Penyakit & Kelainan

Arteritis Temporal: Penyebab – Gejala dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Arteritis temporal adalah salah satu bentuk vaskulitis (peradangan pada pembuluh darah), dimana arteri temporal yaitu pembuluh darah yang mensuplai darah dari jantung ke kulit kepala, mengalami peradangan

Apa itu Arteritis Temporal?

Arteritis temporal merupakan suatu kondisi penyakit yang menyerang pembuluh darah. Biasanya, arteritis temporal menyerang arteri temporal yang bertugas untuk memasok darah ke kepala dan otak. Pada penyakit ini, arteritis temporal mengalami peradangan atau kerusakan. [1]

Arteritis temporal merupakan salah satu kondisi atau penyakit autoimun yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Sehingga, muncul pembengkakan dan penebalan lapisan arteri di bawah kulit pelipis atau sisi kepala. [2]

Penyakit ini juga sering disebut dengan arteritis sel raksasa. Hal itu dikarenakan biopsi arteritis temporal yang meradang dan diamati melalui mikroskop menunjukkan sel yang menjadi lebih besar. Selain itu, arteritis temporal disebut-sebut tidak hanya menyerang kepala, tetapi juga aorta toraks dan dan cabangnya di leher dan kepala. [2]

Arteritis temporal biasanya lebih banyak terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Selain itu, kasus arteritis temporal lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. [2]

Fakta-fakta tentang Arteritis Temporal

Ada beberapa fakta dari arteritis temporal yang perlu Anda ketahui terlebih dulu sebelum membaca artikel ini lebih lanjut, yaitu: [1,2 ,5, 7]

  • Arteritis temporal merupakan penyakit autoimun yang menyerang pembuluh darah, khususnya tengkorak dan otak.
  • Selain menyerang tengkorak dan otak, arteritis temporal juga bisa menyerang aorta toraks dan cabangnya yang berada di leher dan kepala.
  • Penyebab arteritis temporal sampai saat ini masih diperkirakan karena aktivitas sistem kekebalan tubuh yang berlebihan dan membentuk sel raksasa.
  • Faktor usia, keturunan, dan geografis juga menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam arteritis temporal.
  • Arteritis temporal bisa menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan, bahkan kematian.
  • Pengobatan arteritis temporal saat ini hanya bisa menggunakan dua obat, yakni kortikosteroid dan tocilizumab.
  • Tidak ada cara pencegahan khusus dalam arteritis temporal, kecuali menjaga pola hidup sehat.

Penyebab Arteritis Temporal

Sampai saat ini, penyebab dari kondisi arteritis temporal sebenarnya belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada perkiraan kalau arteritis temporal ini merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena kondisi autoimun. [1]

Dalam kasusnya, sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang sel-sel sehat di arteri. Hal tersebut mengakibatkan peradangan pada arteri. Peradangan yang terjadi pada arteri itu nanti bisa menyebabkan lesi sel raksasa terbentuk. [1, 3]

Sel raksasa atau giant cell pada kasus ini terbentuk karena banyaknya sel kekebalan tubuh berupa sel darah putih yang bergabung menjadi satu. Sel raksasa yang terbentuk pada arteritis temporal biasanya juga berperan dalam penyakit tuberkulosis (TB), kusta, beberapa infeksi jamur, dan beberapa kondisi lainnya. [2]

Selain kondisi autoimun, dosis antibiotik yang berlebihan dan infeksi berat atas hal tertentu juga mampu menimbulkan kondisi arteritis temporal. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, orang usia lanjut di atas 50 tahun dan wanita lebih berisiko terkena arteritis temporal ini. [1]

Selain hal-hal di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya arteritis temporal pada seseorang, yakni: [1, 2, 4]

  • Faktor geografis, sampai saat ini orang-orang Eropa Utara punya peluang lebih besar terkena arteritis temporal.
  • Faktor musim
  • Faktor genetik
  • Paparan virus atau racun
  • Memiliki riawayat kesehatan yang berhubungan dengan vaskulitas dan peradangan.

Gejala Arteritis Temporal

Bagi penderita arteritis temporal, biasanya akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut: [1, 5, 6]

  • Penglihatan menjadi ganda.
  • Tiba-tiba kehilangan penglihatan secara permanen pada satu mata.
  • Sakit kepala parah dan berdenyut yang biasanya terjadi di sekitar pelipis dan kepala bagian depan.
  • Mengalami kelelahan dan kelemahan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Nyeri pada bagian rahang, kadang terjadi saat mengunyah.
  • Nyeri di lidah, tenggorokan, atau wajah.
  • Nyeri atau bengkak di bagian atas kepala atau kulit kepala.
  • Demam dan berkeringat.
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
  • Nyeri bahu, nyeri pinggul, dan badan terasa kaku.
  • Malaise.
  • Kulit di area kepala dan pelipis menjadi lembut.

Gejala-gejala tersebut biasanya terjadi pada dua dari tiga kasus arteritis temporal. Oleh karena itu, jika Anda merasakan beberapa gejala di atas, sebaiknya Anda segera menemui dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. [2]

Komplikasi Arteritis Temporal

Arteritis temporal mampu menimbulkan komplikasi yang serius bagi para penderitanya. Salah satunya adalah hilangnya penglihatan pada penderita yang terjadi secara tiba-tiba dan bahkan permanen. Biasanya, hal tersebut terjadi ketika vaskulitas mempengaruhi arteri yang memasok mata dan menyebabkan kerusakan pada saraf optik. [2]]

Beberapa gejala yang bisa diketahui jika arteritis temporal sudah mempengaruhi penglihatan, yakni: [2]

  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Muncul titik buta.
  • Kelopak mata terkulai.

Proses kehilangan penglihatan pada penderita arteritis temporal bisa dimulai dari kehilangan satu penglihatan yang langsung dilanjutkan kehilangan penglihatan secara total hanya dalam waktu beberapa hari atau minggu. [2]

Oleh karena itu, sangat penting bagi para penderita untuk melakukan pengobatan sesegera mungkin pada arteritis temporal yang diderita. Biasanya, ada sekitar 14 hingga 20 persen penderita arteritis temporal yang kehilangan penglihatan. [2]

Sementara itu, jika arteritis temporal diobati dalam 24 jam setelah muncul gejala, ada sekitar 58 persen penderita mengalami perbaikan secara visual. Jika dilakukan setelah penundaan pengobatan, hanya ada 6 persen penderita yang mengalami perbaikan visual. [2]

Selain kehilangan penglihatan, ada beberapa komplikasi lain yang bisa mempengaruhi keselamatan jiwa dari penderita arteritis temporal. Berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada penderita arteritis temporal: [1, 3]

  • Peradangan dan kerusakan pembuluh darah lain di tubuh.
  • Perkembangan aneurisma, termasuk aneurisma aorta.
  • Kelemahan otot mata.
  • Stroke.

Bahkan, pada komplikasi aneurisma aorta bisa menyebabkan pendarahan internal secara besar-besar. Dengan demikian, arteritis temporal ini bisa sangat mengancam jiwa dan berakibat kematian. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk segera mendatangi dokter jika mengalami gejala arteritis temporal. [1, 3]

Pengobatan Arteritis Temporal

1. Kortikosteroid

Kortikosteroid merupakan jenis obat oral yang akan diberikan oleh dokter kepada Anda yang sudah mengalami tanda-tanda mengalami komplikasi kehilangan penglihatan. Biasanya, obat ini harus segera diberikan dan dikonsumsi sebanyak mungkin. [2]

Dosis yang diberikan oleh dokter berkisar antara 40 hingga 60 miligram (mg) prednison dengan merek Orasone dan Deltasone. Dokter akan meminta penderita untuk mengonsumsi setiap hari selama sekitar satu bulan. [5]

Jika pengobatan sudah berjalan selama sebulan, dosis akan menurun secara bertahap. Bahkan, penderita bisa saja mengonsumsi kortikosteroid sebanyak 5 hingga 10 mg setiap harinya selama beberapa bulan. [5]

Namun, kortikosteroid juga memiliki efek samping. Ada beberapa efek samping potensial yang bisa disebabkan oleh kortikosteroid, seperti: [1, 7]

  • Penambahan berat badan.
  • Peningkatan kadar gula darah.
  • Kulit menipis.
  • Memar meningkat.
  • Penurunan fungsi sistem kekebalan.
  • Kesulitan tidur di malam hari dan gelisah.

Selain beberapa efek samping di atas, kortikosteroid bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti osteoporosis, tekanan darah tinggi, kelemahan otot, glaukoma, dan katarak. Untuk meminimalisir efek samping tersebut, sebisa mungkin bicarakan itu dengan dokter. [7]

Setelah penderita menjalani terapi kortikosteroid, dokter biasanya akan merekomendasikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh penderita, seperti: [1]

  • Mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D.
  • Berhenti merokok.
  • Melakukan latihan beban, seperti berjalan.
  • Mendapatkan pemeriksaan kepadatan tulang secara teratur.
  • Mendapatkan pemeriksaan gula darah sesekali.

Berbagai rekomendasi tersebut dilakukan karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama mampu mempengaruhi kondisi tulang dan metabolisme tubuh. [1]

2. Tocilizumab

Tocilizumab merupakan jenis obat baru yang digunakan untuk mengatasi arteritis temporal. Tocilizumab telah mendapatkan persetujuan untuk beredar oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. [4]

Tocilizumab merupakan antagonis reseptor interleukin-6 (IL-6) yang juga sering digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis. Biasanya, tocilizumab diberikan dalam bentuk suntikan kepada penderitanya. [5]

Penyuntikan tocilizumab kepada penderita arteritis temporal bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memiliki beberapa efek samping, yakni: [2]

  • Stomach tears.
  • Perubahan komposisi darah.
  • Lebih berisiko terkena beberapa jenis kanker.
  • Kemungkinan reaksi alergi.
  • Komplikasi sistem saraf.

Selain beberapa efek samping di atas, penderita juga mungkin mengalami beberapa hal sebagai berikut: [2]

  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas.
  • Sakit kepala.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Reaksi di tempat suntikan.

Kalau memang penderita mengalami beberapa efek samping di atas, penderita diminta untuk segera menemui dokter untuk meminimalisir gejala yang muncul. [2]

Selain itu, dokter mungkin akan memberikan resep aspirin untuk membantu mencegah penggumpalan darah. Namun, aspirin mungkin juga tidak akan diresepkan kepada penderita yang memiliki penyakit maag atau gangguan pendarahan. [5]

Pencegahan Arteritis Temporal

Tidak ada cara pencegahan tertentu untuk menghindari arteritis temporal. Hal itu dikarenakan arteritis temporal banyak disebabkan oleh faktor usia, keturunan, dan geografis tempat tinggal. Akan tetapi, gaya hidup yang sehat masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah berbagai penyakit. [7]

Anda bisa mulai sejak muda untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin. Selain itu, atur pola makan sebaik mungkin dengan gizi seimbang yang sudah direkomendasikan banyak pakar kesehatan. [7]

Kurangi konsumsi zat-zat berbahaya yang bisa merusak tubuh, seperti rokok, minuman keras, obat-obatan, dan zat-zat kimia tertentu. Zat-zat tersebut bisa saja mempengaruhi metabolisme tubuh yang membuat tubuh berada pada kondisi abnormal. [7]

Selain itu, jika Anda sudah merasakan ada yang aneh dengan tubuh Anda, segera untuk memeriksakannya ke dokter. Hal ini bertujuan agar Anda mendapatkan penanganan secepat mungkin dan meminimalisir potensi komplikasi berbagai penyakit, termasuk arteritis temporal. [7]

1. Jaime Herndon, MS, MPH, MFA, Modern Weng, D.O. Temporal Arteritis. Healthline; 2020.
2. Markus MacGill, Seunggu Han, M.D. What is Temporal Arteritis (Giant Cel Arteritis)?. Medical News Today; 2018.
3. Mayo Clinic Staff. Giant Cell Arteritis (Symptoms and Causes). Mayo Clinic; 2020.
4. Anonim. Giant Cel Arteritis. Vasculitis Foundation; 2021.
5. Alexandra Villa-Forte, MD. MPH. Giant Cell Arteritis (Temporal Arteritis; Cranial Arteritis; Horton Disease). Merck Manual Professional Version; 2020.
6. Marcy Bolster, MD, American College of Rheumatology Committee on Communications and Marketing. Giant Cell Arteritis. American College of Rheumatology; 2019.
7. Mayo Clinic Staff. Giant Cell Arteritis (Diagnosis and Treatment). Mayo Clinic; 2020.

Share