Listeriosis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Listeriosis merupakan infeksi oleh bakteri yang disebarkan melalui makanan. Infeksi listeriosis ini dapat menjadi sangat serius pada ibu hamil, orang dengan usia di atas 65 tahun, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Umum ditemukan pada konsumsi daging yang tidak diolah dengan benar serta susu yang tidak dipasteurisasi. [1]

Kebanyakan orang yang terinfeksi bahkan tidak menyadari gejalanya. Akan tetapi, pada mereka yang beresiko, derajat keparahan dan tingkat kematian relatif tinggi. Meskipun terdapat 10 jneis bakteri listeria, yang paling umum menginfeksi manusia berasal dari bakteri Listeria monocytogenes. [2]

Listeriosis tidak menular antar manusia kecuali dalam kasus ibu hamil. Penyakit ini menyebar ke manusia terutama karena mengonsumsi makanan atau cairan yang terkontaminasi bakteri Listeria. Infeksi ini biasanya hilang dengan sendirinya dan bertahan sekitar 1-6 minggu bergantung pada keparahan infeksi. [3]

Gejala Listseriosis

Gejala paling umum dari listeriosis termasuk: [4]

Bagi kebanyakan orang, gejala yang dirasakan sangatlah ringan. Hal ini membuat infeksi tidak terdeteksi. Gejala dapat mulai muncul sejak 3 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria. Gejala paling ringan berupa seperti flu diiringi dengn diare dan demam. [4]

Beberapa orang tidak mengalami gejala pertama sampai beberapa hari atau minggu setelah terpapar. Gejala akan menetap sampai infeksi menghilang. Bagi beberapa orang yang didiagnosis dengan listeriosis, diperlukan penanganan dengan konsumsi antibiotik. [4]

Penyebab Listeriosis

Listeriosis disebabkan oleh infeksi Listeria monocytogenes, bakteri yang ditemukan di dalam tanah dan air. Bakteri ini dapat ditemukan di berbagai makanan mentah dan pada makanan olahan atau makanan yang terbuat dari susu yang tidak menjalani pasteurisasi. [5]

Meskipun makanan yang disebutkan sebelumnya adalah makanan dengan resiko tinggi, listeriosis telah dikaitkan dengan hampir seluruh kategori makanan yang lumrah dijumpai bila tidak ditangani dan tidak disiapkan dengan tingkat kebersihan layak. [5]

Salah satu hal yang membuat listeriosis berbeda dengan infeksi penyakit melalui makanan lainnya adalah bakteri penyebabnya mampu tumbuh bahkan di dalam lemari pendingin atau pada suhu 0 °C. Bakteri ini dapat tumbuh di lingkungan ada udara maupun tidak. [2,5]

Faktor Resiko Listeriosis

Orang-orang yang beresiko tinggi mengalami infeksi listeriosis adalah: [1]

  • Ibu hamil dan bayinya
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah
  • Lansia di atas 65 tahun
  • Orang dengan AIDS
  • Sedang menjalani kemoterapi
  • Mengidap diabetes atau penyaki ginjal
  • Mengonsumsi prednisone dosis tinggi atau obat rheumatoid arthtritis tertentu
  • Mengonsumsi obat yang menghambat penolakan organ transplantasi

Komplikasi Listeriosis

Bagi banyak orang, listeriosis akan berlalu tanpa disadari. Akan tetapi, pada beberapa orang, infeksi akan menyebar sampai ke sistem saraf. Adapun gejalanya meliputi: [2]

Pada orang yang rentan, listeriosis dapat berujung pada infeksi darah serius (septikemia) atau peradangan pada membran di sekitar otak (meningitis). Jika listeriosis menyebar sampai otak maka penyakit yang ditimbulkan parah dan termasuk: [2]

  • Kelumpuhan saraf kranial: paralisis dan tremor
  • Ensefalitis: peradangan pda otak
  • Meningitis: peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang
  • Meningoensefalitis: paduan antara meningitis dan ensefalitis
  • Abses otak: penumpukan nanah di dalam otak

Komplikasi listeriosis pada ibu hamil dapat berupa: [2]

  • Keguguran
  • Kelahiran prematur
  • Infeksi yang mengancam nyawa pada bayi

Kapan Harus ke Dokter

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter bila mengalami demam 38 °C atau gejala seperti flu setelah mengonsumsi makanan yang ditarik dari pasaran. Pantau kondisi Anda dan bila mulai mengalami gejala listeriosis segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat terlebih bila Anda dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. [4]

Katakan pada tenaga kesehatan bila Anda telah mengonsumsi makanan yang ditarik dari pasaran dan kemungkinan terinfeksi listeria. Jika memungkinkan, berikan rincian tentang makanan yang dikonsumsi dan jelaskan seluruh gejala yang Anda rasakan. [4]

Diagnosis Listeriosis

Dokter akan memberikan penilaian awal berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik khususnya bila pasien menyatakan kemungkinan terpapar bakteri listeria dari makanan. Uji pasti yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kultur Listeria monocytogenes dari darah, cairan sumsum tulang, atau cairan amnion. [3]

Bakteri ini dikulturkan pada medium yang selektif terhadap Listeria monocytogenes saja. Saat ini belum ada uji untuk mendeteksi listeriosis lewat tinja maupun uji serologi (uji darah yang dapat mengidentifikasi protein khusus yang dikaitkan dengan bakteri atau antibodi terhadap bakteri Listeria ini). [3]

Pengobatan Listeriosis

Beberapa orang dengan listeriosis gejala ringan tidak membutuhkan penanganan. Sedang pada mereka yang membutuhkan penanganan (terutama ibu hamil), diberikan antibiotik. Pasien juga diberikan obat untuk mengatasi gejala lain bila dibutuhkan seperti mual dan muntah. [5]

Pencegahan Listeriosis

Untuk mencegah terjangkit atau penyebaran listeriosis, Anda dapat melakukan langkah sederhana di bawah ini yaitu: [1,2]

  • Menjaga Kebersihan

Mencuci tangan Anda dengan air hangat bersabun sebelum dan sesudah menangani atau menyiapkan makanan. Setelah selesai masak, gunakan air panas dan bersabun untuk mencuci peralatan, telenan, dan permukaan dapur yang digunakan untuk menyiapkan makanan. [1]

  • Gosok Sayuran Mentah

Bersihkan sayuran mentah dengan dengan menggunakan sikat gosok atau sikat sayur di bawah air mengalir. [1]

  • Masak Sampai Matang

Anda bisa menggunakan termometer makanan untuk mengukur suhu daging, telur, dan bahan makanan yang berasal dari ternak unggas saat dimasak. Hal ini bertujuan agar masakan mencapai suhu yang aman untuk dikonsumsi. [1]

  • Hindari Keju Lunak

Hindari keju lunak seperti Brie, feta, Camembert, blue-veined cheese, atau Mexican-style cheese kecuali pada kemasan dinyatakan bahwa susu yang digunakan merupakan susu pasteurisasi. [2]

  • Hindari Daging Dingin atau Beku

Hindari daging beku atau dingin seperti daging deli atau hot dog kecuali dimasak dengan suhu tinggi sebelum dimakan. Hati-hati dalam mencuci peralatan yang berkontak dengan daging baik yang mentah atau yang telah dimasak lalu dibekukan. [2]

  • Hindari Makanan Laut yang Diasap

Hindari konsumsi makanan laut yang diasap lalu dibekukan kecuali dimasak dengan seksama dan menyeuruh sebelum dimakan. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment