Jati tiongkok atau sering dikenal dengan jati cina adalah tanaman yang berasal dari Timur tengah dan sering dijadikan tanaman hias serta pengobatan tradisional[1].
Tanaman ini sudah dikenal dan tersebar di wilayah tropis dan sub tropis seperti Meksiko, Afrika, Pakistan, Saudi Arabia, Cina, Korea, Indonesia, serta negara lainnya[1].
Daftar isi
Jati tiongkok berasal dari keluarga Fabaceae dan memiliki nama ilmiah yaitu senna alexandrina Mill[1].
Tanaman ini memiliki sebutan lainnya seperti senna, atau egyptian senna dalam bahasa Inggris, sebutan fan xie ye di Cina, dan lain sebagainya[2].
Jati tiongkok merupakan tanaman berbunga yang tumbuh di padang rumput, ladang, tanah yang lembab, dan memiliki drainase yang baik[1].
Beberapa ciri – ciri fisik dari tanaman jati tiongkok adalah sebagai berikut[1]:
Bagian dari tanaman jati tiongkok yang sering digunakan sebagai pengobatan tradisional adalah daun dan buah dari tanaman ini[1].
Kandungan senyawa kimia dari 100 gram buah jati tiongkok adalah sebagai berikut[2]:
Nama Senyawa Kimia | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Asam galat | 15.94 | miligram |
Asam gentisat | 363.21 | miligram |
Asam kafeat | 13.34 | miligram |
Asam neoklorogenik | 65.15 | miligram |
Asama protokatekuat | 31.52 | miligram |
Asam syringic | 5.88 | miligram |
Asam vanilli | 5.06 | miligram |
Asam benzoat | 369.15 | miligram |
Beta karoten | 2.4 | mikrogram |
Epigallocatechin | 187.50 | miligram |
6-Hydroxy- 4-methylcoumarin | 62.72 | miligram |
Cynaroside | 73.28 | miligram |
Kaempferol | 137.74 | miligram |
Kuersetin | 80.06 | miligram |
Isoquercetin | 195.15 | miligram |
Luteolin | 22.81 | miligram |
Rhamnetin | 291.31 | miligram |
Psoralene | 20.93 | miligram |
Isorhamnetin | 51.31 | miligram |
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa biji jati tiongkok memiliki komponen flavonoid, asam fenolik, serta kumarin yang cukup banyak sehingga memberikan aktivitas antioksidan yang baik[2].
Kandungan senyawa kimia dari daun jati tiongkok yang berguna untuk kesehatan tubuh adalah sebagai[2,3,4]:
Beberapa manfaat dari tanaman jati jongkok adalah sebagai berikut:
Ekstrak daun jati tiongkok dapat membunuh parasit Paramphistomum gracile, salah satu parasit yang berbentuk cacing dan dapat hidup di dalam usus[5].
Penumpukan parasit seperti cacing ini didalam usus, dapat menyebabkan infeksi pada perut yang dikenal dengan penyakit cacingan. Jadi, daun jati tiongkok dapat mengatasi dan mencegah penyakit cacingan[5,6].
Daun dan buah dari jati tiongkok memiliki antioksidan yang tinggi karena memiliki kandungan senyawa yang dimiliki, salah satunya adalah beta karoten[2,7].
Tanaman ini bekerja secara aktif untuk mencegah radikal bebas serta racun masuk ke dalam tubuh dan melindungi kerusakan sel tubuh. Tanaman ini juga meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah penuaan dini[7].
Antioksidan yang terkandung dalam tanaman ini juga bekerja untuk mengatasi radang yang terjadi di dalam tubuh seperti radang sendi serta asam urat[3,7].
Daun dan buah dari jati tiongkok mampu melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh racun atau radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh[7].
Kandungan dalam tanaman ini meningkatkan perlindungan hati, mencegah reaksi oksidatif, serta menghambat kerusakan sel dalam hati atau radang yang menyebabkan gangguan hati[7].
Daun dari jati tiongkok juga telah mengatasi gangguan pada hati seperti hepatomegali, penyakit kuning, serta anemia[3].
Kandungan antrakuinon di dalam daun dan buah jati tiongkok menyebabkan tanaman ini dapat berperan sebagai obat pencahar. Ini karena kandungan tersebut dapat meningkatkan gerakan peristaltik serta merangsang saluran usus untuk mengeluarkan tinja[8].
Aktivitas ini sangat baik untuk mengatasi wasir atau sembelit karena dapat meningkatkan keinginan untuk buang air besar dan mengurangi kesulitan untuk buang air besar[8].
Pembersihan usus besar sangat penting dilakukan untuk pasien yang akan melakukan pemeriksaan usus besar dengan menggunakan kolonoskopi[9].
Daun dan buah jati tiongkok dapat digunakan untuk membersihkan usus besar sebelum melakukan pemeriksaan dengan kolonoskopi. Kandungan dari tanaman ini dapat membersihkan penumpukan cairan dan elektrolit di usus besar serta sisa makanan yang menumpuk di perut[9].
Buah jati tiongkok dapat melawan bakteri Escherichia coli, Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, serta Micrococcus flavus yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan karena adanya keracunan makanan[2,4].
Beberapa gangguan pencernaan yang dapat diatasi adalah diare, perut kembung, nyeri perut, muntah serta mual[2,4].
Buah serta daun dari jati tiongkok dapat melawan bakteri serta jamur yang dapat menyebabkan gangguan kulit yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, serta Aspergillus flavus[2,4].
Beberapa penyakit kulit yang dapat diatasi dari tanaman ini adalah bisul, jerawat, dermatitis, infeksi kulit, iritasi atau radang kulit, serta nanah pada kulit[2,4].
Minyak esensial yang terdapat dalam daun jati tiongkok dapat membantu untuk mengeringkan luka serta mengembalikan kerusakan sel yang disebabkan oleh luka atau infeksi luka[10].
Selain itu, tanaman ini juga dapat mengurangi radang yang disebabkan oleh luka. Tanaman ini telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi luka di Persia[10].
Daun jati tiongkok dapat menurunkan kadar lemak dan berat badan secara signifikan karena aktivitas pencahar yang dimilikinya[3,11].
Tanaman ini ini juga dapat mengurangi peradangan kronis yang terjadi dalam tubuh karena kelebihan berat badan atau obesitas. jadi, tanaman ini baik untuk dikonsumsi penderita obesitas[3,11].
Daun jati tiongkok telah banyak digunakan untuk menurunkan badan secara efektif dan dikonsumsi sebagai salah satu terapi diet herbal.
Daun jati tiongkok dapat menghambat enzim alfa glikosida yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Tanaman ini dapat menurunkan kadar gula serta meningkatkan produksi insulin dalam darah[12].
Daun ini juga dapat menurunkan demam pada tubuh dan telah digunakan di beberapa negara untuk mengatasi demam[12].
Daun jati tiongkok dapat melawan bakteri Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumoniae yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan seperti pneumonia dan meningitis[4].
Tanaman ini juga telah digunakan di beberapa negara seperti India untuk mengatasi batuk, bronkitis, susah atau sesak napas, serta bau mulut[3].
Jati tiongkok memiliki beberapa efek samping bila digunakan untuk jangka panjang dan secara berlebihan khususnya untuk anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta penderita penyakit hati akut, gagal jantung serta radang usus[18,19].
Beberapa efek samping dari tanaman ini adalah sebagai berikut:
Jati tiongkok yang digunakan secara berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kram serta diare yang parah khususnya bagi anak- anak yang berusia di bawah 2 tahun[3].
Jati tiongkok yang berlebihan dalam tubuh dapat membuat otot menjadi lebih lemah dan masalah pada jantung. Ini karena tubuh mengeluarkan elektrolit yang terlalu banyak termasuk kalium[3].
Terapi diet herbal dengan jati tiongkok tidak disarankan untuk dilakukan bagi seseorang yang tidak mengalami obesitas serta dilakukan dalam jangka panjang khususnya bagi remaja[13].
Penggunaan obat pencahar untuk menurunkan berat badan dapat menyebabkan ketergantungan dan adanya gangguan atau kelainan makan seperti anoreksia[3,13].
Jati tiongkok yang diberikan kepada bayi dapat menyebabkan dermatitis atau disebut dengan ruam popok. Tanaman ini dapat membuat kulit bayi melepuh dan seperti terbakar khususnya pada bayi yang menggunakan popok[14,15].
Untuk itu, tanaman jati tiongkok tidak disarankan untuk diberikan secara berlebihan kepada bayi dan diberikan pada siang hari[15].
Jati tiongkok yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan ginjal, gagal hati, serta kematian. Jumlah antrakuinon glikosida yang terlalu banyak dalam tubuh dapat berubah menjadi racun bagi hati dan menyebabkan gagal hati[16].
Selain itu, kandungan cairan, elektrolit, serta serum globulin dikeluarkan terlalu banyak dari tubuh sehingga ginjal tidak dapat bekerja dengan baik dan menyebabkan gangguan pada ginjal[17].
Jati tiongkok merupakan salah satu tanaman herbal yang berperan sebagai obat pencahar. Tanaman ini akan memberikan reaksi buruk bila digunakan bersamaan dengan obat pencahar atau pil air, obat pengencer darah seperti warfarin, serta obat untuk jantung[19].
Beberapa cara penggunaan dari jati tiongkok adalah sebagai berikut:
Daun jati tiongkok yang dicuci bersih dan direndam dalam air mendidih selama 5-10 menit. Lalu, teh ini disaring dan didinginkan serta diminum untuk mengatasi wasir, nyeri perut, diabetes, pasien obesitas, serta gangguan pernapasan[20].
Teh daun juga dapat dibuat dari daun kering yang telah dijadikan bubuk dan dapat dicampur dengan jahe, tanaman adas, kunyit, kayu manis, atau kulit jeruk. Lalu, ini direbus dengan air hingga mendidih dan disaring untuk dijadikan teh daun[20].
Teh daun juga dapat dibuat dengan cara yaitu menghancurkan daun segar, tanaman adas, dan jahe hingga berbentuk sedikit kasar. Lalu, merendam ini dengan air mendidih selama 5-10 menit dan disaring serta didinginkan untuk menjadi teh daun.
Teh daun ini dapat ditambahkan dengan madu atau sedikit gula untuk menambahkan rasa manis[20].
Daun jati jongkok yang segar ditumbuk hingga halus dan sedikit berair. Lalu, ini dioleskan pada luka, jerawat, bisul, infeksi kulit atau dermatitis[20].
Ekstrak buah jati jongkok telah diekstraksi dan dibuat menjadi obat herbal yang berbentuk tablet atau kapsul. Ini juga dapat digunakan untuk mengatasi beberapa penyakit seperti obat pencahar, melindungi hati serta mengatasi obesitas[3].
Jati tiongkok dapat disimpan di wadah terbuka dan diletakkan pada suhu ruangan. Tanaman ini tidak disarankan untuk disimpan di bawah sinar matahari kecuali tanaman ini ingin dikeringkan[20].
Jati tiongkok merupakan tanaman yang sudah dikenal sebagai obat pencahar, tetapi tanaman ini tidak dapat digunakan untuk berkepanjangan dan secara berlebihan karena memiliki efek samping yang berbahaya khususnya bagi anak-anak, wanita hamil, wanita menyusui serta penderita gangguan jantung, hati dan radang usus.
1) Elena Savulescu, Mihaela Ioana Georgescu, Vlad Popa & Vasilica Luchian. Morphological And Anatomical Properties Of The Senna Alexandrina Mill. (Cassia Angustifolia Vahl). Research Gate. 2018.
2) Hosam O. Elansary, Agnieszka Szopa, Paweł Kubica, Halina Ekiert, Hayssam M. Ali, Mohamed S. Elshikh, Eslam M. Abdel-Salam, Mohamed El-Esawi & Diaa O. El-Ansary. Bioactivities of Traditional Medicinal Plants in Alexandria. Hindawi Publishing. 2018.
3) D. Balasankar, K. Vanilarasu, P. Selva Preetha, S.Rajeswari M.Umadevi & Debjit Bhowmik. Journal of Medicinal Plants Studies Senna – A Medical Miracle Plant. India : Journal of Medicinal Plants Studies. 2013.
4) Shyamala Viswanathan & Thangaraju Nallamuthu. Phytochemical screening and antimicrobial activity of leaf extracts of Senna alexandrina Mill. against human pathogens. India : International Journal of Current Science. 2012.
5) Saptarshi Roy & Larisha Mawkhlieng Lyndem. An in vitro confirmation of the ethonopharmacological use of Senna plants as anthelmintic against rumen fluke Paramphistomum gracile. BMC Veterinary Research. 2019.
6) S. Kundu, S. Roy, S. Nandi, B. Ukil & Larisha Mawkhlieng Lyndem. Senna alexandrina Mill. induced ultrastructural changes on Hymenolepis diminuta. Springer. 2017.
7) Xianbin Wang, Ting Wang, Tingting Pan, Mei Huang, Weihua Ren, Geliang Xu, Hatem K Amin, Rami B Kassab & Ahmed E Abdel Moneim. Senna alexandrina extract supplementation reverses hepatic oxidative, inflammatory, and apoptotic effects of cadmium chloride administration in rats. National Institute of Health. 2019.
8) Francesco Epifano, Serena Fiorito, Marcello Locatelli, Vito Alessandro Taddeo & Salvatore Genovese. Screening for novel plant sources of prenyloxyanthraquinones: Senna alexandrina Mill. and Aloe vera (L.) Burm. F. National Institute of Health. 2015.
9) Orhan Kursat Poyrazoglu & Mehmet Yalniz. Two low-dose bowel-cleansing regimens: efficacy and safety of senna and sodium phosphorus solution for colonoscopy. Dove Medical Press. 2015.
10) Ayda Hosseinkhani, PharmD, PhD, Maryam Falahatzadeh, PharmD student, Elahe Raoofi, PharmD student & Mohammad M. Zarshenas, PharmD, PhD. An Evidence-Based Review on Wound Healing Herbal Remedies From Reports of Traditional Persian Medicine. Journal of Evidence-Based Integrative Medicine. 2016.
11) Ari Yuniarto, Elin Yulinah Sukandar, Irda Fidrianny, Hasan Nasrullah & I. Ketut Adnyana. Effect Of Senna (Senna alexandrina Mill.) And Pomegranate (Punica granatum L.) Leaves Extracts And Its Fractions On Pro-Inflammatory Cytokines Of The Obese Zebrafish (Danio rerio). Rasayan J. Chem. 2019.
12) Ari Yuniarto, Elin Yulinah Sukandar, Irda Fidrianny, Finna Setiawan & I Ketut Adnyana. Antiobesity, Antidiabetic and Antioxidant Activities of Senna (Senna alexandrina Mill.) and Pomegranate (Punica granatum L.) Leaves Extracts and Its Fractions. International Journal of Pharmaceutical and Phytopharmacological Research. 2018.
13) Jordan A Levinson, Vishnudas Sarda, Kendrin Sonneville, Jerel P Calzo, Suman Ambwani & S Bryn Austin. Diet Pill and Laxative Use for Weight Control and Subsequent Incident Eating Disorder in US Young Women: 2001-2016. National Institute of Health. 2020.
14) Alejandra Vilanova-Sanchez, Alessandra C Gasior, Nicole Toocheck, Laura Weaver, Richard J Wood, Carlos A Reck, Andrea Wagner, Erin Hoover, Renae Gagnon, Jordon Jaggers, Tassiana Maloof, Onnalisa Nash, Charae Williams, Marc A Levitt. Are Senna based laxatives safe when used as long term treatment for constipation in children? National Institute of Health. 2018.
15) Kimberly Cogley, Andrea Echevarria, Catalina Correa & Luis De la Torre-Mondragón. Contact Burn with Blister Formation in Children Treated with Sennosides. National Institute of Health. 2017.
16) Bénédicte Vanderperren, Michela Rizzo, Luc Angenot, Vincent Haufroid, Michel Jadoul & Philippe Hantson. Acute Liver Failure with Renal Impairment Related to the Abuse of Senna Anthraquinone Glycosides. Annals of Pharmacotherapy. 2005.
17) U Mengs. Toxic effects of sennosides in laboratory animals and in vitro. National Institute of Health. 1988.
18) P Faber & A Strenge-Hesse. Senna-containing laxatives: excretion in the breast milk? National Institute of Health. 1989.
19) Anonim. Senna (including Senokot). NHS. 2019.
20) Anonim. Facts and benefits of Senna plant. Health Benefit Times. Diakses 2020.