Feses (tinja) berwarna hitam dapat merupakan kondisi normal pada beberapa kasus. Umumnya feses hitam disebabkan oleh konsumsi makanan atau obat-obatan tertentu. Tapi terkadang, feses hitam merupakan tanda adanya masalah kesehatan tertentu yang sebaiknya tidak kita abaikan[1, 2].
Daftar isi
Feses hitam dapat disebabkan karena apa yang kita konsumsi atau merupakan gejala dari suatu penyakit atau kondisi[1].
Feses hitam dapat disebabkan oleh hal berikut:
Feses hitam dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang memiliki warna biru gelap, hitam, atau hijau. Beberapa makanan yang dapat menjadi penyebab feses berwarna hitam antara lain[2, 4, 5]:
Penggunaan produk yang berbahan arang aktif juga dapat menyebabkan feses hitam. Feses hitam yang disebabkan oleh makanan saja tidak terlihat lengket[5].
Jika feses hitam disebabkan oleh makanan, yang dikonsumsi, maka feses akan kembali berwarna normal dengan sendirinya setelah konsumsi makanan penyebab kondisi dihentikan[2, 5].
Suplemen zat besi baik digunakan mandiri atau sebagai bagian dari multivitamin untuk anemia defisiensi zat besi, dapat mengakibatkan feses hitam atau hijau[4].
Konsumsi zat besi menyebabkan feses hitam karena tidak semua zat besi diserap. Zat besi yang tidak diserap kemudian mengalami perubahan kimiawi di dalam usus, sehingga saat dikeluarkan bersama feses, zat besi menyebabkan feses menjadi berwarna hitam[5].
Feses hitam yang disebabkan oleh suplemen zat besi juga tidak menyebabkan feses bertekstur lengket[5].
Selain feses hitam, suplemen zat besi dapat mengakibatkan efek samping seperti berikut[2]:
Jika suplemen zat besi menyebabkan gangguan, sebaiknya pasien mengkonsultasikan pada dokter. Pasien mungkin perlu menghentikan penggunaan atau mengganti jenis suplemen[2].
Penggunaan obat tertentu dapat menyebabkan feses berwarna hitam, di antaranya[4, 5]:
Feses hitam yang disebabkan oleh penggunaan obat tersebut dapat mengindikasikan terjadinya pendarahan pada saluran gastrointestinal. Kondisi ini dapat berakibat serius dan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter[5].
Feses hitam dapat disebabkan oleh konsumsi obat dengan kandungan bismuth. Bismuth dapat mengakibatkan warna hitam pada lidah dan feses[2, 5].
Salah satu penyebab misalnya konsumsi obat untuk sakit perut yang mengandung bismuth subsalicylate. Feses hitam yang diakibatkan bismuth tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya saat konsumsi obat dihentikan[2].
Sebaiknya menghubungi dokter dan menghentikan penggunaan obat jika menyebabkan kondisi berikut[2]:
Konstipasi ditandai dengan jarang atau sulit buang air besar. Saat konstipasi feses menjadi sangat keras dan kering, dan dapat terlihat lebih gelap atau hitam. Konstipasi dapat disertai sakit perut, kram, atau kembung[3].
Ulkus berdarah merupakan penyebab mengkhawatirkan paling umum terjadinya feses berwarna hitam. Ulser ialah suatu luka terbuka pada bagian dalam lambung atau usus halus. Terkadang luka tersebut mengalami pendarahan[2].
Darah yang terpapar asam lambung akan menjadi berwarna hitam dan bertekstur lengket. Kondisi ini disebut sebagai melena. Melena dapat menyebabkan feses bertekstur lengket atau menyerupai bubuk kopi[2, 4].
Jika darah pada feses berwarna merah terang, maka biasanya berasal dari pendarahan pada saluran gastrointestinal bagian bawah, seperti usus besar atau kolon. Kondisi ini disebut hematochezia. Darah yang berasal dari bagian tersebut terlihat lebih merah karena lebih sedikit terpapar proses pencernaan[4].
Risiko mengalami ulcer lebih tinggi pada orang yang mengkonsumsi alkohol. Ulkus juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori atau penggunaan obat tertentu dalam jangka panjang, meliputi ibuprofen, aspirin, dan NSAID lain[1, 2, 6].
Feses hitam yang disebabkan oleh bleeding ulcer dapat disertai gejala berikut[2, 6]:
Sebaiknya segera menghubungi dokter jika feses hitam terlihat lengket dan disertai gejala berikut[2, 4]:
Angiodisplasia ialah sekumpulan pembuluh abnormal dalam membran mukosa pada saluran gastrointestinal. Tidak diketahui penyebab pasti dari angiodisplasia, tapi kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan dan adanya darah pada feses, sehingga feses berwarna hitam dan lengket[6].
Penanganan umum menggunakan koagulasi plasma argon, yang mana digunakan dokter untuk menyegel pembuluh yang mengalami pendarahan[6].
Gastritis ialah inflamasi pada dinding dalam lambung. Lambung memiliki lapisan mukus untuk melindungi dari cairan asam kuat yang digunakan untuk mencerna makanan. Jika lapisan mukus mengalami kerusakan atau sobek atau tidak sehat, lambung dapat mengalami inflamasi[3].
Kerusakan pada dinding dalam lambung dapat terjadi akibat berbagai pemicu, meliputi stress, respon autoimun, atau infeksi. Penyebab lainnya meliputi penggunaan NSAID, merokok, atau mengkonsumsi alkohol atau mengkonsumsi makanan yang mengakibatkan iritasi pada dinding dalam lambung[3].
Inflamasi dapat menyebabkan pendarahan, yang kemudian dapat mengakibatkan feses menjadi berwarna hitam[3].
Gastritis dapat menimbulkan gejala seperti[3]:
Sobekan Mallory-Weiss ialah sobeknya membran mukosa yang menghubungkan esofagus dan lambung. Sobekan ini dapat mengakibatkan pendarahan yang kemudian mengarah pada melena[2, 4].
Sobekan Mallory-Weiss termasuk kondisi yang sangat langka, terjadi hanya pada sekitar 7 dari 100.000 orang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh muntah berat, batuk berat, atau kejang epilepsi[4].
Selain feses hitam, sobekan Mallory-Weiss dapat disertai gejala lain seperti[2, 4]:
Umumnya, luka sobekan akan sembuh dengan sendirinya. Jika tidak kunjung membaik, dokter dapat menggunakan perawatan panas yang disebut sebagai elektrokoagulasi untuk menutup luka atau memberikan obat untuk menghentikan pendarahan[2].
Varises esofagus ialah pembesaran pembuluh vena di dalam esofagus (kerongkongan). Pembuluh vena yang membesar terkadang dapat mengalami kebocoran, menyebabkan pendarahan pada saluran pencernaan bagian atas yang mana menghasilkan feses hitam[2, 6].
Varises esofagus merupakan kondisi yang umum dialami oleh pasien dengan penyakit hati. Kondisi ini dapat disertai gejala lain meliputi[2, 5]:
Pendarahan pada esofagus termasuk kondisi darurat yang memerlukan penanganan di rumah sakit[2].
Tumbuhnya jaringan abnormal di dalam saluran pencernaan (baik tumor jinak maupun kanker) dapat melemahkan dinding saluran cerna dan mengarah pada pendarahan. Pendarahan akan mengakibatkan terbentuknya feses hitam bertekstur lengket[2, 5].
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), tumor jinak atau pembentukan kanker pada esofagus, lambung, kolon, atau rektum dapat menyebabkan darah dalam feses, yang mana dapat membuat feses menjadi hitam dan lengket[6].
Kanker esofagus ialah jaringan kanker yang bermula pada kerongkongan. Gejala dari kanker esofagus meliputi[2]:
Kanker lambung ialah tumbuhnya jaringan kanker yang bermula pada lambung. Gejala dari kanker lambung antara lain[2]:
Polip kolon ditandai dengan tumbuhnya jaringan kecil pada kolon (usus besar). Polip berawal sebagai jaringan jinak (tidak bersifat kanker), tapi dapat berkembang menjadi kanker seiring waktu. Biasanya, polip kolon tidak menimbulkan gejala, tapi kadang dapat mengakibatkan pendarahan ringan sehingga feses menjadi terlihat hitam dan lengket[3, 6].
Kanker kolorektal mencakup kanker pada kolon dan kanker pada rektum. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kanker kolorektal merupakan jenis kanker paling umum ketiga pada pria maupun wanita[3].
Kanker kolorektal dapat didiagnosis pada semua usia, tapi biasanya mempengaruhi orang pada usia lebih dari 50 tahun. Risiko mengalami kanker kolorektal meningkat pada orang dengan gaya hidup dengan aktivitas fisik kurang, perokok, dan pengguna alkohol[3].
Feses biasanya berwarna cokelat atau kecokelatan. Feses hitam ialah kondisi di mana feses memiliki warna yang sangat gelap atau hitam[1, 3].
Feses hitam dapat disertai dengan berbagai gejala lain, yang mana dapat berbeda bergantung pada penyebab kondisi. Gejala yang menyertai feses hitam antara lain[1]:
Pada beberapa kasus, feses hitam dapat mengindikasikan kondisi mengancam nyawa yang sebaiknya segera mendapatkan pertolongan medis. Segera hubungi ambulans jika pasien mengalami gejala berikut[1]:
Untuk mendiagnosis, dokter perlu mengecek riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. pasien dapat diminta mengumpulkan sejumlah kecil sampel feses untuk nantinya dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan[4, 7].
Jika pasien didiagnosis dengan melena, dokter dapat memintanya melakukan tes diagnostik lain untuk menentukan penyebab dan lokasi tepat dari pendarahan[4].
Dokter dapat meminta pasien melakukan esofagogastroduodenoskopi (EGD). Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan tabung fleksibel dengan sebuah kamera ke bagian bawah kerongkongan sehingga dokter dapat memeriksa dinding dalam efofagus, lambung dan usus kecil dengan lebih mendetail[4].
Selain EGD, dapat dilakukan beberapa tes seperti[4, 7]:
Feses hitam dapat disebabkan oleh kondisi medis serius, sehingga sebaiknya pasien memeriksakan diri ke dokter untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi[1].
Jika tidak mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat, feses hitam dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya, seperti[1]:
Cara penanganan feses hitam dapat berbeda-beda bergantung pada penyebabnya. Feses hitam yang disebabkan konsumsi makanan tertentu akan pulih dengan sendirinya ketika konsumsi dihentikan[6].
Jika feses hitam disebabkan oleh obat tertentu, maka dokter dapat menyarankan pasien menghentikan penggunaan atau menggantinya dengan obat jenis lain[7].
Untuk mengatasi feses hitam akkibat pendarahan ulser dokter dapat meresepkan obat penurun asam. Infeksi diatasi dengan antibiotik dan imunosupresan. Untuk membantu proses pemulihan, dapat diberikan penurun asam lambung dengan inhibitor pompa proton[3, 7].
Abnormalitas vena dan penyumbatan saluran dapat memerlukan operasi perbaikan jika pendarahan tidak kunjung berhenti secara alami. Pendarahan yang berlangsung terus menerus dapat mengarah pada anemia[7].
Polip kolon dapat mengindikasikan kondisi pre-kanker atau kanker pada beberapa orang. Dokter akan menentukan penanganan yang tepat untuk kondisi tersebut. Operasi pengangkatan dapat dilakukan untuk mencegah polip berkembang menjadi kanker[3, 7].
Penanganan kanker kolon biasanya merupakan kombinasi dari operasi dan kemoterapi[3].
Feses hitam yang disebabkan oleh adanya kondisi medis tidak selalu dapat dicegah. Namun kita dapat mengurangi risiko timbulnya kondisi dengan menerapkan gaya hidup sehat[7].
Memperbanyak minum air putih dan meningkatkan konsumsi makanan berserat juga dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya feses hitam. Air dan serat membantu melunakkan feses sehingga mempermudah gerakan feses dalam usus untuk dikeluarkan[7].
1. Anonim, reviewed by William C. Lloyd III, MD, FACS. Black Stool. Health Grades; 2020.
2. Stephanie Watson, reviewed by Sabrina Felson, MD. Why Is Your Poop Black and Tarry? WebMD; 2021.
3. Anonim, reviewed by Shria Kumar, MD. What Causes Black Stool? Buoy Health; 2021.
4. Amber J. Tresca, reviewed by Robert Burakoff, MD, MPH. What Are the Causes of Black Stool? Very Well Health; 2021.
5. Lauren Cahn, reviewed by Michael Spertus, MD. Why Is My Poop Black? 9 Most Common Reasons. The Healthy; 2021.
6. Timothy Huzar, reviewed by Gerhard Whitworth, RN. What to Know about Black Stool. Medical News Today; 2019.
7. Erica Roth, reviewed by Saurabh Sethi, MD, MPH. Why Are My Stools Black? Healthline; 2019.