Daftar isi
Apa itu Sindrom Karsinoid?
Sindrom karsinoid terjadi ketika tumor kanker langka yang disebut dengan tumor karsinoid, melepaskan serotonin atau bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah. [1, 2, 3, 4, 7, 8]
Tumor karsinoid biasanya tumbuh di perut dan usus Anda, tetapi juga bisa ditemukan tumbuh di paru-paru, pankreas, testis, atau ovarium. Sindrom ini umumnya lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. [2, 3]
Hingga kini belum ada cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya tumor karsinoid. Namun, Anda dapat mengurangi risiko penyakit ini dengan tidak merokok atau berhenti merokok. [5]
Tinjauan Sindrom karsinoid adalah kondisi dimana tumor karsinoid melepaskan bahan kimia ke dalam aliran darah. Sindrom ini lebih sering terjadi pada wanita.
Jenis Sindrom Karsinoid
Ada 3 jenis tumor karsinoid berdasarkan seberapa cepat penyebarannya, di antaranya yaitu:
- Slow-growing Tumor
Tumor ini adalah jenis yang paling umum. Mereka biasanya tetap kecil di bawah sekitar satu inci lebarnya. Tumor ini tidak tumbuh dengan cepat atau menyebar ke area lain di tubuh. [6]
- Faster-growing Tumor
Tumor jenis ini tumbuh lebih cepat. Selain itu, tumor ini juga bisa tumbuh lebih besar, dan menyebar. [6]
- Hormone-secreting Tumor
Merupakan jenis tumor yang berfungsi untuk menghasilkan hormon seperti serotonin. Efek serotonin dan hormon lain menyebabkan gejala sindrom karsinoid. [6]
Fakta Sindrom Karsinoid
Berikut ini beberapa fakta seputar sindrom karsinoid yang perlu Anda ketahui: [3, 4]
- Sindrom karsinoid berkembang setelah tumor karsinoid mulai tumbuh di dalam tubuh.
- Usia rata-rata orang yang didiagnosis tumor karsinoid adalah awal 60-an.
- Tumor karsinoid hanya menyebabkan sindrom karsinoid sekitar 10 persen.
- Gejala sindrom karsinoid dapat berupa kemerahan pada kuit, detak jantung cepat, dan diare.
- Tumor karsinoid, merupakan jenis tumor neuroendokrin, yakni tumor yang tumbuh pada sel neuroendokrin (sel yang menghasilkan hormon yang mengontrol metabolisme, pencernaan, dan fungsi penting lainnya).
Gejala Sindrom Karsinoid
Tanda dan gejala sindrom karsinoid bergantung pada bahan kimia yang dilepaskan tumor ke dalam aliran darah Anda. [3]
Beberapa gejala yang paling umum adalah: [3]
- Kulit wajah, kepala, dan dada bagian atas terasa panas dan berubah warna dari merah muda hingga ungu (biasanya karena olahraga, minum alkohol, atau stres).
- Keunguan pada pembuluh darah vena seperti laba-laba dapat muncul di hidung dan bibir atas Anda.
- Diare dan kram perut.
- Sesak napas atau mengi.
Gejala lainnya bisa meliputi: [3]
- Nyeri otot dan sendi.
- Detak jantung cepat.
- Sakit perut.
- Pingsan atau merasa lemas.
Beberapa makanan tertentu diketahui dapat menyebabkan gejala sindrom karsinoid seperti kemerahan, diare, buang gas, kembung, dan sakit perut. Anda bisa mengurangi efek gejala sindrom karsinoid dengan cara mengubah pola makan Anda. Cobalah makan makanan yang sehat, dan tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda perlu mengonsumsi vitamin atau suplemen. [2, 3]
Berikut ini beberapa makanan dan minuman yang harus Anda hindari karena bisa memicu gejala sindrom karsinoid: [2, 3]
- Alkohol.
- Makanan tinggi lemak.
- Tomat mentah.
- Makanan pedas.
- Makanan tinggi amina, seperti keju atau bayam.
Berikut beberapa tips diet yang dapat membantu meringankan gejala sindrom karsinoid: [3]
- Cobalah makan empat hingga enam porsi kecil sehari daripada makan tiga kali dalam porsi besar.
- Pilih sayuran mentah yang dimasak untuk memudahkan pencernaan.
- Jika Anda rentan terhadap diare, hindari dedak gandum, plum, buah kering, dan popcorn.
- Pertahankan diet protein yang lebih tinggi. Termasuk unggas, daging tanpa lemak, kacang-kacangan dan lentil, telur, dan produk susu rendah lemak.
- Turunkan asupan lemak Anda. Lemak sehat termasuk minyak zaitun extra virgin, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Diare kronis dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Tanyakan dengan kepada dokter Anda apakah Anda perlu multivitamin atau suplemen. [3]
Tinjauan Gejala sindrom karsinoid umumnya berupa kulit kemerahan, diare, kram perut, dan sesak napas.
Penyebab Sindrom Karsinoid
Sindrom karsinoid terjadi ketika tumor karsinoid memproduksi hormon atau bahan kimia lain secara berlebihan, seperti serotonin, bradikinin, tachykinins, dan prostaglandin. [1, 2, 3, 4]
Tumor karsinoid paling sering terjadi di saluran pencernaan, seperti perut, usus kecil, usus buntu, usus besar dan rektum. Hanya sebagian kecil dari tumor karsinoid yang melepaskan bahan kimia yang menyebabkan sindrom karsinoid. [1]
Ketika tumor berada di saluran pencernaan, tubuh biasanya mampu menetralkan bahan kimia tersebut. Namun pada kasus ini, ketika tumor stadium lanjut menyebar ke hati, bahan kimia tersebut tidak dapat dipecah atau dinetralkan. Bahan kimia tersebut masuk ke aliran darah Anda, lalu menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan gejala sindrom karsinoid. [1, 2, 3, 4]
Kebanyakan orang yang mengalami sindrom karsinoid memiliki kanker stadium lanjut yang telah menyebar ke hati. Tumor karsinoid tidak selalu berkembang menjadi sindrom karsinoid. Misalnya tumor karsinoid paru, bahan kimia yang dilepaskan ke darah mengalir hingga ke hulu dari hati, sehingga bahan kimia tersebut tidak diproses dan hilang. [1]
Faktor Risiko
Tumor karsinoid dapat berkembang di bagian tubuh manapun yang terdapat sel neuroendokrin. Masih belum jelas apa penyebab dari kondisi ini, tetapi beberapa faktor berikut diduga dapat meningkatkan risiko Anda : [3]
- Memiliki riwayat keluarga dengan beberapa neoplasia endokrin 1 atau neurofibromatosis tipe 1.
- Memiliki masalah pencernaan di perut, seperti gastritis atrofi, anemia pernisiosa, atau sindrom zollinger-ellison.
Tumor karsinoid tumbuh lambat dan tidak selalu menimbulkan gejala. Anda bahkan dapat tidak menyadari jika memilikinya sampai tumor ini menyebar ke hati dan menyebabkan gejala sindrom karsinoid. [3]
Kapan Anda Harus Mengunjungi Dokter Anda?
Segera kunjungi dokter Anda, jika Anda mengalami tanda dan gejala seperti: [3]
- Kulit memerah.
- Mengi.
- Diare.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, bukan berarti Anda mengalami sindrom karsinoid. Bisa jadi gejala tersebut menunjukkan kondisi lain. Namun, penting bagi Anda untuk menemui dokter agar dilakukan diagnosis dan pengobatan yang akurat. [3]
Komplikasi Sindrom Karsinoid
Sindrom karsinoid dapat menyebabkan komplikasi, diantaranya yaitu:
- Penyakit Jantung Karsinoid
Sindrom karsinoid dapat menyebabkan sebagian penderitanya mengalami penyakit jantung karsinoid, berupa kebocoran pada katup jantung. Gejalanya meliputi kelelahan dan sesak napas. Kondisi ini lama kelamaan bisa menyebabkan gagal jantung. Untuk mengobatinya, biasanya memerlukan operasi. [1, 2]
- Penyumbatan Usus
Tumor yang tumbuh di kelenjar getah bening di sebelah usus kecil Anda dapat menghambat pencernaan Anda, sehingga mengakibatkan Anda sakit perut dan muntah yang parah. Operasi kemungkinan diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. [2]
- Krisis Karsinoid
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sindrom karsinoid dapat berkembang menjadi krisis karsinoid. Kondisi ini dapat terjadi apabila penderita terpapar pemicu tertentu, misalnya anestesi yang digunakan selama operasi. Gejala krisis karsinoid berupa kemerahan yang parah, tekanan darah rendah, jantung berdebar, pingsan dan sesak napas yang dapat mengancam jiwa. Anda harus segera mendapatkan bantuan medis jika kondisi ini terjadi. [1, 2, 3]
Diagnosis Sindrom Karsinoid
Dokter memulai diagnosis sindrom karsinoi dengan menanyakan tanda dan gejala Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Berikut beberapa pertanyaan yang ditanyakan dokter kepada Anda: [2]
- Pernahkah kulit Anda tiba-tiba memerah dan terasa hangat atau panas?
- Apakah Anda sering mengalami diare?
- Apakah Anda pernah sesak napas?
- Apakah Anda terkadang mengalami mengi?
Dokter Anda dapat merekomendasikan tes tambahan Untuk mengkonfirmasi diagnosis, seperti: [1, 2]
- Tes Urine
Pada tes ini dokter akan mengambil sampel urin Anda selama periode 24 jam. Kemudian sampel tersebut dibawa ke laboratorim untuk dilakukan pemeriksaan. Dokter akan memeriksa zat pada urin yang dibuat saat tubuh Anda memecah serotonin. Jumlah zat yang berlebihan ini dapat menunjukkan bahwa tubuh Anda memproses serotonin ekstra dan bahan kimia lain yang dikeluarkan oleh tumor karsinoid. [1, 2]
- Tes Darah
Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar serotonin dan bahan kimia lain yang dilepaskan beberapa tumor karsinoid ke dalam aliran darah Anda. [1]
- Tes Pencitraan
Tes ini dapat berupa CT scan, MRI, dan tes pencitraan lainnya. Tes ini dapat membantu dokter menemukan tumor karsinoid primer dan menentukan apakah tumor telah menyebar. Dokter Anda akan memulai tes pencitraan dengan CT scan perut Anda, karena sebagian besar tumor karsinoid ditemukan di saluran pencernaan. Sementara MRI kemungkinan berguna untuk situasi tertentu. [1]
- Terapi
Dokter Anda dapat melaksanakan endoskopi, yakni tindakan medis menggunakan alat seperti selang dilengkapi dengan lensa atau kamera untuk memeriksa saluran pencernaan Anda. Atau Bronkoskopi, yakni tindakan medis menggunakan teropong yang dimasukkan melalui mulut menuju ke paru-paru Anda untuk menemukan tumor karsinoid paru. Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk menemukan tumor karsinoid rektal dan usus besar. [1]
Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan biopsi dengan mengambil sejumlah kecil sampel jaringan dari tumor Anda yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Jenis biopsi yang akan Anda jalani tergantung pada lokasi di mana tumor Anda tumbuh. [1]
Bagaimana Prognosis dari Sindrom Karsinoid?
Sindrom karsinoid dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup Anda karena berpengaruh pada cara Anda makan, olahraga, dan kegiatan lainnya [3]
Sindrom karsinoid biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki kanker karsinoid stadium lanjut, atau kanker yang menyebar ke hati. [3]
Perawatan dapat menghilangkan tumor, namun kanker tidak dapat sembuh atau dapat kembali. Anda kemungkinan memerlukan terapi rutin untuk memeriksanya selama mungkin. [2]
Prognosis Anda bergantung pada berbagai faktor, seperti usia dan kesehatan Anda secara keseluruhan. Ahli onkologi Anda dapat meninjau riwayat kesehatan Anda, menilai respons Anda terhadap pengobatan, dan memberikan pandangan. [3]
Pengobatan Sindrom Karsinoid
Pengobatan sindrom karsinoid melibatkan perawatan kanker. Dokter dapat memberikan Anda obat-obatan untuk mengelola tanda dan gejala Anda. [1] Pengobatan sindrom karsinoid meliputi
- Operasi
Dokter dapat merekomendasikan Anda untuk menjalani operasi. Dokter ahli bedah akan mengangkat seluruh organ yang terdapat tumor atau hanya mengangkat sebagian dari area yang terkena. [1]
- Ablasi Fekuensi Radio atau Krioterapi
Dokter dapat menggunakan ablasi frekuensi radio dan krioterapi untuk membunuh sel kanker. Ablasi frekuensi radio bekerja dengan mengirimkan panas agar sel kanker dapat mati. Sementara krioterapi menggunakan dingin. Keduanya dikirim langsung ke tumor melalui jarum. [1]
- Obat-obatan
Dokter dapat menyuntikkan obat octreotide dan lanreotide untuk mengurangi tanda dan gejala sindrom karsinoid, seperti kemerahan pada kulit dan diare. Obat telotristat dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat ini untuk meredakan diare yang disebabkan oleh sindrom karsinoid. [1, 2]
- Terapi
Terapi radionuklida reseptor peptida (PRRT) mengkombinasikan obat yang mencari sel kanker dengan zat radioaktif yang bisa membunuh sel kanker. Pada terapi ini, tubuh Anda akan disuntikkan obat yang menuju ke sel kanker dan mengirimkan radiasi langsung ke sel tersebut. Terapi ini digunakan pada pasien kanker stadium lanjut yang belum merespons pengobatan lain. [1]
- Embolisasi Arteri Hepatik
Tindakan medis ini berguna untuk menghentikan suplai darah ke tumor karsinoid di hati. Dokter memasukkan kateter melalui jarum di dekat selangkangan untuk mencapai arteri utama yang membawa darah ke hati (arteri hepatik). Dokter menyuntikkan partikel yang dirancang untuk menyumbat arteri hepatik, memutus suplai darah ke sel kanker yang telah menyebar ke hati. Sel hati yang sehat bertahan hidup dengan mengandalkan darah dari pembuluh darah lain. [1]
- Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat kuat dapat digunakan untuk membunuh sel kanker atau memperlambat pertumbuhannya. Obat kemoterapi dapat diberikan melalui suntikkan ke pembuluh vena (intravena) atau dalam bentuk pil, atau kedua metode tersebut dapat digunakan. [1]