Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan tubuh. Terdapat beberapa tipe kanker usus halus yang dapat ditemukan pada tubuh manusia. Walaupun penyebab pasti terjadinya kanker tidak dapat ditentukan,
Daftar isi
Kanker Usus Halus merupakan penyakit kanker yang umumnya dimulai di area usus yang disebut dengan duodenum [1].
Kanker Usus Halus ini terjadi pada usus kecil yaitu saluran panjang yang berfungsi mencerna dan membawa makanan dari perut ke usus besar [2].
Kanker Usus Halus ini diketahui juga sebagai salah satu penyakit kanker yang lebih jarang terjadi, tidak seperti kanker pada sistem pencernaan seperti kanker usus besar ataupun kanker perut [1].
Beberapa jenis kanker yang dapat terjadi di usus kecil atau usus halus antara lain [3, 4]:
Adapun Adenokarsinoma merupakan jenis tumor ganas primer yang terjadi sekitar 25% sampai 50% dari keseluruhan tumor ganas primer di usus kecil [4].
Sebagian besar Adenokarsinoma diketahui terjadi pada area usus halus yang disebut juga dengan duodenum, sedangkan Leiomyosarcomas paling sering terjadi di ileum [4].
Adapun 20% tumor ganas yang ditemukan di usus halus yaitu tumor karsinoid, di mana umumnya paling sering terjadi di ileum [4].
Meskipun demikian, tumor karsinoid ini kemungkinan dapat juga terjadi secara multiple di beberapa area seperti ileum, duodenum atau jejunum [4].
Kanker Usus Halus awalnya akan menunjukkan gejala yang berhubungan dengan perut seperti sakit perut atau perut yang terasa tidak nyaman [4].
Hal ini terjadi karena Kanker Usus Halus akan menimbulkan makanan menjadi tidak dapat melewati saluran pencernaan secara efisien [4].
Adapun beberapa gejala lain kemudian juga akan menandai seseorang mengalami Kanker Usus Halus, termasuk [4]:
Selain itu, gejala berikut ini juga akan muncul ketika kanker telah mengalami perkebangan menjadi lebih parah [4]:
Segera hubungi dokter jika mengalami salah satu dari gejala gejala tersebut agar segera dapat penanganan yang tepat [4].
Semakin cepat mendapatkan penanganan dokter atau ahli, akan dapat mencegah keadaan menjadi memburuk [4].
Kanker Usus Halus merupakan penyakit yang jarang terjadi, dan hingga kini pun masih belum benar benar jelas penyebabnya [2].
Sejauh ini, yang diketahui adalah Kanker Usus Halus dimulai dari sel sel sehat usus halus yang mengalami mutasi pada DNAnya [2].
DNA sel yang rusak dan berkembang menjadi kanker akan dapat menyebabkan sel terus membelah bahkan ketika tidak diperlukan [2].
Ketika banyak sel yang tidak diperlukan menumpuk, maka tumpukan sel tersebut kemudian dapat menjadi tumor [2].
Jika dibiarkan, seiring dengan berjalannya waktu sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan normal disekitarnya atau bahkan menyebar ke bagian tubuh lain (bermetastasis) [2].
Faktor-faktor berikut ini diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Kanker Usus Halus [2]:
Kanker Usus Halus atau kanker lainnya diketahui risikonya dapat meningkat dengan adanya beberapa mutasi gen yang diwarisi dari orang tua.
Hal ini sebagaimana terjadi juga pada sindrom Lynch, poliposis adenomatosa familial (FAP) dan sindrom Peutz-Jeghers.
Risiko seseorang mengembangkan Kanker Usus Halus juga akan meningkat jika telah mengalami penyakit usus lain seperti penyakit Crohn, penyakit radang usus, dan penyakit celiac.
Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh diketahui lebih berisiko mengembangkan Kanker Usus Halus.
Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh tersebut termasuk infeksi HIV dan orang yang minum obat anti penolakan setelah transplantasi organ.
Kanker Usus Halus dapat menyebabkan beberapa bentuk komplikasi yang berbahaya jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Adapun komplikasi tersebut antara lain [2]:
Salah satu komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh Kanker Usus Halus yaitu peningkatan risiko mengembangkan kanker jenis lainnya.
Seseorang yang menderita Kanker Usus Halus akan memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan kanker usus besar, rektum, ovarium, dan lapisan rahim (endometrium).
Kanker Usus Halus ini seiring dengan berjalannya waktu dapat menjadi semakin parah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Adapun Kanker Usus Halus ini pada stadium lanjutnya paling sering menyebar ke bagian tubuh hati.
Diagnosis Kanker Usus Halus umumnya akan dilakukan secara menyeluruh termasuk dengan identifikasi gejala hingga riwayat kesehatan untuk mengetahui faktor keturunan yang mungkin terjadi [4].
Selain itu, diagnosis Kanker Usus Halus juga akan dilakukan dengan menggunakan tes tertentu, termasuk [4]
Tes tersebut akan dapat membantu dokter memberikan diagnosis yang akurat, sehingga akan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan metode perawatan yang tepat [2].
Dalam mengobati Kanker Usus Halus, metode pengobatan yang mungkin disarankan oleh dokter antara lain [2]:
Operasi yang dilakukan oleh ahli bedah dapat dilakukan dalam metode pengobatan Kanker Usus Halus, di mana dengan operasi ini semua sel Kanker Usus Halus dapat diangkat.
Sebagai contoh, jika Kanker Usus Halus telah mengenai sebagian kecil bagian pada usus halus, maka bagian tersebut dapat diangkat sehingga diperoleh sambungan baru dari masing masing ujung yang dipotong melalui operasi.
Namun, jika Kanker Usus Halus telah mempengaruhi seluruh bagian usus halus, maka kemungkinan operasi pengangkatan secara menyeluruh juga perlu dilakukan.
Jika kasus Kanker Usus Halus tidak memungkinkan adanya pengangkatan usus halus maka dokter mungkin akan melakukan bypass untuk meredakan penyumbatan usus halus.
Salah satu metode pengobatan yang umumnya digunakan untuk penyakit kanker, termasuk Kanker Usus Halus yaitu kemoterapi.
Kemoterapi ini merupakan metode pengobatan yang menggunakan satu atau kombinasi beberapa obat kuat untuk membunuh sel kanker yang tumbuh dengan cepat.
Adapun obat kuat yang digunakan dalam kemoterapi ini dapat diberikan dalam beberapa cara termasuk melalui pembuluh darah, atau dalam bentuk pil untuk dikonsumsi.
Kemoterapi ini juga merupakan metode yang mungkin disarankan dokter kepada pasien Kanker Usus Halus yang telah melakukan operasi namun masih memiliki risiko kanker kembali.
Adapun kemoterapi yang dilakukan pada penderita Kanker Usus Halus dengan stadium lanjut akan dapat membantu meringankan tanda dan gejala yang dialami.
Terapi obat yang ditargetkan ini akan menggunakan obat yang secara khusus berfokus pada kelemahan yang secara spesifik terdapat pada sel kanker.
Dengan demikian, obat yang ditargetkan ini akan dapat menyebabkan kematian dari sel Kanker Usus Halus.
Imunoterapi merupakan perawatan obat yang membantu sistem kekebalan untuk melawan kanker.
Sel kanker yang menghasilkan protein umumnya dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak menyerangnya.
Namun, dengan penggunaan imunoterapi maka kelemahan dari sistem kekebalan tubuh tersebut akan dapat diatasi.
Imunoterapi ini merupakan metode pengobatan yang mungkin akan disarankan pada penderita Kanker Usus Halus dengan stadium lanjut.
Mengingat Kanker Usus Halus merupakan penyakit kanker yang jarang terjadi dan penyebabnya masih belum dapat diketahui secara pasti, pencegahannya pun menjadi belum jelas [2].
Namun, beberapa hal yang dapat mengurangi risiko kanker secara umum ini mungkin dapat dilakukan juga untuk mencegah Kanker Usus Halus [2]:
Risiko penyakit kanker secara umum diketahui dapat dikurangi dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat, termasuk buah, sayur dan biji bijian.
Mengingat, buah , sayur dan biji bijian umumnya mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan, yang dibutuhkan tubuh dan membantu mengurangi risiko kanker dan penyakit lainnya.
Konsumsi buah, sayur dan biji bijian yang berbeda akan memberikan berbagai kandungan gizi yang berbeda beda.
Dengan mengonsumsi buah, sayur dan biji bijian yang bervariasi juga tidak akan menimbulkan rasa bosan ketika mengonsumsinya sehari hari.
Minum alkohol merupakan salah satu faktor yang menjadi sumber banyak penyakit berbahaya.
Untuk itu, hindari konsumsi alkohol akan dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit kanker, termasuk Kanker Usus Halus.
Merokok merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya membahayakan diri sendiri namun juga orang lain melalui paparan asapnya.
Berhenti merokok akan dapat membantu mengurangi risiko seseorang dan orang disekitarnya mengalami penyakit kanker secara umum.
Jika sulit berhenti merokok maka ada baiknya untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter agar dapat menemukan solusi yang tepat.
Olahraga secara teratur diketahui sangat baik untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit tertentu, termasuk kanker.
Olahraga yang dapat dilakukan pun beragam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan hobi atau kesukaan masing masing sehingga menjalankannya akan dapat terasa menyenangkan.
Sebagai contoh, seseorang tidak harus melaksanakan olahraga berjam jam, namun cukup dimulai dengan olahraga 30 menit setiap hari.
Namun, jika 30 menit terasa sulit maka seseorang disarankan untuk memulainya secara bertahap hingga dapat 30 menit terasa nyaman dilakukan.
Konsultasi dengan dokter dapat membantu menyusun olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan.
Berat badan yang berlebihan atau dibawah berat badan normal diketahui tidak baik bagi kesehatan.
Untuk itu, mempertahankan berat badan yang sehat sangat disarankan untuk dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit tertentu termasuk kanker.
Dalam mempertahankan berat badan, umumnya dapat dilakukan dengan menjaga pola makan yang dilaksanakan bersamaan dengan olahraga yang teratur.
Jika mengalami obesitas, konsultasi pada dokter akan dapat membantu merencanakan program yang tepat untuk mengurangi berat badan, termasuk pilihan olahraga hingga jumlah kalori yang harus dikurangi.
1. Anonim. Small Intestine Cancer—Patient Version. Cancer Gov; 2021.
2. Anonim. Small bowel cancer. Mayo Clinic; 2021.
3. Anonim. Small Intestine Cancer Treatment. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
4. Kiara Anthony & Christina Chun, MPH. Small Intestine Cancer. Healthline; 2018.