Torakotomi: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Torakotomi

Torakotomi adalah prosedur pembedahan untuk membuka dada seseorang guna mengakses jantung, paru-paru, atau kerongkongan. Selama prosedur, dokter akan membuat sayatan di dinding dada di antara tulang rusuk untuk mengakses organ dalam.[1,2]

Torakotomi biasanya digunakan untuk mengatasi masalah di paru-paru. Selain itu, prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit jantung dan membantu diagnosis penyakit. [1]

Dokter dapat mengambil sepotong jaringan di suatu organ kemudian dianalisis di laboratorium (biopsi).[1]

Perbedaan Torakotomi dan Toraskotomi

Dalam mengatasi masalah paru-paru, torakotomi sering disalahartikan sebagai toraskotomi. Meskipun hampir sama, keduanya memiliki prosedur yang sangat berbeda.[1]

Torakotomi, prosedur pembedahan dengan membuat sayatan di dinding dada di antara tulang rusuk untuk mengakses dada. Tindakan ini sering dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh paru-paru pada penderita kanker paru-paru.[1]

torakotomi
Torakotomi (Sumber gambar: HealthJade)

Dokter biasanya akan merekomendasikan torakotomi untuk:[2]

  • Mengeluarkan sebagian atau seluruh paru-paru
  • Mengembang kembali paru-paru yang kolaps
  • Mengeluarkan darah beku, tumor, atau kelenjar getah bening
  • Memperbaiki hati
  • Mengangkat kista di dada
  • Memperbaiki diafragma
  • Mengangkat sebagian dinding dada

Torakostomi, prosedur yang menempatkan selang di antara paru-paru dan dinding dada (ruang pleura). Tindakan ini dilakukan untuk mengalirkan cairan, darah, atau udara dari area di sekitar paru-paru.[1]

torakostomi
Torakostomi (Sumber gambar: RNpedia)

Sementara torakostomi akan direkomendasikan untuk mengatasi masalah seperti:[1]

  • Pneumonia atau infeksi paru-paru lain yang menyebabkan penumpukan cairan di sekitar paru-paru
  • Cedera pada dinding dada yang menyebabkan pendarahan di sekitar paru-paru
  • Infeksi di ruang pleura
  • Paru-paru yang kolaps (pneumotoraks)
  • Kanker yang menyebabkan penumpukan cairan di sekitar paru-paru
  • Cairan yang terkumpul di sekitar paru-paru selama operasi dada

Jenis Prosedur Torakotomi

Berdasarkan prosedurnya, torakotomi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:[3]

  • Limited anterior atau lateral thoracotomy, dokter akan membuat sayatan di antara tulang rusuk di bagian depan atau samping dada pasien. Sayatan ini lebih kecil dan memungkinkan akses ke struktur dan organ di depan rongga dada
  • Posterolateral thoracotomy, dokter akan membuat sayatan di samping dan di sekitar bagian belakang dada pasien. Sayatan ini lebih besar yang memungkinkan akses ke lebih banyak bagian dada, termasuk seluruh paru-paru
  • Sternal splitting thoracotomy, dokter akan membuat sayatan di bagian depan dada dan melalui tulang dada. Sayatan ini memungkinkan akses ke seluruh dada pasien, termasuk paru-paru dan jantung.

Persiapan Torakotomi

Terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan pasien sebelum menjalani prosedur torakotomi, yaitu:[3]

  • Memberitahu dokter mengenai riwayat kesehatan dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Termasuk jamu, suplemen, atau vitamin
  • Melakukan pemeriksaan sebelum operasi. Pemeriksaan yang dilakukan mungkin termasuk rontgen dada, EKG (elektrokardiogram), tes fungsi paru, tes darah, dan tes lain sesuai kebutuhan. Tergantung pada usia, kesehatan, dan prosedur spesifik pasien
  • Menurunkan berat badan berlebih melalui diet sehat dan olahraga
  • Tidak makan atau minum sebelum operasi sesuai petunjuk
  • Berhenti merokok selama beberapa hari. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan

Prosedur Torakotomi

Secara umum rangkaian prosedur torakotomi, meliputi:[1]

  • Dokter akan memberikan dua jenis anestesi pada pasien. Pertama anestesi lokal untuk membuat pasien tertidur serta mati rasa selama prosedur dan anestesi epidural untuk memasukkan obat anti nyeri pada pasien melalui selang kecil di tulang belakang.
  • Pasien akan diposisikan miring agar memudahkan dokter untuk membuat sayatan sebesar 6 sampai 8 inci di bawah tulang belikat, di antara tulang rusuk
  • Dokter kemudian membelah otot pasien dan mengangkat tulang rusuk untuk mengakses paru-paru atau bagian lain dari dada
  • Apabila pasien menjalani operasi paru-paru, maka paru-paru yang bermasalah akan dikempiskan sehingga dokter dapat mengobatinya. Sementara, paru-paru yang lain akan bekerja dibantu dengan tabung pernapasan yang disebut ventilator
  • Dokter akan mengembangkan kembali paru-paru yang sebelumnya telah dikempiskan. Tabung sementara yang mengalirkan cairan, darah, dan udara yang mungkin terkumpul di sekitar paru-paru pasien selama operasi. Tabung ini akan tetap berada di tubuh pasien selama beberapa hari.
  • Terakhir, tulang rusuk pasien kemudian diperbaiki dan luka bekas sayatan ditutup dengan jahitan

Dalam pengobatan kanker paru-paru, torakotomi sering digabungkan dengan prosedur lain, tergantung dari pada stadium kanker. Prosedur yang dapat digabungkan dengan torakotomi adalah:[1]

  • Wedge resection, mengangkat potongan berbentuk baji di sekitar paru-paru yang mengandung kanker dan jaringan sehat
  • Segmentectomy, mengangkat satu bagian dari paru-paru
  • Lobectomy, mengangkat lobus paru-paru yang mengandung kanker
  • Pneumonectomy, mengangkat seluruh paru-paru
  • Extrapleural pneumonectomy, mengangkat paru-paru, lapisan paru-paru dan jantung (pleura), dan sebagian diafragma

Apabila kanker telah menyebar, kelenjar getah bening mungkin juga akan diangkat oleh dokter.[1]

Pasca Prosedur Torakotomi

Pasien yang telah menjalani prosedur torakotomi biasanya akan dipindahkan ke ruang ICU. Perawat memantau detak jantung, tekanan darah, pernapasan, dan kadar oksigen.[1]

Efek anestesi akan hilang dalam beberapa jam. Dokter akan memasang selang pernapasan di mulut dan selang lain di tubuh pasien untuk memantau tanda-tanda vital, mengeluarkan cairan dari dada dan kandung kemih, mengambil darah, dan memberikan obat serta cairan.[3]

Pasien mungkin akan mengalami kesulitan bernapas di waktu setelah selesai prosedur. Biasanya hal tersebut hanya berlangsung sebentar.[1,3]

Waktu pemulihan bervariasi tergantung pada prosedur, jenis anestesi, riwayat kesehatan, usia, dan faktor lainnya. Hindari aktivitas intens seperti angkat berat selama enam hingga delapan minggu setelah operasi. Waktu pemulihan biasanya mencapai tiga bulan.[1,3]

Risiko Torakotomi

Seperti tindakan medis pada umumnya, torakotomi juga memiliki risiko yang mungkin terjadi pada pasien, seperti:[4]

  • Reaksi alergi dari anesti yang dapat berupa mual, muntah, sakit kepala, dan masalah tekanan darah
  • Pendarahan
  • Penggumpalan darah
  • Paru-paru kolaps
  • Infeksi
  • Pneumonia, infeksi yang menyebabkan peradangan pada salah satu kantung udara di paru-paru[5]
  • Paralisis, hilangnya fungsi otot di bagian tubuh tertentu[6]
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment