Metformin, obat anti-diabetes yang digunakan secara bersamaan dalam terapi dan olahraga untuk menurunkan kadar gula pada penderita diabetes melitus tipe 2. [1, 3]
Daftar isi
Apa itu Metformin?
Metformin merupakan obat antihyperglycemic dari golongan biguanide. Obat ini diyakini dapat menurunkan konsentrasi glukosa darah pada diabetes melitus tipe 2 tanpa menyebabkan hipoglikemia sehingga seringkali digunakan untuk mengontrol kadar gula pada pasien diabetes melitus tipe 2. [1, 4]
Penjelasan terkait, perhatikan tabel berikut ini; [1]
Indikasi | Obat diabetes melitus tipe 2 |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Anak-anak, dewasa dan lansia |
Kelas | Obat-obat anti-diabetes |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | → Pasien dengan kondisi asidosis metabolik akut atau kronis dengan atau tanpa koma. → Pasien dengan kondisi akut yang dapat mengubah fungsi ginjal seperti, ehidrasi, infeksi berat dan syok, → Pasien hipoksia yang menyebabkan penyakit akut atau kronis seperti, gagal jantung atau gagal napas dan syok. → Pasien dengan gangguan alkohol akut atau mabok alkohol. → Pasien dengan gangguan ginjal berat (eGFR <30 mL / mnt). → Pemberian bersaaman dengan obat kontras iodinasi intravaskular. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Metformin: → Pasien dengan faktor risiko asidosis laktat. → Pasien dengan gangguan gagal jantung stabil, dehidrasi dan azotemia prerenal. → Pasien dengan gangguan ginjal ringan sampai sedang. → Pasien dengan gangguan hati. → Obat ini tikda diindikasikan untuk digunakan pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 atau dengan ketoasidosis diabetikum. → Lansia, anak-anak, ibu hamil dan menyusui.. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO (Diminum): Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil. |
Manfaat Metformin
Metformin dimanfaatkan secara khusus untuk mengobati pasien dengan gangguan diabetes melitus tipe 2. Obat ini biasanya digunakan bersamaan dengan obat insulin atau obat anti-diabetik lain untuk terapi penyembuhan melitus tipe 2. [1, 2, 3]
Namun demikian, obat ini tidak diindikasikan kepada pasien dengan gangguan diabetes melitus tipe 1. [1, 2]
Dosis Metformin
Metformin diberikan kepada pasien dewasa, anak-anak dan lansia melalui pemberian oral/diminum. Dosis yang diresepkan adalah sebagai berikut. [1]
Dosis Dewasa
Diabetes melitus tipe 2 Oral/Diminum → Pengobatan: →Sebagai dosis tablet atau konvensional: →Awalnya, 500 atau 850 mg diminum dua atau tiga kali sehari dan secara bertahap meningkat pada interval setidaknya 1 minggu sesuai dengan respon pasien. → Dosis maksimum: 3.000 mg setiap hari dalam 3 dosis terbagi. → Sebagai dosis tablet extended-release: → Awalnya, 500 mg setiap hari dengan makan malam, →Dosis boleh ditingkatkan menjadi 500 mg hingga mencapi dosis maksimum 2.000 mg setiap hari sesuai dengan respon pasien. → Profilaksis: Sebagai tablet extended-release: → Pada awalnya, 500 mg setiap hari setelah makan malam secara bertahap hingga ditingkatkan dosis dengan interval 10-15 hari → Dosis maksimum: 2.000 mg setiap hari setelah makan malam. |
Dosis Anak-anak
Diabetes melitus tipe 2 Oral/Diminum → Anak dengan umur ≥10 tahun sebagai tablet konvensional: → Awalnya, 500 atau 850 mg sekali sehari → Dosis secara bertahap dapat ditingkatkan dengan interval minimal 1 minggu sesuai respon pasien. → Dosis Maksimum: 2.000 mg setiap hari dalam 2 atau 3 dosis terbagi. |
Dosis Lansia
Pada pasien lansia, dosis biasanya disesuaikan dengan fungsi ginjal. Harap mengikuti instruksi dokter perihal dosis obat ini khususnya untuk lansia. [1, 2]
Efek Samping Metformin
Berikut ini adalah efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat Metformin. Segera hubungi dokter atau ke klinik terdekat bila efek samping yang timbul terus berlanjut atau mengganggu Anda: [2, 3]
Umumnya dilaporkan:
- Merasakan ketidaknyamanan pada perut.
- Batuk atau suara serak.
- Nafsu makan menurun.
- Diare.
- Demam disertai kedinginan.
- Perasaan tidak nyaman secara umum.
- Sakit punggung bagian bawah atau samping.
- Nyeri otot atau kram.
- Buang air kecil sulit atau menyakitkan.
- Kantuk.
Kurang umum atau jarang dilaporkan:
- Kecemasan.
- Penglihatan kabur.
- Mengalami etidaknyamanan pada dada.
- Berkeringat dingin.
- Koma.
- Merasakan kebingungan.
- Kulit pucat.
- Depresi.
- Sulit bernafas.
- Pusing.
- Detak jantung cepat.
- Sakit kepala.
- Rasa lapar meningkat.
- Mual.
- Mengalami kegugupan.
- Mimpi buruk.
- Timbul kemerahan pada wajah, leher, lengan dan kadang-kadang pada dada bagian atas.
- Kejang.
- Bicara cadel.
- Mengalami kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa.
Efek Samping Langka:
- Perubahan perilaku mirip seperti orang mabuk alkohol.
- Kesulitan dalam berkonsentrasi.
- Kantuk.
- Kekurangan atau kehilangan kekuatan.
- Mengalami kegelisahan.
Selain itu, terdapat pula gejala-gejala lain yang tidak perlu tanganan medis atau dokter, hal ini kemungkinan karena hanya sekedar reaksi penyesuaian tubuh terhadap obat yang sedang dikonsumsi sehingga lambat-laun akan hilang dengan sendirinya. Namun demikian, hubungi dokter atau pergi ke klinik terdekat bila gejala berikut ini terus berlanjut; [2]
Umumnya dilaporkan:
- Asam lambung.
- Bersendawa.
- Sering kentut.
- Kembung.
- Maag.
- Gangguan pencernaan.
- Kehilangan selera makan.
- Mulut pahit.
- Sakit perut.
- Muntah.
- Penurunan berat badan.
Kurang umum atau jarang dilaporkan:
- BAB tidak normal.
- Perubahan indra perasa.
- Kesulitan pada saat berjalan atau bergerak.
- Perubahan warna kuku tangan atau kuku kaki.
- Mengalami gejala seperti flu.
- Nyeri sendi.
- Ruam.
- Bersin.
- Hidung tersumbat.
Info Efek Samping Tenaga Medis: [2]
- Umum
- Kejadian gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan telah sering dilaporkan selama inisiasi terapi namun dalam banyak kasus sembuh dengan sendirinya.
- Metabolik
- Umum (1% hingga 10%): Hipoglikemia.
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Asidosis laktat Saluran pencernaan.
- Sangat umum (10% atau lebih): Diare (53,2%), mual / muntah (25,5%), perut kembung (12,1%).
- Umum (1% hingga 10%): Gangguan pencernaan, ketidaknyamanan perut, tinja abnormal, dispepsia dan kehilangan nafsu makan.
- Hematologi
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Kadar vitamin B12 di bawah normal.
- Lain
- Umum (1% hingga 10%): Asthenia, menggigil, sindrom flu dan cedera karena kecelakaan.
- Hati
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Kelainan tes fungsi hati dan hepatitis.
- Kardiovaskular
- Umum (1% hingga 10%): Ketidaknyamanan dada, pembilasan, palpitasi.
- Dermatologis
- Umum (1% hingga 10%): Ruam, kelainan kuku dan peningkatan keringat.
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Eritema, pruritus dan urtikaria.
- Kelenjar endokrin
- Frekuensi tidak dilaporkan: Pengurangan kadar tirotropin (TSH).
- Imunologis
- Sangat umum (10% atau lebih): Infeksi (20,5%).
- Muskuloskeletal
- Umum (1% hingga 10%): Mialgia.
- Sistem saraf
- Umum (1% hingga 10%): Kepala pusing dan gangguan perasa.
- Psikiatrik
- Umum (1% hingga 10%): Sakit kepala.
- Pernafasan
- Umum (1% hingga 10%): Rhinitis.
Detail tentang Metformin
Berikut ini adalah uraian detail tentang Metformin. Pokok-pokok uraian seperti tampak pada tabel: [1,4]
Penyimpanan | → Simpan di bawah 30 ° C. → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | → Deskripsi: Metformin adalah obat antihyperglycaemic biguanide yang bekerja meningkatkan perkembangan glukosa dengan menurunkan baik glukosa plasma basal dan postprandial. Obat ini mampu mengurangi produksi glukosa hati dengan menghambat glukoneogenesis dan glikogenolisis, menunda penyerapan glukosa usus serta meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan penyerapan dan juga pemanfaatan glukosa perifer. Onset: Dalam beberapa hari. ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Diserap secara perlahan dan tidak lengkap dari saluran pencernaan. Makanan mengurangi tingkat dan sedikit memperlambat penyerapan. Ketersediaan hayati absolut: 50-60%; berkurang jika dikonsumsi bersama makanan. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: 2-3 jam (pelepasan segera); 7 jam, rentang: 4-8 jam (pelepasan diperlambat). Distribusi: Mendistribusikan dan berkonsentrasi di hati, ginjal, dan saluran pencernaan; partisi menjadi eritrosit. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Volume distribusi: 654 ± 358 L. Pengikatan protein plasma: Dapat diabaikan. Metabolisme: Tidak dimetabolisme. Ekskresi: Melalui urin (sekitar 90% sebagai obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi: 6,2 jam (plasma); sekitar 17,6 jam (darah). |
Interaksi dengan obat lain | → Peningkatan risiko hipoglikemia dengan insulin dan insulin secretagogues (misalnya sulfonylurea). → Peningkatan risiko asidosis laktat dengan inhibitor karbonat anhidrase (seperti acetazolamide, dichlorphenamide), NSAID, dan agen antihipertensi (seperti ACE inhibitor). → Peningkatan konsentrasi plasma dan pengurangan clearance dengan inhibitor OCT2 (mis. Simetidin, dolutegravir, ranolazine, trimethoprim, vandetanib, isavuconazole). Berpotensi Fatal: Nefropati yang diinduksi kontras dan peningkatan risiko asidosis laktat dengan agen kontras beryodium. |
Interaksi dengan makanan | → Makanan mengurangi tingkat dan penyerapan sedikit tertunda. → Peningkatan risiko asidosis laktat dengan alkohol. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Hipoglikemia, asidosis laktat bermanifestasi sebagai dyspnoea asidosis, nyeri perut, kram otot dan hipotermia bahkan diikuti oleh koma. ⇔ Cara mengatasi: Lakukan hemodialisis untuk menghilangkan laktat dan metformin dalam darah. |
Seputar Pertanyaan tentang Metformin
Apa yang perlu saya beritahu kepada dokter sebelum menggunakan Metformin?
Katakanlah kepada dokter bila Anda memiliki masalah kesehatan seperti penyakit ginjal,
kadar keton tinggi dalam darah atau urin, penyakit jantung, gagal jantung kongestif,
penyakit hati atau mungkin Anda juga menggunakan insulin atau obat diabetes oral lainnya. [2]
Bagaimana seharusnya saya mengonsumsi atau menerima Metformin?
Ikutilah petunjuk dokter dengan cermat perihal penggunaan obat ini. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet namun minumlah tablet itu secara utuh. Apabila Anda menggunakan Metformin di rumah, pastikan bahwa anggota keluarga Anda juga mengetahui takaran dosis Anda. [2]
Bagaimana caranya kalau saya kehilangan satu dosis obat ini?
Minumlah dosis yang terlewat saat itu juga. Dan bila sudah tiba pada jadwal dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat. Jangan menggunakan obat tambahan untuk menggantikan dosis yang terlewat. [2]
Apakah Metformin dapat digunakan untuk menyembuhkan diabates melitus tipe 1?
Tidak. Metformin tidak diindikasikan kepada pasien dengan gangguan diabetes melitus tipe 1. Segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. [2]
Apa yang perlu saya hindari ketika selama menggunakan Metformin?
Hindari minum minuman beralkohol karena alkohol dapat menurunkan gula darah dan dapat meningkatkan risiko asidosis laktat. [2]
Contoh Obat Metformin (Merek Dagang) di Pasaran
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Metformin; [1,2,3]
Brand Merek Dagang |
Forbetes |
Fordica 500 XR |
Fortamet |
Riomet |
Glucophage |
Glucophage XR |
Glumetza |