Kanker lidah merupakan kondisi ketika kanker tumbuh pada jaringan lidah secara abnormal, baik itu pada pangkal maupun ujung lidah [1,2].
Para perokok dan pengonsumsi minuman beralkohol yang sudah pada tahap kecanduan memiliki risiko lebih besar terkena kanker lidah [1,2,3].
Karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker lidah yang paling umum sehingga jenis kanker ini diketahui dapat muncul pula di berbagai organ tubuh lain, seperti saluran pencernaan dan pernapasan, tenggorokan, hingga permukaan kulit [1,2,3,6].
Tinjauan Kanker lidah adalah kanker yang menyerang jaringan lidah di mana kondisi ini jauh lebih rentan terjadi pada perokok dan pengonsumsi alkohol.
Daftar isi
Mutasi genetik menjadi penyebab utama kanker pada jaringan lidah dapat timbul dan terus bertumbuh.
Mutasi atau perubahan genetik ini memicu tumbuhnya sel-sel abnormal yang kemudian semakin berkembang tak terkontrol dan berpotensi semakin ganas.
Meski diketahui kanker tumbuh karena mutasi genetik, penyebab mutasi ini bisa terjadi belum jelas diketahui.
Beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko kanker lidah antara lain adalah :
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker mulut atau kanker lidah memiliki risiko lebih besar untuk menderita penyakit yang sama [1,3].
Ketika memiliki anggota keluarga dengan riwayat kesehatan tersebut, risiko kanker lidah akan semakin besar saat seseorang menginjak usia 40-50 tahun [2,3].
Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kecanduan [1,2,3].
Kecanduan alkohol tak hanya berdampak pada kesehatan sistem saraf otak, tapi juga dapat membuat risiko kanker lidah meningkat [1,2,3].
Merokok tembakau secara aktif dapat meningkatkan risiko kanker lidah, terutama bila kebiasaan tak sehat ini diterapkan terus-menerus dalam jangka panjang [1,2,3].
Bahkan mengonsumsi tembakau (bukan dalam bentuk rokok) tetap berpotensi memicu kanker karena adanya sifat karsinogenik (zat penyebab kanker) yang masuk ke dalam tubuh [1,3].
Jarang mengonsumsi sayur maupun buah adalah salah satu faktor yang peningkat risiko kanker lidah [4,5].
Oleh karena itu, asupan makanan seimbang jauh lebih dianjurkan untuk menurunkan risiko kanker [4,5].
Kesehatan dan kebersihan rongga mulut yang kurang terjaga dapat membuat kanker lidah dan kanker mulut lebih mudah menyerang.
Risiko kanker lidah juga semakin meningkat ketika seseorang memiliki bentuk gigi bergerigi, kasar dan tak rata.
Penggunaan gigi palsu yang bentuknya tak sesuai juga mampu memicu kanker mulut serta lidah.
Faktor infeksi HPV tergolong jarang menyebabkan kanker lidah, namun tetap perlu diwaspadai karena infeksi ini tetap dapat meningkatkan risiko tumbuhnya sel-sel abnormal pada mulut [1,3].
Hubungan seksual secara oral adalah sarana penyebaran infeksi HPV sehingga memperbesar pula peluang kanker mulut dan kanker lidah [1,3].
Tinjauan Mutasi genetik, kecanduan alkohol, merokok, pola makan buruk, kesehatan mulut yang buruk, hingga infeksi HPV dapat menjadi penyebab dan faktor risiko kanker lidah.
Kanker lidah pada tahap awal biasanya bersifat asimptomatik atau tanpa gejala.
Gejala baru akan tampak dan lebih dirasakan ketika kanker sudah pada tahap lanjut.
Meski begitu, ada pula beberapa kasus kanker lidah di mana penderita mengalami sariawan yang tak kunjung sembuh [1].
Selain gejala seperti itu, beberapa keluhan lainnya yang dapat diwaspadai sebagai tanda kanker lidah adalah [1,2,6] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Karena gejala awal kanker lidah kurang menonjol, maka sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin.
Bila mengalami sariawan yang tidak kunjung sembuh, pastikan juga segera periksakan diri ke dokter.
Pemeriksaan rutin mulut dan gigi sangat dianjurkan khususnya bagi pengonsumsi alkohol dan perokok setidaknya setiap 3 bulan.
Segera ke dokter apabila gejala-gejala yang telah disebutkan tidak kunjung hilang dalam waktu 2-3 minggu dan terasa abnormal.
Tinjauan Gejala kanker lidah paling umum adalah sariawan yang tak kunjung sembuh. Biasanya, hal ini disertai dengan disfagia, nyeri saat menelan, nyeri di lidah, sakit tenggorokan, benjolan pada lidah, mati rasa pada lidah dan mulut, berat badan turun, kelenjar getah bening membengkak, hingga perubahan suara.
Ketika gejala-gejala yang timbul dan dirasakan mengarah pada kanker lidah atau mulut, segera ke dokter untuk memeriksakan diri.
Beberapa metode diagnosa yang umumnya diterapkan oleh dokter agar dapat memastikan kondisi kanker lidah adalah :
Dokter seperti biasa akan memeriksa fisik pasien lebih dulu sambil bertanya kepada pasien maupun keluarga pasien [1,2,6].
Selain memeriksa gejala fisik, dokter perlu mengumpulkan informasi terkait riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien [1,2,6].
Adanya infeksi HPV atau adanya anggota keluarga dengan riwayat kanker lidah serta kebiasaan minum alkohol atau merokok penting bagi dokter untuk mengetahuinya [1,2,6].
Jika dari pemeriksaan awal ini dokter memiliki dugaan kuat bahwa pasien mengalami kanker lidah, dokter akan merujukkan pasien ke dokter onkologi [1,2,6].
Tes lanjutan seperti tes HPV akan dilakukan oleh dokter onkologi, salah satunya adalah tes HPV untuk mengetahui apakah pasien menderita infeksi HPV [6].
Selain tes HPV, dokter onkologi akan menerapkan tes pemindaian berupa MRI, CT, atau PET scan untuk mengetahui secara detail kondisi lidah dan mulut pasien [1,6].
Melalui tes ini juga dokter akan mengetahui tingkat penyebaran kanker.
Tes ini diterapkan oleh dokter onkologi apabila terdapat dugaan kanker lidah menyerang pangkal lidah [6].
Endoskopi juga merupakan metode diagnosa di mana dokter dapat mengambil sampel kelenjar getah bening dekat lidah maupun sampel jaringan lidah untuk lebih memastikan keberadaan sel-sel abnormal penyebab kanker [6].
Pada metode diagnosa ini, dokter memberi bius lokal lebih dulu pada pasien agar proses biopsi dapat berjalan dengan lebih baik tanpa ketidaknyamanan pasien [1,2,6].
Biopsi lidah adalah prosedur yang dokter akan terapkan dengan mengambil sampel jaringan lidah untuk kemudian dianalisa di laboratorium [1,2,6].
Seperti pada jenis kanker lainnya, kanker lidah pun terdiri dari 4 tahap kondisi menurut penyebaran sel kanker dalam tubuh pasien [1].
Tinjauan Pemeriksaan kanker lidah umumnya meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes pemindaian, tes HPV, endoskopi dan biopsi.
Penanganan untuk kanker lidah biasanya disesuaikan dengan stadium maupun lokasi kanker.
Tidak hanya satu, seringkali dokter mengombinasikan beberapa metode pengobatan untuk memaksimalkan pemulihan pasien.
Secara umum, kanker jenis apapun perlu mendapatkan penanganan berupa prosedur bedah, tak terkecuali kanker lidah [1,2,6,7].
Operasi adalah metode perawatan dengan mengangkat jaringan kanker, termasuk jaringan tubuh yang sudah terkena penyebarannya [1,2,6,7].
Namun untuk kasus kanker lidah stadium akhir, operasi glosektomi perlu dilakukan, yakni operasi pemotongan lidah (baik sebagian atau seluruhnya) [7].
Karena usai menempuh glosektomi pasien akan lebih sulit ketika harus bicara, makan apalagi menelan, dokter biasanya merekomendasikan operasi untuk memperbaiki bentuk lidah yang sudah dipotong agar aktivitas pasien bisa ditingkatkan [1,7].
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan memanfaatkan sinar energi tinggi untuk melawan sel-sel kanker [1,2,6].
Radioterapi adalah sebuah prosedur yang bisa pasien tempuh baik sebelum maupun usai operasi [1,2,6].
Tujuan prosedur ini adalah memperkecil ukuran sel kanker hingga membasmi sel-sel kanker yang tersisa usai menjalani operasi [1,2,6].
Kemoterapi merupakan pemberian obat-obatan antikanker yang bertujuan mengurangi gejala kanker; seringkali metode ini dikombinasi bersama radioterapi usai pasien menempuh operasi [1,2,6].
Namun, kemoterapi juga dapat pasien tempuh sebelum operasi agar sel kanker dapat diperkecil sebelum diangkat melalui pembedahan [1,2,6].
Beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan dokter pada masa kemoterapi adalah docetaxel, methotrexate, fluorouracil, cisplatin, bleomycin, dan carboplatin [8].
Obat-obatan ini pun tetap dapat dokter berikan untuk mengatasi metastasis atau penyebaran kanker lidah yang sudah sampai ke organ-organ tubuh lain [8].
Bagaimana prognosis kanker lidah?
Prognosis kanker lidah tergolong buruk karena jumlah kasus yang setiap tahunnya terus bertambah sehingga meningkatkan pula risiko dan angka kematian [1].
Meski demikian tingkat harapan hidup pasien juga meningkat bila dilihat perkembangannya dari tahun 1976-2015 [1].
Tentu saja besarnya potensi harapan hidup pasien tergantung dari seberapa cepat penanganan ditempuh pasien dan metode penanganan apa yang pasien dapatkan [1].
Tinjauan Pengobatan kanker lidah meliputi operasi (glosektomi kemungkinan direkomendasikan oleh dokter pada kasus kanker lidah stadium lanjut), radioterapi dan kemoterapi.
Komplikasi kanker lidah yang paling perlu diwaspadai adalah metastasis atau terjadinya penyebaran lebih luas ke organ-organ tubuh lain yang jauh dari lidah. Selain itu, beberapa metode perawatan kanker lidah pun dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berupa [1] :
Mutasi genetik sebenarnya tidak dapat dicegah karena tidak diketahui jelas penyebab mutasi.
Namun untuk meminimalisir faktor risiko kanker lidah, maka penting untuk memerhatikan beberapa hal berikut [9].
Tinjauan Memiliki gaya hidup sehat merupakan cara meminimalisir risiko kanker lidah yang paling dianjurkan.
1. Mario Gonzalez & Antonio Riera March. Tongue Cancer. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Dewi Nurviana Suharto. Analisis Kasus Kanker Lidah dalam Konteks Asuhan Keperawatan dengan Pendekatan Comfort Theory Model. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan; 2018.
3. A. Paderno, R. Morello, and C. Piazza. Tongue carcinoma in young adults: a review of the literature. Acta Otorhinolaryngologica Italica; 2018.
4. Nasim Taghavi & Ismail Yazdi. Type of food and risk of oral cancer. Archives of Iranian Medicine; 2007.
5. Maria Pavia, Claudia Pileggi, Carmelo G A Nobile, & Italo F Angelillo. Association between fruit and vegetable consumption and oral cancer: a meta-analysis of observational studies. The American Journal of Clinical Nutrition; 2006.
6. PDQ Adult Treatment Editorial Board. Oropharyngeal Cancer Treatment (Adult). Bethesda (MD): National Cancer Institute (US); 2002.
7. Jo-Lawrence M. Bigcas & Oluwafunmilola T. Okuyemi. Glossectomy. National Center for Biotechnology Information; 2020.
8. Christina Eder-Czembirek, Sascha Rechinger, Gabriela Kornek, Edgar Selzer, & Rudolf Seemann. Experience in Intra-arterial Chemotherapy using Two Protocols for the Treatment of OSCC over Two Decades at the University Hospital Vienna. Clinics (Sao Paulo); 2018.
9. Rengaswamy Sankaranarayanan, Kunnambath Ramadas, Hemantha Amarasinghe, Sujha Subramanian, & Newell Johnson. Chapter 5 Oral Cancer: Prevention, Early Detection, and Treatment - Cancer: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 3). Cancer: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 3).