Makanan, Minuman dan Herbal

Jamur Kancing : Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jamur memiliki tampilan dan jenis yang sangat beragam. Diantara ragam jenisnya, tidak semua jamur aman untuk dikonsumsi.

Jamur kancing merupakan salah satu jenis jamur yang aman dikonsumsi dan jenisnya paling banyak ditemukan di seluruh dunia. Kandungannya yang kaya akan vitamin dan serat juga menjadikannya layak digemari. [1,2,3]

Jamur Kancing

Tentang Jamur Kancing

Jamur Kancing dalam bahasa latin disebut Agaricus bisporus umumnya tumbuh di hutan liar atau padang rumput. Sesuai dengan namanya bentuk jamur ini seperti kancing, berwarna coklat pucat dengan diameter 5 – 10cm.

Fakta Menarik Seputar Jamur Kancing

  • Jamur kancing bukan termasuk tanaman maupun sayuran, namun fungi atau jamur [3,4]
  • Agaricus bisporus sangat umum disajikan pada menu-menu kuliner saat ini [4]
  • Protein dalam jamur lebih tinggi dibandingkan beberapa jenis sayuran lainnya [15]
  • Jamur merupakan satu-satunya produk non hewani yang mengandung vitamin D alami untuk vegetarian [15]
  • Jamur kancing mengandung prebiotik yang dapat memengaruhi kesehatan sistem pencernaan [1]
  • Jamur kancing memiliki andil dalam keefektifan sistem kekebalan tubuh [7]

Banyak penelitian mengungkapkan bahwa beberapa jamur terkenal kaya akan nutrisi dan khasiatnya, namun beberapa spesies jamur justru mengandung racun dan berbahaya bagi kesehatan.

Kandungan Gizi Jamur Kancing

Berikut adalah daftar nutrisi yang terkandung dalam 100 gram sajian jamur kancing. [5]

NamaJumlahSatuan Unit
Total Kalori92.1kJ
Total Karbohidrat3.3g
Total Lemak0.3g
Protein3.1g
Vitamin A0.0IU
Vitamin C2.1mg
Vitamin D18.0IU
Vitamin E (Alpha Tocopherol)0.0mg
Vitamin K0.0mcg
Thiamin0.1mg
Riboflavin0.4mg
Niacin3.6mg
Vitamin B60.1mg
Folate16.0mcg
Vitamin B 120.0mcg
Calcium3.0mg
Phosporus86.0mg
Kalium318mg
Selenium9.3mcg

Merujuk pada tabel info gizi diatas, jamur kancing mengandung cukup banyak polisakarida (karbohidrat) dan mikronutrien, seperti vitamin, phosporus, kalium, dan selenium.

Polisakarida serta Beta-glukan merupakan metabolit paling utama dan paling serbaguna dalam aktivitas biologis dengan spektrum luas. [15]

Vitamin & Mineral Pada Jamur Kancing

Dari beragam nutrisi yang terkandung dalam jamur kancing, karbohidrat dan vitamin merupakan yang paling aktif kerjanya untuk kesehatan tubuh.[3,15,21]

  • Folat penting untuk pembentukan sel darah merah yang sehat.
  • Vitamin B6 baik untuk mendukung fungsi sistem imun dan mengurangi masalah kardiovaskuler.
  • Vitamin D berfungsi untuk menyerap serta mempertahankan kalsium dan fosfor berperan penting untuk tulang.
  • Fosfor memiliki peran penting dalam aktivasi enzim dan penyimpanan energi intraseluler.
  • Kalium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan kontraksi otot.
  • Kandungan selenium membantu mencegah peroksidasi lipid yang berpengaruh pada radikalisasi oksigen dan sangat baik untuk fleksibilitas pergerakan sperma. [4]
Pecahan karbohidrat jamur terdiri dari 1.5 gram manitol, 0.46 gram serat makanan, dan 0.04 gram Beta-glukans dalam 100 gram sajiannya. [4]

Manfaat Jamur Kancing untuk Kesehatan

Jamur yang dapat dimakan terbukti menjadi sumber manfaat kesehatan di banyak negara selama berabad-abad. Berikut manfaatnya bagi kesehatan tubuh :

  • Mendukung Kesehatan Sistem Pencernaan

Agaricus bisporus atau jamur kancing memiliki profil karbohidrat istimewa yang mudah dicerna, seperti pati resisten, glansan, dan manitol (prebiotik), yang dikenal berpengaruh dalam sistem pencernaan.

Studi menunjukkan bahwa polisakarida (karbohidrat) ini merangsang pertumbuhan dan kelangsungan hidup varietas yang bermanfaat bagi sistem pencernaan seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. [3,8,9]

Menurut penelitian yang dilakukan Julie, et.al (2018) efeknya dalam sistem kesehatan pencernaan akan dapat terlihat utamanya jika asupan per hari sebanyak > 25g. [1]
  • Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh

Jamur telah dikenal khasiatnya untuk kesehatan selama beratus-ratus tahun terutama di negara-negara Asia, dalam pengendalian dan pencegahan infeksi.

Kandungan beragam polisakarida dalam jamur kancing juga memiliki kemampuan untuk mengaktifkan makrofag yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Makrofag merupakan salah satu sel fagosit yang memiliki peran utama dalam respon inflamasi kronis atau peradangan yang berlangsung dalam waktu lama. [24]

Jamur bekerja dengan merangsang sel imun bawaan (seperti monosit), sel pembunuh alami, dan sel dendritik dalam meningkatkan imunitas tubuh. Aktivitas ini dianggap timbul karena adanya polisakarida dengan berat molekul tinggi (beta-glukan) dalam komposisi jamur. [4,10,15]

Studi yang dilakukan Freneey, et.al (2014) menunjukkan jamur kancing berpotensi untuk meningkatkan kekebalan tubuh yang adaptif terhadap antigen atau patogen setelah paparan awal. [4]

Konsumsi jamur kancing telah terbukti secara signifikan mampu mempercepat sekresi atau pembuangan sIgA sehingga meningkatkan imunitas mukosa dalam tubuh.

Secretory Immunoglobulin A (sIgA) merupakan tipe immunoglobulin paling umum yang dibuang oleh tubuh dan berperan sebagai mediator dalam pertahanan imunitas tubuh. [7]

Selain itu, vitamin dan serat juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan sistem imun tubuh. [7,10]

  • Kaya Serat

Beberapa khasiat jamur kancing dalam kesehatan yang berhubungan dengan konsumsi serat diantaranya :

  • Pengurangan risiko penyakit kardiovaskular
  • Pengurangan glukosa darah postprandial (gula darah setelah makan)
  • Peningkatan rasa kenyang
  • Menyehatkan sistem pencernaan

Serat juga diketahui sebagai prebiotik sehingga berpengaruh baik terhadap sistem pencernaan.

Menurut Food and Drug Administration (FDA) dan Institute of Medicine (IOM), manfaat dari asupan tinggi serat lainnya yaitu peningkatan efek laksatif atau kemudahan buang air besar. [1]

  • Terapi Adjuvan atau Hormon Penderita Kanker

Jamur kancing bekerja menekan aktivitas aromatase dan biosintesis estrogen in vitro dan in vivo (keadaan percobaan melalui tabung reaksi dan menggunakan binatang mamalia), sebagai agen pengurangan resiko kanker payudara yang potensial. [4,14,19]

Aromatase inhibitor disebut juga terapi hormon atau adjuvan pada penderita kanker payudara postmenopause yang bertujuan mencegah sel-sel kanker terstimulasi oleh estrogen. [23]

Polisakarida jamur atau Beta-glukan dianggap mampu melepaskan aktivitas anti-tumor terutama melalui aktivasi modulasi imun.

Modulasi imun adalah perubahan sistem kekebalan tubuh yang melibatkan aktivasi tidak langsung sistem kekebalan alami pasien terhadap patogen. [10,11,15]

Asupan rendah yang dicerna secara rutin dianggap efektif dalam mencegah tumor payudara pada wanita [14].

Polisakarida jamur tidak bekerja langsung dalam memengaruhi sel tumor, namun justru dengan membantu inangnya agar mampu beradaptasi dengan tekanan biologis dan meningkatkan kekebalan terhadap perkembangan sel-sel kanker. [11]
  • Radang Sendi

Banyak sumber memaparkan keutamaan jamur kancing sebagai anti-inflamasi. Dapat disimpulkan bahwa jamur ini bermanfaat dalam pencegahan radang sendi dan keparahan dampaknya. [12]

Jamur kancing memiliki aksi proteksi terhadap erosi tulang. Selain itu, pemberian eksogen plasma IL-6 mampu mengurangi kerusakan tulang rawan.

Interleukin-6 (IL-6) merupakan sitokin (molekul inflamasi) atau mediator respon imun yang berperan penting dalam metabolisme tulang, proses imunologi, dan inflamasi. [24]

Tingkat keparahan radang sendi yang diukur dengan indeks arthritis berkurang secara signifikan dengan suplemen yang terbuat dari ekstrak jamur kancing. Lebih lanjut, jamur kancing juga terbukti dapat mengurangi tingkat keparahan edema kaki. [13]

  • Menurunkan Berat Badan

Penelitian yang dilakukan Chandra, et.al (2010) dengan mengonsumsi suplemen jamur kancing selama tiga minggu, berdampak efektif pada penurunan berat badan. [13]

Studi yang dilakukan oleh Freneey, et.al (2014) juga membandingkan antara kelompok diet jamur dan kelompok diet daging selama 6 bulan. Mereka yang mengkonsumsi jamur mengalami penurunan berat badan, BMI, dan lingkar pinggang yang signifikan dibanding kelompok diet daging. [4]

  • Ekstrak Jamur Kancing Putih

Selain dikonsumsi secara langsung, jamur kancing juga dapat dimanfaatkan ekstraknya untuk kesehatan, diantaranya: [4,12,15]

  • Berpotensi terhadap angiogenesis atau pembentukan pembuluh darah baru yang diukur melalui peningkatan kadar Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF)
  • Hasil yang menguntungkan terhadap regenerasi kulit dan cedera
  • Mencegah proliferasi sel pada kanker payudara
  • Diproduksi sebagai suplemen makanan untuk peningkatan fungsi imun tubuh, aktivitas antitumor, bahkan penurunan berat badan
Jamur kancing bekerja dengan meningkatkan serat Epidermal Growth Factor (EGF) dan serat kolagen untuk hasil aktif dalam regenerasi kulit yang cedera. [12]

Efek Samping Jamur Kancing

Telah banyak studi memaparkan, zat beracun juga timbul pada beberapa spesies jamur yang bisa dikonsumsi [15,16]. Disarankan untuk tetap berhati-hati saat akan mengkonsumsi jamur dan kenali apa saja efeknya berpotensi bahaya bagi tubuh.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan FDA melaporkan puluhan kasus jenis spesies Listeria monocytogenes di beberapa negara. [17,18]

Gejala yang mungkin timbul antara lain :

  • Demam
  • Pusing
  • Kaku leher
  • Nyeri otot
  • Disorientasi / kebingungan
  • Kehilangan keseimbangan
  • Kejang-kejang
Gejala dari infeksi listeria mulai tampak sejak 1 - 4 minggu setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan Listeria.
  • Kanker Kandung Kemih

Jamur kancing segar mengandung 200 – 500mg/kg agaritine [4]. Senyawa beracun yang ditemukan pada jamur dengan gen Agaricus, yaitu agaritine. Senyawa beracun agaritine merupakan mitotoksin turunan hidrazine. [4,16,19]

Disamping memiliki efek anti-tumor, agaritine dicurigai berhubungan dengan karsinogenitas seperti, kanker kandung kemih. Karsinogen yaitu semacam zat yang dapat memicu tumbuhnya kanker dalam jaringan hidup. [19]

Mitotoksin merupakan hasil metabolisme sekunder pada senyawa fungi / jamur yang berbahaya karena bersifat toksik / racun. [25]
  • Resiko Keracunan

Agaricus xanthodermus atau dikenal dengan jamur stainer kuning sangat mirip bentuknya dengan jamur kancing. Jenis jamur ini umumnya tumbuh di hutan liar wilayah Victoria, Inggris [20]

Karakteristiknya yang sangat serupa dengan jamur putih sehingga harus lebih waspada sebelum membeli atau memetiknya. Berikut perbedaan pada jamur stainer kuning:

  • Memiliki topi yang lebih besar sekitar 50 – 200 cm
  • Topi jamur yang masih muda cenderung berbentuk persegi
  • Ketika rusak, topi dan batangnya bernoda kuning dan selanjutnya memudar menjadi coklat pekat
  • Memiliki aroma bahan kimia seperti, desinfektan, yodium, atau minyak tanah. Bau semakin kuat saat dimasak.

Gejala timbul sejak 30 menit hingga 2 jam setelah dikonsumsi, diantaranya :

  • Kram perut
  • Mual muntah
  • Diare
  • Terkadang pusing dan lemas

Tips Penyimpanan Jamur Kancing

Untuk memaksimalkan manfaat yang tersedia pada jamur kancing putih, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan : [3,22]

  • Pilih jamur yang segar dan kencang. Hindari jamur yang memar, rusak, maupun layu.
  • Simpan jamur di mesin pendingin sampai digunakan. Idealnya tidak lebih dari seminggu
  • Simpan dalam paper bag dan biarkan bagian atasnya terbuka
  • Cuci dan bersihkan jamur sebaiknya tepat sebelum dimasak
  • Tepuk kering jamur yang sudah dibersihkan dengan tissue
Menyimpan jamur dalam plastik atau wadah tertutup akan mengunci kelembaban sehingga lebih cepat rusak.

Tips Memasak Jamur Kancing

Selain penyimpanan yang tepat, berikut tips untuk menghidangkan jamur kancing yang lezat tanpa kehilangan manfaatnya : [3]

  • Jangan merebus jamur dengan air mendidih / microwave, dapat melepaskan nutrisi yang larut dalam air
  • Jamur dapat dimasak menjadi pengganti daging yang lezat karena rasanya yang enak
  • Jamur panggang & bakar lebih terasa enak dibandingkan jamur mentah, kukus, atau tumis
  • Jamur baik dicampur dengan protein hewani untuk menurunkan kepadatan energi makanan
Cuci tangan setidaknya selama 20 detik menggunakan sabun dan air hangat sebelum dan setelah memegang jamur.

Tips Konsumsi Jamur Kancing

Agar nutrisinya tetap terjaga, jamur kancing dapat dikonsumsi mentah, ditumis cepat dengan api yang besar, maupun dimasak dengan api kecil untuk dibuat sup. [3]

Berikut beberapa ide kreasi untuk menyajikan jamur kancing :

  • Tambahkan jamur kancing mentah yang sudah dibersihkan, cincang, dan campurkan dalam omelet, telur dadar, tumisan, atau sup.
  • Panggang topi jamur. Pisahkan topi dari batang jamur kancing, rendam jamur dalam saus pedas / tomat / sesuai selera selama 10 menit, panggang selama 3 menit atau sampai setiap sisinya meleleh seperti karamel
  • Tumis pasta. Cincang jamur kancing dan tumis dengan minyak zaitun atau minyak sayur, lalu tambahkan ke pasta yang sudah matang.

[1] Julie Hess., Qi Wang., Trevor Gould., and Joanne Slavin. 2018. Nutrients 10(10): 1402. Impact of Agaricus bisporus Mushrooms Consumption on Gut Health Markers in Healthy Adults
[2] K.M.J de Mattos Shipley., K.L. Ford., F. Alberti., A.M. Banks., A.M. Bailey., and G.D. Foster. 2016. Studies in Mycology 85: 125-157. The Good, The Bad and The Tasty
[3] Anonym. 2020. Harvard School of Public Health. Mushrooms.
[4] Mary Jo Freeney., Johanna Dwyer., Clare M. Hasler-Lewis., John A. Milner., Manny Noakes.,Sylvia Rowe., Mark Wach., Robert B. Beelman., Joe Caldwell., Margherita T. Cantorna., Lisa A. Castlebury., Shu-Ting Chang., Lawrence J. Skin., Roger Clemens., Greg Drescher., Victor l. Fulgoni III., David B. Haytowitz., Van S. Hubbard., David Law., Amy Mirdal Miller., Bart Minor., Susan S. Percival., Gabriela Riscuta., Barbara Scheeneman., Suzanne Thornsbury., Cheryl D. Toner., Catherine E. Woteki., and Dayong Wu. 2014. The Journal of Nutrition 144: 1128S-1136S. Mushrooms and Health Summit Proceedings
[5] Condé Nast. 2018. The Self Nutrition Data. Mushrooms, white, raw, Nutrition Facts & Calories.
[6] Xiaohui Lin & Da-Wen Sun. 2019. Trends in Food Science & Technology 90(2019): 63-75. Research advance in browning of button mushroom (Agaricus bisporus): Affecting factors and controlling methods
[7] Sang Chul Jeong Ph.D., Sundar Rao Koyyalamudi Ph.D., and Gerald Pang Ph.D. 2012. Nutrition 28 (2012): 527-531. Dietary Intake of Agaricus bisporus white button mushroom accelerates salivary immunnoglobulin A secretion in healthy volunteers
[8] Nowak R., Nowacka-Jechalke N., Juda M., Malm A. 2018. European Journal of Nutrition 57(4): 1511-1521. The Preliminary study of prebiotic potential of Polish wild mushroom polysaccharides; the stimulation effect on Lactobacillus strains growth
[9] Chou WT., Sheih IC., and Fang, TJ. 2013. Journal of Food Science 78(7): M1041-M1048. The application of polysaccharides from various mushroom waste as prebiotics in different systems
[10] PDQ Integrative, Alternative, and Complementary Therapies Editorial Board. 2020. National Cancer Institute. PDQ Medicinal Mushrooms
[11] Dilani D. De Silva., Sylvie Rapior., Francoise Fons., Ali H. Bahkali., and Kevin D. Hyde. 2012. Fungal Diversity 5 (2012): 1-35. Medicinal mushrooms in supportive cancer therapies : an approach to anti-cancer effects and putative mechanisms of action
[12] W.P Lam. C.M. Wang., T.Y. Tsui., M.S Wai., H.C. Tang., Y.W. Wong., L.H. Lam., L.K. Hui., and D.T. Yew. 2012. Microscopy Research and Technique 00: 000-000, 2012. Extract of White Button Mushroom Affect Skin Healing and Angiogenesis
[13] Lawrence Chandra., Heather Alexander., Djibril Traore., Edralin A. Lucas., Stephen L. Clarke., Brenda J. Smith., Stanley A. Lightfoot., and Solo Kuvibidila. 2010. The Journal of Nutrition 141(1): 131-136. White Button and Shiitake Mushrooms Reduce the Incidence and Severity of Collagen-Induced Arthritis in Dilute Brown Non-Aguti Mice
[14] Shiuan Chen., Sei-Ryang Oh., Sheryl Phung., Gene Hur., Jing Jing Ye., Sum Ling Kwok., Gayle E. Shrode., Martha Belury., Lynn S. Adams., and Dudley Williams. 2006. Cancer Ress 66(24). Anti-Aromatase Activity of Phytochemicals in White Button Mushrooms (Agaricus bisporus)
[15] Maria Elena Valvarde., Talia Hernandez-Perez., and Octavio Paredes-Lopez. 2015. International Journal of Microbiology (2015): 1-14. Edible Mushrooms: Improving Human Health and Promoting Quality Life
[16] Woo-Sik Jo., Md. Akil Hossain., and Seung-Chun Park. 2015. Mycrobiology 42(3): 215-220. Toxicological Profiles of Poisonous, Edible, and Medicinal Mushrooms
[17] Anonym. 2020. Centers of Disease Control and Prevention. Outbreak of Listeria Infection Linked to Enoki Mushrooms
[18] Anonym. 2020. Food and Drug Administration. Outbreak Investigation of Listeria monocytogenes: Enoki Mushrooms (March 2020)
[19] Masahiro endo., Hidehiko Beppu., Hidehiko Akiyama., Kazumasa Wakamatsu., Shosuke Ito., Yasuko Kawamoto., Kan Shimpo., Toshimitu Sumiya., Takaaki Koike., and Taei Matsui. 2010. Biochimia et Biophysica Acta 1800(2010): 669-673. Agaritine purified from Agaricus bisporus blazei Murill exerts anti-tumor activity against leukimic cells
[20] Austin Health - Victorian Poisons Information Centre. 2020. Better Health. Mushroom Poisoning
[21] Anonym. 2020. National Institutes of Health. Phosporus
[22] Anonym. 2019. Government of Canada. Food Safety Tips for Mushrooms
[23] Linda Febriani & Sriwidodo. 2018. Farmaka 16(2): 107-116. Review Article : Adverse effect mayor yang terjadi akibat penggunaan Letrozole pada pasien kanker payudara post menopause.
[24] I Ketut Suyasa. 2016. Disertasi Universitas Udayana. Kadar Interleukin-6 Yang Tinggi Dan Rasio Kadar Interleukin-6 / Interleukin-10 Plasma Yang Tinggi Merupakan Faktor Resiko Terjadinya Ostheoarthritis Lumbal Simtomatik Pada Wanita pasca Menopause Defisiensi Estrogen.
[25] drh. Galuh Ardanaricwari Hanum, M.Si. 2018. Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian. Mengenal Mitotoksin dan Bahayanya Terhadap Manusia.

Share