Daftar isi
Neuralgia interkostal adalah jenis gangguan kesehatan saraf yang ditandai dengan nyeri saraf interkostal [1,2,3].
Saraf interkostal merupakan saraf yang muncul dari sumsum tulang belakang dan terletak di bawah tulang rusuk [1,2,3].
Ada sekumpulan saraf interkostal dan tiap saraf ini akan masuk ke ruang interkostal yang paling sesuai antara pleura parietal dan posterior membran interkostalis [1,2,3].
Penyebab utama neuralgia interkostal adalah tekanan pada saraf interkostal.
Namun selain itu, penyebab lain yang paling umum adalah peradangan serta iritasi.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko neuralgia interkostal atau menjadi pemicunya adalah :
1. Cedera
Terjadinya cedera di bagian dada bisa memengaruhi saraf interkostal [1,2,3].
Ketika saraf interkostal rusak atau terganggu karena cedera, hal ini kemudian memicu timbulnya neuralgia interkostal [1,2,3].
2. Prosedur Medis
Tindakan medis tertentu juga dapat menjadi sebab utama neuralgia interkostal, terutama seseorang dengan riwayat operasi mastektomi dan torakotomi [1,2].
Mastektomi merupakan prosedur bedah pengangkatan jaringan payudara secara menyeluruh [4].
Mastektomi adalah tindakan bedah yang biasanya digunakan untuk mengatasi kanker payudara atau juga terkadang sebagai upaya pencegahan [4].
Sementara itu, torakotomi adalah tindakan bedah membuka rongga dada supaya bisa mengatasi organ-organ yang bermasalah di dalam dada [5].
Torakotomi biasanya digunakan untuk mengatasi masalah kerongkongan, paru-paru dan jantung [5].
Dokter akan membuat sayatan pada dinding dada untuk bisa mencapai organ-organ dalam rongga dada dan mengatasi sesuai kebutuhan kondisi pasien [5].
3. Neuralgia Pascaherpetik
Neuralgia pascaherpetik adalah sebuah kondisi komplikasi dari herpes zoster (dikenal juga dengan istilah shingles) [1,2,7].
Herpes zoster juga disebut dengan istilah cacar ular, yakni kondisi yang berisiko terjadi pada orang-orang dengan riwayat cacar air [6].
Herpes zoster ditandai dengan ruam merah dan bintil berisi air pada kulit; hal ini umumnya disebabkan oleh virus yang sama dengan penyebab cacar air, yakni virus Varicella Zoster [6].
Ketika seseorang mengalami cacar air, walaupun setelahnya bisa sembuh dan pulih dengan baik, virus masih bertahan di dalam tubuh dalam status nonaktif [6].
Virus penyebab cacar air akan berada di dalam tubuh seumur hidup dan bisa kembali aktif keika sistem daya tahan tubuh melemah [6].
Orang-orang yang rentan mengalami cacar air juga mudah terserang cacar ular atau herpes zoster [6].
Herpes zoster juga kemudian mampu mengakibatkan penderita mengalami neuralgia pascaherpetik, terutama pada penderita usia 60 tahun ke atas [7].
4. Faktor Lainnya
Selain dari beberapa faktor risiko yang sudah disebutkan, neuralgia interkostal juga dapat terjadi karena sejumlah faktor lain di bawah ini [1,2,3] :
Meski demikian, neuralgia interkostal tidak selalu memiliki sebab yang pasti dan kondisi seperti ini disebut dengan istilah neuralgia interkostal idiopatik [8].
Gejala utama pada neuralgia interkostal adalah rasa nyeri bersensasi tajam, panas dan seperti menusuk-nusuk [1,2,3].
Umumnya, rasa nyeri seperti ini terjadi pada dada bagian atas, punggung bagian atas, dan area tulang rusuk [1,2,3].
Selain rasa nyeri tak nyaman ini, beberapa gejala lain yang turut menyertai adalah [1,2,3] :
Jika disebabkan oleh neuralgia pascaherpetik karena infeksi virus Varicella Zoster, beberapa gejala ini akan turut dialami [1,2,3] :
Pada kasus neuralgia interkostal yang sudah sangat parah, beberapa gejala serius yang perlu segera diatasi adalah [2] :
Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang dilakukan oleh dokter dengan cara menekan area antara tulang rusuk [1,2,3].
Dokter juga akan meminta pasien bernafas dalam-dalam untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terasa sakit ketika bernafas [2].
Ketika dari kedua pemeriksaan tersebut pasien merasakan ketidaknyamanan dan nyeri hebat, dokter bisa langsung menyimpulkan kondisi neuralgia interkostal [2].
Jika dokter belum terlalu yakin dengan pemeriksaan fisik saja, beberapa metode pemeriksaan penunjang berikut akan dilakukan [1,2,3] :
Terdapat beberapa metode pengobatan neuralgia interkostal sesuai dengan kondsi pasien, yaitu sebagai berikut.
1. Antidepresan
Dokter akan memberikan obat golongan antidepresan yang bertujuan mengurangi rasa nyeri yang berkaitan dengan saraf [1,2,3].
Beberapa jenis obat antidepresan yang umumnya diresepkan oleh dokter adalah [2] :
2. Antikonvulsan
Pada beberapa kasus neuralgia interkostal, dokter juga dapat memberikan resep antikonvulsan atau obat antikejang, seperti [1,2,3] :
Untuk meredakan nyeri sementara, pasien bisa menggunakan krim capsaicin atau koyo yang memberikan efek panas dan menghilangkan rasa sakit [1,2,3].
Lidocaine dalam bentuk gel juga dapat digunakan sebagai pereda rasa sakit [1,2].
3. Opioid
Untuk penderita neuralgia interkostal yang sudah tergolong parah, dokter kemungkinan besar memberi resep opioid-acetaminophen atau opioid-aspiirin supaya rasa sakit berkurang [1,2].
Seluruh jenis obat memiliki efek sampingnya masing-masing dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai lama penggunaan [2].
4. Prosedur Injeksi
Dokter kemungkinan besar juga akan memberikan injeksi kombinasi antara anestesi lokal dan kortikosteroid [1,2].
Prosedur pemberian obat injeksi ini adalah dengan menggunakan sinar-X sebagai pemandu proses suntikan ke area bawah tulang rusuk [2].
Tujuan tindakan medis ini adalah sebagai pereda nyeri dan penurun risiko peradangan dalam tubuh pasien [2].
Injeksi epidural toraks juga akan dokter berikan karena mengandung anti-inflamasi; penyuntikan akan dilakukan ke area sumsum tulang belakang pasien [1,2].
5. Terapi Lainnya
Sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien, dokter kemungkinan merekomendasikan sejumlah terapi lain seperti [1,2] :
Karena rasa nyeri yang hebat seringkali memengaruhi kondisi psikologis pasien secara negatif, psikoterapi sangat dibutuhkan [1,2].
Sementara itu, terapi fisik atau okupasi perlu pasien tempuh untuk mengembalikan gerakan tubuh agar normal lagi [1,2].
Terapi fisik juga akan membantu menguatkan kembali otot yang semula melemah karena neuralgia interkostal dan meningkatkan kesehatannya [1,2].
Bagaimana prognosis neuralgia interkostal?
Prognosis neuralgia interkostal bervariasi karena hal ini tergantung dari seberapa parah kondisi gejala pasien maupun seberapa cepat dan tepat penanganan yang pasien dapatkan [1].
Ketika tingkat keparahan tinggi ditambah dengan penanganan yang terlambat atau tidak tepat, risiko prognosis buruk lebih tinggi [1].
Seiring waktu, gejala dapat memburuk dan menyebabkan nyeri kronis pada pasien jika tidak segera memperoleh pengobatan [1].
Neuralgia interkostal dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi, salah satu yang paling umum adalah gangguan pada mekanisme pernafasan [1].
Pada penderita usia lanjut, masalah pernafasan yang terhambat bisa berakibat buruk dan bahkan berkontribusi pada risiko kematian [1].
Selain itu, nyeri kronis yang dialami penderita dalam jangka panjang dapat memengaruhi kondisi kesehatan psikis [1].
Ketika gejala segera mendapat penanganan, maka berbagai risiko gangguan saraf dan gangguan pernafasan lebih parah dapat dihindari [1].
Neuralgia interkostal dapat dicegah dengan melakukan sejumlah upaya meningkatkan atau memperbaiki pola hidup [3].
Beberapa hal yang bisa dilakukan supaya menurunkan risiko penyakit ini adalah [3] :
Baik karena cedera maupun karena faktor lain, bila gejala neuralgia interkostal mulai timbul maka segera ke dokter agar dilakukan penanganan segera.
Deteksi dan pengobatan dini gejala neuralgia interkostal mampu meminimalisir risiko komplikasi pada tubuh pasien.
1. Dalton Fazekas; Maksym Doroshenko; & Danielle B. Horn. Intercostal Neuralgia. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. William Morrison, M.D. & Ann Pietrangelo. Intercostal Neuralgia. Healthline; 2021.
3. Lana Barhum & Nicholas R. Metrus, MD. What Is Intercostal Neuralgia?. Verywell Health; 2020.
4. Andrea Goethals & Jessica Rose. Mastectomy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Brian Chang; William D. Tucker; & Bracken Burns. Thoracotomy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Pragya A. Nair & Bhupendra C. Patel. Herpes Zoster. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Charles Gruver & Kevin B. Guthmiller. Postherpetic Neuralgia. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Tirlapur, Seema A.; Priest, Leeb; Daniels, Jane P.b; Khan, Khalid S; & Joseph Aquilina. How do we define the term idiopathic?. Current Opinion in Obstetrics and Gynecology; 2013.