Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Mempertahankan berat badan ideal merupakan hal yang penting bagi kesehatan. Kelebihan maupun kekurangan berat badan bukanlah sesuatu yang sehat. Memiliki berat badan yang terlalu rendah dapat berkontribusi
Obesitas kerap dianggap lebih mengkhawatirkan daripada kekurangan berat badan, padahal bahaya keduanya sebenarnya berada di tingkat yang sama [1].
Seseorang dianggap kelebihan berat badan apabila indeks massa tubuh (BMI/Body Mass Index) berada pada angka 25 hingga kurang dari 30 dan obesitas lebih dari 30 [1].
Sementara itu seseorang dianggap kekurangan berat badan apabila BMI menunjukkan angka kurang dari 18,5. Seseorang dengan berat normal dan ideal memiliki BMI 18,5 hingga kurang dari 25 [1].
Berat badan yang kurang sama tidak sehatnya dengan berat badan yang berlebihan karena mampu menimbulkan sejumlah komplikasi kesehatan sebagai berikut.
Daftar isi
Wanita dengan masalah berat badan, khususnya yang memiliki kekurangan berat badan, risiko ketidakteraturan haid semakin tinggi.
Pada remaja perempuan dengan berat badan kurang, menstruasi pertama di masa pubertas pun akan terlambat atau tidak dialami sama sekali [2,3].
Jika tak segera mendapat penanganan, ketidakteraturan menstruasi jangka panjang mampu mengakibatkan infertilitas atau kemandulan [3].
Berat badan di bawah ideal biasanya berhubungan erat dengan anemia atau jumlah darah merah yang rendah [2,3].
Seseorang dengan masalah kekurangan berat badan dan kerap mengalami kelelahan, sakit kepala dan tubuh lemas, bisa jadi hal tersebut menandakan anemia sedang terjadi [4].
Bahaya kekurangan berat badan lainnya adalah osteoporosis atau pengeroposan tulang [3,5].
Hal ini dapat disebabkan oleh kadar nutrisi yang tubuh peroleh sangat kurang, termasuk mineral dan vitamin untuk kesehatan tulang [3,5].
Tulang menjadi lebih mudah rapuh dan berpotensi patah apabila seseorang mengalami defisiensi kalsium dan vitamin D.
Umumnya, para wanita lebih rentan terhadap osteoporosis, terutama pasca menopause [5].
Pada beberapa orang dengan kondisi kekurangan berat badan, tubuh terasa mudah lelah walau tidak ada kaitannya dengan kondisi anemia [2].
Tubuh gampang kelelahan karena tubuh tidak memperoleh cukup kalori untuk menjadi energi dalam beraktivitas [2].
Tak semua orang dengan kekurangan berat badan akan lebih gampang sakit, namun beberapa diantaranya mengalami hal ini [3,6].
Berat badan kurang selalu identik dengan tubuh yang kekurangan nutrisi, sehingga tubuh kesulitan dalam melawan berbagai jenis penyakit, salah satunya infeksi [3].
Penyakit pilek dan batuk serta masuk angin merupakan jenis-jenis penyakit yang umum dan kerap dianggap ringan tapi bisa cukup sering dialami oleh orang-orang dengan berat badan rendah [6].
Penyakit yang mudah menyerang biasanya berhubungan dengan tingkat kekebalan tubuh yang melemah, hal ini pun termasuk dengan ancaman COVID-19 yang juga tinggi bila imun rendah [6,7].
Sistem imun menjadi lemah ketika tubuh tidak memiliki cukup antioksidan dari mineral selenium dan zinc serta vitamin C, vitamin E, dan vitamin A [7].
Wanita hamil dengan kondisi berat badan kurang memiliki risiko tinggi melahirkan bayi prematur [8].
Karena tubuh sang ibu tak memperoleh cukup kalori, maka calon bayi pun memperoleh sedikit nutrisi dari asupan ibunya sehari-hari [8].
Kelahiran prematur artinya bayi lahir sebelum usia kandungan mencapai minggu ke-37 [8].
Tak hanya berbahaya bagi orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dapat mengalami keterlambatan pada perkembangannya.
Anak dan remaja yang mengalami kekurangan nutrisi akan lebih mudah terkena dampaknya, terutama balita usia di bawah 3 tahun di mana perkembangan otak sedang berjalan cepat [9].
Anak kekurangan berat badan selalu dihubungkan dengan kekurangan nutrisi di mana hal ini berpengaruh pada tumbuh kembang fisik maupun mental dan otak anak [9].
Gangguan kesehatan lainnya yang juga menjadi bagian dari bahaya kekurangan berat badan adalah masalah pada gigi, rambut dan kulit [10,11,12].
Kekurangan berat badan yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi tentu dapat berakibat pada kondisi kesehatan gigi yang buruk, kulit kering, hingga kerontokan rambut [10,11,12].
Apa penyebab seseorang mengalami kekurangan berat badan?
Kekurangan berat badan tak hanya disebabkan oleh diet yang terlalu berlebihan.
Beberapa faktor di bawah ini pun kerap menjadi penyebab utama seseorang mengalami berat badan kurang dari idealnya [2,3].
Bagaimana mengatasi berat badan kurang dan mencegah bahayanya?
Bagi pemilih tubuh dengan berat badan yang terlalu rendah, meningkatkan berat badan tidak kemudian berarti bisa mengonsumsi apa saja secara sembarangan.
Tetap lakukan diet yang sehat untuk menambah berat badan, terutama berfokus pada asupan kalori tinggi sesuai dengan anjuran dokter atau ahli nutrisi.
Berikut ini adalah beberapa tips dalam menambah berat badan secara alami dan sehat agar tidak memengaruhi kesehatan tubuh [3,13] :
Bahaya kekurangan berat badan bisa menjadi lebih serius dan fatal bila tak segera diatasi; maka perhatikan dan terapkan diet sehat untuk memiliki berat badan ideal.
1. Gunilla Ringbäck Weitoft & Mats Eliasson, Måns Rosén. Underweight, overweight and obesity as risk factors for mortality and hospitalization. Scandinavian Journal of Public Health; 2008.
2. Saira Dars, Khashia Sayed, & Zara Yousufzai. Relationship of menstrual irregularities to BMI and nutritional status in adolescent girls. Pakistan Journal of Medical Sciences; 2014.
3. Australian Government Department of Health. What to do if you are underweight. Health Direct; 2019.
4. Camila M. Chaparro & Parminder S. Suchdev. Anemia epidemiology, pathophysiology, and etiology in low- and middle-income countries. HHS Public Access; 2019.
5. J Lim & H S Park. Relationship between underweight, bone mineral density and skeletal muscle index in premenopausal Korean women. International Journal of Clinical Practice; 2016.
6. Ming-Yin Chen & Yao-Jong Yang. Being Underweight Is an Independent Risk Factor for Poor Outcomes Among Acutely Critically Ill Children. Nutrition in Clinical Practice; 2018.
7. Saeed Akhtar, Jai K Das, Tariq Ismail, Muqeet Wahid, Wisha Saeed, & Zulfiqar A Bhutta. Nutritional perspectives for the prevention and mitigation of COVID-19. Oxford University Press Public Health Emergency Collection; 2020.
8. Anna I Girsen, Jonathan A Mayo, Suzan L Carmichael, Ciaran S Phibbs, Bat Zion Shachar, David K Stevenson, Deirdre J Lyell, Gary M Shaw, & Jeffrey B Gould. Women’s prepregnancy underweight as a risk factor for preterm birth: a retrospective study. HHS Public Access; 2017.
9. Andrew J Prendergast & Jean H Humphrey. The stunting syndrome in developing countries. Paediatrics and International Child Health; 2014.
10. In-Seok Song, Kyungdo Han, Jae-Jun Ryu, & Jun-Beom Park. Scientific Reports; 2017.
11. Walter Nützenadel, Prof. Dr. med. Failure to Thrive in Childhood. Deutschez Arzteblatt International; 2011.
12. Leonora. Underweight, Stressed With Thinning Hair and Dandruff. The Belgravia Centre; 2021.
13. Kathryn McMurry, M.S., & Fatima Cody-Stanford, M.D., M.P.H., M.P.A. Underweight. Office on Women's Health; 2011.