Molokhia atau mungkin lebih dikenal dengan sup molokhia adalah jenis sayuran, rebusan, atau sup yang terbuat dari daun molokhia. Daun molokhia sendiri memiliki banyak nama di beberapa negara, namun secara lokal daun ini lebih dikenal dengan sebutan yute atau jute.
Nama molokhia atau mulukhiyah berasal dari bahasa arab dan populer digunakan di Mesir. Daun molokhia dikenal kaya akan beragam kandungan mineral dan antioksidan yang tinggi.
Daftar isi
Molokhia adalah sayuran hijau dari keluarga mallow (Malvaceae) dan genus Corchorus. Sayuran hijau ini merupakan tumbuhan perdu yang dapat dipanen setiap tahun, tumbuh hingga 90-120 cm, memiliki banyak cabang dengan batang yang gundul.[1,2,3]
Daun molokhia berwarna hijau, panjang 6-10 cm, lebar 3,5-5 cm, sedangkan panjang tangkai daunnya 2-2,5 cm. Daun molokhia berbentuk runcing dan lonjong, lancip tajam pada pucuk daunnya, tidak memiliki rambut atau gundul pada permukaannya dengan sisi daun bergerigi.[1]
Molokhia memiliki bunga berwarna kuning pucat. Bunganya memiliki bract atau daun pelindung yang runcing, dan gagang bunga yang lebih pendek dari tangkai daun, sekitar 1-3 mm. Panjang kelopak bunga molokhia sekitar 5 mm, lonjong, sedangkan helai kelopak bunganya sepanjang kira-kira 3 mm, lonjong, berbentuk seperti lemon.[1]
Selain itu, molokhia juga memiliki buah yang panjangnya sekitar 3-6,5 cm, linier, silinder tegak, berparuh, tidak berbulu, dan memiliki katup dengan sekat melintar antar biji. Sedangkan biji molokhia berwarna hitam kecil, triginosa atau memiliki tiga sudut.[1]
Fakta Menarik Seputar Molokhia
Berikut informasi sajian nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram sajian molokhia yang dimasak, direbus, atau dikeringkan tanpa garam.[4]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 155 | kJ |
Total karbohidrat | 7.3 | g |
Serat makanan | 2.0 | g |
Gula | 1.0 | g |
Lemak total | 0.2 | g |
Protein | 3.7 | g |
Vitamin A | 5185 | IU |
Vitamin C | 33.0 | mg |
Vitamin D | ~ | ~ |
Vitamin E (Alpha tokoferol) | 0.7 | mg |
Vitamin K | 108 | mcg |
Tiamin | 0.1 | mg |
Riboflavin | 0.2 | mg |
Niasin | 0.9 | mg |
Vitamin B6 | 0.6 | mg |
Folat | 104 | mcg |
Vitamin B12 | 0.0 | mcg |
Asam pantotenat | 0.1 | mg |
Kolin | 12.8 | mg |
Kalsium | 211 | mg |
Magnesium | 62.0 | mg |
Besi | 3.1 | mg |
Fosfor | 72.0 | mg |
Kalium | 550 | mg |
Natrium | 11.0 | mg |
Zinc | 0.8 | mg |
Tembaga | 0.3 | mg |
Mangan | 0.1 | mg |
Selenium | 0.9 | mcg |
Kolesterol | 0.0 | mg |
Molokhia diketahui sebagai sayuran hijau yang kaya protein, tiamin, niasin, fosfor, zinc dan mangan, juga sumber yang sangat baik untuk serat makanan, beragam vitamin, dan berbagai mineral seperti kalsium, besi, magnesium, kalium dan tembaga.
Selain itu, molokhia juga rendah kandungan natrium, dan sangat rendah lemak jenuh dan kolesterol.[4,5]
Molokhia banyak dikonsumsi di Mesir sebagai tanaman yang dapat dimakan dan digunakan untuk pengobatan, dan daunnya digunakan untuk pengobatan nyeri, demam, dan peradangan.[5,6]
Daun molokhia populer dikenal sebagai makanan pembuka yang berkhasiat untuk meredakan kolik angin pada perut, penawar rasa sakit, dan pencahar atau perangsang buang air besar. Infusnya digunakan dalam pengobatan disentri, demam, sakit perut dan gangguan hati.[5]
Orang Melayu telah sejak lama menggunakan rebusan daun molokhia untuk disentri (radang usus disertai diare berdarah), sedangkan infus daun molokhia dingin diminum sebagai tonik pahit, digunakan pada pasien yang baru sembuh dari disentri akut.[5]
Efek ekstrak daun molokhia pada kesehatan usus terbukti melalui aksi penghambatan kebocoran usus, infeksi, dan peradangan usus besar, serta penyeimbangan kembali mikroflora usus termasuk peningkatan bakteri Lactobacillus dan penurunan bakteri Desulfovibrio.[6]
Daun molokhia juga terbukti mampu melindungi selaput lambung dari kerusakan akibat etanol. Pertahanan ini ditandai dengan berkurangnya area luka di dinding lambung dan penurunan risiko terjadinya bengkak, serta bocornya sel darah putih ke lapisan di bawah mukosa.[1,9,10]
Ekstrak daun molokhia disebut dapat mencegah kenaikan berat badan pada tikus yang dipicu makanan tinggi lemak. Esktrak metanol dari daun molokhia juga telah terbukti dapat mencegah obesitas dan peningkatan kadar lemak dalam darah.[6]
Selain itu, ekstrak daun molokhia juga dapat mengurangi level beberapa hormon tertentu seperti hormon insulin, adiponektin, dan leptin pada tikus yang dipicu makanan tinggi lemak. Hormon ini diketahui penting untuk manajemen obesitas dan memengaruhi metabolisme.[6]
Ekstrak daun molokhia dapat mencegah obesitas melalui pencegahan kenaikan berat badan, penurunan level hormon, dan menghambat penumpukan lemak.[6]
Molokhia diketahui kaya akan senyawa polifenol dan flavonoid yang dilaporkan dapat memblokir metabolisme pati dengan menghambat enzim usus untuk memecah karbohidrat sehingga memperlambat penyerapan gula darah.[7,8]
Ekstrak polifenol dari daun molokhia dapat berpotensi menjadi agen anti-diabetes untuk mengendalikan peningkatan gula darah setelah makan dan komplikasi diabetes yang timbul akibat jumlah radikal bebas yang berlebihan.[7]
Selain mengendalikan peningkatan gula darah, ekstrak daun molokhia juga berpotensi mencegah hipertensi, salah satu komplikasi dari penyakit diabetes jangka panjang.[7]
Mekanisme pencegahan diabetes dan hipertensi dari ekstrak daun molokhia mungkin juga dikaitkan dengan konstituen fenoliknya seperti asam caffeic, asam klorogenat, kaempferol, rutin, apigenin, luteolin, quercetin dan isorhamnetin, yang melimpah pada daunnya.[7,8]
Kandungan vitamin yang ada pada molokhia sangat bagus untuk penglihatan, karena di dalam sayur hijau ini mengandung betakaroten.[5,7]
Studi menunjukkan ekstrak kloroform daun molokhia terbukti memiliki efek pereda nyeri dan pencegahan radang yang cukup kuat. Molokhia digunakan secara tradisional untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan peradangan dan nyeri. Ini juga dikaitkan dengan penyembuhan peradangan kronis pada kandung kemih.[5]
Efek pereda nyeri dari ekstak kloroform daun molokhia terbukti efektif pada mencit setelah diberikan 100 mg / kg ekstrak kloroform jika dibandingkan dengan asam asetilsalisilat (100 mg / kg). Efek ini diamati 30 menit setelah pemberian ekstrak dibandingkan dengan morfin (5 mg / kg) yang menunjukkan adanya efek yang kuat setelah 1 jam pemberian.[5]
Pecahan senyawa metanol dari biji molokhia pada kisaran konsentrasi 50–150 μg / ml menunjukkan spektrum aktivitas antibakteri yang luas terhadap semua kelompok bakteri yang diuji seperti Salmonella typhi, Salmonella thyphimurium, Shigella boydii, Escherichia coli, Vibrio cholerae, dll.[10]
Daun hijau molokhia merupakan sayuran bergizi yang umumnya diolah menjadi sayur atau bahan pengobatan tradisional. Namun cukup untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedang, karena molokhia memiliki beberapa laporan mengenai potensi racun pada bagian tanamannya.
Efek akut, sub akut, dan kronis dari ekstrak molokhia yang diujikan pada hewan telah dipelajari. Pemberian dosis telan sebanyak 250, 500 dan 1250 mg / mg setiap hari selama 28 hari tidak menyebabkan kematian pada tikus.[11]
Tetapi ada peningkatan yang berarti pada parameter biokimia ginjal (kadar natrium, kalium dan urea) dan parameter biokimia hati [alkaline phosphatase (AP), alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), dan bilirubin].[11]
Perburukan kondisi ginjal dan hati ini didukung oleh bukti ilmiah yaitu adanya kelainan sel pada jaringan tubulus ginjal dan perubahan lemak hati yang memicu kelainan bahkan kematian sel hati[11].
Selain itu, ekstrak air batang dan daun molokhia dilaporkan memiliki beberapa potensi racun terhadap kimia darah tikus albino.[1]
Molokhia seringkali digunakan terutama dalam masakan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Kaya akan nutrisi, sayuran hijau ini seringkali direbus dan dimasak sebagai sayur saat daunnya masih muda. Rasanya agak lembut dan pedas, dan merupakan pengganti yang bagus untuk bayam.[1,5,12]
Ide Penyajian Molokhia
Molokhia merupakan jenis sayuran hijau yang populer di negara Asia Tengah. Molokhia dapat digunakan sebagai kuliner dan pengobatan karena kaya akan nutrisi yang bagus untuk kesehatan tubuh. Ekstrak molokhia dapat mencegah obesitas, radang usus dan masalah pencernaan, mengendalikan gula darah dan tekanan darah, meredakan nyeri, serta melindungi dari bakteri.
1. Anonym. Corchorus olitorius. The Energy and Resources Institute, Western Regional Centre; 2020.
2. Anonym. Corchorus olitorius - L. Plants For A Future; 2020.
3. The Editors of Encyclopaedia Britannica. Tossa jute. Encyclopædia Britannica; 2018.
4. Condé Nast. Jute, potherb, cooked, boiled, drained, without salt Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018.
5.Md. Mahbubul Islam. Biochemistry, Medicinal and Food values of Jute (Corchorus capsularis L. and C. olitorius L.) leaf: A Review. 2(11): 35-44. International Journal of Enhanced Research in Science Technology & Engineering; 2013.
6. Lee HB, Oh MJ, Do MH, Kim YS, Park HY. Molokhia leaf extract prevents gut inflammation and obesity. 257:112866. Journal of Ethnopharmacology; 2020.
7. Ganiyu Oboh, Adedayo O. Ademiluyi, Ayodele J. Akinyemi, Thomas Henle, Jamiyu A. Saliu, and Uwe Schwarzenbolz. 4(2): 450-458. Journal of Functional Foods; 2012.
8. Adedayo O. Ademiluyi, PhD., Ganiyu Oboh, PhD., Funmi P. Aragbaiye, M.Tech., Sunday I. Oyeleye, M.Tech., Opeyemi B. Ogunsuyi, B.Tech. Antioxidant properties and in vitro α-amylase and α-glucosidase inhibitory properties of phenolics constituents from different varieties of Corchorus spp. 10(3): 278-287. Journal of Taibah University Medical Sciences; 2015.
9. Al Batran R, Al-Bayaty F, Abdulla MA, Al-Obaidi MM, Hajrezaei M, Hassandarvish P, Fouad M, Golbabapour S, and Talaee S. Gastroprotective effects of Corchorus olitorius leaf extract against ethanol-induced gastric mucosal hemorrhagic lesions in rats. J 28(8): 1321-1329. Journal of Gastroenterology and Hepatology; 2013.
10. D.K. Pal, M. Mandal, G.P. Senthilkumar, and A. Padhiari. Antibacterial activity of Cuscuta reflexa stem and Corchorus olitorius seed. 77(7-8): 589-591. Fitoterapia; 2006.
11. Maxwell Osaronowen Egua, Emmanuel Udo Etuk, Shaibu Oricha Bello and Sanusi Wara Hassan. Toxicological evaluations of ethanolic crude seed extract of Corchorus olitorius. 8(9): 259-276. African Journal of Pharmacy and Pharmacology; 2014.
12. Anonym. Molokhia. Edible Earth; 2020.
13. Shesheny. Molokhia. Mercaato; 2016.