Penyakit & Kelainan

Disentri – Jenis – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Disentri merupakan infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang bercampur darah dan lendir. Gejala lain dari disentri dapat berupa kram perut yang menyakitkan, mual dan muntah, serta demam. Disentri merupakan

Apa Itu Disentri?

Disentri ( img : Aagyarth Ayurve )

Disentri merupakan sebuah kondisi gangguan pencernaan di mana infeksi terjadi pada pencernaan ditandai dengan inflamasi atau radang pada usus di mana diare berlendir atau berdarah menjadi gejalanya. [2,3,4,5,6].

Disentri dapat membahayakan anak-anak dan bahkan dapat mengakibatkan kematian, khususnya anak-anak yang tinggal di negara berkembang.

Tinjauan
Disentri adalah kondisi inflamasi atau radang pada usus karena infeksi pencernaan yang paling sering terjadi di negara-negara berkembang.

Fakta Tentang Disentri

  1. Akses sanitasi yang rendah atau buruk adalah faktor penyebab utama penularan penyakit disentri, tifus, hepatitis A, kolera dan diare [8].
  2. Penderita disentri basiler karena infeksi Shigella di Indonesia dilaporkan sebesar 5-15% [9].
  3. Disentri adalah salah satu penyakit menular akibat parasit atau bakteri yang paling perlu diwaspadai di musim penghujan [7].
  4. Pada kurang lebih 40% orang yang mengalami diare dan tinggal di daerah dengan tingkat kebersihan buruk diketahui mengidap disentri amuba [1].
  5. 1-40% dari populasi di Amerika Selatan dan Tengah dilaporkan mengalami infeksi Entamoeba, sementara hanya 0,2-10,8% saja di Amerika Serikat khususnya di daerah endemik [1].
  6. Penderita disentri di Irlandia hanya mengalami gejala ringan dan gejala dalam beberapa hari dapat hilang [2].

Jenis Disentri Menurut Penyebabnya

Disentri terdiri dari dua jenis kondisi, yaitu disentri amuba dan disentri basiler di mana disentri amuba disebabkan oleh amuba dan disentri basiler disebabkan oleh bakteri.

Disentri Basiler

Disentri basiler adalah jenis disentri yang paling umum di mana penyebab utama dari disentri ini adalah infeksi bakteri.

Berikut ini adalah bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan disentri basiler pada umumnya [2,3,4,5] :

  • Bakteri E. coli
  • Campylobacter
  • Salmonella
  • Shigella

Untuk Indonesia, karena masih termasuk salah satu negara di Asia Tenggara, bakteri Campylobacter adalah yang paling dominan dan mampu menyebabkan disentri di negara-negara Asia Tenggara [5].

Sementara itu, disentri yang terjadi di wilayah Amerika Latin dapat disebabkan oleh bakteri Shigella.

Disentri di setiap negara dapat berbeda-beda karena bervariasinya frekuensi patogen di berbagai belahan dunia.

Hanya saja, cacing usus maupun iritasi kimia sangat jarang menyebabkan disentri walaupun kemungkinan tetap ada kasus seperti ini.

Kedua bakteri Campylobacter dan Shigella adalah penyebab umum disentri basiler di sebagian besar wilayah di dunia.

Beberapa faktor inilah yang meningkatkan risiko seseorang mengalami disentri basiler :

  • Mengonsumsi makanan atau air yang telah terkena atau terkontaminasi bakteri penyebab disentri.
  • Mengunjungi wilayah atau daerah yang tingkat kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinannya tinggi.
  • Mengunjungi daerah yang tingkat kebersihannya rendah.
  • Masih berusia anak-anak (umumnya balita) yang hidup dengan tingkat ekonomi rendah dan bertempat tinggal yang padat penduduk dapat lebih mudah tertular salmonellosis, campylocabteriosis, dan shigellosis.
  • Melakukan hubungan seksual dengan kontak anal yang terdapat bakteri penyebab disentri.
  • Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang anusnya telah terinfeksi bakteri.

Disentri Amuba

Disentri amuba adalah jenis disentri yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica, yaitu sejenis parasit protozoa.

Disentri amuba adalah kasus yang kebanyakan terjadi di wilayah tropis di mana amuba tersebut bisa bertahan di usus besar manusia dalam waktu yang lama.

Karena hanya lebih banyak dijumpai di wilayah tropis, maka diketahui jenis disentri ini tak menyebabkan gejala apapun dan sangat sedikit orang yang kemudian menjadi sakit karena infeksinya.

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena disentri amuba [2,4,5] :

  • Menelan kotoran yang sudah terkontaminasi parasit atau amuba.
  • Mengonsumsi air mentah, khususnya air yang tak dipisahkan dari air limbah sehingga tingkat kebersihannya sangat rendah.
  • Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh parasit atau makanan yang dicuci dengan air yang sudah terkontaminasi parasit.
  • Makan dengan tangan yang dicuci dengan air yang sudah terkontaminasi sehingga membuka peluang bagi parasit untuk masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
  • Makan sayur atau buah-buahan yang penanamannya di tanah yang menggunakan kotoran manusia (yang sudah terkontaminasi parasit) sebagai pupuknya.
  • Makan makanan yang tidak dicuci dengan air bersih.
  • Melakukan hubungan seksual dengan kontak anal yang terdapat amuba atau parasit.
  • Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang anusnya telah terinfeksi amuba.
Tinjauan
Penyebab disentri dibagi menjadi dua, yaitu infeksi oleh bakteri dan infeksi oleh amuba dengan faktor risiko yang sangat beragam.

Gejala Disentri

Disentri dapat menyebabkan sejumlah kondisi yang berkaitan dengan gangguan sistem pencernaan, dan berikut adalah gejala-gejala utamanya [3,4] :

  • Nyeri pada perut
  • Perut kembung atau terasa penuh
  • Perut kram
  • Diare berdarah
  • Perut terasa mual namun tidak disertai muntah

Pada gejala yang lebih lanjut karena perkembangan infeksi yang terjadi di dalam tubuh penderita, berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat menjadi keluhan :

  • Kelemahan otot
  • Demam
  • Kadar keluarnya urine saat buang air kecil berkurang
  • Mulut kering
  • Kulit kering
  • Tubuh menggigil
  • Haus berlebihan
  • Kram pada otot

Gejala Disentri Basiler

Gejala disentri basiler yang utama adalah sakit perut dan diare di mana diare berdarah seringkali dapat terjadi.

Sakit perut yang dialami biasanya cukup ringan, namun selain kedua gejala ini ada gejala lain yang dikeluhkan tanda disentri basiler sudah parah seperti [2] :

  • Mual-mual
  • Feses saat buang air besar disertai darah atau lendir
  • Perut kram
  • Nyeri perut yang sangat parah
  • Muntah-muntah
  • Demam tinggi

Gejala disentri basiler timbul dan berlangsung selama kurang lebih 1-7 hari setelah terinfeksi.

Gejala Disentri Amuba

Pada banyak kasus disentri amuba, gejala tidak nampak sama sekali namun penyebaran infeksi dapat terus berlanjut.

Seseorang yang sudah terinfeksi dapat menularkan atau menyebarkan parasit ini ke orang lain saat buang air besar melalui feses yang mengandung amuba tersebut.

Bila pun terdapat keluhan gejala, beberapa gejala inilah yang bisa terjadi kurang lebih 1-10 hari sejak terinfeksi [1,2] :

  • Diare (terkadang feses dapat disertai darah)
  • Sakit saat buang air besar
  • Demam
  • Sakit perut
  • Tubuh kedinginan atau menggigil
  • Mual
  • Muntah
  • Feses dapat keluar bersama dengan lendir saat buang air besar
  • Rektum perdarahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Berat badan turun

BAB berdarah dapat menjadi salah satu gejala utama dari disentri amuba karena amuba telah berhasil menyerang dinding usus besar sehingga menyebabkan luka.

Jika luka ini berkembang maka kemungkinan perdarahan sangat tinggi sehingga saat buang air besar atau diare, feses keluar bersama darah.

Pada kasus yang jarang, parasit dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh.

Waspadai akan penyebaran parasit yang bisa sampai ke organ hati lalu menjadi pemicu pembentukan abses di sana.

Tinjauan
Gejala disentri paling umum adalah diare yang terkadang disertai darah atau lendir selain mual, sakit perut dan demam.

Pemeriksaan Disentri

Ketika gejala diare disertai dengan feses berdarah, demam, sakit perut ataupun mual yang tak kunjung reda, maka menemui dokter adalah langkah terbaik untuk segera dilakukan.

Untuk bisa menangani disentri, maka dokter perlu mengonfirmasi apakah gejala mengarah pada disentri serta dokter harus tahu lebih dulu apa penyebab disentri [2,5].

  • Tes Feses : Dokter kemungkinan besar akan meminta pasien menempuh tes feses untuk mengetahui apa penyebab infeksi, amuba ataukah bakteri.
  • Tes Darah : Pemeriksaan darah bertujuan supaya dokter dapat memeriksa jenis infeksi pada tubuh pasien.
  • Ultrasound : Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan agar dokter dapat mengecek kondisi bagian dalam tubuh pasien, khususnya apakah liver sudah terkena dampak infeksi atau belum.
  • Kolonoskopi : Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengecek kondisi usus di mana prosedur pemeriksaan ini berlangsung selama kurang lebih 1 jam sebelum pasien diperbolehkan pulang.

Pengobatan Disentri

Jenis perawatan atau pengobatan disentri yang umumnya diberikan kepada pasien disesuaikan dengan penyebab disentri tersebut.

Pengobatan Disentri Basiler

Karena disebabkan oleh bakteri, maka disentri basiler biasanya diatasi dengan menggunakan obat antibiotik.

Jenis antibiotik yang umumnya efektif dalam meredakan gejala disentri basiler antara lain adalah [4,5,6] :

Jika diare yang dialami pasien tak kunjung reda dalam jangka lama, maka sebaiknya segera memeriksakan dan mengonsultasikannya dengan dokter.

Bagi orang-orang yang memiliki hobi atau aktivitas sering berwisata, pastikan untuk membawa jenis antibiotik tertentu seperti ciprofoxacin atau bismuth subsalicylate yang bisa menolong dalam mengatasi diare.

Alternatif obat lainnya yang bisa digunakan adalah seperti obat-obatan antidiare seperti loperamide yang bisa memperlambat proses pencernaan sekaligus menurunkan risiko dehidrasi pada tubuh.

Pengobatan Disentri Amuba

Karena disebabkan oleh amuba atau parasit, maka disentri amuba biasanya diatasi dengan menggunakan obat antiparasit seperti metronidazole [1,2,5,6].

Obat lainnya yang umum digunakan dan mampu secara efektif meredakan gejala disentri amuba adalah iodoquinol [5].

Satu lagi, tinidazole adalah obat untuk disentri amuba yang juga menjadi alternatif yang ampuh [2].

Penanganan Mandiri

Berbagai penanganan mandiri yang bisa dilakukan di rumah ini juga dapat diterapkan untuk membantu membuat gejala disentri, khususnya demam dan diare, reda dengan cepat [1,4,5,6] :

  • Penggunaan parasetamol sebagai penurun demam dan pereda rasa nyeri.
  • Beristirahat dengan baik, yaitu tidur dengan cukup dan menghindari dulu kegiatan yang terlalu berat atau padat.
  • Minum banyak air putih supaya tubuh tercegah dari dehidrasi yang lebih buruk.
  • Minum jus buah tidak masalah selama gejala yang dialami masih tergolong ringan, sebab jus buah dapat juga diandalkan sebagai penambah cairan tubuh.
  • Hindari dulu produk-produk olahan susu sementara waktu.
  • Utamakan diet sehat dan seimbang dengan mengonsumsi nasi dan pisang.
  • Minum larutan campuran garam, sukrosa dan kalium untuk menambah kadar elektrolit dalam tubuh.
  • Jaga kebersihan diri dan selalu cuci tangan apalagi dengan memakai sabun antiseptik untuk mencegah penyebaran infeksi.
  • Untuk anak usia 2 tahun ke bawah, konsultasikan langsung dengan dokter mengenai obat apa yang paling tepat untuk diberikan.
Tinjauan
Penanganan disentri disesuaikan menurut penyebabnya; maka antibiotik rata-rata diberikan untuk penderita disentri basiler, dan antiparasit diberikan untuk penderita disentri amuba.

Komplikasi Disentri

Disentri dapat menjadi berbahaya dan menimbulkan komplikasi pada penderitanya ketika tidak ditangani dengan benar pada kemunculan gejala awal.

Berikut ini adalah komplikasi-komplikasi disentri yang perlu diwaspadai [4,5,6] :

Pencegahan Disentri

Disentri pada dasarnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan amuba, maka penting untuk menjaga diri agar patogen tidak mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.

Untuk menurunkan risiko terkena disentri, beberapa langkah upaya pencegahan ini bisa diterapkan [5,6] :

  • Hindari berbagi atau saling meminjam penggunaan barang pribadi.
  • Cucilah tangan sebelum memasak, makan, minum atau sekadar menyentuh makanan.
  • Cucilah tangan selalu menggunakan air hangat dan sabun antiseptik setiap usai dari kamar mandi.
  • Bila salah satu anggota keluarga ada yang terkena disentri, pastikan untuk mencuci pakaian penderita dengan air panas.

Bagi yang hendak melakukan kunjungan ke suatu wilayah entah itu untuk berwisata atau keperluan lainnya, pastikan untuk menurunkan risiko terserang disentri dengan beberapa langkah ini :

  • Hindari makanan ataupun minuman yang dijual di pinggir jalan kecuali yang kemasannya terjamin tertutup rapat, khususnya saat berada di lingkungan tak higienis.
  • Hindari mengonsumsi sayur ataupun buah yang tak dapat dikupas atau dimakan matang.
  • Hindari mengonsumsi air atau minuman yang tidak terjamin kesterilannya, pastikan hanya mengonsumsi minuman berkemasan tertutup.
  • Rebuslah dulu air yang dirasa kurang steril, lakukan beberapa menit dan bila perlu gunakan alat penyaring.
  • Hindari menggosok gigi dan berkumur menggunakan air keran atau air yang tak terjamin sisi sterilnya.
  • Selalu gunakan kondom untuk aktivitas seksual yang melibatkan kontak anal, lalu bersihkan area tersebut bahkan usai melakukan hubungan intim.
  • Selalu bawa dan sedia cairan pembersih tangan berbahan alkohol ke manapun.
  • Hindari makan makanan mentah atau setengah matang, selalu pastikan mengonsumsi makanan yang dimasak sempurna.
Tinjauan
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melindungi diri saat berkunjung ke suatu wilayah saat berwisata adalah cara terbaik dalam mencegah agar bakteri maupun amuba penyebab disentri tak gampang menyerang.

1) Leonila F Dans & Elizabeth G Martínez. 2007. PubMed Central, US National Library of Medicine - National Institutes of Health. Amoebic dysentery.
2) Anonim. 2011. Health Service Executive. Amoebiasis.
3) Kara Rogers. Encyclopaedia Britannica. Dysentery.
4) William C. Lloyd III. 2019. Healthgrades. Dysentery.
5) Anonim. MedBroadcast. Dysentery.
6) Anonim. 2020. National Health Service. Dysentery.
7) Anonim. 2012. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Antisipasi Penyakit di Musim Hujan.
8) Anonim. 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menuju 100% Akses Sanitasi Indonesia 2019.
9) Sunanti Zalbawi & Siti Sapardiyah Santoso. 2004. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Perilaku Pencegahan Penyakit Shigella (Disentri) pada Masyarakat di Jakarta Utara, DKI Jakarta.

Share