Sakit atau nyeri leher diketahui merupakan salah gangguan musculoskeletal yang dapat terjadi khususnya pada orang dewasa [1].
Leher Sakit ini umumnya dapat terjadi setelah melakukan pekerjaan berat, pekerjaan di depan computer dalam waktu lama, maupun salah pada posisi tidur [2].
Leher Sakit juga dapat hilang setelah beberapa waktu tertentu yaitu sekitar satu hingga dua minggu [2].
Oleh karena itu, umumnya Leher Sakit ini dinilai sebagai gangguan yang sangat umum dan tidak perlu dikhawatirkan [2].
Daftar isi
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait leher sakit yang perlu untuk diketahui [1,2,3,4]:
Leher Sakit diketahui memiliki etiologi yang kompleks, yaitu meliputi sejumlah faktor sebagai berikut [1,2]:
Duduk di depan meja dalam waktu lama dengan otot yang sedikit tegang dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan di area leher atau bahu.
Selain itu, terlalu lama dalam kondisi tegang dapat juga menimbulkan Leher Sakit yang kadang disertasi dengan sakit kepala.
Aktivitas yang memiringkan kepala ke belakang leher (posisi mendongak) juga dapat menyebabkan masalah otot di area leher.
Tanda keausan yang muncul di tulang belakang akibat diskus tulang belakang yang lebih rata, atau osteochondrosis diketahui dapat menyebabkan Leher Sakit.
Selain itu, osteoartritis sendi di antara tulang leher atau disebut spondylosis serviks diketahui juga dapat menyebakan kesulitan untuk menggerakkan leher, dan menyebabkan nyeri leher meskipun jarang terjadi.
Whiplash adalah cedera yang dapat terjadi setelah mengalami kecelakaan di mana terjadi tabrakan menyebabkan kepala tersentak dengan cepat ke depan dan kemudian kembali lagi.
Whiplash tersebut diketahui dapat menyebabkan cedera kecil pada otot dan jaringan ikat, sehingga mengakibatkan otot tegang yang menyakitkan, dan kesulitan menggerakkan kepala selama beberapa hari.
Leher Sakit diketahui dapat disebabkan oleh kondisi di mana kanal tulang belakang terlalu sempit, atau jika jaringan cakram tulang belakang membengkak atau bocor dan memberi tekanan pada akar saraf.
Selain itu, Leher Sakit dapat terjadi menjalar dari leher hingga ke bahu atau bahkan lengan.
Untuk cakram yang tergelincir kemungkinan menyebabkan Leher Sakit ada, tetapi tidak selalu atau jarang terjadi.
Leher Sakit diketahui dapat disebabkan oleh kondisi peradangan tulang belakang dan masalah sendi rahang.
Selain itu sakit kepala yang parah diketahui juga dapat menimbulkan gejala berupa sakit di area leher.
Leher Sakit diketahui juga dapat disebabkan oleh perilaku merokok dan tingkat aktivitas fisik tertentu.
Selain itu kondisi psikososial seperti kepuasan kerja, tingkat stres, kecemasan, dan depresi juga dapat menyebabkan munculnya Leher Sakit.
Leher Sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan bagian yang terasa nyeri sebagai berikut [2] :
Leher Sakit aksial paling banyak dirasakan di bagian tulang belakang yang termasuk dalam leher (tulang belakang leher), dan terkadang menyebar ke bahu.
Leher Sakit jenis ini diketahui terjadi di sepanjang saraf seperti bagian belakang kepala atau ke salah satu lengan.
Jenis nyeri ini biasanya disebabkan oleh saraf yang teriritasi karena salah satu cakram tulang belakang di area leher telah berubah dan menekan saraf.
Hal ini diketahui dapat mempengaruhi refleks lengan dan kekuatan otot atau menyebabkan kesemutan.
Leher Sakit juga dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi yaitu [4] :
Leher Sakit akut diketahui sebagai Leher Sakit dengan durasi sekitar kurang dari enam minggu.
Leher Sakit yang memiliki durasi sekitar tiga bulan diklasifikasikan sebagai Leher Sakit sub akut.
Leher Sakit kronis adalah jenis Leher Sakit yang terjadi selama lebih dari tiga bulan.
Selain itu, Leher Sakit ini juga dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanismenya sebagai berikut [4] :
Leher Sakit mekanis mengacu pada nyeri yang berasal dari tulang belakang atau struktur pendukungnya, seperti ligamen dan otot.
Leher Sakit mekanis ini termasuk nyeri yang timbul dari sendi facet (misalnya, artritis), nyeri diskogenik dan nyeri myofascial.
Leher Sakit neuropatik mengacu pada nyeri yang disebabkan oleh cedera atau penyakit yang melibatkan sistem saraf tepi, atau melibatkan iritasi mekanis atau kimiawi pada akar saraf.
Leher Sakit neuropatik ini termasuk gejala radikuler dari diskus hernia atau osteofit dan stenosis tulang belakang.
Leher Sakit umumnya dinilai sebagai hal yang sangat umum dan jarang diartikan sebagai tanda dari kondisi yang lebih serius atau darurat [2].
Namun, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter jika salah satu dari hal berikut terjadi [2]:
Cara untuk mengatasi Leher Sakit tergantung pada diagnosisnya, oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan riwayat menyeluruh dan pemeriksaan fisik oleh dokter [5].
Berikut ini merupakan beberapa tes yang dapat dilakukan untuk membantu dokter menentukan penyebab Leher Sakit [5].
Adapun berikut ini merupakan beberapa cara mengatasi Leher Sakit yang dapat dilakukan [5]:
Selain itu, terapi alternatif berikut ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengatasi Leher Sakit [5] :
Dan, untuk dapat mengatasi atau mengurangi rasa tidak nyaman saat mengalami Leher Sakit, maka dapat dilakukan tindakan berupa kompres dingin secara mandiri di rumah [6].
Kompres dingin ini dapat dibuat dengan menggunakan segenggam es dalam kantong plastic yang dibungkus oleh handuk [6].
Selain itu, kompres dingin juga dapat dibuat dengan apa pun yang dingin, seperti kaleng soda langsung dari mesin [6].
Leher Sakit diketahui dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut ini [6] :
Berjalan dengan postur tubuh yang tegak diketahui sebagai cara yang baik untuk memvisualisasikan postur tubuh yang sehat.
Dengan postur tubuh yang terjaga dengan sehat maka bukan tidak mungkin akan dapat mencegah terjadinya Leher Sakit.
Setelah cedera pulih selama satu atau dua hari, melakukan peregangan dapat membantu mencegah terjadinya gejala Leher Sakit.
Adapun berikut ini merupakan beberapa jenis gerakan peregangan yang akan membantu mencegah Leher Sakit baru, atau mencegah terulangnya Leher Sakit [6]:
I-Pose adalah gerakan peregangan yang dilakukan dengan duduk di kursi yang kokoh atau di atas bola latihan dengan kaki rata di lantai.
Dan biarkan tangan menggantung lurus ke bawah sehingga bahu dapat terasa rileks atau tidak tegang.
Dengan kedua telapak tangan saling berhadapan, perlahan-lahan angkat tangan ke arah lutut, lalu ke atas kepala.
Jaga siku tetap lurus tetapi tidak terkunci, dan jangan angkat bahu.
Tahan I-pose selama tiga tarikan napas dalam, lalu turunkan lengan kembali ke sisi tubuh secara perlahan.
Umumnya gerakan peregangan ini dapat dilakukan dengan pengulangan sebanyak 10 kali
2. W-Pose
W-Pose adalah salah satu gerangan peregangan di mana seseorang berdiri di dinding dengan kaki dibuka selebar bahu.
Gerakan dimulai dari lengan menjuntai di sisi tubuh dan bahu agar lebih rileks.
Kemudian, rentangkan lengan seperti Frankenstein lalu tarik siku kembali ke dinding di samping tulang rusuk.
Selanjutnya, cobalah mendekatkan punggung tangan dan pergelangan tangan ke dinding ke sisi bahu hingga membentuk W, dengan batang tubuh sebagai garis tengah.
Gerakan ini tahan selama 30 detik dan dilakukan tiga putaran, atau setidaknya sekali dan hingga tiga kali per hari.
3. Memiringkan kepala
Gerakan peregangan ini diketahui dilakukan dengan duduk di kursi yang kokoh atau di atas bola latihan dengan kaki rata di lantai.
Biarkan lengan menggantung lurus ke bawah dari bahu yang rileks dan jaga lengan di samping.
Tangan kanan kemudian memegang kursi dan miringkan telinga kiri ke arah bahu kiri.
Perpanjang sejauh tetap nyaman, dan tahan untuk satu napas dalam-dalam.
Gerakan ini dapat diulangi sebanyak 10 kali, lalu pegang dengan tangan kiri dan regangkan ke kanan 10 kali.
1. Genebra, C. V. D. S., Maciel, N. M., Bento, T. P. F., Simeão, S. F. A. P., & Vitta, A. D. Prevalence and factors associated with neck pain: a population-based study. Brazilian Journal of Physical Therapy; 2017.
2. Anonim. Neck pain: Overview. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, Natiional Institutes of Health; 2006.
3. Allan I Binder. Neck pain. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, Natiional Institutes of Health, BMJ Clinical Evidance; 2008.
4. Cohen, S. P. Epidemiology, Diagnosis, and Treatment of Neck Pain. Mayo Clinic Proceedings; 2015.
5. Ann Pietrangelo & Modern Weng, D.O. Neck Pain: Possible Causes and How to Treat It. Healthline; 2020.
6. Elea Carey & Deborah Weatherspoon. Fixing Upper Back and Neck Pain. Healthline; 2020.