Cabai merupakan bumbu khas dapur yang pasti selalu tersedia di rumah. Harganya murah dan tersedia melimpah di warung hingga supermarket. Bagi pecinta makanan pedas, pastinya cabai merupakan bumbu favorit di setiap masakan.
Selain harganya yang murah dan rasanya yang pedas, cabai ternyata telah lama digunakan sebagai obat herbal yang memiliki sangat banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.
Daftar isi
Cabai Cayenne (Capsicum anuum) termasuk dalam keluarga besar Capsicum. Dinamai cayenne karena cabai ini berasal dari kota Cayenne yang terletak di Guyana, Prancis, Amerika Selatan. Namun beberapa orang menyebutnya cabai Guinea, cabai tanduk sapi, aleva atau cabai pedas merah.[1,2]
Cabai cayenne memiliki banyak varietas yang tersebar di seluruh dunia, yang paling terkenal diantaranya Golden Cayenne, Cayenne Violet, Cayenne Carolina, Cayenne Indonesian dan Cayenne Sweet.[3]
Cabai cayenne memiliki daun berwarna hijau bulat dengan panjang sekitar 3 cm dan lebar sekitar 1,5 cm. Sedangkan bunga cabai cayenne berwarna putih, berbentuk seperti bintang dan tumbuh tidak berkelompok di dekat persimpangan antara angkai dan batang daun.[1]
Buahnya mengkilap, berwarna merah, sempit dan sedikit bengkok, meruncing tipis ke ujungnya dengan panjang hingga 9,5 cm dan lebar sekitar 1 cm. Permukaannya berkeriput tanpa rambut atau bulu.[1]
Cabai cayenne tumbuh subur dibawah sinar penuh matahari dengan persediaan air yang cukup. Biji cabai cayenne yang matang berwarna krem atau off-white.[1]
Fakta Menarik Seputar Cabai Cayenne
Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram cabai cayenne.[4]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 1331 | kJ |
Total karbohidrat | 56.6 | g |
Serat makanan | 27.2 | g |
Lemak total | 17.3 | g |
Lemak jenuh | 3.3 | g |
Protein | 12.0 | g |
Vitamin A | 41610 | UI |
Vitamin C | 76.4 | mg |
Vitamin D | – | – |
Vitamin E (⍺ tokoferol) | 29.8 | mg |
Vitamin K | 80.3 | mcg |
Thiamin | 0.3 | mg |
Riboflavin | 0.9 | mg |
Niasin | 8.7 | mg |
Vitamin B6 | 2.5 | mg |
Folat | 106 | mcg |
Vitamin B12 | 0.0 | mcg |
Kolin | 51.5 | mg |
Kalsium | 148 | mg |
Zat besi | 7.8 | mg |
Magnesium | 152 | mg |
Fosfor | 293 | mg |
Kalium | 2014 | mg |
Zinc | 2.5 | mg |
Natrium | 30.0 | mg |
Tembaga | 0.4 | mg |
Mangan | 2.0 | mg |
Selenium | 8.8 | mcg |
Dari tabel gizi diatas, dapat dilihat bahwa cabai cayenne sangat tinggi akan kandungan berbagai vitamin, serat dan banyak mineral. Selain itu, cayenne juga rendah kolesterol dan sangat rendah natrium.[4,5]
Selain banyak digemari sebagai konsumsi harian yang dapat menambah rasa pada masakan, cabai cayenne juga bernilai tinggi sebagai tumbuhan herbal. Telah banyak ilmuwan yang menemukan berbagai khasiat dari cabai cayenne.
Berikut segudang manfaat cabai cayenne untuk kesehatan tubuh :
Cabai cayenne merupakan salah satu tanaman yang sangat baik bagi metabolisme tubuh. Cabai cayenne membantu mengurangi kadar serum trigliserid dan kolesterol dalam darah. Cabai cayenne juga membantu melarutkan fibrin, yang menyebabkan pembentukan gumpalan darah.[3,5]
Jika salah satu bagian tubuh sedang sakit, aliran darah menuju area tersebut biasanya akan meningkat. Cabai cayenne berperan dalam meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga mencegah kemacetan aliran darah dan menstimulasinya.[5]
Esktrak cabai cayenne yang dikonsumsi langsung dinilai mampu mencegah dan menghentikan serangan jantung dalam waktu sekitar 30 detik.[5]
Cabai cayenne sangat dihargai perannya dalam mencegah dan mengatasi kemacetan aliran darah karena darah yang menggumpal. Selain itu, cayenne juga dinilai mampu mengatasi maag.[5]
Karena dapat membantu meningkatkan sirkulasi, cabai cayenne sering digunakan oleh mereka yang sedang kedinginan. Ini dianggap menyamakan sirkulasi darah dalam sistem arteri dan vena sehingga menghasilkan kehangatan alami pada tubuh.[5]
Salah satu khasiat utama cabai cayenne yaitu untuk mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi dengan membersihkan arteri, membantu membasmi kolesterol jahat (LDL) serta trigliserid.[5,7]
Cabai cayenne sangat dikenal manfaatnya dalam melawan kanker, dilakukan dengan mencegah penyebaran sel kanker. Dalam studi laboratorium, cabai cayenne mampu membunuh sel kanker prostat, payudara, pankreas dan kanker paru-paru.[3,5]
Cabai cayenne bekerja dengan formula detoksifikasinya, yang menunjukkan sifat anti-bakteri, anti-virus serta anti-jamur. Kapsaisin dalam cayenne juga mampu membuat sel kanker menjalani misi bunuh diri secara terprogram (apoptosis).
Kapsaisin dalam cabai dapat terserap dengan baik dari jalur pencernaan hingga masuk ke dalam aliran darah, namun demikian banyaknya jumlah cayenne yang perlu dikonsumsi hingga khasiatnya dapat terasa dan terhindari dari efek sampingnya masih perlu penelitian lebih lanjut.[3,5]
Kapsaisin diduga berpengaruh kuat terhadap aktivitas hipoglikemik atau penurunan kadar gula dalam darah. Kapsaisin bekerja melalui mekanisme yang melibatkan pengeluaran insulin dari pankreas, juga medula hati dan kelenjar adrenal. [6]
Bukti ini akan lebih berkaitan mengingat bahwa pada Diabetes tipe 2 kemungkinan terjadi kekebalan insulin pada jaringan target.[6]
Akhir-akhir ini, penggunaan kandungan kapsaisin dalam mengobati obesitas termasuk terapi alternatif yang sangat potensial. Hasil menunjukkan adanya penurunan berat badan yang diperoleh melalui beberapa mekanisme seperti menekan nafsu makan dan mendorong rasa kenyang.[7]
Kang et.al dari Korea menyelidiki efek kapsaisin sebanyak 0,015% dalam suplemen makanan selama 10 minggu pada tikus gemuk yang diberi makan diet tinggi lemak. Hasil menunjukkan kapsaisin mampu menghambat kekebalan insulin dan penumpukan lemak.[7]
Selain itu mereka juga melaporkan bahwa kapsaisin dapat membantu menurunkan kadar glukosa puasa, insulin, trigliserida yang berlebihan dalam tubuh.[7,8]
Diantara banyaknya peran kapsaisin, salah satunya yaitu memiliki efek pencegahan meningkatnya kadar kolesterol. Terutama dengan mengurangi penyerapan kolesterol usus yang dapat meningkatkan kolesterol dan pembuangan serum trigliserid melalui tinja.[8]
Singkatnya, dapat disimpulkan bahwa cabe cayenne memiliki pengaruh kuat terhadap kolesterol baik (HDL), kolesterol jahat (LDL), terutama pada kadar kolesterol total dan trigliserid.[8]
Masih dengan kapsaisin, manfaatnya juga dapat menekan peradangan melalui penghambatan enzim, selain itu juga merupakan bentuk alami penghilang rasa sakit dari sakit punggung, osteoarthritis, rheumatoid arthritis, nyeri saraf (herpes zoster dan neuropati diabetes) dan sakit kepala atau migrain.[2,9]
Ketika dioleskan ke kulit, cabai cayenne bekerja untuk menghilangkan rasa sakit karena mengandung kapsaisin. Pengaplikasiannya kerap digunakan dalam bentuk salep.
Salep yang dibuat dari cabai menghentikan nyeri otot dan persendian dengan cara “membingungkan” pemancar rasa sakit. Mereka juga memblokir pesan rasa sakit dari kulit.[10]
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian kapsaisin 0,025%, bahan kimia aktif dalam cabai cayenne, pada kulit dapat mengurangi gejala osteoartritis.[2]
Selain itu, riset juga melaporkan bahwa menggunakan bahan kimia aktif dalam cabai cayenne di hidung dapat mengurangi sakit kepala migrain.[2]
Perlu diperhatikan, cabai cayenne dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau terlalu sering. Penggunannya sebagai herbal juga tidak boleh sembarang.
Kemungkinan efek samping termasuk mual, muntah, sakit perut dan diare. Ketika diterapkan pada kulit dan dibiarkan selama beberapa waktu, cabai cayenne dapat memicu reaksi terbakar. Ini sangat berbahaya, jika cabai menyentuh mata.[3,5,10]
Konsumsi sejumlah besar cayenne dilaporkan dapat merusak atau melemahkan fungsi ginjal dan hati, menimbulkan masalah pencernaan, dan bahkan kematian karena mengandung zat flavonoid yang mungkin memicu kanker.[5]
Dua studi yang diteliti oleh Patane et.al telah melaporkan dua kasus krisis hipertensi arteri yang disebabkan oleh konsumsi sejumlah besar cabai. Hal itu dikaitkan dengan peningkatan aktivitas jantung.[8]
Selain itu, konsumsi berlebihan juga dapat menimbulkan sensasi terbakar pada perut, tenggorokan maupun dubur.[5]
Cabai cayenne utamanya digunakan dalam masakan pedas, namun tidak jarang kuliner masa kini menggunakannya pada hidangan dengan keju.
Hampir semua jenis masakan cocok dihidangankan dengan cabai cayenne, mulai dari masakan berkuah, santan, gorengan, tumis. Cabai cayenne yang dikeringkan juga dapat diolah menjadi bubuk cabai pedas.
Sebelum mengolah cabai cayenne, pastikan untuk mencucinya hingga bersih untuk menghilangkan debu, kotoran dan fungisida yang mungkin menempel pada permukaannya.
Tips Mengolah Cabai Cayenne
Cabai cayenne merupakan salah satu bahan masakan yang dapat bertahan lama jika disimpan dengan cara yang tepat. Berikut tips menyimpan cabai cayenne :
1. Anonym. Capsicum annuum (cayenne). National Parks of Singapore Government (Flora and Fauna Web); 2020
2. Anonym. Capsicum. Medline Plus, U.S. National Library of Medicine; 2020
3. Matthew Knight, LDN (Registered Dietitian Nutritionist). How to Use Cayenne Pepper for Better Health. Emedihealth; 2020
4. Condé Nast. Spices, pepper, red or cayenne Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018
5. Mukul Chauhan, Chhavi Kant, Chitra Negi and Prachi Chauhan. Blood Circulation Stimulation Properties of Cayenne Pepper:A Review. 11(5):78-83. IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-JAC); 2018
6. Rosa Tundis., Federica Menichini., Marco Bonesi., Filomena Conforti., Giancarlo Statti., Francesco Menichini and Monica R. Loizzo. Antioxidant and hypoglycaemic activities and their relationship to phytochemicals in Capsicum annuum cultivars during fruit development. 53(1):370-377. LWT - Food Science and Technology; 2013
7. Nithida Narang., Wannee Jiraungkoorskul and Parinda Jamrus. Current Understanding of Antiobesity Property of Capsaicin. 11(21): 23–26. Pharmacognosy Review; 2017
8. Setareh Sanati., Bibi Marjan Razavi and Hossein Hosseinzadeh. A review of the effects of Capsicum annuum L. and its constituent, capsaicin, in metabolic syndrome. 21(5): 439–448. Iranian Journal of Basic Medical Science; 2018
9. Frederick T. Sutter., MD. Natural Therapies for Rheumatoid Arthritis and Other Chronic Inflammatory Conditions. 419(8). ANSR—Applied Nutritional Science Reports; 2000
10. Diane Horowitz MD., Raymond Kent Turley BSN MSN RN and Rita Sather RN. Cayenne. University of Rochester Medical Center; 2020