan terhadap bau tertentu.
Aroma parfum yang wangi dan menyenangkan dapat berubah menjadi aroma yang busuk pada penderita parosmia.
Penanganan anosmia disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Jika sinusitis, alergi, atau pilek dan flu biasa, maka biasanya kondisi anosmia bersifat sementara.
Anosmia akan hilang ketika menjauhi alergen atau saat pilek, flu dan sinusitis sembuh.
Namun bila anosmia bertahan lebih lama ketika kondisi-kondisi tadi telah membaik, segera periksakan ke dokter dan konsultasikan lebih lanjut.
Tergantung dari penyebabnya, dokter kemungkinan akan meresepkan sejumlah obat atau justru merekomendasikan prosedur operasi.
1. Pemberian Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang umumnya diberikan bagi penderita anosmia (terutama yang disebabkan oleh iritasi hidung) antara lain adalah [1,15] :
2. Prosedur Bedah
Bedah atau operasi merupakan tindakan pengobatan untuk anosmia yang utamanya disebabkan oleh polip hidung dan tumor [1].
Anosmia yang disebabkan oleh deviasi septum atau kelainan tulang hidung juga sebaiknya diperbaiki dengan prosedur bedah.
3. Perawatan Mandiri
Untuk mendukung pemulihan pasien, beberapa perawatan mandiri yang bisa dilakukan di rumah antara lain adalah :
Sementara itu, untuk kasus anosmia kongenital atau bawaan lahir, hingga kini belum terdapat cara pengobatan yang tepat.
Tinjauan Tindakan pemberian obat-obatan sesuai dengan penyebab anosmia dan opsi pembedahan menjadi solusi perawatan anosmia pada umumnya. Namun selain itu, pasien juga perlu merawat dirinya sendiri secara mandiri di rumah dengan mengubah beberapa kebiasaan.
Anosmia sendiri sudah merupakan kondisi berbahaya bagi penderitanya.
Hal ini mampu berakibat fatal bagi penderita, khususnya bila penderita sampai tak mampu mencium bau tanda bahaya, seperti asap kebakaran.
Anosmia juga dapat berpotensi memengaruhi fungsi indera pengecap sehingga kemampuan dalam merasakan makanan maupun minuman apapun akan hilang.
Beberapa dampak yang dapat dialami oleh penderita anosmia karena gangguan penciuman dan pengecapan adalah [1,17] :
Jika kondisi anosmia yang diderita merupakan kondisi anosmia kongenital, maka hal ini akan sulit untuk dicegah.
Namun bila bukan kondisi anosmia kongenital yang dialami, beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah [16] :
Berbagai cara juga dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko bahaya yang diakibatkan fungsi indera penciuman yang hilang, seperti :
Tinjauan Anosmia kongenital tidak dapat dicegah, namun untuk anosmia didapat bisa coba diminimalisir dengan tidak merokok, tidak dekat-dekat dengan pemicu alergi, menjaga kebersihan diri agar terhindar dari virus dan rajin mengecek kesehatan.
1. Xi Li & Forshing Lui. Anosmia. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Effy Huriyati & Tuti Nelvia. Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya. Jurnal Kedokteran Universitas Andalas; 2014.
3. Karl-Bernd Hüttenbrink, Prof. Dr. med., Thomas Hummel, Prof. Dr. med., Daniela Berg, Prof. Dr. med., Thomas Gasser, Prof. Dr. med., & Antje Hähner, PD Dr. med. Olfactory Dysfunction: Common in Later Life and Early Warning of Neurodegenerative Disease. Deutsches Arzteblatt International; 2013.
4. Shibani Dhir, Maya Tarasenko, Eleonora Napoli, & Cecilia Giulivi. Neurological, Psychiatric, and Biochemical Aspects of Thiamine Deficiency in Children and Adults. Frontiers in Psychiatry; 2019.
5. Thomas Hummel, Basile N. Landis, & Karl-Bernd Hüttenbrin. Smell and taste disorders. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head and Neck Surgery; 2011.
6. Joseph L. Shaker. Paget's Disease of Bone: A Review of Epidemiology, Pathophysiology and Management. Therapeutic Advances in Musculoskeletal Disease; 2009.
7. J Hazard, I Rozenberg, L Perlemuter, S Kestenbaum, E Vendrely, O Raoul, J Fiet, & J M Villete. Gonadotropin responses to low dose pulsatile administration of GnRH in a case of anosmia with hypogonadotropic hypogonadism associated with gonadal dysgenesis 47 XXY. Acta Endocrinologica; 1986.
8. Michele Colaci, Giulia Cassone, Andreina Manfredi, Marco Sebastiani, Dilia Giuggioli, & Clodoveo Ferri. Neurologic Complications Associated with Sjögren's Disease: Case Reports and Modern Pathogenic Dilemma. Case Reports in Neurological Medicine; 2014.
9. Emily Pearce, BS, EMT-P, FAWM, DiMM. What is anosmia and is it a symptom of COVID-19? EMS1; 2020.
10. Sharon A. Savage, Christopher R. Butler, Fraser Milton, Yang Han, & Adam Z. Zeman. On the nose: olfactory disturbances in Transient Epileptic Amnesia. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head and Neck Surgery; 2018.
11. Antje Welge-Lüssen. Re-establishment of olfactory and taste functions. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head and Neck Surgery; 2005.
12. Pierre Maurage, Philippe Rombaux, & Philippe de Timary. Olfaction in alcohol-dependence: a neglected yet promising research field. Frontiers in Psychology; 2013.
13. C. Marc Leyrer, M.D., Michael D. Chan, M.D., Ann M. Peiffer, Ph.D., Elizabeth Horne, Michelle Harmon, R.N., B.S.N., Annette F. Carter, R.N., B.S.N., William H. Hinson, Ph.D., Susan Mirlohi, Ph.D., Susan E. Duncan, Ph.D., Andrea M. Dietrich, Ph.D., & Glenn J. Lesser, M.D. Taste and Smell Disturbances after Brain Irradiation: A Dose Volume Histogram Analysis of a Prospective Observational Study. HHS Public Access; 2015.
14. Wilson P. Lao, Sarah A. Imam, & Shaun A. Nguyen. Anosmia, hyposmia, and dysgeusia as indicators for positive SARS-CoV-2 infection. Elsevier Public Health Emergency Collection; 2020.
15. Yun Jin Kang, Jin Hee Cho, Min Hyeong Lee, Yeon Ji Kim, & Chan-Soon Park. The diagnostic value of detecting sudden smell loss among asymptomatic COVID-19 patients in early stage: The possible early sign of COVID-19. Elsevier Public Health Emergency Collection; 2020.
16. Anonim. Anosmia (loss of smell). Health Direct; 2020.
17. Neva Bojovic PhD. Anosmia, the disability of being ‘noseblind’, is no laughing matter. The Conversation; 2016.