Penyakit & Kelainan

Vagina Bau: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Bau vagina dapat bervariasi sepanjang siklus menstruasi seseorang. Produksi keringat yang normal juga dapat menyebabkab vagina berbau. Walaupun hal ini mungkin menyebabkan seseorang ingin memakai deodoran

Vagina wanita normalnya memiliki sedikit bau yang tidak menyengat. Bau vagina dapat berasal dari populasi bakteri yang berubah-ubah, keringat, siklus menstruasi dan kebersihan[1, 2].

Vagina yang mengeluarkan bau menyengat tidak normal dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan[3].

Definisi Vagina Bau

Bau pada vagina dapat berubah-ubah selama siklus menstruasi. Biasanya bau paling kuat disertai keluarnya cairan putih terjadi pada pertengahan siklus[3].

Salah satu bau paling umum ialah agak asam atau berbau jamur seperti roti sourdough atau yogurt Yunani. Bau ini biasanya menandai bahwa bakteri “baik” mendominasi vagina. Terkadang disertai keluarnya sejumlah kecil cairan putih[1].

Bau lain yang umum ialah bau seperti logam atau seperti tembaga. Biasanya berasal dari darah pada vagina, baik karena pendarahan menstruasi atau pendarahan ringan setelah berhubungan seksual[1].

Bau lain yang umum ialah bau apek. Bau ini disebabkan produksi berlebih dari kelenjar keringat pada selangkangan[1].

Bau vagina yang tidak normal biasanya lebih menyengat, amis, atau seperti makanan busuk. Bau tidak normal yang terus menerus terjadi selama beberapa hari dapat mengindikasikan masalah kesehatan[1, 3].

Vagina bau yang abnormal sering kali disertai dengan gejala lain, meliputi keluarnya cairan putih keabu-abuan, sensasi panas dan gatal[3].

Penyebab Vagina Bau

Vagina bau yang terus menerus dan menyengat dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, gangguan, atau kondisi yang mempengaruhi vagina, serviks, dan organ reproduksi lainnya[2].

Beberapa penyebab umum vagina yang bau terus menerus [2, 4, 5, 6]:

1. Vaginosis Bakterial

Penyebab vagina bau paling umum ialah vaginosis bakterial, yaitu pertumbuhan populasi bakteri pada vagina yang berlebihan. Pertumbuhan populasi bakteri yang berlebih membuat kondisi vagina yang normalnya asam menjadi lebih basa.

Kondisi tersebut menimbulkan bau amis yang dapat disertai gatal, iritasi, dan keluarnya cairan kental berwarna kekuningan.

Vaginosis bakterial merupakan infeksi vagina paling umum di antara wanita usia 15-44 tahun. Kondisi ini dapat disertai gejala seperti gatal atau sensasi terbakar.

Vaginosis bakterial dapat dipicu oleh berbagai hal seperti terlalu banyak mencuci dengan sabun yang mengandung parfum saat menstruasi, hubungan seksual, konsumsi makanan, antibiotik tertentu, dan kontrasepsi yang digunakan.

2. Tampon yang Terlupa

Bau busuk dapat mengindikasikan adanya benda asing seperti tampon yang lupa dikeluarkan. Bau berasal dari bakteri yang berkembang biak di dalam tampon membentuk massa seperti abses. Setelah benda asing dikeluarkan, bau akan menghilang.

3. Infeksi Jamur

Infeksi jamur biasanya tidak menimbulkan bau, namun dicirikan dengan iritasi dan sensasi terbakar yang dapat meliputi daerah sepanjang vagina hingga vulva. Namun pada beberapa kasus, infeksi jamur dapat menimbulkan bau khas bau samar atau seperti bir. Salah satu penyebabnya ialah Candida albicans.

4. Penyakit Menular Seksual

Infeksi patogen yang menyebabkan penyakit menular secara seksual dapat menimbulkan bau amis pada vagina. Berikut beberapa jenis penyakit menular seksual:

  • Chancroid: disebabkan oleh Haemophilus ducreyi
  • Chlamydia: disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
  • Herpes genital: disebabkan oleh virus herpes
  • Gonore: disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
  • Trichomoniasis: disebabkan oleh Trichomonas vaginalis

5. Jenis Makanan Tertentu

Makanan atau minuman yang kita konsumsi dapat mempengaruhi bau yang muncul pada vagina. Biasanya makanan dengan aroma kuat seperti asparagus, bawang merah, kopi, nanas, atau jenis makanan lainnya dapat mengakibatkan bau vagina berubah.

6. Keringat Berlebih

Vagina berkeringat dapat menimbulkan bau yang cukup menyengat. Ketika berkeringat, terutama ketika berolahraga, kelenjar keringat pada selangkangan mensekresi cairan berminyak yang dimetabolisme oleh bakteri pada kulit. Hal tersebut menimbulkan bau tidak biasa setelah sesi olahraga.

7. Periode Menstruasi

Ketika menstruasi, timbulnya bau menyengat cukup umum terjadi. Karena darah memiliki pH lebih tinggi daripada vagina, mikroorganisme pada vagina dapat terganggu selama menstruasi dan dapat timbul bau seperti logam. Bau akan menghilang dengan sendirinya setelah menstruasi berakhir.

8. Berhubungan Seksual Tanpa Pelindung

Cairan semen (dari pasangan) dapat meningkatkan pH vagina yang mana dapat mengakibatkan peningkatan pertumbuhan bakteri tertentu.

Adanya cairan semen, peningkatan populasi bakteri dan kombinasi antara bau tubuh atau keringat dari dua orang yang berhubungan seksual dapat menimbulkan bau yang berbeda pada area vagina.

9. Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul merupakan infeksi pada organ ginekologis dan mempengaruhi rahim, ovarium, dan tuba falopi.

Penyakit ini umumnya dilaporkan terjadi pada usia 15-24 tahun, semua orang yang melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan berisiko mengalami penyakit. Gejala yang ditimbulkan meliputi:

  • Sakit pada pelvis (panggul)
  • Sakit selama berhubungan seksual
  • Keluar darah saat tidak menstruasi
  • Periode menstruasi berat dan menyakitkan
  • Keluar cairan bau berwarna kuning atau hijau dalam jumlah berlebih

10. Kanker Serviks

Meski bukan penyebab umum vagina bau, kanker serviks dapat menimbulkan gejala berupa bau dari keluarnya darah berbau busuk. Bau ini berasal dari sel-sel kanker mati yang terdapat di dalam serviks.

11. Tekanan Stres

Vagina bau tidak normal namun tidak amis, tidak berkeringat, tidak berbau khas jamur, dapat disebabkan oleh kelenjar apokrin, salah satu kelenjar keringat tubuh.

Kelenjar ini menghasilkan cairan seperti susu dan berfungsi ketika merasa stres atau cemas. Campuran antara ekskresi cairan dari kelenjar apokrin dengan bakteri dapat menimbulkan bau tidak normal pada vagina.

Gejala Vagina Bau

Vagina bau dapat disertai beberapa gejala lain, meliputi[2]:

  • Kesulitan untuk hamil atau infertilitas akibat perlukaan pada organ reproduksi yang disebabkan oleh penyakit menular secara seksual atau penyakit radang panggul
  • Melepuhnya atau perlukaan pada alat genital akibat herpes genitalis atau chancroid
  • Sakit pada punggung bagian bawah, demam, mual, dan muntah akibat penyakit radang panggul
  • Hubungan seksual yang terasa sakit
  • Kram pada pinggul atau sakit perut
  • Keluarnya cairan vagina yang berat, terus menerus atau tidak normal
  • Pendarahan vagina yang tidak wajar
  • Gatal pada vagina atau organ genital
  • Sakit atau sensasi terbakar pada vagina atau organ genital

Pada beberapa kasus, vagina bau dapat disebabkan atau mengindikasikan kondisi yang serius seperti penyakit menular seksual atau penyakit radang panggul.

Segera dapatkan pertolongan medis jika mengalami beberapa gejala berikut[2]:

  • Perubahan tingkat kesadaran atau kewaspadaan, seperti pingsan atau tidak responsif
  • Perubahan status mental atau perubahan perilaku secara tiba-tiba, seperti kebingungan, mengigau, kelesuan, halusinasi, atau delusi
  • Pusing
  • Pendarahan vagina berat atau pendarahan ketika mengandung
  • Demam tinggi (lebih dari 38oC)
  • Sakit perut atau punggung berat

Komplikasi Vagina Bau

Pada kasus tertentu, vagina bau dapat disebabkan kondisi tertentu yang dapat mengakibatkan komplikasi serius yang dapat membahayakan keselamatan. Untuk meminimalkan risiko dianjurkan untuk segera mencari bantuan medis dan mengikuti perawatan yang memadai[2].

Beberapa komplikasi vagina bau meliputi[2]:

  • Cacat lahir, kelahiran prematur, keguguran, lahir mati, infeksi berbahaya yang diturunkan pada janin dalam kandungan dan bayi yang baru dilahirkan atau melalui proses menyusui
  • Sakit pinggang kronis
  • Kesulitan hamil atau infertilitas
  • Kehamilan ektopik
  • Rasa malu akibat vagina bau
  • Risiko lebih tinggi terkena HIV/AIDS
  • Adhesi panggul dan perlukaan tuba falopi
  • Penularan penyakit menular seksual kepada pasangan

Diagnosis Vagina Bau

Jika vagina bau mengganggu dan berlangsung terus menerus atau disertai gejala vaginitis, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan pelvis untuk melihat adanya tanda inflamasi pada vagina atau dihasilkannya cairan vagina yang abnormal[3, 7].

Untuk menentukan jenis bakteri penyebab vagina bau, dokter akan mengambil sampel dari cairan vagina untuk diujikan di laboratorium. Selain itu dapat dilakukan tes pH pada cairan vagina. Peningkatan pH cairan vagina mengindikasikan adanya infeksi bakteri[3].

Dokter juga perlu memeriksa adanya gejala lain, dan mengecek riwayat kesehatan dan seksual pasien untuk mengkonfirmasi diagnosis[7].

Pengobatan Vagina Bau

Vagina bau biasanya pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan. Jika vagina bau tidak kunjung pulih dengan sendirinya, sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk mendapat diagnosis.

Pengobatan yang diberikan bergantung dengan penyebab gejala[3, 7].

  • Vaginosis Bakterial

Jika hasil pemeriksaan pelvis dan pemeriksaan sampel cairan vagina menunjukkan positif adanya infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik.

Jenis antibiotik yang umum diresepkan untuk vaginitis ialah metronidazole dalam bentuk tablet atau krim, atau obat gel seperti clindamycin yang diaplikasikan pada vagina.

  • Infeksi Jamur

Pengobatan infeksi jamur dapat menggunakan krim anti jamur seperti miconazole atau tionazole. Dokter dapat memberikan resep obat antijamur oral lainnya.

  • Infeksi Saluran Urin

Infeksi saluran urin biasanya diobati dengan antibiotik dan perawatan di rumah. Pasien sebaiknya mengikuti petunjuk dokter selama melakukan perawatan di rumah dan pemakaian antibiotik.

Pasien juga dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak air putih selama perawatan dan masa pemulihan, serta menghindari kopi dan minuman bersoda.

Pencegahan Vagina Bau

Beberapa kiat dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bau pada vagina, meliputi[4, 6, 7]:

  • Berganti pakaian segera saat berkeringat

Menjaga bagian selangkangan tetap kering sebisa mungkin dapat menurunkan risiko tumbuhnya bakteri yang dapat mengakibatkan infeksi.

Saat tubuh banyak mengeluarkan keringat seperti setelah beraktivitas fisik atau berolahraga, sebaiknya segera berganti pakaian. Hindari mengenakan pakaian ketat dan lebih memilih pakaian longgar yang dapat mencegah kelembaban.

  • Menjaga kebersihan diri dengan baik

Saat mandi, pastikan untuk membersihkan bagian selangkangan. Dianjurkan untuk menggunakan washcloth halus dan sabun tanpa tambahan parfum.

Penggunaan produk dengan tambahan parfum atau zat kimia lain dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina.

Menjaga kebersihan termasuk mandi dan mengganti pakaian setiap hari atau setiap kali berkeringat, serta uang air kecil segera setelah berhubungan seksual.

  • Hindari membilas air ke bagian dalam vagina

Vagina sehat secara alami mengandung bakteri dan jamur. Tingkat keasaman normal dalam vagina menjaga populasi bakteri dan jamur tetap terkontrol.

Jika membilas air ke bagian dalam vagina, kita dapat mengganggu keseimbangan tersebut. Untuk membersihkan area sekitar vagina (bagian luar vagina atau vulva) sebaiknya menggunakan air dan sabun biasa tanpa parfum.

  • Hindari pemandian dengan busa sabun atau penggunaan panty liner terlalu sering

Vagina memiliki mekanisme alami untuk membersihkan diri, sementara aktivitas seperti mandi busa dan menggunakan panty liner dapat mengganggu keseimbangan dalam vagina.

  • Mengurangi konsumsi makanan tertentu

Beberapa jenis makanan dapat menyebabkan perubahan bau pada vagina, seperti asparagus, brokoli, bawang merah, bawang putih, dan beberapa jenis ikan. Jika merasa terganggu dengan perubahan bau yang disebabkan, sebaiknya hindari atau kurangi konsumsi jenis makanan tersebut.

  • Kurangi konsumsi gula dan perbanyak air putih

Mengkonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur berlebih, yang dapat mengakibatkan vagina bau menyengat. Menghindari dehidrasi dapat mencegah pertumbuhan berlebih dari bakteri serta mencegah keringat menghasilkan bau tidak wajar.

  • Mengkonsumsi suplemen

Mengkonsumsi probiotik dapat membantu untuk memulihkan keseimbangan bakteri dalam usus dan vagina. Jika hendak mengkonsumsi probiotik, sebaiknya konsultasikan dulu dengan apotek lokal atau dokter untuk memilih jenis probiotik yang sesuai.

1. Dr. Kristen Bannister. My Vagina Stinks—Why? Bedford Commons OB-GYN.P.A; 2020.
2. Anonim, reviewed by William C. Lloyd III, MD, FACS. Vaginal Odor. Healthgrades; 2018.
3. Anonim. Vaginal Odor. Cleveland Clinic; 2020.
4. Sara Linberg, reviewed by Dr. Sarah Jarvis, MBE. What Your Vaginal Odor Could Mean. Patient Info; 2018.
5. Emma Prichard. Smelly Vagina: Here’s 12 Possible Reasons Why You Might be Dealing With Odour. Women’s Health; 2019.
6. Zawn Villines, reviewed by Carolyn Kay, M.D. 6 Ways to Get Rid of Vaginal Odor. Medical News Today; 2020.
7. Jane Chertoff, reviewed by Carolyn Kay, M.D. What You Need to Know If Your Vagina Has a Fishy Odor. Healthline; 2019.

Share