Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Leptospirosis merupakan suatu infeksi bakterial yang disebabkan oleh Leptospira Interrogans. Penyakit ini umumnya dibawa oleh hewan tikus, anjing atau hewan ternak. Umumnya penyakit ini memiliki manifestasi
Leptospirosis adalah infeksi bakteri Leptospira interrogans yang umumnya disebarkan oleh tikus, anjing, dan hewan ternak lainnya.
Infeksi bakteri ini tergolong langka namun penyebarannya dapat terjadi dari hewan-hewan tersebut ke manusia.
Pada kebanyakan kasus, leptospirosis memiliki manifestasi yang ringan. Umumnya kondisi ini terjadi tidak lebih dari seminggu dan tidak mengancam jiwa.
Namun tanpa penanganan yang benar dan cepat, leptospirosis tetap berpotensi berbahaya dan mengakibatkan penyakit yang serius.
Daftar isi
Leptospirosis terdiri dari dua jenis kondisi yang perlu untuk dikenali agar dapat mewaspadainya.
Rata-rata kasus leptospirosis adalah leptospirosis ringan yang dapat disembuhkan dan gejalanya pun tidak akan bertahan lama.
Biasanya, gejala umum yang timbul pada leptospirosis ringan adalah sakit kepala, tubuh menggigil, yang juga disertai dengan nyeri pada otot.
Ada pula kondisi leptospirosis yang berat, namun termasuk sangat jarang terjadi dan hanya kurang lebih 5-15% kasus.
Leptospirosis berat dapat terjadi akibat penanganan yang terlambat dan tidak adekuat terhadap kasus infeksi yang ringan.
Pada leptospirosis berat, penyebaran bakteri dalam tubuh biasanya cukup luas, oleh karenanya dapat menimbulkan manifestasi yang serius, misalnya kerusakan organ, kegagalan organ bahkan sampai kematian.
Leptospirosis berat lebih berpotensi diderita oleh orang orang dengan kondisi imunitasi atau daya tahan tubuh yang lemah, misalnya pada lansia, anak-anak dan juga orang yang menderita penyakit tertentu seperti HIV, diabetes tidak terkontrol, dan pneumonia.
Bakteri penyebab leptospirosis adalah Leptospira interrogans di mana umumnya jenis bakteri ini dibawa oleh banyak jenis hewan, khususnya mamalia.
Proses transmisi dapat dengan mudah terjadi ketika seseorang berada di wilayah tropis, berkunjung ke suatu area yang air dan tanahnya sudah terpapar bakteri akibat kotoran hewan, maka penularan dan penyebaran infeksi lebih mudah terjadi.
Jika seseorang memiliki luka terbuka sekalipun sangat kecil, kontak dengan air atau tanah yang sudah terkontaminasi bakteri akan memudahkan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui luka tersebut.
Tak harus melalui luka, bakteri juga dapat dengan mudah memasuki tubuh lewat alat kelamin, mulut, dan juga hidung.
Cara Penularan Leptospirosis
Penularan leptospirosis dapat terjadi dari hewan ke manusia melalui beberapa hal di bawah ini, namun juga tak menutup kemungkinan penularan terjadi dari manusia ke manusia :
Orang-orang dengan pekerjaan inilah yang berpotensi besar terkena paparan infeksi bakteri penyebab leptospirosis :
Beberapa faktor risiko lain yang memicu perkembangan dan penyebaran leptospirosis antara lain adalah :
Meski begitu, beberapa kasus leptospirosis dapat terjadi di negara berkembang yang tidak beriklim tropis sehingga siapapun sebenarnya dapat berpotensi terkena paparan bakteri.
Ada beberapa wilayah yang memiliki risiko paling tinggi untuk kasus leptospirosis, yaitu :
Leptospirosis pun terkadang dapat dijumpai di Hawaii, Barbados, dan Selandia Baru sehingga para wisatawan wajib untuk berhati-hati dan menjauhi area-area lembab, kotor, dan dengan banyak hewan.
Sekitar 5-14 hari usai terkena infeksi, maka gejala-gejala leptospirosis umumnya langsung muncul dengan masa inkubasi antara 2-30 hari.
Gejala leptospirosis sendiri pun ditentukan oleh jenis atau tingkat keparahan leptospirosis. Ini karena gejala pada leptospirosis ringan dan berat cukup berbeda.
Pada penderita leptospirosis ringan, gejala biasanya akan hilang tidak lebih dari seminggu.
Namun pada 10% kasus leptospirosis ringan, gejala dapat berkembang makin serius dan menjadi leptospirosis tahap parah.
Kemunculan gejala dari leptospirosis yang berada di tahap serius atau parah biasanya hanya selisih beberapa hari saja sesudah hilang dan meredanya gejala leptospirosis ringan.
Maka, leptospirosis berat tidak dapat diduga karena gejala leptospirosis ringan yang dianggap sudah hilang dan sembuh justru dapat kembali timbul dalam kondisi yang lebih buruk.
Pada leptospirosis berat, telah ada beberapa organ penting dalam tubuh yang terkena infeksi dan berikut ini adalah gejala yang timbul menurut organ yang telah terlibat.
Ketika organ penting lainnya seperti ginjal, jantung serta liver terserang bakteri dan terinfeksi, maka beberapa gejala ini yang dapat dialami :
Leptospirosis pada beberapa penderitanya dapat memengaruhi sumsum tulang belakang dan juga otak sehingga menimbulkan gejala-gejala ini :
Pada leptospirosis tahap awal, gejala yang timbul sangatlah mirip dengan penyakit flu sehingga cukup sulit untuk mendiagnosa dan mendeteksinya.
Namun saat pasien memeriksakan diri, ada kemungkinan dokter mencurigai gejala yang mengarah pada leptospirosis tahap lebih parah.
Jika demikian, beberapa metode pemeriksaan perlu dilalui agar penyebab gejala dapat diketahui secara lebih detil.
Dalam pemeriksaan, dokter akan menanyakan pasien lebih dulu mengenai aktivitas beberapa waktu terakhir, seperti:
Setelah mengajukan pertanyaan, bila diperlukan dokter akan meminta untuk melakukkan pemeriksaan lebih lanjut berupa pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan pada kasus leptospirosis adalah tes urine dan tes darah.
Pemeriksaan urin bertujuan untuk melihat adanya bakteri penyebab leptospirosis.
Pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk melihat adanya antibodi terhadap leptospirosis di dalam tubuh.
Pemeriksaan antibodi ini biasanya akan dilakukan pengulangan dalam 1 minggu untuk memastikan hasilnya.
Pemeriksaan darah untuk melihat fungsi organ tertentu juga umumnya dilakukan, misanya tes fungsi ginjal dan fungsi hati.
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya leptospirosis yang berat. Selain pemeriksaan laboratorium, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan radiologi berupa rontgen dada untuk menilai apakah infeksi juga melibatkan paru paru.
Dokter akan memberikan pengobatan atau perawatan yang disesuaikan dengan jenis atau tingkat keparahan leptospirosis.
Lama perawatan yang didapat di rumah sakit tergantung dari respon tubuh pasien terhadap obat-obatan yang diberikan.
Semakin parah organ-organ tubuh pasien yang telah terkena infeksi akan semakin lama perawatan yang ditempuh di rumah sakit.
Ada yang beberapa minggu saja, namun ada pula yang bisa sampai berbulan-bulan masa inapnya di rumah sakit.
Bahaya komplikasi lebih rentan terjadi pada para penderita leptospirosis yang sudah pada tahap parah.
Kementerian Kesehatan RI memberikan informasi terkait cara mencegah leptospirosis khususnya selama musim hujan dan banjir.
Karena banjir dapat meningkatkan risiko penyakit leptospirosis, berikut ini adalah beberapa langkah menghindari penularannya :
Selain itu, pencegahan leptospirosis dapat dilakukan melalui cara-cara lainnya, seperti :
Bakteri penyebab leptospirosis dapat dibawa oleh hewan-hewan seperti anjing, tikus, domba, kelelawar, rakun, kuda, dan kerbau.
Lebih berhati-hati dan waspada ketika berada di suatu wilayah tropis dengan keberadaan hewan-hewan tersebut adalah langkah terbaik dalam mencegah paparan infeksi bakteri Leptospira.
Minesh Khatri, MD. 2019. WebMD. What Is Leptospirosis?
Anonim. 2017. European Centre for Disease Prevention and Control. Factsheet about leptospirosis.
David A. Haake & Paul N. Levett. 2015. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Leptospirosis in Humans.
Anonim. 2017. Centers for Disease Control and Prevention. Leptospirosis.
Yvette Brazier & Daniel Murrell, M.D. 2018. Medical News Today. Leptospirosis: What you need to know.
Anonim. 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Waspada Leptospirosis saat Banjir, Lakukan 6 Hal ini untuk Menghindarinya.