Ketika pernapasan mulai mengalami masalah, tubuh akan sulit untuk mendapatkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Gangguan yang terjadi ini akan mempengaruhi fungsi organ lain.[1]
Sistem pernapasan dimulai dari hidung, mulut, rongga sinus, tenggorokan, laring (kotak pita suara), trakea, bronkus, dan paru-paru. Seluruh bagian tersebut bekerjasama agar proses pernapasan berjalan lancar.
Tujuan dari bernapas yaitu untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, membuang karbon dioksida, dan menjaga keseimbangan asam-basa (pH) tubuh.
Daftar isi
Antikolinergik merupakan sekelompok obat yang bekerja pada neurotransmitter, asetilkolin. Antikolinergik juga disebut dengan antispasmodik.[2,3]
Antikolinergik digunakan dalam pengobatan beberapa kondisi gastrointestinal dan kandung kemih. Antikolinergik juga dapat digunakan dalam pengobatan beberapa gangguan pernapasan atau gerakan.
Obat yang bersifat antikolinergik bisa menjadi masalah, khususnya untuk orang tua. Obat ini mempengaruhi kontraksi otot di tubuh dan pembelajaran serta memori di otak. Obat antikolinergik tidak boleh dimulai pada orang tua kecuali diperlukan secara jelas.
Terdapat beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan Antikolinergik.
Antikolinergik diberikan untuk : [2]
Antikolinergik bekerja pada pada neurotransmitter, asetilkolin. Dengan memblokir aksi asetilkolin, antikolinergik mencegah impuls dari sistem saraf parasimpatis mencapai otot polos dan menyebabkan kontraksi, kram, atau kejang.[2,4]
Antikolinergik melalui obat Hyoscyamine juga bekerja sebagai antimuskarinik amina tersier. Dengan memblokir aksi asetilkolin di situs parasimpatis di otot polos, kelenjar sekretori dan sistem saraf pusat. Sehingga meningkatkan curah jantung, mengeringkan sekresi dan antagonis histamin dan serotonin.
Penyerapannya dilakukan dengan baik, dan di distribusikan dengan pengikat protein. Obat ini di metabolisme di hati dan dengan pengeluaran melalui urin dengan paruh waktu 3-5 jam.
Antikolinergik tersedia dalam bentuk tablet, cair dan larutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Beberapa contoh Antikolinergik dengan resep dokter termasuk:[2]
Antikolinergik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan.
Beberapa efek samping umum dari Antikolinergik termasuk:[3,5,6]
Beritahu dokter Anda tentang semua obat yang sedang Anda gunakan, terutama antidepresan, obat untuk mengobati penyakit mental, obat flu atau alergi dan obat mual muntah. Karena dapat memengaruhi hyoscyamine, termasuk obat resep dan obat bebas, vitamin , dan produk herbal.[5]
Hyoscyamine tidak boleh digunakan untuk anak yang berusia di bawah 2 tahun. Hindari mengonsumsi antasida bersamaan dengan mengonsumsi hyoscyamine, karena dapat mempersulit menyerap hyoscyamine.
Belum di ketahui apakah obat ini dapat memberikan efek buruk untuk janin. Beritahu dokter terlebih dahulu jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Menggunakan propantheline dengan obat lain dapat membuat Anda mengantuk dan memperburuk efeknya. Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan obat opioid, pil tidur, pelemas otot, atau obat untuk kecemasan atau kejang.[6]
Jika Anda memiliki glaukoma , obstruksi kandung kemih atau masalah buang air kecil lainnya, miastenia gravis , sembelit parah , atau obstruksi lambung atau usus (termasuk ileus paralitik atau megakolon toksik). Anda tidak boleh menggunakan methscopolamine.[7]
1) Diamond, et al. NCBI Bookshelf. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). 2020
2) Anonim. Drugs.com. Anticholinergics/antispasmodics. 2021
3) Anonim. Drugs.com. Anticholinergic Drugs to Avoid in the Elderly. 2019
4) Anonim. Mims.com. Hyoscyamine. 2021
5) Cerner Multum. Drugs.com. Hyoscyamine. 2020
6) Cerner Multum. Drugs.com. Propantheline. 2019
7) Cerner Multum. Drugs.com. Methscopolamine. 2020