Kanker Orofaring : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Orofaring adalah bagian tenggorokan yang berada di belakang mulut Anda. Bagian ini merupakan selubung kosong tempat lewatnya udara, air, dan makanan. Adanya pertumbuhan sel-sel ganas abnormal di area ini... disebut kanker orofaring. Faktor risiko dari kanker orofaring adalah merokok, konsumsi alkohol berat, dan infeksi human papillomavirus (HPV), yang merupakan bagian dari penyakit menular seksual. Gejala dari penyakit kanker orofaring bisa menyerupai kanker mulut dan tenggorok lainnya, seperti nyeri dan kesulitan menelan yang terus menerus, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, adanya benjolan di area belakang mulut, tenggorok atau lidah. Untuk menegakkan diagnosis, biasanya dibutuhkan pencitraan seperti CT scan, PET scan, atau MRI. Terkadang dokter juga membutuhkan pemeriksaan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan tumor dengan menggunakan endoskopi. Seperti pada kanker lainnya, tatalaksana dan prognosis kanker orofaring bergantung pada stadium dan derajat keparahan kanker. Pengobatannya meliputi pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Pencegahan kanker orofaring dapat dilakukan dengan menghindari zat-zat berbahaya seperti rokok dan alkohol, dan tidak melakukan seks oral dengan berganti-ganti pasangan untuk menghindari infeksi HPV. Read more

Apa Itu Kanker Orofaring?

Di dalam tenggorokan atau faring, bagian tengahnya disebut dengan orofaring [2].

Orofaring meliputi amandel, sisi dan dinding tenggorokan, bagian belakang lidah, dan bagian belakang atap/langit-langit mulut.

Orofaring berfungsi sebagai penghasil air liur dan bagian dari tenggorokan inilah yang menjaga agar tenggorokan serta mulut tetap lembab.

Dengan keberadaan orofaring, proses pencernaan makanan yang kita makan juga menjadi lebih mudah.

kanker orofaring

Kanker orofaring termasuk jenis kanker kepala leher di mana sel-sel kanker tumbuh di orofaring, yaitu salah satu area tenggorokan [1,3,6,11].

Kanker ini menyerang struktur dan jaringan tenggorokan bagian belakang yang bisa disebabkan oleh infeksi virus hingga kebiasaan merokok.

Tinjauan
Kanker orofaring adalah kanker yang tumbuh di orofaring, yaitu dapat meliputi amandel, sisi dan dinding tenggorokan, bagian belakang atap mulut dan bagian belakang lidah.

Penyebab Kanker Orofaring

Kanker orofaring berawal dari tumbuhnya sel-sel abnormal yang menumpuk pada area orofaring dan kemudian berkembang semakin besar maupun berpotensi menyebar [1,3].

Mutasi gen pun disebut menjadi salah satu penyebab dari kanker orofaring.

Meski demikian, terdapat pula sejumlah faktor yang mampu menjadi pemicu atau peningkat risiko seseorang mengalami kanker orofaring, seperti :

Efek zat-zat kimia berbahaya pada produk rokok dan alkohol terbukti mampu merusak sel-sel yang melapisi bagian dalam tenggorokan dan mulut [1,3,4].

Sementara itu, infeksi HPV membuat protein menghambat gen yang menjaga perkembangan sel-sel tubuh secara normal menjadi berubah [1].

Hal ini kemudian memicu perkembangan sel-sel abnormal yang tidak terkontrol sehingga berujung pada kanker.

Pada rata-rata kasus kanker orofaring, infeksi HPV adalah yang paling kerap terjadi menjadi penyebabnya [1,3,4].

Namun pada sebagian kasus kanker orofaring lainnya, penyebabnya sama sekali tidak diketahui.

Faktor Risiko Kanker Orofaring

Risiko terkena kanker orofaring semakin tinggi apabila seseorang mempunyai atau mengalami kondisi sebagai berikut [1,3,4,5,6] :

  • Memiliki riwayat kanker kepala leher.
  • Memiliki kebiasaan merokok aktif, meski telah berhenti dari kebiasaan ini.
  • Menempuh terapi radiasi untuk bagian kepala dan leher (paparan radiasi dapat menjadi salah satu pemicu tumbuhnya sel-sel abnormal).
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang.
  • Terkena infeksi HPV (human papillomavirus) tipe 16.
Tinjauan
Kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau, penyalahgunaan alkohol, dan infeksi HPV merupakan faktor peningkat risiko kanker orofaring walau diketahui bahwa mutasi genetik menjadi sebab utama kanker ini tumbuh.

Gejala Kanker Orofaring

Kanker orofaring dapat menimbulkan sejumlah gejala yang perlu dikenali dan diwaspadai agar pasien dapat segera mengonsultasikannya [1] :

  • Sakit tenggorokan yang tak kunjung sembuh.
  • Terdapat benjolan pada area leher.
  • Terdapat benjolan pada bagian belakang tenggorokan atau mulut.
  • Kesulitan saat membuka mulut lebar-lebar.
  • Kesulitan dalam menggerakkan lidah.
  • Sulit menelan dan setiap kali menelan akan disertai rasa sakit.
  • Terdapat bercak warna putih pada lidah atau lapisan mulut yang tak kunjung hilang dalam wakt lama.
  • Nyeri pada telinga yang tak kunjung mereda.
  • Perubahan suara yang menjadi parau namun tidak kunjung membaik.
  • Berat badan turun tanpa alasan yang jelas.
  • Batuk berdarah.

Pemeriksaan Kanker Orofaring

Ketika gejala-gejala abnormal timbul, sebaiknya penderita segera memeriksakan diri ke dokter.

Beberapa metode diagnosa yang umumnya diterapkan oleh dokter antara lain adalah :

  • Pemeriksaan Fisik

Seperti pada pemeriksaan awal umumnya, dokter akan mengecek gejala fisik yang dialami pasien lebih dulu [1,6].

Keberadaan benjolan pada leher lebih dulu akan diidentifikasi oleh dokter.

Dari benjolan yang terdapat pada mulut hingga kelenjar getah bening di leher yang membesar menjadi tanda adanya keabnormalan.

  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan

Dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan seputar riwayat medis dan riwayat pengobatan pasien [1,6].

Bila misalnya pasien pernah menjalani tindakan medis berupa terapi radiasi di bagian kepala leher, ada kemungkinan kanker dipicu oleh prosedur tersebut.

Selain itu, dokter akan bertanya kepada pasien terkait riwayat kesehatan keluarga pasien untuk memastikan apakah terdapat faktor genetik terkait gejala kanker orofaring pasien.

  • Pemeriksaan Saraf

Pemeriksaan saraf atau neurologis pun dilakukan oleh dokter untuk mengecek kesehatan dan fungsi otak [1].

Dokter juga perlu tahu seberapa baik fungsi saraf serta sumsum tulang belakang pasien.

Melalui pemeriksaan ini, dokter juga mengecek status mental, fungsi koordinasi tubuh pasien serta kemampuan pasien untuk berjalan secara normal.

Pemeriksaan saraf juga akan menunjukkan bagaimana refleks, setiap indera, dan otot pasien bekerja.

  • Tes Pemindaian

Tes pemindaian yang meliputi CT scan, PET scan, dan MRI scan merupakan serangkaian tes penunjang yang akan membantu dokter dalam mendeteksi adanya keabnormalan dalam leher pasien [1,6,7].

Bagian tenggorokan baru akan dapat diperiksa secara mendetail melalui tes pencitraain tersebut.

Pengambilan sampel jaringan atau biopsi menjadi tes penunjang lainnya yang sangat penting agar dokter dapat mengidentifikasi adanya sel-sel kanker pada jaringan tersebut [1,4,6].

Melalui biopsi juga, dokter dapat mengetahui apakah infeksi HPV menjadi penyebab timbulnya sel kanker orofaring.

Stadium Kanker Orofaring

Stadium atau tahap kondisi kanker orofaring menentukan tingkat keparahan kanker.

Stadium kanker orofaring terdiri dari empat jenis kondisi, yaitu [1] :

  • Stadium I

Stadium paling awal ini menunjukkan prognosis kanker orofaring yang baik karena ukuran sel tumor belum terlalu besar dan belum menyebar ke sekitarnya [1].

Ukuran tumor pada stadium ini adalah di bawah 6 cm dengan keberadaannya di salah satu sisi leher.

Namun, kanker juga dapat dijumpai pada orofaring atau tenggorokan dengan ukuran kurang dari 4 cm.

  • Stadium II

Tumor dapat berada di satu atau lebih kelenjar getah bening yang ukurannya pun bisa berbeda-beda, terkadang kurang dari 6 cm dengan salah satu atau kedua sisi leher [1].

Tumor juga ada pada bagian orofaring dengan ukuran kurang dari 4 cm yang bisa menyebar hingga kelenjar getah bening.

Ada kemungkinan bahwa pada stadium ini, tumor menyebar hingga ke bagian atas epiglotis maupun satu atau lebih kelenjar getah bening di sisi leher manapun.

  • Stadium III

Pada tahap ini kanker menyebar hingga ke laring, kelenjar getah bening, bagian depan langit-langit mulut, otot penggerak lidah, rahang bagian bawah, atau bagian lainnya dari leher maupun kepala [1].

Ukuran kanker pun sudah jauh lebih besar karena berpotensi lebih dari 6 cm.

  • Stadium IV

Pada stadium ini, penyebaran kanker sudah lebih jauh dan menjangkiti berbagai bagian tubuh [1].

Tulang dan paru merupakan dua bagian tubuh yang dapat terpengaruh.

Tinjauan
- Metode diagnosa yang digunakan untuk memastikan kondisi pasien adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan saraf, tes darah, dan biopsi.
- Penerapan stadium tersebut digunakan untuk para pasien kanker orofaring karena positif infeksi HPV.

Pengobatan Kanker Orofaring

Kanker orofaring akan ditangani oleh dokter sesuai dengan stadium kanker yang pasien alami.

Usia pasien serta kondisi kesehatan keseluruhan pun menjadi pertimbangan dokter dalam memberikan penanganan.

Beberapa jenis tindakan perawatan untuk kanker orofaring adalah sebagai berikut :

  • Operasi

Operasi pengangkatan kanker biasanya direkomendasikan paling utama oleh dokter dalam mengatasi kanker orofaring [1,6,8].

Untuk penderita kanker orofaring yang disebabkan oleh infeksi HPV, maka langkah operasi adalah yang paling dianjurkan [8].

Ini karena pasien kanker orofaring oleh infeksi HPV biasanya masih tergolong muda dan sehat sehingga prognosis cenderung baik serta masa pemulihan lebih cepat.

  • Kemoterapi

Kemoterapi atau terapi obat-obatan ini perlu dijalani oleh pasien dengan pemberian obat antikanker oleh dokter berupa pil [1,6,9].

Namun, ada pula kemoterapi yang prosedur pemberian obatnya melalui intravena sehingga menggunakan metode injeksi.

Tujuan kemoterapi adalah untuk membasmi sel-sel kanker baik sebelum maupun sesudah operasi.

Kemoterapi dapat ditempuh pasien kanker orofaring stadium awal tanpa menjalani operasi, namun juga dapat ditempuh pasien stadium lanjut usai menjalani operasi [9].

Guna kemoterapi sebelum operasi adalah mengecilkan tumor, sementara guna kemoterapi usai operasi adalah untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang masih ada [9].

Biasanya, dokter mengombinasikan kemoterapi dengan terapi radiasi untuk hasil yang lebih maksimal [9].

  • Terapi Radiasi

Terapi radiasi umumnya digunaka untuk stadium awal maupun lanjut kanker orofaring [1,6,10].

Dokter dalam prosedur ini akan menggunakan sinar-X bertenaga tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.

Terapi radiasi bertujuan mencegah tumbuh kembalinya sel-sel kanker.

  • Imunoterapi

Imunoterapi adalah metode perawatan untuk mengaktifkan kembali sistem imun [11].

Imunoterapi mengaktivasi sistem imun dengan tujuan membunuh sel-sel kanker.

Tinjauan
Pengobatan kanker orofaring meliputi operasi, kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.

Komplikasi Kanker Orofaring

Seperti rata-rata kasus kanker, kanker orofaring memiliki risiko komplikasi berupa metastasis [1,6].

Metatasis atau penyebaran dapat terjadi ketika kanker orofaring terlambat terdeteksi maupun terlambat ditangani.

Penyebaran sel kanker dapat mencapai jaringan terdekat orofaring maupun organ-organ tubuh yang lebih jauh pada kondisi yang sudah parah.

Penyebaran yang semakin luas hingga ke organ tubuh paling jauh tentu menandakan bahwa kondisi kanker semakin parah.

Bila tingkat keparahan dan metastasis semakin serius, prognosis pun semakin buruk [6].

Tingkat kelangsungan hidup pasien kanker orofaring dalam 5 tahun setelah pengobatan adalah sekitar 60%, namun baik dan buruknya prognosis tergantung dari stadium kanker [1,6].

Pencegahan Kanker Orofaring

Kanker orofaring tidak dapat dicegah sepenuhnya agar tidak terjadi sama sekali.

Namun untuk meminimalisir dan memperlambat risikonya, beberapa upaya berikut dapat dilakukan [12] :

  • Tidak merokok, termasuk pula tidak mengunyah tembakau.
  • Menghindari asap rokok dan tidak menjadi perokok pasif.
  • Mengonsumsi makanan-makanan sehat yang kaya nutrisi seimbang.
  • Menghindari konsumsi alkohol berlebihan, terutama konsumsi berlebihan disertai dengan kebiasaan merokok aktif.
  • Menghindari infeksi HPV dengan tidak melakukan aktivitas seksual berganti-ganti pasangan maupun melakukan seks oral.
  • Memeriksakan kesehatan secara rutin, terutama pemeriksaan mulut dan tenggorokan agar perubahan abnormal dapat terdeteksi segera.
Tinjauan
Untuk meminimalisir risiko kanker orofaring, menghindari aktivitas merokok, konsumsi makanan sehat, melakukan aktivitas seksual yang aman, dan memeriksakan kesehatan rutin adalah langkah pencegahan yang tepat.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment