Labetalol adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan pengendalian angina jangka panjang. Labetalol juga bisa merawat hipertensi pada saat kehamilan[1].
Daftar isi
Berikut ini info mengenai Labetalol, mulai dari indikasi, kelas, kategori, bentuk, peringatan dan lainnya[2]:
Indikasi | Hipertensi |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Penghambat Beta atau Beta Blockers |
Bentuk | Bubuk, Injeksi Intravena, dan Kapsul |
Kontraindikasi | Asma, Gagal Jantung, Syok Kardiogenik, Bradikardia Berat, kondisi yang berhubungan dengan Hipotensi |
Peringatan | Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi Labetalol jika Anda berada dalam kondisi berikut: → Pasien dengan atau memiliki riwayat Gangguan Fungsi Hati → Pasien dengan atau memiliki riwayat Sindrom Floppy Iris Intraoperatif (IFIS) |
Kategori Obat pada Masa Kehamilan dan Menyusui | Kategori C: Obat kategori ini bisa berdampak buruk pada janin namun biasanya dampaknya bisa membaik kembali. Studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi karena manfaat potensial mungkin beberapa ibu hamil memerlukan penggunaan obat ini. |
Tinjauan Labetalol adalah campuran rasemat dari 2 diastereoisomer yang diformulasikan sebagai Injeksi Intravena atau Tablet untuk mengobati Hipertensi.
Manfaat – manfaat penggunaan obat Labetalol pada pasien dengan Hipertensi[3]:
Dosis diberikan sesuai dengan laporan berdasarkan tanggapan tubuh terhadap obat. Berikut informasi tentang dosis penggunaan Labetalol untuk Dewasa[4]:
⇔ Hipertensi Oral/ Tablet → Dosis: 100 mg dua kali dalam sehari Parenteral/ Injeksi → Dosis: 20 mg di injeksi hingga dosis 300 mg tercapai |
Penggunaan Labetalol secara berkala dapat menimbulkan efek samping dari yang paling sering terjadi hingga langka. Berikut efek samping penggunaan Labetalol dan informasi efek samping untuk Tenaga Medis Ahli[5]:
Efek samping yang tidak harus segera ditangani
Efek samping yang sering terjadi
Efek yang jarang di alami
Efek samping yang jarang sekali terjadi :
Efek samping yang harus segera ditangani :
Efek samping yang jarang terjadi :
Gejala Overdosis Labetalol (Segera pergi ke IGD / emergency bila terdapat beberapa gejala ini):
Informasi efek samping untuk Tenaga Medis Ahli[6]:
Berikut ini informasi detail untuk memahami lebih rinci mengenai Labetalol, seperti cara kerja, interaksi, overdosis, penyimpanan, dan lainnya[7]:
Penyimpanan | Tablet → Simpan pada suhu diantara 2°C – 30°C (36°F – 86°F) → Jangan simpan di dalam pendingin → Lindungi dari cahaya dan kelembaban |
Cara kerja | Deskripsi: Labetalol secara kompetitif menghambat stimulasi adrenergik reseptor β dengan miokardium, otot polos bronkial dan vaskular, dan reseptor α1 dengan otot polos vaskular. Ini juga memiliki beberapa aktivitas β2-agonis dan menstabilkan membran intrinsik. Onset: 20 menit hingga 2 jam (oral); 2-5 mnt (IV). Durasi: Dosis tergantung: 8-12 jam (oral); 2-18 jam (IV). Farmakokinetik: Penyerapan: Mudah diserap dari saluran GI. Ketersediaan obat didalam tubuh yang meningkat oleh makanan. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: Kira-kira 1-2 jam (oral); 5-15 mnt (IV). Distribusi: Melintasi plasenta, memasuki ASI. Volume distribusi: 3-16 L / kg. Ikatan protein plasma: Sekitar 50%. Metabolisme: Metabolisme first-pass ekstensif terutama melalui konjugasi glukuronida. Ekskresi: Melalui urin (55-60% sebagai konjugat glukuronida; <5% sebagai obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi: Sekitar 6-8 jam (oral); sekitar 5,5 jam (IV). |
Interaksi dengan obat lain | → Efek hipotensi sinergis dg halotan. → Peningkatan bioavailabilitas absolut dg simetidin. → Penurunan bioavailabilitas absolut dg glutethimide. → Efek hipotensi tambahan dg nitrogliserin. → Peningkatan kejadian tremor dg TCA. → Peningkatan risiko bradikardia dan blok jantung dengan pemblokir saluran Ca (mis. Verapamil, diltiazem). |
Interaksi dengan makanan | Makanan dan minuman dengan kadar kolesterol yang tinggi, multivitamin dan mineral, dan Alkohol |
Interaksi dengan penyakit | Blok Bradyarrhythmia / AV, Syok kardiogenik / hipotensi, CHF, Diabetes, Hemodialisis, Hipersensitif, Penyakit jantung iskemik, PVD, Penyakit hati, Asma / COPD, Insufisiensi serebrovaskular, Glaukoma, Hiperlipidemia, Hipertiroidisme, PK hipertiroid, Myasthenia gravis, Feokromositoma, Psoriasis, Takikardia, Angina Prinzmetal |
Overdosis | ⇔ Gejala Overdosis: Nyeri dada atau ketidaknyamanan Pusing atau pingsan Detak jantung lambat atau tidak teratur Berkeringat Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa |
Pengaruh pada Hasil Lab | Hasil positif palsu dalam analisis fluorometrik atau fotometri katekolamin urin. |
Apakah efek samping penggunaan Labetalol?
Beberapa efek samping yang ditimbulkan selama penggunaan obat Labetalol adalah sebagai berikut[4]:
– Merasa tidak biasa atau mood tidak menyenangkan
– Menurunnya minat dalam hubungan seksual
– Sakit kepala
– Gangguan pencernaan
– Kelemahan
– Berkurangnya hasrat seksual
– Ruam
– Perut terasa tidak nyaman
– Hidung tersumbat
Berikut Brand Merek Dagang obat Labetalol[4]:
Normozide |
Trandate |
1) Anonim. PubChem: Labetalol Diakses 2020
2) Anonim. Drugbank: Labetalol. Diakses 2020
3) Anonim. WebMD: Labetalol. Diakses 2020
4) Anonim. Mims.com: Labetalol. Diakses 2020
5) Anonim. RXList: Labetalol. Diakses 2020
6) Cerner Multum, MD. Drugs.com: Labetalol. Diakses 2020
7) J. K. Aronson. ScienceDirect: Meyler's Side Effects of Drugs (Sixteenth Edition). Diakses 2020