Penyakit & Kelainan

Berat Badan Naik Terus : Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kenaikan berat badan dapat terjadi pada siapa saja dengan alasan apa saja.

Namun jika berat badan naik secara terus-menerus dan cepat padahal makan dengan porsi biasa, apa yang terjadi?

Berat badan naik terus tanpa disadari bisa jadi disebabkan oleh faktor yang tidak berbahaya, tapi juga tetap memungkinkan adanya kondisi medis tertentu yang menjadi pemicu.

1. Kelelahan

Sering begadang, kurang tidur, disertai dengan banyaknya kegiatan dapat membuat seseorang lebih mudah mengalami kenaikan berat badan [1,2].

Jadi jika berat badan terus naik, hal ini bisa disebabkan oleh kadar leptin yang menurun dan ghrelin yang meningkat [1,2].

Leptin sendiri adalah hormon pemberi sinyal rasa kenyang sekaligus pengendali rasa lapar dan nafsu makan [1,2].

Sementara itu, ghrelin adalah hormon lapar yang dilepaskan di bagian pankreas, otak, usus kecil dan perut [1,2].

2. Penuaan

Berat badan yang mengalami peningkatan terus-menerus bisa juga disebabkan oleh penuaan [1,3].

Usia bertambah tua seringkali membuat seseorang mengurangi aktivitas fisiknya sehingga massa otot otomatis berkurang [1,3].

Padahal, pembakar kalori yang efisien adalah otot-otot dalam tubuh kita [1].

Jadi saat tubuh tidak terlalu aktif, namun makan tetap dengan porsi seperti biasa, kenaikan berat badan pasti akan terjadi [1,3].

3. Stres

Banyak orang yang tanpa sadar mengalami kenaikan berat badan di saat stres [1,4].

Suasana hati yang buruk, kecemasan dan stres yang melanda dapat menjadi pemicu bertambahnya berat badan karena respon yang kurang tepat [1,4].

Sejumlah orang memiliki nafsu makan lebih besar saat sedang tidak dalam kondisi mental dan emosi yang baik [1,4].

Bagi mereka, solusi paling baik adalah dengan mengonsumsi apapun yang mereka suka agar perasaan mereka jauh lebih baik [1].

Tanpa disadari, efek dari makan sembarangan dengan porsi besar kemudian menjadi penyebab kenaikan berat badan [1].

Padahal, dengan bertambahnya berat badan secara cepat dan terus-menerus, ini akan memperburuk kondisi stres maupun depresi [1].  

4. Menopause

Hormon estrogen yang berkurang pada wanita di usia produktif pada masa menopause dapat memengaruhi berat badan [5,6].

Wanita dengan usia antara 47 hingga 52 tahun normalnya mengalami menopause yang artinya kadar estrogen di dalam tubuh akan menurun [5,6].

Hormon estrogen sendiri adalah hormon yang mengatur ovulasi dan menstruasi pada wanita, maka ketika hormon ini menurun, efek yang akan terjadi salah satunya adalah kenaikan berat badan [5,6].

5. Menstruasi

Berat badan naik terus beberapa waktu terakhir pada wanita bisa saja disebabkan oleh siklus menstruasi [5].

Memasuki masa haid, wanita dapat mengalami kembung dan retensi air yang dipengaruhi oleh kadar progesteron dan estrogen yang mengalami perubahan [5].

Tidak hanya emosi tidak stabil menjelang haid, kenaikan berat badan bisa juga disebabkan oleh siklus alami wanita ini [5].

Namun berat badan bisa berkurang ketika berakhirnya siklus haid dan akan kembali terjadi pada menstruasi berikutnya atau pada masa ovulasi [5].

6. Kehamilan

Kenaikan berat badan terus-menerus dapat menandakan bahwa seorang wanita sedang hamil tanpa disadari [5].

Berat badan seorang wanita saat hamil akan naik terus-menerus karena berat bayi di dalam kandungan, air ketuban, plasenta, suplai darah yang bertambah, serta rahim yang membesar [5].

Maka jika sudah menikah dan menyadari bahwa berat badan mengalami kenaikan secara signifikan, tes kehamilan dan pemeriksaan langsung bisa dilakukan [5].

7. Penyakit Tertentu

Tidak makan terlalu banyak dan bahkan selalu aktif bergerak tapi berat badan terus naik bisa cukup membuat panik dan khawatir.

Jika demikian, ada kemungkinan bahwa kenaikan berat badan bukan disebabkan oleh asupan kalori yang berlebihan, melainkan karena adanya penyakit tertentu seperti :

Sindrom polikistik ovarium merupakan sebuah kondisi ketika hromon androgen (hormon maskulin) berkadar lebih tinggi dari normalnya di dalam tubuh wanita [1,5,7].

Wanita usia subur dan produktif dapat mengalami sindrom ini sehingga kemudian siklus menstruasi menjadi tidak lancar [1,5].

Penyebab sindrom polikistik ovarium sendiri belum diketahui jelas, namun terdapat kemungkinan kuat bahwa hormon insulin berlebihan dan faktor genetik berperan besar dalam terjadinya sindrom polikistik ovarium [7].

Tidak hanya menstruasi tidak teratur dan sulit untuk hamil, kenaikan berat badan terus-menerus disertai dengan pertumbuhan rambut berlebih pada tubuh sangat bisa terjadi [1,5,7].

  • Retensi Air

Retensi air adalah salah satu gangguan kesehatan yang juga bisa menyebabkan seseorang mengalami kenaikan berat badan signifikan karena pembengkakan yang berisi cairan [1,5,8].

PMS (premenstrual syndrome) dan kegiatan yang mengharuskan seorang wanita berdiri terlalu lama akan lebih mudah menyebabkan retensi air [1,5,8].

Retensi air tidak hanya menyebabkan kaki, tangan atau wajah membesar, tapi juga dapat terjadi pada bagian perut [1,5,8].

Jika kenaikan berat badan terus terjadi dan bahkan secara cepat tanpa disertai adanya keluhan lain, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui sebabnya.

Kadar hormon kortisol (hormon yang kelenjar adrenal hasilkan) yang mengalami kenaikan berlebihan dapat menyebabkan sejumlah gejala, salah satunya adalah berat badan naik terus [1,5,9].

Berat badan mengalami peningkatan, terutama pada bagian perut, wajah dan dada [1,5,9].

Sindrom Cushing sendiri biasanya terjadi sebagai efek samping dari penggunaan steroid jangka panjang [1,5,9].

Hipotiroidisme adalah sebuah kondisi ketika kelenjar tiroid tak mampu menghasilkan hormon tiroid dalam kadar normal sehingga tak memadai untuk mendukung fungsi tubuh [1,5,10].

Metabolisme tubuh akan terhambat yang kemudian berdampak pada berat badan yang terus naik [1,5,10].

8. Pengobatan Tertentu

Selain beberapa kondisi medis, menjalani metode pengobatan tertentu juga dapat memberikan efek kenaikan berat badan, seperti [1,5] :

  • Penggunaan steroid atau kortikosteroid, yakni obat yang digunakan untuk arthritis dan asma; penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan berat badan karena nafsu makan pengguna obat ini juga terus bertambah. Pertambahan berat badan akan sangat drastis bila selama menggunakan obat ini asupan dan porsi makan tidak dijaga.
  • Pengobatan diabetes dengan menggunakan insulin sebagai pengendali kadar gula darah agar tidak melonjak justru bisa berefek pada kenaikan berat badan. Jika hal ini disertai dengan mengonsumsi kudapan atau makan makanan dengan porsi lebih banyak, berat badan bisa bertambah dengan cepat dan drastis.
  • Penggunaan obat antipsikotik dan antidepresan.
  • Penggunaan pil KB.

Cara Mengatasi Berat Badan Naik Terus

Kenaikan berat badan sungguh sulit untuk dikendalikan jika tidak mengetahui penyebab pastinya.

Selain karena kehamilan, terdapat sejumlah cara untuk mengatasi berat badan sesuai dengan faktor dan alasan yang mendasari, yakni [1,5]:

  • Menghindari begadang dengan mengatur kegiatan serta jadwal tidur agar tidur lebih teratur dan tubuh mendapatkan kualitas tidur yang baik.
  • Melakukan olahraga secara rutin sekalipun usia bertambah tua agar tubuh tidak kehilangan massa otot dan otot tetap kencang. Jenis olahraga yang dipilih pun tidak harus selalu yang terlalu berat, pastikan saja tubuh tetap aktif supaya setiap kalori dan lemak yang masuk tetap terbakar dan tidak menimbun.
  • Bagi emotional eater (makan karena sedang stres atau cemas), pilih distraksi lainnya seperti mengambil waktu untuk jalan-jalan keluar sebentar, menelpon teman, berolahraga, berendam di air hangat, atau melakukan hobi.
  • Perubahan hormon karena menopause dapat diatasi dengan berkonsultasi langsung dengan dokter; seringkali dokter merekomendasikan agar wanita menopause bisa menempuh terapi pengganti hormon estrogen, atau terapi estrogen sekaligus progesteron.
  • Perubahan hormon karena menstruasi akan terus terjadi setiap siklus haid datang, maka mengatur pola hidup dengan baik sangat dianjurkan agar tidak mudah tergoda mengonsumsi makanan dalam porsi banyak saat menstruasi.
  • Bagi penderita sindrom Cushing, penggunaan kortikosteroid dapat dikurangi atau diganti (apabila menggunakannya), penggunaan obat pengendali kadar hormon kortisol, serta prosedur bedah maupun radioterapi sangat dianjurkan tergantung dari tingkat keparahan kondisi.
  • Bagi penderita sindrom polikistik ovarium, perubahan pola hidup serta penggunaan obat untuk menormalkan siklus menstruasi (metformin, letrozole dan clomifene) akan dianjurkan oleh dokter.
  • Bagi penderita retensi air, akan lebih baik jika tidak terlalu banyak berdiri dalam waktu lama. Mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung saat sedang berbaring, menghindari makanan bersodium tinggi, serta mengasup makanan berkalium, bermagnesium dan ber-vitamin B6 dapat membantu.
  • Bagi penderita hipotiroidisme, dokter akan merekomendasikan terapi hormon pengganti, yakni levothyroxine yang dapat dikonsumsi dalam bentuk tablet. Hal ini perlu disertai dengan tes darah rutin setengah tahun sampai setahun sekali agar dokter bisa mengetahui efek obat ini pada tubuh pasien.
  • Mengonsultasikan dengan dokter mengenai kenaikan berat badan yang terjadi sebagai efek pengobatan tertentu. Dokter dapat memberikan solusi, baik menghentikan resep atau menggantinya dengan obat lain jika memungkinkan.

Mengendalikan porsi makan, berolahraga, cukup tidur, mengelola stres, dan menangani kondisi medis tertentu yang sempat dialami adalah penanganan sekaligus pencegahan terbaik agar berat badan tidak mudah naik terus-menerus.  

1. National Health Service. 9 medical reasons for putting on weight. National Health Service; 2020.
2. Danuta Wlodek & Michael Gonzales. Decreased energy levels can cause and sustain obesity. Journal of Theoretical Biology; 2003.
3. PT Williams & PD Wood. The effects of changing exercise levels on weight and age-related weight gain. HHS Public Access; 2010.
4. Jason P. Block, Yulei He, Alan M. Zaslavsky, Lin Ding, & John Z. Ayanian. Psychosocial Stress and Change in Weight Among US Adults. American Journal of Epidemiology; 2009.
5. Stacy Sampson, D.O. & April Kahn. Possible Causes of Unintentional Weight Gain. Healthline; 2019.
6. S R Davis, C Castelo-Branco, P Chedraui, M A Lumsden, R E Nappi, D Shah, P Villaseca, Writing Group of the International Menopause Society for World Menopause Day 2012. Understanding weight gain at menopause. Climacteric; 2012.
7. Thomas M Barber,1,2 Petra Hanson, Martin O Weickert, & Stephen Franks. Obesity and Polycystic Ovary Syndrome: Implications for Pathogenesis and Novel Management Strategies. Clinical Medicine Insights: Reproductive Health; 2019.
8. Kim Goldenberg. Chapter 210 - Weight Change. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990.
9. Susmeeta T Sharma, Lynnette K Nieman, & Richard A Feelders. Cushing’s syndrome: epidemiology and developments in disease management. Clinical Epidemiology; 2015.
10. Debmalya Sanyal & Moutusi Raychaudhuri. Hypothyroidism and obesity: An intriguing link. Indian Journal of Indocrinology and Metabolism; 2016.

Share