Daftar isi
Isoflavon merupakan salah satu flavonoid yang memiliki sifat paling estrogenik, di mana sifatnya menyerupai estrogen steroid vertebrata. Bahkan ada yang juga mendefinisikannya sebagai zat mirip estrogen yang dibuat oleh tanaman tertentu [1,2].
Namun, ketika dikonsumsi oleh manusia, sumber makanan yang mengandung Isoflavon akan memberikan efek estrogenik dan atau antiestrogenik [1].
Untuk itu, satu sisi Isoflavon ini dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, tetapi di sisi lain mungkin juga dapat memberikan efek negatif pada kesehatan [1].
Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari isoflavon bagi kesehatan [1]:
Konsumsi suplemen yang mengandung Isoflavon ternyata dapat mengurangi gejala menopause pada wanita, khususnya mengurangi frekuensi hot flashes (10-20%).
Namun, ada penelitian lain yang menyebutkan bahwa, efek positif Isoflavon dalam mengurangi gejala menopause hanya terjadi pada wanita yang mampu menghasilkan equol. Dan efek positif ini juga lebih terlihat pada wanita pasca menopause.
Konsumsi produk yang mengandung Isoflavon dalam jumlah yang tinggi diketahui dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Mengingat, Isoflavon dinilai dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang menumpuk dan menyumbat darah.
Isoflavon dari protein kedelai diketahui lebih efektif untuk menurunkan kadar LDL dibandingkan dengan protein kedelai yang dideplesi Isoflavon atau Isoflavon kedelai yang diekstraksi.
Isoflavon genistein diketahui dapat memberikan efek yang positif pada tulang yang mengalami osteoporosis, khususnya dengan mengurangi faktor osteoklasik dan meningkatkan faktor osteoblas.
Osteoklasik yang dimaksud seperti kolagen C-telopepdia, sedangkan osteoblast yang dimaksud seperti fostatase alkali tulang.
Produk kedelai, protein kedalai maupun asupan Isoflavon lain diketahui dapat meningkatkan penanda resorpsi dan pembentukan tulang, serta mengurangi kehilangan massa tulang.
Risiko terbentuknya kanker payudara diketahui dapat dikurangi oleh asupan Isoflavon secara rutin. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa asupan Isoflavon pada masa anak-anak akan dapat menurunkan risiko kanker payudara di tahun-tahun berikutnya.
Bahkan, Isoflavon juga diketahui dapat membantu wanita melawan kanker payudara dengan menurunkan risiko kematian yang mungkin ditimbulkan dan menurunkan risiko kekambuhan.
Kanker rahim dalam kasusnya terdapat asumsi bahwa ketidakseimbangan jangka panjang dalam kadar estrogen dan progesteron berkontribusi secara signifikan terhadap pembentukan kanker diterima secara umum.
Asupan Isoflavon yang tinggi menunjukkan aktivitas antiestrogenik, di mana hal ini dinilai sebagai profilaksis terhadap karsinoma endometrium.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa, asupan Isoflavon yang lebih rendah ditemukan pada wanita menderita kanker rahim dibandingkan dengan wanita yang sehat.
Isoflavon kedelai dinilai memiliki berpotensi dalam pembatasan perkembangan kanker prostat. Hal ini dibuktikan dari beberapa hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa asupan Isoflavon berkaitan dengan penurunan risiko pembentukan kanker prostat.
Isoflavon kedelai diketahui telah terbukti dapat menghambat aktivitas peroksidase tiroid yang merupakan enzim yang diperlukan untuk sintesis hormon tiroid.
Risiko yang mungkin ditimbulan oleh asupan Isoflavon kedelai diketahui tidak akan muncul jika jumlah yodium juga diberikan secara cukup.
Asupan kedelai sebelum, selama dan setelah radioterapi diketahui dapat meningkatkan efikasi terapo terhadap tumor target. Selain itu, toksisitas dosis radioterpi terhadap jaringan paru di sekitarnya juga dapat diturunkan.
Meskipun demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Mengingat, hasil ini merupakan penilitian pada tahap awal.
Efek samping dari Isoflavon lebih banyak terjadi akibat asupan suplemen Isoflavon dibandingkan dengan asupan Isoflavon dari sumber makanan seperti kedelai. Dan efek samping suplemen Isoflavon ini berkaitan dengan penggunaan jangka panjang [3].
Walaupun memang ada data epidomologi yang menunjukkan bahwa, ada hubungan antara konsumsi kedelai jangka panjang dengan penyakit Kawasaki [3].
Selain itu, berikut ini beberapa efek samping mungkin dapat ditimbulkan oleh asupan Isoflavon [3]:
Konsumsi susu formula bayi yang berbasis kedelai diketahui dapat memberikan efek negatif pada perkembangan jangka panjang bayi.
Penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan diketahui menunjukkan bahwa, Isoflavon genistein memberikan efek negatif pada reproduksi wanita.
Selain itu, suplemen ekstrak kedelai yang dikonsumsi jangka panjang mungkin dapat menimbulkan pertumbuhan jaringan abnormal dalam rahim.
Efek samping lain dari Isoflavon yang umum mungkin termasuk [3]:
Berikut ini merupakan beberapa sumber makanan yang mengandung Isoflavon [1]:
Adapun jumlah Isoflavon yang dihasilkan oleh tanaman diketahui akan bergantung pada kondisi pertumbuhan dan kultivar tanaman itu sendiri [1].
Kandungan Isoflavon akan meningkat jika terjadi penurunan kelembapan, serangan patogen atau penyakit tanaman [1].
Selain itu, kandungan Isoflavon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan iklim, seperti suhu, curah hujan, periode panen, kesuburan tanah dan proses pasca panen [1].
Dosis asupan Isoflavon yang didukung secara klinis adalah sebagai berikut [3]:
Dosis yang disarankan secara klinis untuk wanita menopause yaitu 54 mg suplemen genistein (isoflavon kedelai) setiap hari.
Dosis yang disarankan secara klinis untuk penderita irritated bowel syndrome yaitu 40 mg suplemen isoflavon per hari selama enam minggu.
Pada wanita menopause, dosis konsumsi yang dianjurkan secara klinis untuk perlindungan terhadap osteoporosis yaitu 80 mg suplemen Isoflavon per hari.
Asupan suplemen Isoflavon secara umum, dosisnya juga bergantung pada asal dari Isoflavon sebagai berikut [3]:
Perlu juga diketahui bahwa, konsumsi Isoflavon, khususnya suplemen Isoflavon tidak boleh dilakukan dalam jangka panjang seperti lebih dari enam bulan [3].
Berikut ini merupakan beberapa kontraindikasi Isoflavon [3]:
Konsumsi produk kedelai ketika hamil atau menyusui masih belum didukung oleh banyak penelitian, sehingga keamanannya masih belum dapat dipastikan.
Konsumsi produk susu kedelai dalam jangka panjang pada bayi harus didiskusikan dengan ahli kesehatan karena berisiko dapat menganggu perkembangan bayi.
Konsumsi kedelai pada anak-anak harus dibatasi karena belum pasti keamanannya secara klinis.
Konsumsi kedelai pada penderita asma atau hay fever harus dihindari karena berisiko lebih tinggi menimbulkan alergi.
Konsumsi suplemen Isoflavon pada penderita kanker payudara harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli onkologi, karena selain bermanfaat ternyata berisiko juga untuk bertindak sebagai estrogen yang mendorong pertembuhan sel kanker payudara
Konsumsi Isoflavon pada anak-anak yang menderita cystic fibrosis harus dihindari karena dapat mengganggu cara anak-anak ini memproses protein.
Konsumsi Isoflavon pada penderita diabetes harus terlebih dahulu didiskusikan dengan dokter atau ahli kesehatan karena dapat mengganggu pengobatan diabetes.
Selain itu, penggunaan Isoflavon pada penderita diabetes diketahui juga berisiko menurunkan kadar gula darah.
Seseorang yang memiliki hipotiroidisme kemungkinan kondisinya akan dapat diperburuk ketika mengonsumsi Isoflavon kedelai.
Seseorang yang memiliki batu ginjal sangat disarankan untuk menghindari konsumsi Isoflavon kedelai, karena dapat meningkatkan zat kimia oksalat.
Selain batu ginjal, seseorang yang memiliki gangguan pada ginjal lainnya juga harus menghindari konsumsi Qe kedelai maupun fitoestrogen jenis lainnya.
Mengingat, kandungannya dapat menjadi racun jika dalam jumlah atau dosis tinggi, khususnya bagi penderita gagal ginjal.
Isoflavon diketahui dapat menunjukkan interaksi yang negatif dengan beberapa obat tertentu, termasuk [3]:
MAOIs merupakan salah satu jenis antidepresan yang berinteraksi secara negatif dengan produk kedelai, khususnya kedelai yang difermentasi.
Efektivitasi produk kedelai pada flora usus alami akan berkurang dengan penggunaan antibiotik.
Penggunaan estrogen seperti premarin, estradiol dan HRT lain efeknya dapat menurun jika juga mengonsumsi Isoflavon, khususnya pada seseorang yang menopause.
Tamoxifen tidak boleh digunakan bersamaan dengan Isoflavon, karena obat kanker ini dapat dipengaruhi oleh estrogen.
Warfarin diketahui dapat menurunkan efektivitas dari Coumadin, karena memiliki sifat pengancer darah.
Selain itu, Isoflavon ini juga dapat berdampak buruk pada efektivitas metobolisme obat-obatan oleh hati. Obat-obatan yang dimaksud antara lain [3]:
Adapun, untuk berjaga-jaga, seseorang yang menggunakan obat resep maupun obat bebas sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan Isoflavon baik dari sumber makanan maupun dalam bentuk suplemen [3].
Mengingat, obat-obatan tertentu mungkin memiliki interaksi negatif jika dikonsumsi bersamaan dengan Isoflavon.
1. Ludmila Křížová, Kateřina Dadáková, Jitka Kašparovská, & Tomáš Kašparovský. Isoflavones. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2019.
2. Anonim. Isoflavones. Cancer Gov; 2021.
3. Sherry Christiansen & Arno Kroner, DAOM, LAc. The Health Benefits of Isoflavones, For Menopausal Symptoms, Preventative Health, and More. Verywellhealth; 2021.