Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kolestasis adalah suatu kondisi yang mengganggu aliran cairan empedu dari sel hati, sehingga cairan empedu akan menumpuk di hati dan menyebabkan gangguan fungsi hati. Jika gangguan aliran cairan empedu
Daftar isi
Kolestasis intrahepatik merupakan salah satu jenis kolestasis. Kolestasis sendiri adalah penyakit pada hati yang disebabkan oleh adanya kekurangan cairan empedu atau penyumbatan pada saluran empedu. [1,10]
Kolestasis intrahepatik rawan terjadi saat kehamilan dan umumnya di trimester akhir kehamilan. Kondisi ini memicu rasa gatal di tangan dan kaki, serta memengaruhi bagian tubuh yang lain. [3,6,8]
Gatal yang dialami selama kehamilan normal terjadi dan tidak perlu merasa khawatir akan hal itu. Hal ini dikarenakan peregangan kulit yang terjadi selama masa kehamilan. Namun harus diwaspadai bila gatal semakin parah bisa mengindikasikan gejala sakit yang lebih serius, seperti kolestasis intrahepatik. [3,8]
Jenis kolestasis satu ini bisa berpotensi membahayakan ibu hamil dan bayinya. Maka dari itu bila merasakan gejala tersebut, segera ke dokter untuk mendapat pemeriksaan medis.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab kolestasis intrahepatik meliputi sebagai berikut: [1,2,5]
Ada beberapa penyakit hati yang berpotensi memicu kolestasis intrahepatik, seperti hepatitis akut yang disebabkan virus hepatitis B atau C, penyakit hati akibat sering mengonsumsi alkohol, kanker hati dan sirosis. Kolestasis juga dapat disebabkan adanya infeksi berat seperti sepsis dan abses hati.
Hormon kehamilan dapat memicu terjadinya kondisi ini. Pada saat mengandung, hormon kehamilan memengaruhi kerja fungsi kantung empedu.
Hal ini tentu saja berpengaruh pada melambatnya aliran empedu. Ketika aliran empedu diperlambat atau berhenti karena ada sumbatan, maka akan terjadi penumpukan asam empedu di hati dan menyebar ke aliran darah.
Konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa berefek samping memicu terjadinya kolestasis intrahepatik, misalnya: azatioprin, klorpromazin, obat kontrasepsi oral, obat antibiotik seperti amoksisilin/klavulanat, minosiklin, obat antiepilepsi tertentu, dan beberapa obat antipsikotik.
Genetik riwayat keluarga memungkinkan seseorang menderita kolestasis intrahepatik. Ibu hamil yang pernah mengalami kolestasis intrahepatik harus lebih waspada, karena sangat beresiko kembali mengalami kondisi yang sama.
Berikut beberapa gejala kolestasis intrahepatik yang sebaiknya diwaspadai: [1,3,9]
Gejala utama kolestasis intrahepatik adalah merasakan gatal yang teramat sangat. Pada banyak pasien, awalnya rasa gatal ini muncul di telapak tangan dan kaki, lalu bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Selain gatal, kulit dan bagian putih mata penderita kolestasis intrahepatik ini akan menguning. Apabila disertai dengan gejala-gejala lain yang menunjukkan penyakit kolestasis intrahepatik, segera kunjungi dokter untuk mendapat perawatan medis. [9]
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat kolestasis intrahepatik, antara lain: [1,3,8]
Segera hubungi tenaga medis atau dokter jika Anda mulai merasakan salah satu gejala terkena kolestasis intrahepatik yang paling umum, yaitu: gatal yang teramat sangat dan terasa terus-menerus, serta gejala-gejala lain yang menunjukkan kolestasis. Harus diingat, pemeriksaan lebih awal dapat menentukan perawatan dan pengobatan yang tepat. [8]
Dokter akan melakukan diagnosis awal seperti menanyakan riwayat kolestasis pada keluarga, riwayat kesehatan, sudah berapa lama mengalami gejala sakit, dan obat apa yang sedang dikonsumsi. [4]
Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan kolestasis intrahepatik, seperti: [3,4]
Penting bagi dokter mengetahui apa penyebab yang memicu terjadinya kolestasis intrahepatik. Dengan begitu dokter dapat menentukan pengobatan apa yang tepat untuk kondisi pasien.
Berikut beberapa pengobatan kolestasis intrahepatik yang dilakukan berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu: [3,7,8,10]
Tindakan pencegahan sangat perlu dilakukan bagi orang yang beresiko terkena kolestasis intrahepatik. Adapun beberapa cara untuk mencegah seseorang terhindar dari penyakit kolestasis intrahepatik, seperti berikut ini: [3,4,6]
1. A.S. Knisely MD & Romil Saxena MD. Intrahepatic Cholestasis. Practical Hepatic Pathology. Science Direct; 2011.
2. Andrew S. deLemos, MD & Lawrence S. Friedman, MD. Systemic Causes of Cholestasis. Elsevier Public Health Emergency Collection. US National Library of Medicine; 2013.
3. Carolyn Kay, MD & Jennifer Larson. Everything You Need to Know About Cholestasis of Pregnancy. Healthline; 2020.
4. E. Jenny Heathcote. Diagnosis and Management of Cholestatic Liver Disease. Volume 5, issue 7, p776-782. Clinical Gastroenterology and Hepatology Journal; 2007.
5. Elias E. Mazokopakis, John. Papadakis, and Diamantis P. Kofteridis. Unusual Causes of Intrahepatic Cholestatic Liver Disease. World Journal of Gastroenterology. US National Library of Medicine; 2007.
6. Elisabeth A. Wikstrom Shemer, Olof Stephansson, Marcus Thuresson, Malin Thorsell, Jonas F. Ludvigsson, and Hanns-Ulrich Marschall. Intrahepatic cholestasis of pregnancy and cancer, immune-mediated and cardiovascular disease: A population-based cohort study. Volume 63, issue 2, p456-461. Journal of Hepatology; 2015.
7. Einar S. Björnsson. Hepatotoxicity by Drugs: The Most Common Implicated Agents. Volume 17 (2). International Journal of Molecular Sciences. US National Library of Medicine; 2016.
8. Mayo Clinic Staff. Cholestasis of Pregnancy. Mayo Clinic; 2021.
9. Rushikesh Shah & Savio John. Cholestatic Jaundice. National Center for Biotechnology Information; 2020.
10. William F. Balistreri, Jorge A. Bezerra, Peter Jansen, Saul J. Karpen, Benjamin L. Shneider, and Frederick J. Suchy. Intrahepatic cholestasis: Summary of an American Association for the Study of Liver Diseases single‐topic conference. Volume 42, Issue 1. American Association for the Study of Liver Diseases; 2005.