Penyakit & Kelainan

Palinopsia : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Palinopsia adalah suatu kondisi dimana adanya gangguan penglihatan berupa gambaran yang abnormal dan persisten atau kambuhan. Terdapat dua tipe palinopsia, yaitu palinopsia halusitori dan palinopsia ilusori.

Apa Itu Palinopsia?

Palinopsia merupakan sebuah kondisi gangguan penglihatan di mana mata menangkap adanya bayangan hitam berulang kali [1,2,3,5,7,9].

Hal ini terjadi secara konstan dan akan terjadi beberapa menit setelah benda yang dilihat sudah tidak ada.

Palinopsia sendiri merupaan sebuah kondisi langka pada sistem penglihatan namun tidak sama dengan physiological afterimage.

Apa perbedaan palinopsia dan physiological afterimage?

Walau sepintas palinopsia dianggap memiliki kemiripan dengan physiological afterimage, keduanya adalah kondisi berbeda sehingga sebaiknya tidak disamakan.

Physiological afterimage merupakan sebuah reaksi normal dari penglihatan akan sebuah obyek yang menetap secara singkat [3].

Contoh physiological afterimage adalah cahaya singkat atau flash dari kamera [4].

Namun untuk membedakan keduanya, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui supaya lebih jelas [3,4] :

  • Palinopsia menimbulkan penglihatan benda yang positif, yakni warna bayangan sama dengan warna benda atau obyek asli yang dilihat. Sementara pada physiological afterimage, warna bayangan adalah warna pelengkap dari gambar atau obyek asli.
  • Palinopsia menimbulkan penglihatan terhadap bayangan yang intens dan cenderung lebih lama daripada physiological afterimage yang hanya sebentar (cenderung terlalu singkat).
  • Palinopsia menimbulkan kemunculan bayangan dengan waktu interval, sementara physiological afterimage cenderung lebih cepat.
Tinjauan
Palinopsia adalah gangguan penglihatan ketika mata melihat bayangan hitam secara berulang atau konstan. 

Jenis Palinopsia

Palinopsia terbagi menjadi dua jenis kondisi, yakni palinopsia ilusori dan palinopsia halusinasi.

Palinopsia Ilusori

Palinopsia ilusori merupakan jenis kondisi palinopsia di mana terjadi pembentukan gambaran visual yang beresolusi rendah dan cenderung memiliki bentuk yang tak sempurna [5].

Faktor cahaya dan gerakan di lingkungan sekitar turut memengaruhi gambaran visual yang terbentuk pada jenis palinopsia ini [5].

Penyebab jenis kondisi palinopsia satu ini adalah keabnormalan pembentukan persepsi awal suatu obyek atau benda yang ditangkap oleh mata.

Oleh karena itu, penderita palinopsia ilusori biasanya menangkap adanya kilatan ekor yang mengikuti bagian belakang benda bergerak di mana kilatan ekor tersebut menyerupai komet.

Palinopsia Halusinasi

Palinopsia halusinasi adalah jenis palinopsia di mana terjadi pembentukan ilusi visual yang bermacam-macam [1,2,5].

Ada yang berbentuk kompleks dan ada pula yang berbentuk simpel.

Biasanya, bentuk kompleks meliputi bentuk manusia, benda tertentu atau hewan, sedangkan bentuk simpel lebih kepada warna, garis dan cahaya [5].

Namun berbeda dari palinopsia ilusori, palinopsia halusinasi tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan resolusinya pun tergolong tinggi [5].

Resolusi tinggi ini terbukti dari penglihatan bayangan seekor hewan (ambil contoh siluet berbentuk anjing) di mana bentuk siluet atau bayangan ini karena terlampau jelas akan terus terbayang di bidang pandang manusia yang melihatnya.

Penyebab utama palinopsia halusinasi adalah adanya kelainan usai memori visual manusia merekam suatu obyek atau benda tertentu [5].

Tinjauan
Jenis kondisi palinopsia terbagi menjadi dua, yaitu palinopsia ilusori dan palinopsia halusinasi.

Penyebab Palinopsia

Karena kondisi palinopsia sendiri yang begitu langka, penyebab pasti dari kondisi ini masih terus dipelajari.

Diketahui bahwa ada lebih dari satu faktor yang mampu meningkatkan risiko palinopsia di mana hal ini tergantung pula dari jenis kondisi yang terjadi.

Penyebab Palinopsia Ilusori

Palinopsia ilusori adalah sebuah kondisi yang berkaitan dengan distorsi penglihatan yang dapat disebabkan oleh faktor eksternal (lingkungan), terutama [5,6] :

  • Reseptor neurotransmitter yang mengalami perubahan karena migrain.
  • Pengaruh obat-obatan.
  • Gangguan persepsi persisten halusinogen atau hallucinogen persisting perception disorder (HPPD)
  • Cedera pada kepala

Beberapa jenis obat yang mampu memengaruhi distorsi penglihatan antara lain adalah [2] :

Penyebab Palinopsia Halusinasi

Disfungsi memori visual diketahui berkaitan erat dengan palinopsia jenis halusinasi.

Lesi atau kejang pada otak mampu menyebabkan disfungsi memori visual.

Ketidakseimbangan metabolik biasanya berhubungan dengan kejang yang memicu palinopsia halusinasi.

Ketidakseimbangan metabolik yang perlu diwaspadai antara lain adalah [5,7] :

Sejumlah kondisi lesi pada otak pun diketahui mampu meningkatkan risiko palinopsia halusinasi, seperti [2] :

  • Perdarahan
  • Malformasi arteriovena
  • Aneurisma
  • Abses
  • Tuberkuloma (pertumbuhan nodul mirip tumor yang berhubungan dengan TBC atau tuberkulosis)
  • Neoplasma atau jaringan baru yang tumbuh secara tak normal
  • Kematian jaringan karena suplai darah yang buruk
Tinjauan
Penyebab palinopsia pada kedua jenis kondisi tidak sama. Faktor lingkungan menjadi peningkat risiko terjadinya palinopsia ilusori, sementara palinopsia halusinasi disebabkan oleh disfungsi memori visual.

Gejala Palinopsia

Gejala-gejala utama yang umum terjadi dan dikeluhkan oleh penderita palinopsia antara lain adalah [1,2,5,8] :

  • Mata menangkap bayangan hitam yang mirip dengan bentuk obyek asli yang sebelumnya dilihat; kemiripan meliputi warna, tingkat kejelasan, dan resolusi.
  • Bayangan hitam yang ditangkap oleh mata muncul dalam bentuk adegan berulang selama beberapa menit, seperti ketika mata menangkap gerakan tertentu dari seseorang lalu menggeser arah pandangnya, namun adegan yang sama masih jelas terlihat dan terjadi berulang kali.
  • Mata menangkap garis atau ekor di belakang obyek atau cahaya di mana garis tersebut akan hilang setelah beberapa detik menetap.
  • Bayangan yang awalnya ditangkap oleh mata akan menimpa benda lain yang berikutnya dilihat.
  • The Matrix atau jejak visual di mana benda yang ada di depan diikuti oleh benda lainnya yang memiliki ukuran dan bentuk sama namun dengan tingkat intensitas warna yang lebih rendah.
Tinjauan
Bayangan hitam pada mata mirip dengan obyek asli yang dilihat menjadi gejala utama dari palinopsia di mana bayangan ini dapat terjadi berulang selama beberapa menit.

Pemeriksaan Palinopsia

Bila gejala-gejala tak wajar pada penglihatan mulai dialami, segera ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.

Berikut ini adalah sejumlah metode diagnosa yang umumnya diterapkan oleh dokter dalam memastikan kondisi palinopsia :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Pemeriksaan selalu diawali dengan pemeriksaan fisik oleh dokter [2].

Pemeriksaan fisik kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, terutama riwayat kesehatan mata serta otak [2].

Dokter kemungkinan akan menanyakan seputar riwayat medis keluarga pasien untuk informasi tambahan dalam menegakkan diagnosa [2].

  • Neuroimaging dan Uji Lapangan Visual

Neuroimaging kemungkinan diperlukan sebagai pemeriksaan otak pasien [9].

Metode diagnosa ini akan menghasilkan gambar otak tanpa dokter harus menyayat atau membedah kulit pasien.

Uji lapangan visual atau pemeriksaan lapang pandang adalah sebuah metode di mana dokter dapat mendeteksi masalah mata sekaligus saraf pasien [2].

Adanya kelainan atau gangguan pada penglihatan, lapang pandang, hingga kondisi defisit neurologis serta sakit kepala akan teridentifikasi melalui pemeriksaan ini [2].

Prosedur pemeriksaan ini biasanya dokter lakukan secara manual, namun bila memang hasil pemeriksaan menunjukkan adanya masalah, beberapa tes lanjutan dengan alat akan dilakukan.

Pemeriksaan lanjutan yang dimaksud umumnya akan diterapkan dengan menggunakan alat seperti Tangent screen, computerized automated perimeter, Amsler grid, dan/atau Goldmann perimeter.

  • Pemeriksaan Lainnya

Dokter akan merekomendasikan sejumlah langkah diagnosa lainnya tergantung dari hasil beberapa tes yang telah pasien tempuh.

Beberapa pemeriksaan lainnya biasanya dianjurkan agar dokter dapat menentukan apakah terdapat lesi pada struktur otak, apakah pasien mengalami gangguan mental (skizofrenia atau depresi), apakah pasien mengalami kondisi metabolik (kadar gula tinggi), atau apakah di dalam tubuh pasien terdapat toksin dari zat-zat kimia akibat penggunaan obat.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, neuroimaging, uji lapangan visual, dan beberapa pemeriksaan lain untuk memeriksa kondisi struktur otak serta metabolik pasien adalah metode-metode diagnosa palinopsia pada umumnya.

Pengobatan Palinopsia

Untuk dapat menangani palinopsia, penyebab kondisi ini harus lebih dulu diketahui.

Pengobatan palinopsia baik jenis ilusori maupun halusinasi adalah dengan mengatasi penyebabnya.

Maka jika palinopsia berhubungan dengan migrain, lesi, atau bahkan kejang, maka pengobatan utama adalah menangani salah satu atau lebih faktor tersebut.

Berikut ini pun adalah bentuk penanganan yang biasanya digunakan untuk penderita palinopsia ilusori, yaitu [7] :

  • Gabapentin, clonidine, atau acetazolamide yang bertujuan mengurangi rangsangan neuron.
  • Resep alternatif yang hanya akan diberikan oleh dokter apabila diketahui bahwa penyebab palinopsia adalah efek dari obat yang digunakan sebelumnya.
  • Penggunaan kacamata hitam atau lensa berwarna.

Bagaimana prognosis palinopsia?

Belum diketahui seberapa baik prognosis palinopsia, namun setiap kondisi yang terdeteksi dini akan lebih mudah ditangani.

Ketika penanganan untuk palinopsia (terlepas dari jenisnya) ditangani sedini mungkin, maka harapan untuk penderita dapat pulih dengan baik semakin besar.

Tinjauan
Penanganan palinopsia adalah dengan menangani penyebabnya; dokter akan meresepkan beberapa obat-obatan untuk penderita palinopsia ilusori.

Komplikasi Palinopsia

Belum diketahui pasti risiko komplikasi seperti apa yang dapat terjadi pada penderita palinopsia.

Namun bila dibiarkan tanpa penanganan, penglihatan penderita palinopsia dapat semakin memburuk.

Distorsi akan mengganggu aktivitas sehari-hari karena penggunaan fungsi mata yang terganggu.

Tinjauan
Penglihatan penderita palinopsia jika dibiarkan dapat berpotensi menganggu aktivitas sehari-hari.

Pencegahan Palinopsia

Belum diketahui bagaimana cara pencegahan palinopsia, namun memeriksakan diri ketika gejala abnormal mulai timbul sangat dapat membantu meminimalisir perburukan kondisi.

Mengatasi segera berbagai kondisi yang berpotensi menjadi faktor penyebab palinopsia juga setidaknya dapat mengurangi risiko berkembangnya palinopsia.

Periksakan kondisi mata segera ke dokter spesialis mata untuk diagnosa yang lebih mendalam dan spesifik.

Tinjauan
Deteksi dan penanganan dini dari gejala yang mengarah pada palinopsia dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan kepulihan penderita.

1. J C Meadows & S S Munro. Palinopsia. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry; 1977.
2. Amad Naseer Khan, Rakesh Sharma, Salema Khalid, David McKean, Richard Armstrong, & Christopher Kennard. Palinopsia from a posteriorly placed glioma – an insight into its possible causes. British Medical Journal; 2011.
3. S. Van der Stigchela, T.C.W. Nijboera, D.P. Bergsmab, J.J.S. Bartonc & C.L.E. Paffen. Measuring palinopsia: Characteristics of a persevering visual sensation from cerebral pathology. Journal of the Neurological Sciences; 2012.
4. Exploratorium Teacher Institute. Afterimage. Exploratorium Teacher Institute; 2021.
5. Michael Vaphiades, DO. “Must-read” review of palinopsia. American Academy of Ophthalmology; 2015.
6. E C Lauterbach, A Abdelhamid, & J B Annandale. Posthallucinogen-like visual illusions (palinopsia) with risperidone in a patient without previous hallucinogen exposure: possible relation to serotonin 5HT2a receptor blockade. Pharmacopsychiatry; 2000.
7. David Gersztenkorn, MD, MS & Andrew G. Lee, MD. Palinopsia revamped: A systematic review of the literature. Digital Object Identifier; 2014.
8. Francesca Puledda, Dominic Ffytche, Owen O'Daly, & Peter J. Goadsby. Imaging the Visual Network in the Migraine Spectrum. Frontiers in Neurology; 2019.
9. Brian Abert & Pauline F Ilsen. Palinopsia. Optometry; 2010.

Share