Altretamine adalah obat yang digunakan untuk perawatan paliatif pada kanker ovarium [1, 2].
Daftar isi
Altretamine merupakan obat kemoterapi sitotoksik yang digunakan untuk mengangani kanker ovarium.
Berikut informasi mengenai altretamine[1, 2]:
Indikasi | Perawatan paliatif untuk kanker ovarium |
Kategori | Obat Khusus |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Kemoterapi sitotoksik, agen antineoplastik |
Bentuk | Kapsul |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Depresi sumsum tulang berat yang pre-existing, toksisitas neurologik berat. Laktasi. Penggunaan bersamaan dengan antidepresan dari kelas MAOI (monoamine oxidase inhibitors). |
Peringatan | Peringatan: Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima pengobatan altretamine: → Pasien yang sebelumnya dirawat dengan agen mielosupresif lain → Pasien yang sedang mengandung |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori D: Terdapat bukti positif risiko terhadap janin berdasarkan data efek samping dari pengalaman pemasaran atau investigasi atau studi pada manusia, tapi keuntungan potensial dapat dipertimbangkan untuk penggunaan pada wanita hamil. |
Obat altretamine digunakan untuk kemoterapi pada pasien dengan kanker ovarium [1, 2].
Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel abnormal di dalam ovarium mulai memperbanyak diri secara tidak terkendali dan membentuk tumor. Jika tumor tidak ditangani maka dapat menyebar ke bagian lain tubuh dan disebut kanker ovarium metastatik.
Gejala awal kanker ovarium meliputi perut kembung, sakit pada perut, rasa kenyang abnormal setelah makan, kesulitan makan, peningkatan urinasi, mulas, konstipasi, siklus menstruasi tidak teratur[3].
Obat altretamine hanya digunakan pada pasien dewasa dengan rincian dosis sebagai berikut[1, 2]:
Oral (Diminum) ⇔ Perawatan paliatif pada kanker ovarium → 260 mg/mg2 per hari dalam 4 dosis terpisah, selama 14 atau 21 hari berturut-turut dari siklus 28 hari, hingga 12 siklus → Jika jumlah sel darah putih <2.000/mm3, jumah granulosit <1.000/mm3, jumlah trombosit <75.000/mm3, atau jika muncul gejala neurotoksisitas atau intoleransi gastrointestinal, pengobatan sebaiknya dihentikan untuk sementara waktu selama ≥14 hari sebelum dimulai lagi pada 200 mg/m2 per hari → Hentikan pengobatan neurotoksisitas tidak stabil pada 200 mg/m2 per hari → Pasien lanjut usia: Sama dengan dosis dewasa → Dianjurkan untuk diminum bersama makanan |
Berikut beberapa efek samping dari altretamine yang dilaporkan[1]:
Info Efek Samping Altretamine untuk Tenaga Medis[2]
Untuk mengetahui mengenai penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan dan overdosis altretamine berikut informasinya[1, 2]:
Penyimpanan | → Simpan pada suhu ≤ 25°C. |
Cara Kerja | Deskripsi: Altretamine, suatu derivat traizine sintetik, merupakan agen antineoplastik sitotoksik yang secara struktur menyerupai triethylenemelamine, meskipun cara kerjanya berbeda. Sementara efek sitotoksiknya tidak terkarakterisasi secara penuh, diduga bahwa obat ini mengaktifkan metabolit N-demetilasi oksidatif yang mengikat pada DNA dan merusaknya. Farmakokinetik: → Absorpsi: Diserap secara baik dari saluran gastrointestinal → Waktu konsentrasi puncak plasma: 0,5-3 jam → Distribusi: Didistribusikan ke dalam jaringan yang tinggi kandungan lemak dan jaringan tumor → Metabolisme: Dimetabolisme secara cepat dan meluas di dalam hati melalui N-demetilasi oksidatif menjadi pentamethylmelamine dan tetramethylmelamine. → Ekskresi: Melalui urin (90%, terutama sebagai metabolit dan <1% sebagai obat yang tidak diubah) → Paruh waktu eliminasi: 4-10 jam |
Interaksi dengan obat lain | → Penurunan aktivitas dengan piridoksin → Peningkatan paruh waktu dan toksisitas dengan inhibitor metabolisme mikrosomal (seperti cimetidine) → Dapat menurunkan pengaruh BCG, risiko X: hindari kombinasi → Imunosupresan dapat mengurangi pengaruh diagnosis dari tes kulit coccidioidin. Risiko tingkat C: monitor terapi → Denosumab dapat meningkatkan efek samping atau toksik dari imunosupresan. Secara khusus, risiko infeksi serius dapat meningkat. Risiko tingkat C: monitor terapi → Echinacea dapat menurunkan pengaruh pengobatan imunosupresan. Risiko tingkat D: pertimbangkan penyesuaian pengobatan → Dapat meningkatkan efek samping dari leflunomide. Khususnya, risiko toksisitas hematologis seperti pansitopenia, agranulositosis, dan/atau trombositopenia dapat meningkat. Penanganan: Pertimbangkan untuk tidak menggunakan dosis loading leflunomide pada pasien yang menerima imunosupresan lain. Pasien yang menerima leflunomine dan imunosupresan lain sebaiknya dimonitor untuk supresi sumsum tulang setidaknya per bulan. Risiko tingkat D: Pertimbangkan penyesuaian pengobatan. → Dapat meningkatkan efek samping/toksisitas dari natalizumab. Khususnya, risikodari infeksi yang concurrent dapat meningkat. Risiko tingkat X: Hindari kombinasi. → Pimecrolimus: Dapat meningkatkan efek samping/toksisitas dari imunosupresan. Risiko tingkat X: Hindari kombinasi. → Piridoksin dapat mengurangi efek pengobatan altretamine. Khususnya saat altretamine digunakan dalam kombinasi dengan cisplastin, durasi respon dapat ditiadakan. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi. → Roflumilast dapat meningkatkan efek imunosupresif.Risiko tingkat D: Pertimbangkan modifikasi → Imunosupresan dapat mengurangi efek pengobatan Sipuleucel-T . Risiko tingkat C: Monitor terapi. → Tacrolimus (topikal) dapat meningkatkan efek samping dari imunosupresan. Risiko tingkat X: Hindari kombinasi. → Trastuzumab dapat meningkatkan efek neutropenik dari imunosupresan. Risiko tingkat C: Monitor terapi. → Altretamine dapat meningkatkan pengaruh hipotensif orthostatik dari antidepresan trisiklik. Risiko tingkat C: Monitor terapi. → Imunosupresan dapat mengurangi pengaruh dari vaksin (inaktif). Risiko tingkat C: Monitor terapi. → Imunosupresan dapat meningkatkan efek samping dari vaksin aktif. Infeksi dapat muncul.Imunosupresan dapat meniadakan pengaruh dari vaksin aktif. Penanganan: Hindari penggunaan dari vaksin aktif dengan imunosupresan, vaksin aktif sebaiknya tidak diberikan setidaknya selama 3 bulan setelah imunosupresan. Risiko tingkat X: Hindari kombinasi. Berpotensi fatal: → Dapat menyebabkan hipotensi orthostatik berat dengan antidepresan dari kelas MAOI (seperti phenelzine) |
Apakah altretamine aman untuk ibu hamil?
Obat altretamine termasuk kategori D dalam kehamilan, menunjukkan potensi bahaya bagi janin. Penggunaan hanya berdasarkan pertimbangan medis dokter[2].
Apa saja yang perlu dihindari ketika menerima pengobatan altretamine?
Obat altretamin memiliki sifat iritan, hindari kontak dengan kulit atau membran mukosa[1].
Apakah aman untuk mengemudikan kendaraan saat mengkonsumsi alltretamine?
Tidak. Altretamine berisiko menimbulkan efek samping eperti pusing, vertigo, kantuk dan halusinasi. Kegiatan seperti mengemudikan kendaraan dan mengoperasikan mesin atau alat elektronik sebaiknya dihindari[1].
Bolehkah menggunakan obat lain bersamaan dengan altretamine?
Penggunaan bersamaan dengan obat lain sebaiknya hanya dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari terjadinya interaksi yang merugikan[2].
Berikut beberapa obat dengan kandungan altretamine[2]
Brand Merek Dagang |
Hexalen |
1. Anonim. Altretamine. MIMS; 2020.
2. Anonim. Altretamine: Drug Information. Somepomed; 2011.
3. Ann Pietrangelo dan Jacquuelyn Cafasso, reviewer: Christina Chun, MPH. What are the Early Signs of Ovarian Cancer and How Do You Detect Them? Healthline; 2020.