Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Penghambat dipeptyl peptidase-5 (DPP-4) adalah tipe obat yang digunakan untuk diabetes melitus tipe 2. Obat ini biasa digunakan pada pasien dengan diabetes yang tidak merespon baik terhadap metformin atau... sulfonilurea. Sesuai namanya, penghambat DPP-4 bekerja dengan memblok enzim DPP-4 yang menghancurkan hormon inkretin, dimana inkretin berfungsi untuk menstimulasi produksi insulin dan menurunkan glukagon oleh hati. Efek samping obat ini adalah gangguan pencernaan, seperti mual dan diare, serta reaksi kulit seperti ruam yang menimbulkan rasa nyeri. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more

Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini biasa disebut dengan diabetes mellitus tipe 2. Tetapi, ada juga yang menyebutkan penyakit ini adalah diabetes onset dewasa, karena penyakit ini menyerang hampir semuanya usia 40 tahun keatas[1].

Tetapi, ada beberapa juga anak-anak dan remaja mengalami penyakit diabetes. Diabetes tipe 2 jauh lebih umum terjangkit jika dibandingkan dengan diabetes tipe 1[1].

Fungsi Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4

Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP-4) adalah obat yang dapat menurunkan kadar gula glukosa darah tinggi dan dapat digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan kadar gula dalam tubuh. Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 berfungsi memperlambat inaktivasi dan degradasi GLP-1, yaitu hormon inkretin endogen glukagon-like peptide-1 yang berhubungan dengan pembuangan glukosa dari usus[2].

Berikut fungsi dana kegunaan dari Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4[3] :

  • Meningkatkan kontrol glukosa darah
  • Mengurangi kadar glukosa darah saat berpuasa dan postprandial (setelah makan)
  • Digunakan dalam uji coba yang mempelajari pengobatan dan skrining Osteoporosis, Gangguan Ginjal, Diabetes Mellitus Tipe 2, Diabetes Mellitis Tipe 2, dan Diabetes Mellitus, Tipe 2.
  • Digunakan dalam uji coba yang mempelajari pengobatan Insufisiensi Ginjal, Kronis.
  • Untuk pengobatan Kolesterol LDL, Penyakit Koroner, Glycosylated Hemoglobin, dan Dipeptidyl-Peptidase 4 Inhibitors.

Obat ini tidak menyebabkan berat badan dan tidak menyebabkan hipoglikemia (kadar gula rendah). Hipoglikemia akan timbul jika dikombinasikan dengan terapi lain[2].

Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 bekerja melalui hormon incretin yang merupakan hormon usus yang bertanggungjawab atas homeostasis glukosa setelah asupan makanan secara oral[4].

Penghambat DPP-4 atau biasa dikenal dengan gliptins, adalah obat diabetes oral yang telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati penyakit diabetes mellitus tipe 2 pada orang dewasa. Obat ini merupakan golongan OAD sebagai penghambat enzim DPP-4 yang memiliki kemanjuran glikemik[5].

DPP-4 tidak memiliki data mengenai pengobatan jangka panjang untuk keamanan, kematian, komplikasi diabetes, dan kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan. DPP-4 tidak digunakan untuk pengobatan awal penyakit diabetes mellitus 2. Obat ini digunakan sebagai obat terapi tambahan untuk pasien diabetes mellitus 2[5].

Penyakit yang Diatasi dengan Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan kondisi kelainan metabolisme kronis dengan hiperglikemia persisten. Terjadinya hiperglikemia persisten karena adanya ganggunaan pada sekresi insulin dan resitensi insulin perifer. Hiperglikemia kronis dengan kelainan metabolik pada penderita diabetes melitus dapat menyebabkan rusaknya sistem organ terutama pada bagian perkembangan komplikasi kesehatan yang bisa mengancam jiwa seperti mikrovaskuler[6].

Gejala awal penderita diabetes melitus di antaranya adalah[4] :

  • Rasa haus yang meningkat
  • Peningkatan buang air kecil
  • Kekurangan energi dan kelelahan
  • Infeksi bakteri dan jamur
  • Penyembuhan luka yang tidak bisa disembuhkan
  • Mati rasa atau kesemutan pada bagian tangan atau kaki
  • Penglihatan kabur

Diabetes melitus 2 muncul karena kurangnya resistensi insulin yang tidak efektif untuk mempertahankan homeostasis glukosa. Kurangnya keefektifan tersebut seiring dengan waktu produksi insulin akan menurun yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes melitus 2[6].

Orang dengan usia lebih dari 40 tahun atau yang memiliki keturunan diabetes sangat berisiko terkena diabetes melitus 2. Tetapi, diabetes bisa juga terkena pada anak-anak dan remaja disebabkan berat badan berlebih, kurangnya olahraga, dan diet padat energi[6].

Diabetes melitus 2 berhubungan dengan resitensi insulin dan disfungs sel beta. Seiring dengan waktu, penyakit ini akan berkembang, di mulai dengan sel beta yang berubah dan sekresi insulin tidak dapat mempertahankan homeostasis glukosa untuk menghasilkan hiperglikemia[6].

Sebagian besar pasien dengan penyakit diabetes melitus 2 mengalami berat bada berlebih (obesitas) dengan jumlah lemak tubuh yang tinggi. Kurangnya aktivitas fisik, mengakibatkan komplikasi penyakit lain yaitu hipertensi dan dislipidemia yang dapat berisiko meningkatnya pengembangan diabetes melitus 2[6].

Diet rendah lemak jenuh, karbohidrat olahan, sirup jagung fruktosa, dan tinggi serat, serta lemak tak jenuh tunggal perlu di tingkatkan. Olahraga aerobik selama 1 jam hingga 3 jam per minggu sangat dianjurkan untuk dapat mengontrol kadar gula darah[6].

Cara Kerja Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4

Dipeptidyl Peptidase 4 adalah enzim yang terdapat di semua tempat dalam tubuh yang bekerja ada hormon incretin, terutama pada glukagon-like peptide-1 (GLP-1) dan gastric inhibitory peptide (GIP). Hormon tersebut menjaga homeostasis glukosa dengan meningkatkan sekresi insulin dan juga dapat menurunkan sekresi glukagen[4].

GLP-1 adalah hormon yang diekskresikan oleh sel-sel enteroendokrin L dari usus kecil yang dapat menurunkan glukosa darah melalui stimulasi sekresi insulin, penurunan konsentrasi glukagon, dan penundaan pengosongan pada lambung dengan waktu paruh kurang dari 2 menit[4].

GIP adlah hormon yang diekskresikan di bagian perut dan usus kecil pada bagian proksimal oleh sel-K neuroendokrin. Waktu paruh yang ditempuh sekitar 7 menit untuk orang yang sehat, dan 5 menit pada orang yang memiliki diabetes melitus 2. Incretin dilepaskan beberapa menit setelah asupan makan, dan untuk DPP-4 secara cepat dapat menurunan hormon karena memiliki paruh waktu yang sangat pendek[4].

Terhambatnya enzim DPP-4, penghambat DPP-4 dapat bekerja dengan meningkatnya kadar GLP-1 dan GIP. Obat ini dapat meningkatkan sekresi insulin sel beta di pankreas, sehingga dapat mengurangi hiperglikemia postprandial[4].

Contoh Obat Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4

Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 tersedia dalam bentuk tablet yang hanya bisa didapat dari resep dokter. Berikut ini contoh obat Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4[2].

Selain memiliki efek antihiperglikemik, obat ini memiliki efek antihipertensi, antiinflamasi, antiapoptosis, dan imunomodulator terhadap jantung, ginjal, dan pembuluh arah. Obat ini bisa digunakan sebagai obat terapi tambahan dengan metformin, sulfonylureas, thiazolidinediones, dan insulin[4].

Semua penghambat DPP-4 diberikan secara oral, sekali sehari, sebelum atau sesudah makan. Menurut sebuah studi, ketersedian hayati oral pemberian sitagliptin oral dan intravena pada orang yang sehat mencapai 87%[4].

Penghambat DPP-4 ini tidak menunjukkan peningkatan pada resiko kematian kardiovaskular, infark miokard non-fatal, atau stroke non-fatal jika dibandingkan dengan plasebo pada pasien diabetes melitus 2. Saxagliptin adalah salah satu obat Penghambat DPP-4 yang dapat meningkatkan bagi penderita gagal jantung[4].

Sitagliptin dikontraindikasikan pada beberapa orang yang sensitif terhadap obat. Uji klinis telah menunjukkan tidak ada reaksi obat penghambat DPP-2 seperti saxagliptin, alogliptin, linagliptin yang merugikan saat menggunakan dosis dengan takaran yang sangat tinggi[4].

Efek Samping Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4

Efek samping yang paling umum terjadi dengan obat penghambat DPP-4 seperti sitagliptin dan saxagliptin adalah infeksi saluran pernapasan atas, nasofaringitis, sakit kepala, infeksi saluran kemih, artralgia[4]. Berikut efek samping umum lainnya dari obat penghambat DPP-4, diantaranya[7] :

Pasien yang telah diobati dengan monoterapi sitagliptin atau kombinasi antara sitagliptin-metformin atau terapi sitagliptin-pioglitzone memilik efek samping dengan tingkatan penghentian terapi. Tiga efek samping yang telah dilaporkan adalah nasofaringitis, sakit kepala, dan infeksi saluran pernapasan atas[8].

Jika anda memiliki penyakit ketoasidosis diabetik, gejala gagal jantung, penyakit ginjal, dan hati, tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat ini. Obat ini tidak aman untuk ibu hamil dan menyusui karena dapat menyebabkan komplikasi baik pada ibu maupun bayi.

Obat ini tidak disetujui untuk digunakan pada anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun. Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko apa pun.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment