Hiperinsulinemia merupakan penyakit yang berhubungan dengan diabetes tipe 2. Hiperinsulinemia adalah kondisi kelainan tubuh yang menunjukkan jumlah insulin dalam darah lebih tinggi daripada ketentuan normal tanpa diabetes [1,2].
Daftar isi
Kondisi gula darah rendah dan obesitas bisa menjadi indikator seseorang mengalami hiperinsulinemia. Kondisi ini dapat ditemukan pada bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol.
Hiperinsulinemia umumnya tidak bergejala, artinya gejala hiperinsulinemia bisa tidak terlihat. Akan tetapi, bila muncul tumor yang menyebabkan gula darah rendah, maka gejala hiperinsulinemia secara umum meliputi [1,2,3]:
Hiperinsulinemia yang terjadi pada bayi akan memperlihatkan gejala antara lain sebagai berikut [5]:
Pada anak gejala hiperinsulinemia antara lain termasuk [6,7]:
Penyebab utama hiperinsulinemia ialah resistensi insulin. Akibatnya, glukosa menumpuk di aliran darah. Tubuh yang tidak dapat mengakses glukosa akan memiliki kadar gula darah tinggi dan kadar insulin tinggi [1,2].
Ketika gula darah meningkat, sel beta pankreas merespons dengan memproduksi dan melepaskan lebih banyak insulin ke dalam aliran darah. Saat sel menjadi resisten terhadap insulin, tingkat insulin terus meningkat [2].
Hiperinsulinemia juga bisa disebabkan oleh efek samping dari operasi bypass lambung Roux-en-Y. Selain itu, hiperinsulinemia juga dapat disebabkan oleh tumor sel beta pankreas (insulinoma) atau oleh pertumbuhan sel beta yang berlebihan, suatu kondisi yang disebut nesidioblastosis [2].
Hiperinsulinemia bisa meningkatkan risiko penyakit komplikasi pada tubuh, antara lain meliputi [1,2,3]:
Perawatan medis dalam bentuk pengobatan diabetes dapat membantu meringankan gejala hiperinsulinemia. Penyebab hiperinsulinemia dapat diatasi juga dengan diet, olahraga, dan perubahan gaya hidup [1,2,3].
Bila ditemukan tumor di pankreas, maka pengobatan yang dibutuhkan ialah operasi pengangkatan tumor. Pada intinya, perawatan ideal untuk hiperinsulinemia bergantung pada identifikasi akar penyebabnya [1,2,3].
Obat yang digunakan untuk mengobati hiperinsulinemia umumnya sama dengan yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Namun, pengobatan harus dilakukan setelah perubahan pola makan dan gaya hidup [1,2,3].
Ada beberapa jenis obat yang dapat menurunkan kadar gula darah dan insulin antara lain: metformin, sulfonilurea, thiazolidinediones, penghambat DPP-4, penghambat SGLT2, GLP-1 RA, dan insulin basal. Obat harus dikonsumsi berdasarkan resep dokter[2].
Hiperinsulinemia bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan olahraga secara teratur. Disarankan sebelum melakukan olahraga, konsultasikan program olahraga yang dipilih dengan dokter lebih dulu.
Ada tiga jenis program olahraga yang mungkin berguna dalam meningkatkan sensitivitas insulin, antara lain:
Program olahraga yang berfokus pada melatih ketahanan otot sangat disarankan untuk mencegah hiperinsulinemia. Latihan ketahanan dapat meningkatkan massa otot, yang dapat membantu penyerapan glukosa dan mengurangi ketergantungan pada insulin [2].
Latihan aerobik dengan intensitas rendah hingga menengah dapat mencakup berjalan kaki, joging, berenang, bersepeda, atau menari sangat disarankan. Latihan aerobik membantu meningkatkan penyerapan glukosa dan menurunkan kadar insulin [2].
Kurang tidur bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Kurang tidur juga menyebabkan berkurangnya sensitivitas insulin [4].
Stres memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur gula darah. Stress merangsang produksi hormon kortisol dan glukagon yang dapat memecah nutrisi dan meningkatkan gula darah [4].
Hormon stres juga membuat tubuh lebih resisten terhadap insulin. Hormon stress mencegah nutrisi tersimpan dalam aliran darah. Aktivitas seperti meditasi, olahraga, dan tidur adalah cara yang bagus untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi stres [4].
Makan sehat, terutama diet rendah karbohidrat, sangat membantu dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Tiga jenis diet untuk mencegah hiperinsulinemia antara lain [2]:
Fokus konsumsi protein tanpa lemak, sedikit daging merah, banyak sayuran, serat dari biji-bijian, dan lemak nabati, seperti minyak zaitun.
2. Diet Rendah Lemak
Fokus menjaga lemak tetap sekitar 20 hingga 35% kalori, karbohidrat sekitar 45 hingga 65% kalori, dan protein sedang dari 10 hingga 35% kalori yang dibutuhkan tubuh.
3. Diet Rendah Karbohidrat
Fokus menjaga jumlah karbohidrat sangat rendah sambil meningkatkan asupan lemak.
Diet manapun yang dipilih, usahakan makan banyak sayuran, buah, protein tanpa lemak, biji-bijian utuh dan pati kaya serat. Pada saat yang sama batasi konsumsi makanan olahan dan makanan dengan tambahan gula atau pemanis buatan.
Bekerja samalah dengan ahli gizi bersertifikat untuk membuat rencana diet yang sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan. Dengan bantuan ahli gizi, hiperinsulinemia dapat dicegah.
Pastikan untuk mengecek perkembangan kesehatan tubuh dengan melakukan tes kesehatan setiap tahun. Semakin cepat ditemukan gejalanya, semakin cepat dapat diatasi.
1. Editor. Hyperinsulinemia. Diabetes the Global Diabetes Community; 2020.
2. Elizabeth Woolley. What is Hyperinsulinemia?. very well health; 2020.
3. Sally Robertson, B.Sc. Hyperinsulinemia Symptoms. News Medical Life Sciences; 2020.
4. Ryan Raman, MS, RD. 14 Natural Ways to Improve Your Insulin Sensitivity. HealthLine; 2020.
5. Anonim. Congenital Hyperinsulinism. NORD Member Organizations Congenital Hyperinsulinism International; 2020.
6. Anonim. Hyperinsulinism. Texas Children's Hospital; 2020.
7. Anonim. Congenital Hyperinsulinism. Children's Hospital Philadelphia; 2020.