Lidah Mati Rasa: Penyebab, Pengobatan dan Cara Mencegah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Mati rasa ialah hilangnya sensasi pada suatu bagian tubuh. Kita dapat mengalami mati rasa karena tertidur terlalu lama dengan berbantalan pada satu lengan atau setelah mengetik dalam waktu terlalu lama[1].

Lidah mati rasa dalam istilah medis disebut sebagai paraestesia pada lidah. Kondisi ini paling umum disebabkan oleh kerusakan saraf[2].

Gejala lidah mati rasa bukan termasuk kondisi yang umum terjadi dan dapat menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Selain itu, lidah mati rasa dapat berkaitan dengan gejala lain yang tidak biasa[1].

Bagaimana Lidah Mati Rasa Terjadi?

Mati rasa secara umum diakibatkan oleh adanya cedera, kompresi, atau iritasi pada suatu saraf atau cabang dari salah satu saraf pada bagian tubuh yang terdampak[1].

Lidah tersusun atas saraf dan pembuluh darah kecil yang berasal dari bagian atas wajah dan otak. Saraf dan pembuluh darah membentuk percabangan ke berbagai arah untuk mengalirkan darah dan menyalurkan impuls saraf, salah satunya ialah sensor perasa pada lidah[1].

Lidah juga merupakan salah satu bagian tubuh yang melakukan kontak pertama dengan faktor lingkungan, baik berupa makanan, minuman, atau substansi lain. Sehingga lidah memiliki sifat sangat sensitif dan untuk melindungi tubuh dari elemen berbahya[1].

Mati rasa termasuk salah satu mekanisme perlindungan umum yang digunakan lidah untuk melindungi tubuh[1].

Penyebab Lidah Mati Rasa

Banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi saraf dan pembuluh darah di lidah yang mana dapat memicu respon protektif lidah, diantaranya ialah:

1. Reaksi Alergi

Reaksi alergi timbul ketika terjadi kontak atau terpapar dengan substansi tertentu yang dikenali sistem imun sebagai bahan berbahaya. Reaksi alergi dapat terjadi pada lidah ketika terpapar dengan makanan, zat kimia, atau substansi tertentu yang dikenali tubuh sebagai alergen (bahan yang memicu alergi)[1].

2. Sindrom Alergi Mulut

Sindrom alergi mulut disebut juga sebagai sindrom polen-makanan, yaitu suatu kondisi yang terutama mempengaruhi orang dengan hay fever.

Pada sindrom alergi mulut, reaksi alergi pada mulut atau tenggorokan timbul akibat mengkonsumsi makanan mentah tertentu. Hal ini karena protein di dalam makanan menyerupai protein dari polen tertentu yang mana dikenali sebagai alergen oleh tubuh pasien[3].

Sindrom alergi mulut dapat disertai gejala seperti mati rasa atau iritasi pada mulut, gatal-gatal di mulut, dan sakit tenggorokan gatal[3].

3. Sindrom Mulut Terbakar

Sindrom mulut terbakar ialah suatu kondisi yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar pada mulut. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi lidah dan mengubah persepsi rasa. Gejala dapat dialami setiap hari selama beberapa bulan[3].

4. Autoimun

Kondisi atau penyakit autoimun menyebabkan sistem imun tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh kita sendiri, sehingga dapat mempengaruhi saraf pada lidah dan menyebabkan cedera, yang mana mengakibatkan lidah mati rasa. Penyakit yang termasuk autominun di antaranya ialah multiple sclerosis dan lupus[1].

Multiple Sclerosis

Pada pasien multiple sclerosis, mati rasa pada mulut dan lidah berkaitan dengan kerusakan mielin, lapisan lemak yang menyelubungi serabut saraf. Umumnya lidah mati rasa yang berkaitan dengan multiple sclerosis berlangsung sementara, dan akan membaik dengan sendirinya[3, 4].

Sindrom Sjogren

Sindrom Sjogren ialah suatu penyakit autoimun kronis yang lebih umum mempengaruhi wanita berusia lebih dari 40 tahun. Penyebab pasti dari sindrom Sjogren tidak diketahui[5].

Gejala yang dapat ditimbulkan meliputi mata dan mulut kering, lidah mati rasa serta sensasi pengecap dan penciuman abnormal, sendi sakit, kelenjar saliva bengkak, ruam kulit, kulit kering, vagina kering, batuk kering terus menerus, dan keletihan yang berlangsung lama[5].

5. Migrain

Migrain ialah sakit kepala berat yang dapat menimbulkan berbagai gejala, termasuk kesemutan atau mati rasa pada lidah.

Pada kebanyakan kasus, penyebab migrain tidak diketahui, namun pasien juga dapat mengalami masalah penglihatan, sensitivitas terhadap cahaya dan suara, serta mual dan muntah[6].

6. Kerusakan Saraf Lingual

Saraf lingual berfungsi meneruskan rangsangan dari gusi bagian bawah, bagian dasar mulut, dan 2/3 bagian depan lidah. Terkadang kerusakan saraf lingual dapat terjadi selama prosedur dental. Kerusakan saraf dapat menyebabkan mati rasa pada mulut[3].

Kerusakan saraf yang terjadi selama perawatan gigi umumnya membaik setelah beberapa minggu. Tindik lidah dapat merusak saraf secara permanen. Oleh karena itu, jika gejala tidak membaik setelah beberapa minggu melakukan tindik atau perawatan gigi, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter[6].

7. Infeksi

Terjadinya infeksi, baik akibat bakteri maupun virus dapat menyebabkan inflamasi yang dapat melukai atau menekan saraf di sekitar mulut, mengarah pada mati rasa dan kelumpuhan pada bagian wajah. Kondisi ini dapat menyebar hingga meliputi lidah dan sekitar mulut[1, 4].

Cold sore

Cold sore disebut juga herpes oral, merupakan lecet dan kulit melepuh yang terjadi pada atau dekat bibir, hidung, atau mulut. Pada beberapa kasus cold sore dapat terbentuk pada lidah[7].

Cold sore disebabkan oleh dua strain virus herpes simplex. Virus herpes simplex tipe 1 lebih umum menyebabkan cold sore[7].

Lesi herpes, termasuk cold sores, biasanya berkembang beberapa hari setelah infeksi awal. Virus herpes dapat menular melalui kontak langsung atau berbagi makanan, penggunaan bersama produk perawatan oral atau peralatan makan[7].

COVID-19

Salah satu gejala yang ditimbulkan infeksi COVID-19 ialah lidah yang mati rasa dan indra pengecap yang tidak bekerja. Beberapa pasien melaporkan mengalami mati rasa pada mulut, lidah terasa kaku dan tidak dapat dirasakan[8].

Menurut studi yang dipublikasikan pada Annals of Internal Medicine, hingga 56% dari pasien COVID-19 mengalami masalah merasakan (mengecap) setidaknya satu dari empat jenis rasa utama: asin, manis, pahit, dan asam[8].

8. Defisiensi Vitamin

Beberapa vitamin tertentu memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sistem saraf seperti vitamin B9 dan B12. Defisiensi vitamin tersebut seiring waktu dapat mengarah pada kerusakan dan cedera saraf, sehingga menimbulkan gejala neurologis seperti kesemutan atau mati rasa[1, 3, 4].

Selain mati rasa, defisiensi vitamin B9 dan B12 dapat mengakibatkan gejala seperti sariawan, lidah merah, depresi, masalah ingatan, dan kesulitan memahami dan menilai[3].

9. Defisiensi Mineral

Beberapa mineral tertentu di dalam tubuh berperan penting untuk menjaga kesehatan fungsi tubuh secara umum. Kadar kalsium rendah (hipokalsemia) dapat mengarah pada timbulnya kesemutan di sekitar mulut yang terasa seperti lidah mati rasa[1, 3].

Hipokalsemia dapat disertai gejala seperti kram, spasme otot, atau kejang. Kondisi ini dapat terjadi akibat kadar vitamin D rendah, masalah tiroid, dan abnormalitas kongenital tertentu[3].

10. Stroke Talamus

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, misalnya tersumbat bekuan darah. Stroke dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau fibrilasi atrium, dan obesitas[1, 9].

Stroke di dalam talamus (suatu bagian otak) dapat menyebabkan mati rasa pada bagian ujung lidah dan sebagian bibir bawah[4].

11. Bell’s palsy

Bell’s palsy disebut juga sebagai kelumpuhan wajah idiopatik, yaitu suatu bentuk kelumpuhan atau kelemahan wajah sementara yang terjadi pada satu sisi wajah.

Kondisi ini biasanya terjadi secara tiba-tiba dan bertambah buruk setelah melewati 48 jam. Bell’s palsy biasanya membaik dengan atau tanpa perawatan setelah beberapa minggu atau bulan[1, 10].

Bell’s palsy disebabkan oleh iritasi atau inflamasi yang mengakibatkan disfungsi saraf kranial VII (saraf wajah) yang mana mengarahkan otot pada satu sisi wajah. Saraf ini berperan dalam pergerakan otot wajah, mengirim rangsang ke kelenjar saliva, kelanjar air mata, dan mengirim sensasi rasa dari lidah[10].

12. Sindrom Raynaud

Kondisi ini terutama membatasi aliran darah ke jari tangan dan kaki, tapi juga dapat mempengaruhi bibir dan lidah. Kondisi ini terjadi akibat spasme pembuluh darah pada bagian yang terdampak. Pada kasus langka, kondisi ini dapat terjadi akibat perawatan kemoterapi atau radiasi[4].

13. Diabetes

Diabetes merupakan suatu kondisi metabolik kronis yang ditandai dengan kada gula darah tinggi. Pasien diabetes dapat mengalami hipoglikemia, yaitu kondisi di mana kadar gula darah turun terlalu rendah. Kondisi ini dapat mengakibatkan mati rasa atau kesemutan pada bibir atau lidah[3].

Hipoglikemia juga dapat disertai gejala lain seperti[3]:

  • Kecemasan
  • Tremor
  • Sakit kepala
  • Konsentrasi buruk
  • Perilaku abnormal
  • Gangguan kesadaran

14. Efek Samping Pengobatan

Penggunaan obat tertentu dan beberapa prosedur medis dapat mengakibatkan mati rasa pada mulut atau rahang. Misalnya seperti[3]:

  • Obat alendronate untuk osteoporosis
  • Obat kemoterapi tertentu
  • Terapi radiasi pada kepala atau leher
  • Prosedur operasi pada mulut, kepala, atau leher

Beberapa antibiotik dapat menimbulkan efek samping umum berupa pembentukan blister pada lidah, yang mana diikuti oleh mati rasa dan kesemutan. Pasien yang mengalami efek samping sebaiknya mengkonsultasikannya dengan dokter dan mengubah resep obat jika memungkinkan[2].

15. Kanker Mulut

Menurut American Cancer Society (ACS), mati rasa pada mulut atau lidah terkadang dapat merupakan gejala dari kanker mulut. Gejala lain kanker mulut meliputi[3]:

  • Luka pada mulut yang tidak kunjung membaik
  • Petak-petak putih atau merah dalam mulut atau pada gusi, lidah, atau amandel
  • Benjolan atau massa pada leher atau pipi
  • Kesulitan mengunyah atau menelan
  • Berat badan berkurang

Gejala Lidah Mati Rasa

Lidah mati rasa dapat disertai gejala seperti[1]:

  • Sensasi terbakar atau kesemutan
  • Pembengkakan
  • Gatal
  • Kelemahan
  • Rasa sakit pada wajah

Gejala-gejala tersebut dapat terjadi pada lidah atau bagian lain di dekat lidah, seperti di sekitar mulut. Gejala lidah mati rasa sering kali bersifat sementara[1, 3].

Akan tetapi, berbeda dengan mati rasa pada tangan atau kaki, lidah mati rasa dapat lebih sulit untuk diatasi. Sehingga penting bagi pasien untuk memeriksakan diri dan mendapatkan penanganan sesegera mungkin saat gejala lidah mati rasa muncul[1].

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Jika mengalami lidah mati rasa, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami kondisi berikut[6]:

  • Mati rasa atau kesemutan berlangsung selama beberapa hari tanpa peningkatan kondisi
  • Penyebab gejala tidak dapat dijelaskan
  • Mati rasa atau kesemutan menyebar atau menjadi masalah kambuhan
  • Obat yang dijual bebas tidak dapat membantu meringankan rasa sakit
  • Disertai dengan demam tinggi
  • Mati rasa dan kesemutan mempengaruhi kemampuan berbicara, makan, atau minum

Lidah mati rasa dapat merupakan gejala reaksi alergi serius. Sebaiknya segera mencari bantuan medis jika lidah mati rasa disertai gejala serius seperti[1, 4]:

Diagnosis Lidah Mati Rasa

Lidah mati rasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan kondisi. Untuk mendiagnosis penyebab lidah mati rasa diperlukan waktu dan beberapa pendekatan yang berbeda[3].

Diagnosis akan diawali dengan dokter menanyakan mengenai gejala yang dialami dan memeriksa riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada mulut[3].

Untuk membantu mendiagnosis, dokter dapat menginstruksikan pasien untuk melakukan salah satu atau beberapa tes berikut[3]:

Pengobatan Lidah Mati Rasa

Pengobatan untuk mengatasi lidah mati rasa dilakukan dengan mengatasi penyebab kondisi[6]. Bergantung pada penyebab kondisi, dokter dapat menganjurkan opsi penanganan berikut[3, 6]:

  • Suplementasi

Jika mati rasa pada lidah disebabkan oleh ketidakseimbangan atau defisiensi vitamin atau mineral, dokter dapat meresepkan suplemen untuk membantu tubuh memperoleh asupan sesuai jumlah yang diperlukan.

Untuk mengatasi defisiensi vitamin B9 atau B12, dokter dapat meresepkan vitamin dalam bentuk pil atau injeksi. Untuk mengatasi defisiensi kalsium, dokter perlu memastikan penyebabnya terlebih dahulu. Opsi penanganan meliputi suplementasi dengan kalsium, suplementasi dengan vitamin D, dan penanganan masalah tiroid.

  • Obat yang melebarkan pembuluh darah

Jika mati rasa pada lidah disebabkan masalah penyempitan pembuluh darah, maka dokter dapat memberikan obat untuk melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan.

  • Obat migrain

Jika mati rasa pada lidah disebabkan oleh migrain, dokter dapat meresepkan obat untuk meredakan sakit kepala yang dialami

  • Mengontrol gula darah 

Jika lidah mati rasa disebabkan oleh diabetes, maka penanganan dilakukan dengan mengontrol gula darah. Pasien dengan diabetes tipe 1 akan memerlukan injeksi insulin.

Sementara pasien dengan diabetes tipe 2 memerlukan insulin atau obat lain untuk mengendalikan kadar gula darah. Beberapa pasien diabetes tipe 2 dapat mengendalikan kadar gula darah dengan menjaga diet dan berolahraga.

Mati rasa pada lidah yang disebabkan oleh multiple sclerosis hingga saat ini belum tersedia cara penanganan untuk meredakan gejala.

Namun gejala ini biasanya hanya berlangsung sementara. Untuk mempercepat pemulihan, dokter dapat meresepkan kortikosteroid untuk penggunaan jangka pendek.

  • Penanganan kanker mulut

Penanganan kanker mulut bergantung jenis kanker yang dialami. Umumnya, penanganan awal kanker mulut ialah operasi untuk mengangkat tumor. Biasanya diikuti dengan kombinasi perawatan kemoterapi dan terapi radiasi.

  • Mengubah dosis atau mengganti jenis obat

Jika lidah mati rasa ditimbulkan akibat penggunaan obat tertentu, sebaiknya pasien mengkonsultasikan dengan dokter. Jika memungkinkan, dokter dapat menganjurkan mengubah dosis obat atau mengganti obat yang digunakan dengan obat lain.

Pencegahan Lidah Mati Rasa

Lidah mati rasa disebabkan oleh berbagai faktor dan kondisi medis, yang mana tidak selalu dapat dicegah. Meski demikian, kita dapat mengurangi risiko mengalami lidah mati rasa dengan melakukan hal berikut[1]:

  • Mengkonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan saraf: Dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan sumber protein bebas lemak.
  • Berolahraga secara rutin: Menjaga berat badan optimal dengan olahraga dan diet seimbang dapat mencegah dan juga mengendalikan penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes yang dapat menyebabkan gejala lidah mati rasa.
  • Menghindari makanan yang dapat memicu reaksi alergi: Pasien sebaiknya mewaspadai makanan yang memicu gejala alergi. Jenis makanan yang umum memicu alergi meliputi kacang, ikan, dan gandum.
  • Mencegah infeksi dengan membiasakan menjaga kebersihan diri menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, sebaiknya menghindari penggunaan alat makan atau alat perawatan mulut bersamaan dengan orang lain.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment