Daftar isi
Lidah geografik merupakan salah satu jenis penyakit radang yang menyerang lidah [1,2,5].
Jika normalnya pada permukaan lidah akan tampak benjolan-benjolan kecil bernama papillae yang berwarna putih kemerahan, seseorang dengan kondisi lidah geografik tidak memiliki papillae [1,2,5].
Padahal, papillae memiliki fungsi sebagai indera pengecap dan ketiadaan papillae pada lidah geografik justru tergantikan dengan warna kemerahan berbentuk pulau yang bertekstur rata namun tepinya sedikit menonjol [8].
Disebut dengan istilah lidah geografik karena kondisi bercak kemerahan atau lesi terbentuk menyerupai pulau-pulau [1,2,5].
Dengan begitu, penampakan kondisi lidah geografik mirip dengan peta di mana lesi ini tidak berbahaya karena tidak bersifat kanker maupun infeksi [1,2,5].
Tinjauan Lidah geografik adalah timbulnya lesi atau bercak-bercak berwarna merah pada permukaan lidah dengan bentuk menyerupai peta dan disebabkan oleh radang.
Penyebab lidah geografik belum diketahui secara jelas, namun beberapa kondisi berikut berkaitan dengan lidah geografik dan mampu menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi lidah geografik memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya [1,2].
Faktor genetik atau kondisi lidah geografik dapat diturunkan dari orang tua [1,2].
Fisura lidah, fissured tongue, atau lidah pecah-pecah merupakan salah satu gangguan kesehatan lidah yang umum terjadi [2,3].
Namun rupanya, lidah geografik dapat lebih mudah terjadi ketika lidah mengalami fisura (celah) [2,3].
Psoriasis atau radang kulit yang ditandai dengan nyeri, gatal, kemerahan, sisik, kekeringan serta penebalan pada kulit disebut memiliki kaitan erat dengan lidah geografik [1,2,3,4].
Psoriasis umumnya menyerang kulit kepala, siku, punggung bawah dan area lutut di mana kulit pada area-area tersebut juga akan menjadi lebih mudah mengelupas [4].
Meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, diketahui bahwa penderita lidah geografik rata-rata memiliki kondisi psoriasis [1,2,3].
Beberapa dokter menyatakan bahwa seseorang dengan tingkat stres lebih tinggi pun lebih berpotensi mengalami lidah geografik [1,2].
Seseorang dengan riwayat alergi dan termasuk menderita eksim memiliki risiko lebih tinggi mengalami lidah geografik [1,2].
Penggunaan kontrasepsi oral seperti pil KB rupanya dapat meningkatkan risiko lidah geografik pada wanita [1,2].
Efek ini tidak terjadi pada semua wanita pengguna kontrasepsi oral, namun tetap berpotensi terjadi karena peningkatan hormon akibat pil tersebut [1,2].
Tubuh kekurangan asam folat, vitamin B6, zat besi, vitamin B12, vitamin D dan zinc akan lebih mudah mengalami lidah geografik [1,2].
Beberapa dokter menjumpai bahwa diabetes tipe 1 dan diabetes mellitus berkaitan dengan lidah geografik [1,2,5].
Ini karena lidah geografik ditemukan pada beberapa penderita diabetes [1,2,5].
Tinjauan Meski belum diketahui pasti penyebab lidah geografik secara pasti, beberapa kondisi seperti faktor genetik, fisura lidah, psoriasis, stres, alergi, pil KB, kekurangan mineral dan vitamin hingga diabetes dapat menjadi peningkat risiko terjadinya lidah geografik.
Pada beberapa orang dengan kondisi lidah geografik sama sekali tidak menyadari adanya gejala [1].
Namun sebenarnya, gejala utama yang paling terlihat adalah ketika pola bercak di permukaan lidah yang kemerahan dan membentuk pulau [1,2].
Gejala seperti ini dapat bertahan selama berminggu-minggu bahkan ada pula yang sampai beberapa tahun; namun ada pula yang cepat hilang tapi kemudian kembali timbul sewaktu-waktu di area lidah berbeda [1,2].
Berikt ini adalah karakteristik lidah geografik yang perlu diketahui dan diwaspadai [1,2] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Walau tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya, lidah geografik tetap menimbulkan ketidaknyamanan, terutama saat makan dan minum.
Jika terganggu dengan lesi yang ada dan gejala tampak lebih buruk serta tak kunjung hilang, segera ke dokter untuk memeriksakan diri.
Temui dokter umum atau dokter gigi untuk memeriksakan kondisi lesi pada lidah bila dalam 10 hari tidak hilang.
Tinjauan Umumnya lidah geografik tidak menimbulkan gejala atau disebut dengan istilah asimptomatik, namun pada beberapa kasus penderita dapat mengalami sejumlah tanda. Beberapa gejala lidah geografik pada umumnya adalah bercak-bercak kemerahan pada permukaan lidah yang terbentuk seperti pulau-pulau atau peta; bercak bisa berubah bentuk, lokasi dan ukuran; bercak/lesi bisa muncul di dalam pipi, gusi, atau bagian atas mulut; ketiadaan papillae; serta sensasi nyeri dan terbakar pada mulut.
Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode diagnosa akan dokter terapkan untuk memastikan apakah gejala benar-benar mengarah pada lidah geografik :
Pemeriksaan utama yang umumnya dilakukan oleh dokter adalah pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi apa saja gejala fisik yang dialami pasien [1,2,5].
Dokter biasanya menggunakan senter khusus untuk melihat kondisi bagian dalam mulut serta lidah secara detail.
Dokter juga kemungkinan akan meminta pasien menggerak-gerakkan lidah ke berbagai posisi agar segala area lidah dapat diperiksa [5].
Dokter juga akan mengecek lidah dengan menyentuh perlahan untuk merasakan tekstur permukaan lidah agar bisa mendeteksi perubahan apa yang terjadi [5].
Pasien juga akan diperiksa suhu tubuh serta area kelenjar getah bening untuk mengetahui apakah terjadi pembengkakan di sana [5].
Pasien kemungkinan juga diminta untuk melakukan tes darah untuk memastikan apakah pasien menderita kekurangan nutrisi maupun infeksi [5].
Dari hasil tes darah juga dapat diketahui ada tidaknya penyakit tertentu penyebab lidah geografik [5].
Tes penunjang lainnya adalah pengambilan sampel jaringan permukaan lidah yang kemudian dokter bawa ke laboratorium untuk analisa lebih jauh [6].
Biopsi adalah metode pemeriksaan yang dokter lakukan apabila kondisi bercak tak juga hilang setelah berminggu-minggu [6].
Mengapa tes penunjang diperlukan?
Beberapa tes penunjang tersebut pasien harus tempuh ketika dokter memiliki kecurigaan adanya penyakit lain seperti [1] :
Tes penunjang diperlukan sebagai penegak diagnosa dan mengeliminasi adanya kemungkinan penyakit-penyakit lain tersebut [1].
Namun terkadang, melalui pemeriksaan penunjang dokter dapat memastikan apakah penyakit-penyakit tersebut justru menjadi penyebab utama timbulnya lidah geografik [1].
Tinjauan Metode diagnosa untuk memastikan kondisi lidah geografik adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan darah, dan biopsi.
Lesi lidah geografik umumnya tidak memerlukan penanganan medis sama sekali karena seringkali akan hilang dengan sendirinya walaupun terdapat kemungkinan untuk kembali lagi [1].
Jika asimptomatik, maka pasien tidak perlu melakukan apapun untuk menanganinya, namun jika lesi bergejala dan membuat tidak nyaman biasanya obat yang dokter resepkan antara lain [1,2,5] :
Selain penggunaan obat-obatan tersebut, pasien perlu lebih memerhatikan asupan sehari-hari selama masa pemulihan, seperti misalnya [1,2,5] :
Beberapa kebiasaan ini dapat diterapkan oleh pasien dengan tujuan agar gejala tidak semakin buruk [1].
Bagaimana prognosis lidah geografik?
Lidah geografik bukan sebuah penyakit berbahaya dan cenderung bersifat ringan [1,2].
Karena seringkali kasus lidah geografik asimptomatik (tanpa gejala) maka kondisi ini sebenarnya memiliki prognosis yang baik [1,2].
Tinjauan Pemberian obat biasanya dilakukan oleh dokter, tergantung kondisi penyebab yang teridentifikasi dari hasil diagnosa.
Lidah geografik pada dasarnya tidak memiliki atau mengembangkan komplikasi apapun yang merugikan kesehatan tubuh penderitanya karena sama sekali tak berbahaya [1,2].
Hanya saja, penampakan lidah dengan bercak-bercak kemerahan membentuk seperti peta ini dapat menimbulkan kecemasan [7].
Jika lesi begitu nampak, maka penderita kemungkinan merasa tidak percaya diri dan mengkhawatirkan penampilannya [7].
Sementara itu untuk risiko pengobatan lidah geografik, beberapa kondisi ini bisa terjadi sebagai efek saat maupun sesudah pengobatan [2] :
Karena tidak diketahui penyebab pasti lidah geografik, sulit untuk melakukan upaya pencegahan [2].
Namun untuk meminimalisir ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh lesi, sebaiknya penderita segera ke dokter [2].
Pemeriksaan dan penanganan dini akan sangat membantu agar lesi lebih cepat hilang dan ketidaknyamanan karenanya segera pudar [2].
Tinjauan Tidak diketahui penyebab pasti lidah geografik, namun sebagai langkah pencegahan terhadap risiko komplikasi, pemeriksaan dan penanganan dini sangat dianjurkan.
1. Shahjahan Shareef & Leila Ettefagh. Geographic Tongue. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Cleveland Clinic medical professional. Geographic Tongue. Cleveland Clinic; 2019.
3. Bruna L S Picciani, Thays T Souza, Vanessa de Carla B Santos, Tábata A Domingos, Sueli Carneiro, João Carlos Avelleira, David R Azulay, Jane M N Pinto, & Eliane P Dias. Geographic tongue and fissured tongue in 348 patients with psoriasis: correlation with disease severity. Scientific World Journal; 2015.
4. Pragya A. Nair & Talel Badri. Psoriasis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. Doddabasavaiah Basavapur Nandini, Shivanand Bagalad Bhavana, Byathnal Suryakanth Deepak, & Ramakrishna Ashwini. Paediatric Geographic Tongue: A Case Report, Review and Recent Updates. Journal of Clinical & Diagnostic Research; 2016.
6. F Femiano. Geographic tongue (migrant glossitis) and psoriasis. Minerva Stomatologica; 2001.
7. Elaine K. Luo, M.D & Kimberly Holland. Geographic Tongue. Healthline; 2017.
8. Asim M. Khan, Saqib Ali, Reshma V. Jameela, Muhaseena Muhamood, & Maryam F. Haqh. Impact of Fungiform Papillae Count on Taste Perception and Different Methods of Taste Assessment and their Clinical Applications. Sultan Qaboos University Medical Journal; 2019.