Penyakit & Kelainan

Faringitis A-Z – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Faringitis adalah penyakit berupa infeksi pada tenggorokan yang mayoritas disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Gejala umum faringitis berupa nyeri menelan, rasa kering di tenggoroka, batuk, demam,

Apa itu Faringitis?

Faringitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menyebut kondisi radang atau sakit di bagian tenggorokan.

Peradangan itu sendiri timbul pada selaput lendir yang menjadi pelapis bagian belakang tenggorokan (faring).

Karena terjadi peradangan inilah, beberapa gejala seperti tenggorokan kering dan tidak nyaman dapat terjadi. Bahkan beberapa penderitanya sampai sulit menelan.

Meski demikian, faringitis umumnya bukanlah kondisi penyakit yang mengkhawatirkan apalagi membahayakan nyawa penderitanya.

Fakta Tentang Faringitis

  1. 90% kasus faringitis disebabkan oleh virus.
  2. 10% kasus faringitis disebabkan oleh bakteri.
  3. Pada banyak kasus faringitis, dalam waktu 7-10 hari penderitanya dapat sembuh.
  4. Pengobatan faringitis bakteri dapat berisiko gagal karena pasien tidak mematuhi resep atau karena resistensi antibiotik.
  5. Di Indonesia, faringitis termasuk dalam kategori ISPA (infeksi saluran pernafasan).
  6. Strep throat adalah istilah untuk faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A.

Jenis-jenis Faringitis

Faringitis rupanya merupakan suatu kondisi kesehatan yang terbagi menjadi dua jenis menurut penyebabnya, yaitu infeksi virus dan infeksi bakteri.

Faringitis Virus

Faringitis yang paling umum adalah faringitis yang disebabkan oleh virus. Namun, gejala-gejala yang ditimbulkan termasuk ringan dan tak membutuhkan penanganan khusus.

Virus yang biasanya dapat menyerang dan menyebabkan faringitis adalah virus influenza. Maka radang pada tenggorokan dapat muncul saat sedang pilek dan batuk.

Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit karena infeksi virus yang mampu menyebabkan faringitis terjadi selain penyakit flu :

  • Cacar air
  • Campak
  • Mononukleosis
  • Pilek biasa
  • Batuk rejan atau pertusis
  • Croup atau penyakit anak-anak yang tanda utamanya adalah batuk keras.

Faringitis Bakteri

Bakteri dari keluarga streptococcal adalah yang umumnya menyebabkan faringitis, walaupun faringitis karena infeksi bakteri lebih jarang dijumpai.

Ada 4 grup Streptococcus, yakni A, B, C, dan D, namun diketahui bahwa Streptococcus grup A, lebih tepatnya Streptococcus pyogenes-lah bakteri yang paling berbahaya.

Meski kasus faringitis oleh infeksi bakteri sangat jarang, namun infeksi oleh grup strep A termasuk mengancam karena bakterinya mampu membuat penyakit autoimun menyerang jaringan tubuh.

Berikut ini adalah sejumlah kondisi infeksi bakteri yang dapat menjadi alasan dibalik timbulnya faringitis :

  • Klamidia
  • Streptococcus grup C dan G
  • Mycoplasma pneumonia
  • Gonorea

Bakteri Streptococcus tak sebaiknya diabaikan dan diremehkan karena saat bakteri ini menyerang membran panas, katup jantung bisa ikut kena peradangan.

Ketika katup jantung terkena radang, hal ini memicu membran jantung ikut terkena radang sehingga kondisi inilah yang lebih mengancam jiwa penderitanya.

Penyebab Faringitis

Selain dari virus dan bakteri yang merupakan jenis kondisi faringitis menurut penyebabnya. Ada beberapa faktor lain yang sangat dapat membuat tenggorokan meradang, yaitu:

  • GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) : Gangguan pencernaan ini dapat pula menjadi pemicu radang tenggorokan karena asam lambung yang naik hingga ke esofagus dan menyebabkan panas di bagian perut atas hingga membuat suara serak.
  • Tonsilitis : Radang amandel dapat memicu pula rasa sakit dan nyeri di bagian tenggorokan. Hal ini memberikan efek kesulitan menelan pada penderitanya.
  • Tumor : Keberadaan tumor bersifat kanker di tenggorokan, laring, atau lidah mampu memicu faringitis yang diikuti dengan gejala lain seperti sulit menelan, benjolan pada leher, serta suara serak.
  • Infeksi HIV : Tak hanya infeksi virus biasa, infeksi HIV pun dapat menyebabkan timbulnya gejala yang mirip flu. Radang tenggorokan karena infeksi HIV biasanya mudah kambuh.
  • Alergi : Radang dan sakit tenggorokan dapat disebabkan oleh kondisi alergi, entah itu alergi debu, bulu hewan, atau serbuk sari.
  • Otot Tenggorokan Tegang : Sering berbicara dengan suara keras, sering berteriak-teriak, atau banyak berbicara setiap hari tanpa mengistirahatkan suara dapat meningkatkan risiko faringitis.
  • Iritasi : Baik itu bahan-bahan kimia atau asap rokok yang terhirup tak hanya mengganggu saluran pernafasan, tapi juga membuat tenggorokan mudah meradang dan sakit.
  • Kekeringan : Tenggorokan bisa meradang, sakit, apalagi gatal ketika berada di ruangan dengan udara yang kering.
  • Faktor Usia : Anak dan remaja dengan rentang usia 3-15 tahun lebih rentan terhadap faringitis bakteri karena daya tahan tubuhnya yang masih belum kuat.
  • Daya Tahan Tubuh Lemah : Tubuh lebih gampang terkena infeksi saat sistem imun melemah. Diabetes, HIV, obat steroid, stres, kemoterapi, dan diet tak sehat dapat menurunkan daya tahan tubuh.

Gejala Faringitis

Pada kondisi faringitis, gejala paling umum dan utamanya adalah rasa kering di bagian tenggorokan diikuti dengan rasa gatal dan sakit.

Tak hanya itu, gejala dapat dibedakan menurut penyebabnya. Berikut ini adalah gejala yang timbul karena infeksi virus :

  • Sakit kepala
  • Nyeri di badan
  • Mual atau muntah
  • Batuk
  • Demam
  • Bersin-bersin
  • Hidung berair
  • Tubuh lelah
  • Kelenjar getah bening membengkak
  • Mengi (napas berbunyi)

Sementara itu, untuk kondisi faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dapat menimbulkan gejala seperti :

  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Ruam pada kulit
  • Tubuh lelah dan lemah
  • Nyeri di bagian perut
  • Pembengkakan dan kemerahan pada amandel
  • Bercak putih pada bagian belakang tenggorokan
  • Kelenjar getah bening membengkak
  • Sakit saat menelan

Beberapa gejala lain dapat terjadi, seperti turunnya selera makan, otot nyeri, nyeri pada perut sebelah kiri, dan kelelahan ekstrem bila faringitis berkaitan dengan mononukleosis.

Jika beberapa gejala seperti kesulitan bernafas, produksi air liur yang tak biasa, benjolan pada leher, sakit saat menelan, ruam kulit, ditambah dengan gejala lebih dari 10 hari, segera temui dokter.

Dengan menemui dokter ketika lewat 10 hari gejala tak kunjung mereda, segala bentuk kondisi yang berpotensi serius dapat terdeteksi secara dini.

Beberapa metode pemeriksaan inilah yang umumnya dilakukan dokter untuk memastikan gejala mengarah pada faringitis serta mendeteksi penyebab faringitis.

  • Pemeriksaan Fisik : Dokter akan memeriksa bagian tenggorokan lebih dulu untuk melihat gejala fisik faringitis, seperti keberadaan pembengkakan, kemerahan, atau bercak putih keabuan pada belakang tenggorokan.
  • Tes Darah : Tes darah lengkap berguna dalam membantu dokter memastikan adanya penyebab lain faringitis dan memastikan pula apakah pasien menderita mononukleosis juga.
  • Throat Swab : Dokter akan mengambil sampel sekresi tenggorokan dengan metode usap untuk mengetahui adanya bakteri Streptococcus. Istilah lain untuk metode pemeriksaan lanjutan ini adalah kultur bakteri.

Pengobatan Faringitis

Untuk faringitis yang disebabkan oleh virus, biasanya tak membutuhkan waktu lama untuk sembuh dengan sendirinya tanpa obat khusus.

Umumnya, cukup dengan penanganan mandiri seperti berikut ini akan membantu penderita untuk lebih cepat pulih :

  • Mengonsumsi makanan berkuah hangat, seperti sup berkaldu.
  • Minum banyak air putih agar tidak mengalami dehidrasi.
  • Membuat air garam hangat dan berkumur dengan air ini.
  • Tidur dan istirahat cukup sampai benar-benar tenggorokan dan kondisi tubuh terasa baik.
  • Mengonsumsi ibuprofen atau acetaminophen jika perlu sebagai pereda nyeri dan penurun demam.
  • Mengonsumsi madu atau air jahe yang bisa membantu menghangatkan tubuh serta membuat tenggorokan lebih baik.
  • Minum minuman hangat seperti air lemon atau teh lemon hangat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Hindari berbagai faktor pemicu iritasi tenggorokan, seperti produk pembersih atau asap rokok.

Obat antibiotik tidak seharusnya diberikan pada penderita faringitis oleh infeksi virus. Ini karena faringitis virus tidak akan merespon antibiotik.

Walau faringitis yang disebabkan oleh infeksi virus bisa pulih dengan cepat tanpa penanganan medis, berbeda dengan faringitis yang terjadi oleh bakteri.

Pada beberapa kasus, faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri memerlukan penanganan medis. Obat antibiotik biasanya diberikan oleh dokter kepada pasien faringitis bakteri.

Penicillin atau Amoxicillin adalah dua bentuk antibiotik oral yang paling sering dokter resepkan untuk mencegah komplikasi yang bisa terjadi.

Risiko infeksi memburuk bisa begitu besar bila pasien tidak menggunakan obat resep dokter sesuai anjuran. Bahkan infeksi dapat berpotensi menyebar ke area tubuh lainnya.

Komplikasi Faringitis

Faringitis virus umumnya tidak menimbulkan komplikasi kesehatan. Komplikasi justru lebih sering terjadi pada faringitis bakteri seperti berikut.

  • Demam Rematik : Kondisi ini meliputi radang pada kulit, sistem saraf, liver dan sendi karena faringitis bakteri yang tak ditangani dengan benar atau karena penderita tidak minum antibiotik sesuai resep.
  • Toxic Shock Syndrome : Kondisi keracunan darah akibat racun bakteri ini tak banyak dijumpai namun dapat mengancam jiwa penderitanya.
  • Sinusitis : Sinus yang terkena infeksi dan membengkak dapat menjadi komplikasi dari faringitis. Jika peradangan tak kunjung sembuh dalam waktu 3 bulan, hal ini menandakan sinus sudah pada tahap kronis.
  • Otitis Media : Telinga bagian tengah yang terkena infeksi ini bisa jadi adalah hasil dari faringitis, alergi, atau flu yang tak ditangani.
  • Mastoiditis : Tulang mastoid tengkorak (tulang yang tepat di belakang telinga) dapat mengalami infeksi yang biasanya dipicu oleh kondisi otitis media.
  • Epiglotitis : Kondisi ini terjadi saat epiglotis atau katup penutup saluran pernafasan saat makan/minum mengalami peradangan. Infeksi bakteri di tenggorokan yang tak ditangani dapat menyebabkan epiglotitis.
  • Pneumonia : Kondisi radang paru-paru ini dapat terjadi karena penyebaran jamur, virus ataupun bakteri mencapai saluran paru.
  • Glomerulonefritis : Kondisi ini adalah peradangan di bagian glomerulus atau bagian ginjal yang menyaring serta membuang limbah dari tubuh pun dapat menjadi komplikasi faringitis yang terabaikan.

Pencegahan Faringitis

Faringitis adalah jenis penyakit yang selalu bisa dicegah, yakni dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan menjaga kebersihan diri.

Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu dilakukan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa agar terhindar dari faringitis virus maupun bakteri.

  • Menghindari kontak langsung dengan orang lain yang sedang sakit, khususnya sakit flu atau penyakit akibat virus/bakteri lainnya.
  • Menghindari berbagi makanan maupun minuman dengan orang lain, apalagi  dalam wadah yang sama.
  • Rajin mencuci tangan dengan bersih, terutama usai dari kamar mandi, setelah batuk atau bersin, serta sebelum makan.
  • Menggunakan sabun antiseptik, baik itu untuk cuci tangan atau mandi.
  • Membuang tisu bekas bersin atau batuk di tempatnya.
  • Membawa dan menggunakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dengan kandungan alkohol, terutama saat sedang bepergian.
  • Menghindari menyentuh benda-benda di tempat umum, apalagi dengan mulut.
  • Menghindari kegiatan merokok serta menghindari asap rokok.
  • Membersihkan secara rutin benda-benda yang kerap disentuh, seperti komputer, remote TV, ponsel, atau lainnya menggunakan cairan pembersih beralkohol.

Faringitis rata-rata dapat dicegah dan bahkan diatasi secara mandiri di rumah. Namun bila kondisi tidak kunjung mereda dalam waktu cukup lama, segeralah memperoleh bantuan medis.

Janelle Martel, Kristeen Cherney & Xixi Luo, MD. 2017. healthline. Pharyngitis
Jamie Eske & Nancy Moyer, M.D. 2019. Medical News Today. What is pharyngitis?.
Mayo Clinic Staff. 2019. Mayo Clinic. Sore throat.
Anonim. hadassah. PHARYNGITIS.
Nayana Ambardekar, MD. 2019. WebMD. Understanding Sore Throat -- the Basics.
John R Acerra, MD, et all. Medscape. Pharyngitis Follow-up.
Robert W. Wolford & Timothy J. Schaefer. 2019. NCBI. Pharyngitis.

Share