Daftar isi
Glositis merupakan penyakit yang menunjukkan peradangan pada lidah sehingga memunculkan kondisi klinis berupa rasa nyeri pada lidah, perubahan tampilan permukaan lidah (tekstur maupun warna) [1].
Glositis ini dapat mengubah waran dan tekstur permukaan lidah bahkan dapat menciptakan permukaan merah yang mengkilap [2].
Glositis ini juga merupakan penyakit yang dapat menyebabkan benjolan kecil di permukaan lidah (papila) menghilang [3].
Sedangkan papila sendiri sangat bermanfaat dan berperan dalam pengecap dan cara makan karena mengandung ribuan sensor kecil [3].
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa glositis ini merupakan salah satu penyakit yang menganggu indra pengecap dan proses makan.
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait dengan penyakit glositis yang perlu untuk diketahui [2, 4, 5] :
Glositis dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dikelompokkan dalam lima kategori berikut ini [1] :
Glositis diketahui dapat disebabkan oleh penyakit defisiensi nutrisi tertentu seperti penyakit celiac, malnutrisi protein – kalori dan anemia [1, 2].
Lebih lanjut diketahui bahwa ada dua jenis anemia yang dapat menyebabkan glositis yaitu anemia defisiensi zat besi dan anemia pernisiosa [1, 2].
Zat besi yang tidak tercukupi dalam darah diketahui dapat memicu timbulnya glositis, mengingat zat besi memiliki tugas penting mengatur pertumbuhan sel dengan membantu tubuh memproduksi sel sarah merah yang membawa oksigen ke organ, jaringan maupun otot [3].
Kadar zat besi yang rendah dalam darah dapat menimbulkan rendahnya protein dalam sel darah merah (migroblin) [3].
Sedangkan miglobin ini sangat penting untuk menjaga kesehatan otot, termasuk jaringan otot lidah [3].
Kekurangan vitamin B1, B2, B3, B6, B9 dan vitamin B12 diketahui dapat menjadi salah satu penyebab munculnya glositis [1].
Defisiensi vitamin B12 akibat sindrom malabsorbsi atau konsumsi vitamin yang kurang dapat menyebabkan sensasi terbakar pada lidah (diagnosis klinis : glositis) [6].
Defisiensi vitamin B12 ini umumnya lebih berisiko terjadi pada orang lanjut usia dan orang yang vegetarian [6].
Glositis dapat disebabkan oleh adanya infeksi dari virus, bakteri, jamur maupun parasit sebagai berikut [1] :
Penggunaan obat tertentu seperti penghambat ACE, Albuterol, obat antimikroba organosulfur seperti (sulphanilamide, sulphathiazole), pil kontrasepsi oral, maupun litium karbonat diketahui dapat menjadi penyebab glositis [1].
Glositis dapat terjadi ketika seseorang menunjukkan reaksi alergi terhadap obat atau bahan pengiritasi tertentu [2].
Ketika glositis terjadi karena alergi obat, maka glositis kemungkinan besar akan menjadi akut, lidah bengkak dan nyeri yang terjadi secara tiba tiba [2].
Glositis dapat disebabkan oleh faktor selain yang telah disebutkan sebelumnya, di mana faktor lain penyebab glositis tersebut antara lain [1, 2]:
Dengan demikian perlu juga diketahui bahwa, risiko mengalami glositis dapat terjadi pada [3] :
Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit glositis ini diketahui berbeda beda bergantung dengan penyebab glositis itu sendiri [3].
Namun, gejala yang ditunjukkan glositis secara umum antara lain [3, 7] :
Jika terjadi beberapa hal berikut ini, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [7] :
Ketika mengunjungi dokter, maka seseorang dengan gejala glositis tersebut akan diberikan pertanyaan mengenai riwayat medis dan gejala yang ada [2].
Selain itu, dokter juga akan memeriksa mulut dan lidah pasien dengan seksama serta mencatat kelaian pada permukaan lidah (seperti lecet, benjolan pada lidah atau gusi) [2].
Pemeriksaan lidah dan rongga mulut secara keseluruhan merupakan bagian penting dalam melakukan diagnosa glositis [1].
Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan fisik lidah dan rongga mulut antara lain [1] :
Selain itu, dokter juga akan mengambil sampel air liur pasien untuk dilakukan pengujian dan pemeriksaan darah agar diketahui apakah penyebabnya karena kekurangan nutrisi atau ada penyakit tertentu yang mendasari [2].
Glositis diketahui dapat dibedakan menjadi lima jenis, antara lain [1] :
Atrophic Glossitis merupakan salah satu jenis glositis yang juga dikenal dengan nama glositis hunter atau banyak papila lidah yang hilang [3].
Jenis glositis ini umumnya akan menimbulkan permukaan lidah berwarna mengkilap dan teksturnya berubah [1, 3].
Selain itu, permukaan lidah juga akan cenderung kering ketika mengalami glositis jenis ini [1].
Median Rhomboid Glossitis merupakan salah satu jenis glositis yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida [3].
Jika mengalami glositis jenis ini, maka area hiperkeratotik akan berbentuk belah ketupat yang muncul sebagai lesi eritematosa (seperti plak dan lembut) [1].
Glositis jenis ini umumnya terjadi secara klasik pada dorsum pusat lidah [1]
Benign Migratory Glossitis merupakan salah satu jenis glositis yang ditandai dengan hilangnya papila pada permukaan lidah sehingga area permukaannya menjadi halus [1].
Area lidah ini diketahui juga akan terlihat seperti adanya batas putih disekitarnya, dan posisinya dapat berubah diduga karena sensitive terhadap sentuhan maupun makanan tertentu [1].
Jika mengalami glositis jenis ini, perlu dilakukan identifikasi antara lesi leukoplakik atau eritrolakik stabil yang mengkhawatirnya tingkat keganasannya [1].
Geometric Glossitis merupakan jenis penyakit glositis yang ditunjukkan dengan adanya celah linier yang menyakitkan pada seluruh area lidah [1].
Geometric Glossitis sendiri baru baru ini ditemukan pada pasien imunosupresi dengan infeksi virus herper simpleks di lidah yang kemudian disebut sebagai Herpetic geometric glossitis [4].
Herpetic geometric glossitis ini ditunjukkan dengan adanya celah linier yang sangat lembut pada punggung lidah [4].
Pada Herpetic geometric glossitis ini lesi ditemukan pada lidah bagian tengah, sedangkan herpes lesi pada permukaan mukosa lain tidak ditemukan [4].
Strawberry Tongue merupakan salah satu jenis glositis yang ditunjukkan dengan adanya gejala pungung lidah yang berwarna merah (Red denuded) [1].
Selain itu, glositis jenis ini juga menunjukkan papila fungiformis hipertrofik yang presisten [1].
Dapat dikatakan juga bahwa, strawberry tongue ini merupakan salah satu jenis glositis yang disebabkan oleh papila fungiformis hiperplastik dan berhubungan dengan infeksi bakteri [5].
Komplikasi yang paling umum pada glositis yaitu kecemasan karena penampilan lidah yang tidak normal bahkan cenderung mengerikan [1].
Selain itu, penghiburan terhadap pasien juga akan menjadi sebuah tantangan tersendiri selama menderita glositis [1].
Dalam situasi dan kondisi tersebut, biopsy untuk lebih meyakinkan pasien terkait dengan tingkat keganasan yang rendah mungkin dapat sedikit menghibur atau menurunkan tingkat kecemasan tersebut [1].
Umumnya sebagian besar glositis dapat sembuh sendiri dan tidak memerlukan pengobatan khusus, atau cukup dengan menjaga kebersihan mulut dan penggunaan obat kumur (kortikosteroid dan lidokain) untuk meredakan gejalanya [1].
Adapun berikut ini merupakan beberapa alternatif pengobatan khusus yang dapat digunakan untuk mengobati glositis berdasarkan jenisnya [1] :
Untuk glositis yang ditimbulkan oleh induksi obat, maka dapat diobati dengan menghentikan pengobatan tersebut [1].
Sedangkan untuk glositis yang terjadi karena infeksi akut atau kronis, maka pemeriksaan imunologi untuk infeksi oportunistik dan pengendalian diabetes perlu dilakukan [1].
Glositis diduga tidak selalu dapat dicegah, namun setidaknya risiko dapat diturunkan dengan beberapa hal berikut ini [2] :
1. Alaa F. Sharabi & Ryan Winters. Glossitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
2. Jenna Fletcher & Stacy Sampson. What to know about glossitis. Medical News Today; 2018.
3. Brindles Lee Macon & Daniel Murrell. Everything You Need to Know About Glossitis. Healthline; 2018.
4. Byrd, J. A., Bruce, A. J., & Rogers, R. S. Glossitis and other tongue disorders. Dermatologic Clinics; 2003.
5. Anonim. How Do You Treat Chronic Glossitis in Your Practice? Medical Acupuncture; 2019.
6. Stoopler, E. T., & Kuperstein, A. S. Glossitis secondary to vitamin B12 deficiency anemia. Canadian Medical Association Journal; 2013.
7. Anonin. Glossitis. Mount Sinai; 2020.