Daftar isi
Fungsi Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah sebuah prosedur medis untuk melihat ke dalam usus besar (usus besar dan dubur) pasien. Dokter menggunakan instrumen yang disebut scopes untuk melakukan prosedur ini.
Scopes memiliki kamera kecil yang melekat pada tabung panjang dan tipis. Instrumen ini memungkinkan dokter untuk melihat jaringan yang meradang, pertumbuhan abnormal, dan bisul.[1]
Kolonoskopi umumnya berfungsi untuk mengevaluasi gejala gastrointestinal, seperti pendarahan, sakit perut atau perubahan kebiasaan buang air besar (seberapa sering buang air besar, seberapa mudah buang air besar, dan warna serta konsistensi kotoran atau feses).[2]
Kondisi yang Membutuhkan Kolonoskopi
Dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan prosedur kolonoskopi sebagai screening untuk kanker usus besar dan masalah lainnya. Screening ini memiliki manfaat dalam menentukan penyebab beberapa gejala medis seperti berikut:[3]
- Mencari tanda-tanda kanker, tumor, dan penyakit lainnya
- Perubahan kebiasaan buang air besar
- Gejala nyeri atau pendarahan yang terjadi di area perut
- Penurunan berat badan
- Sembelit kronis
- Diare
The American College of Surgeons memperkirakan bahwa antara 76% dan 90% kanker usus besar dapat dicegah melalui screening kolonoskopi.[1]
Persiapan Kolonoskopi
Setelah sepakat melakukan kolonoskopi, biasanya dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan diet “bowel preparation“, diet ini melarang pasien untuk mengonsumi cairan yang berwarna, seperti:[3]
- Kopi
- Agar-agar
- Teh
- Jus
- Minuman berenergi
Pastikan untuk tidak meminum cairan apa pun yang mengandung pewarna merah atau ungu karena dapat mengubah warna usus pasien.[3]
Sebelum prosedur, pasien wajib memberitahu dokter terkait obat, vitamin, dan suplemen yang sedang dikonsumsi. Termasuk seluruh riwayat kesehatan dan tindakan medis yang pernah dilakukan.[3]
Dokter mungkin akan memberikan obat pencahar pada malam sebelum prosedur dimulai dan obat penenang setelah prosedur selesai, maka pastikan pasien untuk membawa anggota keluarga atau kerabat terdekat selama menjalani pemeriksaan kolonoskopi.[3]
Prosedur Kolonoskopi
Prosedur kolonoskopi akan dilakukan oleh dan berlangsung sekitar 60 menit. Secara umum rangkaian prosedur kolonoskopi adalah sebagai berikut:[3,4]
- Dokter spesialis anestesi akan menyuntikkan bius total dan obat penenang melalui jarum infus untuk membuat pasien terlelap selama prosedur.
- Pasien berbaring di atas meja sementara dokter memasukkan scopes melalui anus, kemudian masuk ke rektum dan usus besar pasien.
- Kamera yang terdapat pada instrumen scopes mengirimkan gambar video ke monitor, sehingga dokter dapat melihat keadaan di dalam organ dengan seksama.
- Setelah scopes ditempatkan pada posisi yang tepat, dokter akan menggunakan karbon dioksida untuk membuat usus besar pasien mengembang. Hal ini dilakukan demi mendapatkan gambaran yang jelas pada organ.
- Dokter akan mengambil polip atau sampel jaringan untuk biopsi selama prosedur.
- Terakhir, dokter akan mengeluarkan instrumen secara perlahan-lahan melalui anus pasien.
Pasien membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 jam setelah prosedur untuk menunggu reaksi dari obat bius hilang sepenuhnya.[4]
Pasien mungkin akan merasa kembung atau kram perut satu jam pertama setelah prosedur. Apabila setelah beberapa hari terus merasa kembung, segera hubungi dokter. Hal tersebut bisa menjadi indikasi masalah dalam perut.[3]
Komplikasi Kolonoskopi
Kolonoskopi merupakan tindakan medis yang aman. Sebuah penelitian mengatakan, bahwa 33% pasien yang telah melakukan prosedur kolonoskopi, setidaknya memiliki satu gejala ringan komplikasi tetapi sangat jarang ditemukan yang melaporkan adanya komplikasi serius.[5]
Namun, seperti tindakan medis pada umumnya, kolonoskopi juga memiliki beberapa komplikasi antara lain yaitu:[3]
- Pendarahan
- Lubang (perforasi) pada usus besar dan dubur
- Reaksi terhadap obat penenang, seperti sesak nafas
Hasil Kolonoskopi
Hasil pemeriksaan kolonoskopi dibagi menjadi dua, yaitu normal dan abnormal.
Normal, tidak ditemukan kelainan seperti polip, kanker, atau bisul. Orang dewasa yang memiliki risiko kanker usus besar, disarankan untuk melakukan kolonoskopi 10 tahun sekali sampai umur 75 tahun.[6]
Abnormal, apabila ditemukan beberapa kelainan seperti berikut:[6]
- Wasir atau hemoroid, pembengkakan atau pembesaran dari pembuluh darah di usus besar bagian akhir (rektum), serta dubur
- Polip kolon, pertumbuhan jaringan dari lapisan luar usus besar
- Peradangan, lapisan usus besar dapat teriritasi, meradang, dan membusuk karena berbagai alasan, seperti infeksi atau kanker
- Pendarahan di usus besar