Alfacalcidol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi yang berkaitan dengan metabolisme abnormal dari vitamin D, seperti hipokalsemia, hipoparatiroidisme, dan hipofosfatemia. [1, 2, 3, 4]
Daftar isi
Alfacalcidol merupakan metabolit aktif dari vitamin D yang berperan penting dalam pengaturan keseimbangan kalsium dan metabolisme tulang [2].
Berikut informasi mengenai alfacalcidol [1, 4, 5]:
Indikasi | Hipokalsemia, hipoparatiroidisme, hipofosfatemia, osteodistropi ginjal, rakhitis atau osteomalasia |
Kategori | Obat Keras (K) |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Agen yang mempengaruhi metabolisme tulang |
Bentuk | Tablet, kapsul |
Kontraindikasi | Hiperkalsemia, kalsifikasi metastatik, hiperfosfatemia (kecuali jika terjadi dengan hipoparatiroidisme), hipermagnesemia |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima pengobatan alfacalcidol: → Pasien dengan gangguan ginjal → Pasien berusia lanjut atau bayi yang baru lahir → Pasien yang sedang mengandung dan menyusui Peringatan untuk tenaga medis: → Monitor kadar serum kalsium pada pasien dengan gagal ginjal → Penggunaan dengan waspada pada pasien hiperkalsiuria khususnya pada pasien dengan riwayat kalkulus ginjal → Hindari penggunaan pada pasien denganhipersnsiti terhadap injeksi dengan kandungan propylene glycol |
Obat alfacalcidol digunakan untuk menangani beberapa kondisi berikut [1, 2, 3]:
Hipokalsemia adalah kondisi ketidakseimbangan elektrolit di mana kadar serum kalsium dalam darah rendah. Pada pasien hipokalsemia, kadar kalsium total dan kadar kalsium terionisasi berada di bawah normal. Hipokalsium akut dapat mengarah pada paraestesia, tetanus, dan kejang-kejang [7].
Hipoparatiroidisme merupakan kondisi langka yang terjadi ketika kelenjar paratiroid di leher tidak memproduksi hormon paratiroid (PTH) dalam jumlah yang cukup. Hormon paratiroid memiliki fungsi utama untuk pengaturan kadar kalsium di dalam tubuh. Kekurangan hormon paratiroid menyebabkan kadar kalsium rendah dan kadar fosfor tinggi [8].
Hipofosfatemia ditandai dengan rendahnya kadar serum fosfat tubuh, pada dewasa yaitu kurang dari 2,5 mg/dl. Kadar serum fosfat normal pada anak-anak biasanya lebih tinggi dan pada bayi 7 mg/dl [9].
Gejala hipofosfatemia biasanya baru timbul ketika level fosfat sudah sangat rendah, meliputi otot lemah, keletihan, sakit pada tulang, fraktura tulang, hilang nafsu makan, mati rasa. Pada anak-anak kekurangan dapat mengakibatkan lambatnya pertumbuhan [10].
Osteodistropi ginjal ialah suatu kondisi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis yang ditandai dengan defisiensi mineralisasi tulang akibat abnormalitas elektrolit dan endokrin. Osteodistropi ginjal merupakan salah satu penyebab umum hipokalsemia. Gejala yang ditimbulkan meliputi kelemahan, sakit pada tulang, fraktura patologis, dan gejala hipokalsemia [11].
Rakhitis merupakan gangguan skeletal yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfat. Penderita ricket memiliki tulang yang lemak dan lunak, pertumbuhan terganggu, dan pada beberapa kasus, deformities skeletal [12].
Osteomalasia ialah kondisi terjadinya pelunakan pada tulang yang umumnya disebabkan oleh kekurangan vitamin D. Pada tahap awal, osteomalasia bisa tidak menunjukkan gejala, ketika penyakit berkembang pasien mengalami sakit tulang dan kelemahan otot[13]
Obat alfacalcidol digunakan pada pasien dewasa dengan dosis sebagai berikut [1]:
Oral (Diminum) ⇔ Hipokalsemia, hipoparatiroidisme, hipofosfatemia, osteodistropi ginjal, rakhitis atau osteomalasia → Dosis awal: 1 mcg per hari → Dosis perawatan: 0, 25-1 mcg per hari → Pasien berusia lanjut 0,5 mcg per hari → Dianjurkan untuk diminum bersama makanan |
Obat alfacalcidol digunakan pada pasien anak-anak dengan dosis sebagai berikut [1]:
Oral (Diminum) ⇔ Hipokalsemia, hipoparatiroidisme, hipofosfatemia, osteodistropi ginjal, rakhitis atau osteomalasia → Bayi premature dan neonatal: 0,05-0,1 mcg/kg per hari → Berat badan <20 kg: 0,05 mcg/kg per hari |
Berikut beberapa efek samping alfacalcidol yang dilaporkan[1]:
Info Efek Samping untuk Tenaga Medis[3]
Untuk mengetahui mengenai penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan, dan overdosis alfacalcidol berikut informasinya [1, 3]:
Penyimpanan | Tablet: → Simpan pada suhu <25°C. Cairan: → Simpan antara 2-8°C. |
Cara Kerja | Deskripsi: Alfacalcalcidol merupakan prekursor dari calcitriol aktif. Obat ini tidak mengalami hidroksilasi ginjal tapi mengalami 25-hidroksilasi di dalam hati dan diubah menjadi calcitriol. Farmakokinetik: → Absorpsi: Diserap dengan cukup baik melalui saluran gastrointestinal (oral) → Distribusi: Jaringan adiposa dan otot, memasuki ASI Pengikatan protein plasma: Spesifik terhadap α-globulin → Metabolisme: Hepatik, dengan cepat diubah menjadi calcitriol → Ekskresi: Feses dan urin (jumlah kecil) |
Interaksi dengan obat lain | → Thiazide dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia → Beberapa antiepileptik seperti carbamazepine, phenobarbital, phenytoin dan primidone dapat meningkatkan kebutuhan vitamin D → Rifampicin, isoniazid, dan kortikosteroid dapat menurunkan efektivitas dari vitamin D |
Overdosis | ⇔ Gejala: anoreksia, kelesuan, mual dan muntah, konstipasi atau diare, poliuria, nokturia, berkeringat, sakit kepaa, haus, kantuk dan vertigo, dan hiperkalsemia. ⇔ Cara Mengatasi: Pemberian alfacalcidol dihentikan. Perawatan simptomatik dan suportif. Pastikan pasien terdehidrasi denganbaikdengan infus saline IV (force diuresis) Monitor kadar kalsium, elektrolit, fungsi ginjal, ECG (terutama pada pasien dengan digitalis). Pertimbangkan perawatan dengan glukokortikosteroid, diuretik loop, bifosfonat, kalsitonin, dan hemodialisis dengan kandungan kalsium rendah |
Apakah aman untuk mengemudikan kendaraan ketika menerima pengobatan alfacalcidol?
Alfacalcidol berpotensi menimbulkan sakit kepala, pusing dan vertigo. Sebaiknya pasien menghindari aktivitas mengemudikan kendaraan. [3]
Apakah alfacalcidol aman untuk digunakan bersamaan obat lain yang dibeli bebas?
Penggunaan bersamaan dengan obat lain, suplemen atau produk herbal sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. [3]
Apakah obat alfacalcidol aman untuk ibu hamil?
Obat ini belum dikategorikan oleh FDA. Belum terdapat studi yang memadai tentang penggunaan obat pada ibu hamil dan studi pada hewan menunjukkan toksisitas pada dosis tinggi. Penggunaan pada wanita hamil tidak dianjurkan [3, 5].
Apakah aman dikonsumsi ibu yang menyusui?
Obat alfacalcidol memasuki air susu ibu sehingga dapat mempengaruhi metabolisme kalsium pada tubuh bayi. Penggunaan dilakukan dengan kehati-hatian dan perlu dilakukan monitoring pada kadar kalsium bayi yang disusui [3].
Berikut beberapa obat dengan kandungan alfacalcidol[4, 6]:
Brand Merek Dagang |
Bon One |
One Alpha |
Alfabol Cap |
Alfabond |
Cidocal |
Alfacal |
Alfa D3 |
1. Anonim. Alfacalcidol. MIMS; 2020.
2. Anonim. Alfacalcidol. Drugbank; 2020.
3. Anonim. One-Alpha Capsules. Medicines; 2020.
4. Anonim. Bon One. Pusat Informasi Obat Nasional, BPOM; 2020.
5. Anonim. One Alpha. MedEx; 2020.
6. Anonim. Dhanalakshmi Cinnuswamy, Diploma in Pharmacy, MBA. Alfacalcidol-Indicarions, Dosage, Side Effects and Precautions. MedIndia; 2018.
7. Anonim. Assesment of Hypocalcemia. BMJ Best Practice; 2018.
8. Janelle Martel, Elaine K. Luo, MD. Hypoparathyroidism. Healthline; 2019.
9. Sandeep Sharma, Muhammad F. Hashmi, Danny Castro. Hypophosphatemia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
10. Stephanie Watson, Alana Biggers, MD. Hypophosphatemia. Healthline; 2018.
11. Colin Woon. Renal Osteodystrophy. Orthobullets; 2016.
12. Jacquelyn Cafasso, Justin Choi MD. Rickets. Healthline; 2019.
13. Anonim. Osteomalacia. Mayoclinic; 2020.