Anemia adalah penyakit yang disebabkan karena turunnya hemoglobin (Hb) atau hematokrit (HCT). Gejala umum yang biasa muncul seperti lesu, lemah, dan lelah. Anemia yang parah muncul dengan gejala sesak napas[1]. Penyebab anemia yaitu kehilangan darah, kurangnya produksi sel darah merah, dan tingkat penghancuran sel darah merah yang tinggi[2].
Ada beberapa jenis anemia termasuk jenis anemia langka. Jenis penyakit anemia memiliki penyebab dan pengobatan yang berbeda. Untuk anemia ringan bagi ibu hamil tidak terlalu menjadi masalah yang penting. Tetapi untuk anemia berat dengan kondisi medis yang harus diperhatikan membutuhkan penanganan yang serius[3].
Daftar isi
- 1. Anemia akibat kehilangan darah
- 2. Anemia yang Disebabkan oleh Penurunan atau Kerusakan Produksi Sel Darah Merah
- 3. Anemia yang terkait dengan kondisi kronis lainnya
- 4. Anemia Akibat Rusaknya Sel Darah Merah
- 5. Anemia aplastik (atau hipoplastik)
- 6. Anemia sideroblastik
- 7. Sindrom Myelodysplastic
- 8. Anemia hemolitik autoimun
- 9. Anemia Diseritropoietik Bawaan (CDA)
- 10. Anemia Diamond-Blackfan
- 11. Anemia megaloblastik
- 12. Anemia Fanconi
1. Anemia akibat kehilangan darah
Anemia jenis ini yaitu hilangnya sel darah merah yang disebabkan karena pendarahan. Anemia jenis ini terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama dan tanpa didasari. Penyebab penyakit ini disebabkan karena buruknya sistem pencernaan dikarena maag, wasir, gastritis, dan kanker[3].
Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid bisa menyebabkan jenis anemia ini, contoh obat seperti aspirin atau ibuprofen yang menyebabkan tukak lambung dan gastritis. Selain itu, haid yang terlalu banyak yang disebabkan dengan fibroid. Pasca trauma atau pasca operasi juga dapat menyebabkan munculnya jenis penyakit anemia ini[3].
2. Anemia yang Disebabkan oleh Penurunan atau Kerusakan Produksi Sel Darah Merah
Jenis anemia penyebab turunnya dan rusaknya produksi sel darah merah karena aliran darah di dalam tubuh tidak bekerja dengan lancar. Hal tersebut karena dikarenakan ada yang tidak beres dengan sel darah merah yaitu tidak cukupnya mineral dan vitamin untuk membentuk sel darah merah[3].
Kondisi tersebut terkait menyebabkan permasalahan pada sumsum tulang dan sel induk. Pada bagian ini akan membuat tubuh tidak cukup asupan sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia. Anemia yang disebabkan karena permasalahan sumsum tulang dan sel induk diantaranya[3]:
Anemia ini terjadi ketika tubuh tidak cukup atau tidak memiliki sel punca. Anemia aplastik disebabkan karena gen, obat-obatan, radasi, kemoterapi, atau infeksi. Keganasan anemia aplastik yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang adalah multiple myleloma atau leukimia.
Keracunan timbal untuk sumsum tulang belakang dapat menyebabkan lebih sedikit sel darah merah. Keracunan timbal muncul ketika saat bekerja yang berhubungan dengan timbal.
Jenis anemia sumsum tulang belakang ini karena adanya permasalahan terbentuknya hemoglobin, yaitu jumlah sel darah merah yang sangat sedikit. Jenis anemia ini tidak memiliki gejala sehingga penyakit akan terdiagnosa ketika sudah parah.
Anemia defisiensi besi tidak memiliki cukup mineral besi yang ada di dalam tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi agar hemoglobin tercukupi. Anemia defisiensi disebabkan karena diet tanpa mengkonsumsi kandungan zat besi yang cukup.
Jenis obat-obatan, makanan, dan minuman yang berkafein dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Kondisi pencernaan seperti penyakit crohn, seringnya donor darah, dan haid menjadi penyebab anemia defisiensi besi.
Sel darah merah berbentuk bulat, akan tetapi pada anemia sel sabit, sel darah merah berbentuk bulan sabit yang disebabkan gen yang berada di pembuluh darah kecil yang dapat menyebabkan rasa sakit. Anemia sel sabit muncul ketika sel darah merah rusak dan menyebabkan oksigen tidak sampai ke organ tubuh.
- Anemia defisiensi vitamin, khususnya b12 atau folat
Jenis anemia tidak tercukupnya vitamin B12 dan folat. Vitamin B12 dan folat membantu terbentuknya sel darah merah. Anemia ini disebabkan karena kurangnya makanan dengan kandungan vitamin B12 dan folat. Akan muncul anemia megaloblastik yang disebabkan kekurangan vitamin B12, folat. Dan anemia pernisiosa dimana tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12. Penyebab lainnya dari anemia ini yaitu obat-obatan, konsumsi alkohol, dan penyakit usus (sariawan tropis).
3. Anemia yang terkait dengan kondisi kronis lainnya
Jenis anemia ini umumnya terjadi ketika tubuh kurang hormon untuk sel darah merah. Penyebab jenis anemia ini adalah penyakit ginjal, hipotiroidisme, faktor usia tua, dan penyakit jangan panjang seperti kanker, diabetes, infeksi, rheumatoid arthtritis, dan lupus.
4. Anemia Akibat Rusaknya Sel Darah Merah
Anemia hemolitik adalah penyebab Ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan semestinya pada tubuh. Kondisi tersebut bisa pada saat lahir. Sebagian dari penyebab anemia hemolitik tidak jelas tetap sangat berpengaruh pada[3]
- Serangan yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seperti lupus. Lupus bisa terjadi pada siapa saja, pada bayi pun lupus bisa menyerang atau pada saat dalam kandungan.
- Gen keturunan seperti sel sabit, talasemia, dan thromotic thrombocypenic purpura (TTP).
- Pembesaran limpa, dimana sel darah merah tidak dapat mengalir ke dalam tubuh.
- Obat-obatab, infeksi, bisa ular atau laba-laba, dan makanan tertentu.
- Racun dari liver
- Cangkok pembuluh darah, katup jantung prostetik , tumor, luka bakar parah , berada di sekitar bahan kimia tertentu, hipertensi berat , dan gangguan pembekuan darah
Penyakit anemia hadir dalam berbagai bentuk, seperti anemia defisiensi besi yang paling umum muncul. Untuk jenis anemia lainnya memiliki faktor paling kecil menyerang seseorang. Berikut ini beberapa jenis anemia yang langka[4].
5. Anemia aplastik (atau hipoplastik)
Sel darah yang terbuat dari sel punca di bagian sumsum tulang. Ketika penderita anemia aplastik, sel induk pada sumsum tulang yang rusak dan tidak cukup menyuplai sel darah yang baru. Jika seseorang lahir dengan anemia aplastik, orang tersebut mewarisi gen dari orang tua[4].
Penyebabnya adalah :
- Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis
- Bahan kimia seperti pestisida, arsenik, dan benzena
- Infeksi termasuk hepatitis , virus Epstein-Barr, dan HIV
- Perawatan radiasi dan kemoterapi untuk kanker
Anemia Fanconi, sindrom Shwachm-Diamond, dan anemia Diamond-Blackfan merupakan kondisi bawaan yang dapat merusak sel dan menyebabkan anemia aplastik. Gejala meliputi sesak napas dan pusing hingga sakit kepala , kulit pucat , nyeri dada , detak jantung cepat ( takikardia ), serta tangan dan kaki dingin[4].
6. Anemia sideroblastik
Pada penyakit dengan kelainan darah, tubuh tidak dapat menggunakan zat besi untuk membentuk hemoglobin protein. Dimana aliran darah membawa oksigen yang ada di dalam tubuh. Zat besi yang menumpuk penyebab terbentuknya sel darah merah abnormal yang disebut dengan sideroblas[4].
Terdapat 2 jenis utama anemia sideroblastik yaitu anemia sideroblastik didapat yang disebabkan karena paparan bahan kimia, dan obat-obatan tertentu. Dan sideroblastik herediter yang berhubungan dengan terganggunya mutasi gen untuk memproduksi hemglobin normal[4].
Gejala dari kedua jenis anemia ini adalah sakit dada, detak jantung cepat, sakit kepala, kesulitan bernapas, dan kelemahan. Untuk penderita penyakit ini dianjurkan hindari bahan kimia atau obat. Lakukan perawatan dengan terapi vitamin B6 dan sumsum tulang atau dengan prosedur transplantasi pada sel induk[4].
7. Sindrom Myelodysplastic
Sindrom myelodysplastic (MDS) adalah jenis kanker penyebab sumsum tulang rusak sehingga tidak dapat memproduksi sel darah yang sehat. Sebagian orang lahir dengan gen yang bisa menyebabkan MDS oleh kedua orang tua. Jika seseorang memiliki sindrom bawaan anemia Fanconi, sindrom Shwachman-Diamond, anemia Diamond Blackfan, kelainan trombosit familial, dan neutropenia kongenital yang parah kemungkinan dapat mengembangkan MDS[4].
Sebagian orang bisa terkena MDS setelah menjalani pengobatan radiasi atau kemoterapi untuk kanker. Resiko lain bisa karena terkena paparan kimia benzena yang ada pada asap tembakau[4].
8. Anemia hemolitik autoimun
Anemia hemolitik autoimun sangat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan dapat menghancurkn sel darah merah dengan sangat cepat. Jika seseorang memiliki penyakit autoimun seperti lupus. kemungkinan bisa terkena anemia hemolitik autoimun[4].
9. Anemia Diseritropoietik Bawaan (CDA)
Anemia Diseritropoietik Bawaan (CDA) adalah penyakit bawaaan yang dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang sehat yang ada di dalam tubuh. Untuk semua Anemia Diseritropoietik Bawaan (CDA) bisa diturunkan melalui keluarga. Terdapat 3 tipe jenis Anemia Diseritropoietik Bawaan (CDA) dimana tipe 2 paling umum, dan tipe 3 sangat langkah[4].
Untuk perawatan Anemia Diseritropoietik Bawaan (CDA) sesuai dengan tingkat keparahan penyakit yang diidap. Biasanya, dokter menyarankan untuk transfusi darah, transplantasi sl induk, atau obat-obatan yang berhubungan dengan zat besi atau interferon alfa-2A yang digunakan untuk mengobati leukimia dan melanoma[4].
10. Anemia Diamond-Blackfan
Anemia Diamond-Blackfan adalah penyakit yang tidak menghasilkan cukup sel darah merah pada sumsum tulang. Gejala dari penyakit ini seperti detak jantung cepat, kelelahan, mudah marah. kulit pucat, mudah mengantuk, dan tulang lemah.
Untuk perawatan jenis Anemia Diamond-Blackfan dengan kebutuhan steroid yang dapat membantu untuk menghasilkan lebih banyak sel darah merah sampai dengan melakukan transfusi sel darah merah dan juga transplantasi sumsum tulang[4].
11. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang banyak terjangkit pada anak-anak. Penyakit ini menghasilkan sel darah merah tidak normal yang sangat besar pada bagian sumsum tulang belakang. Karena umur yang tergolong muda, oksigen yang dibawa ke seluruh tubuh tidak berjalan dengan baik. Anemia megaloblastik disebabkan karena terlalu sedikit vitamin B12 atau vitamin B9[4].
12. Anemia Fanconi
Anemia Fanconi memproduksi sel darah yang sangat sedikit. Penyakit jenis ini merupakan penyakit turunan dari mutasi gen. Seseorang yang menderita Anemia fanconi kemungkinan bisa terken kanker leukimia myeloid akut. Perawatan penyakit ini tergantung dengan keadaan pasien dengan tingkat keparahannya. Perawatan ini termasuk terapi hormon untuk meningkakan produksi sel darah menjadi meningkat[4].