Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Disentri merupakan infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang bercampur darah dan lendir. Gejala lain dari disentri dapat berupa kram perut yang menyakitkan, mual dan muntah, serta demam. Disentri merupakan
Daftar isi
Disentri merupakan sebuah kondisi gangguan pencernaan di mana infeksi terjadi pada pencernaan ditandai dengan inflamasi atau radang pada usus di mana diare berlendir atau berdarah menjadi gejalanya. [2,3,4,5,6].
Disentri dapat membahayakan anak-anak dan bahkan dapat mengakibatkan kematian, khususnya anak-anak yang tinggal di negara berkembang.
Tinjauan Disentri adalah kondisi inflamasi atau radang pada usus karena infeksi pencernaan yang paling sering terjadi di negara-negara berkembang.
Disentri terdiri dari dua jenis kondisi, yaitu disentri amuba dan disentri basiler di mana disentri amuba disebabkan oleh amuba dan disentri basiler disebabkan oleh bakteri.
Disentri basiler adalah jenis disentri yang paling umum di mana penyebab utama dari disentri ini adalah infeksi bakteri.
Berikut ini adalah bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan disentri basiler pada umumnya [2,3,4,5] :
Untuk Indonesia, karena masih termasuk salah satu negara di Asia Tenggara, bakteri Campylobacter adalah yang paling dominan dan mampu menyebabkan disentri di negara-negara Asia Tenggara [5].
Sementara itu, disentri yang terjadi di wilayah Amerika Latin dapat disebabkan oleh bakteri Shigella.
Disentri di setiap negara dapat berbeda-beda karena bervariasinya frekuensi patogen di berbagai belahan dunia.
Hanya saja, cacing usus maupun iritasi kimia sangat jarang menyebabkan disentri walaupun kemungkinan tetap ada kasus seperti ini.
Kedua bakteri Campylobacter dan Shigella adalah penyebab umum disentri basiler di sebagian besar wilayah di dunia.
Beberapa faktor inilah yang meningkatkan risiko seseorang mengalami disentri basiler :
Disentri amuba adalah jenis disentri yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica, yaitu sejenis parasit protozoa.
Disentri amuba adalah kasus yang kebanyakan terjadi di wilayah tropis di mana amuba tersebut bisa bertahan di usus besar manusia dalam waktu yang lama.
Karena hanya lebih banyak dijumpai di wilayah tropis, maka diketahui jenis disentri ini tak menyebabkan gejala apapun dan sangat sedikit orang yang kemudian menjadi sakit karena infeksinya.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena disentri amuba [2,4,5] :
Tinjauan Penyebab disentri dibagi menjadi dua, yaitu infeksi oleh bakteri dan infeksi oleh amuba dengan faktor risiko yang sangat beragam.
Disentri dapat menyebabkan sejumlah kondisi yang berkaitan dengan gangguan sistem pencernaan, dan berikut adalah gejala-gejala utamanya [3,4] :
Pada gejala yang lebih lanjut karena perkembangan infeksi yang terjadi di dalam tubuh penderita, berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat menjadi keluhan :
Gejala disentri basiler yang utama adalah sakit perut dan diare di mana diare berdarah seringkali dapat terjadi.
Sakit perut yang dialami biasanya cukup ringan, namun selain kedua gejala ini ada gejala lain yang dikeluhkan tanda disentri basiler sudah parah seperti [2] :
Gejala disentri basiler timbul dan berlangsung selama kurang lebih 1-7 hari setelah terinfeksi.
Pada banyak kasus disentri amuba, gejala tidak nampak sama sekali namun penyebaran infeksi dapat terus berlanjut.
Seseorang yang sudah terinfeksi dapat menularkan atau menyebarkan parasit ini ke orang lain saat buang air besar melalui feses yang mengandung amuba tersebut.
Bila pun terdapat keluhan gejala, beberapa gejala inilah yang bisa terjadi kurang lebih 1-10 hari sejak terinfeksi [1,2] :
BAB berdarah dapat menjadi salah satu gejala utama dari disentri amuba karena amuba telah berhasil menyerang dinding usus besar sehingga menyebabkan luka.
Jika luka ini berkembang maka kemungkinan perdarahan sangat tinggi sehingga saat buang air besar atau diare, feses keluar bersama darah.
Pada kasus yang jarang, parasit dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh.
Waspadai akan penyebaran parasit yang bisa sampai ke organ hati lalu menjadi pemicu pembentukan abses di sana.
Tinjauan Gejala disentri paling umum adalah diare yang terkadang disertai darah atau lendir selain mual, sakit perut dan demam.
Ketika gejala diare disertai dengan feses berdarah, demam, sakit perut ataupun mual yang tak kunjung reda, maka menemui dokter adalah langkah terbaik untuk segera dilakukan.
Untuk bisa menangani disentri, maka dokter perlu mengonfirmasi apakah gejala mengarah pada disentri serta dokter harus tahu lebih dulu apa penyebab disentri [2,5].
Jenis perawatan atau pengobatan disentri yang umumnya diberikan kepada pasien disesuaikan dengan penyebab disentri tersebut.
Karena disebabkan oleh bakteri, maka disentri basiler biasanya diatasi dengan menggunakan obat antibiotik.
Jenis antibiotik yang umumnya efektif dalam meredakan gejala disentri basiler antara lain adalah [4,5,6] :
Jika diare yang dialami pasien tak kunjung reda dalam jangka lama, maka sebaiknya segera memeriksakan dan mengonsultasikannya dengan dokter.
Bagi orang-orang yang memiliki hobi atau aktivitas sering berwisata, pastikan untuk membawa jenis antibiotik tertentu seperti ciprofoxacin atau bismuth subsalicylate yang bisa menolong dalam mengatasi diare.
Alternatif obat lainnya yang bisa digunakan adalah seperti obat-obatan antidiare seperti loperamide yang bisa memperlambat proses pencernaan sekaligus menurunkan risiko dehidrasi pada tubuh.
Karena disebabkan oleh amuba atau parasit, maka disentri amuba biasanya diatasi dengan menggunakan obat antiparasit seperti metronidazole [1,2,5,6].
Obat lainnya yang umum digunakan dan mampu secara efektif meredakan gejala disentri amuba adalah iodoquinol [5].
Satu lagi, tinidazole adalah obat untuk disentri amuba yang juga menjadi alternatif yang ampuh [2].
Berbagai penanganan mandiri yang bisa dilakukan di rumah ini juga dapat diterapkan untuk membantu membuat gejala disentri, khususnya demam dan diare, reda dengan cepat [1,4,5,6] :
Tinjauan Penanganan disentri disesuaikan menurut penyebabnya; maka antibiotik rata-rata diberikan untuk penderita disentri basiler, dan antiparasit diberikan untuk penderita disentri amuba.
Disentri dapat menjadi berbahaya dan menimbulkan komplikasi pada penderitanya ketika tidak ditangani dengan benar pada kemunculan gejala awal.
Berikut ini adalah komplikasi-komplikasi disentri yang perlu diwaspadai [4,5,6] :
Disentri pada dasarnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan amuba, maka penting untuk menjaga diri agar patogen tidak mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Untuk menurunkan risiko terkena disentri, beberapa langkah upaya pencegahan ini bisa diterapkan [5,6] :
Bagi yang hendak melakukan kunjungan ke suatu wilayah entah itu untuk berwisata atau keperluan lainnya, pastikan untuk menurunkan risiko terserang disentri dengan beberapa langkah ini :
Tinjauan Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melindungi diri saat berkunjung ke suatu wilayah saat berwisata adalah cara terbaik dalam mencegah agar bakteri maupun amuba penyebab disentri tak gampang menyerang.
1) Leonila F Dans & Elizabeth G Martínez. 2007. PubMed Central, US National Library of Medicine - National Institutes of Health. Amoebic dysentery.
2) Anonim. 2011. Health Service Executive. Amoebiasis.
3) Kara Rogers. Encyclopaedia Britannica. Dysentery.
4) William C. Lloyd III. 2019. Healthgrades. Dysentery.
5) Anonim. MedBroadcast. Dysentery.
6) Anonim. 2020. National Health Service. Dysentery.
7) Anonim. 2012. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Antisipasi Penyakit di Musim Hujan.
8) Anonim. 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menuju 100% Akses Sanitasi Indonesia 2019.
9) Sunanti Zalbawi & Siti Sapardiyah Santoso. 2004. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Perilaku Pencegahan Penyakit Shigella (Disentri) pada Masyarakat di Jakarta Utara, DKI Jakarta.